NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:350.5k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fitnah Silva

Ketika Nana sudah pergi, Edward justru masih tertegun ditempat. Kata-kata Nana sukses menampar dirinya dengan sangat keras.

Barangkali, ucapan Nana memang benar. Nana yang dulu sangat mencintai Edward, telah mati didasar jurang malam itu.

"Nggak mungkin. Nana sangat mencintaiku. Dia hanya sedang marah makanya dia melupakan seluruh cintanya untuk aku. Nanti, kalau ingatannya sudah pulih, cintanya juga pasti akan perlahan kembali. Ya, seharusnya seperti itu," gumam Edward meyakinkan diri sendiri.

Cklek!

Pintu kamar Edward tiba-tiba terbuka. Pria itu pun tersentak dan langsung menoleh ke arah pintu dengan senyuman lebar di wajah tampannya.

"Nana?" panggilnya dengan semangat.

"Ini aku, Silva!" jawab perempuan berusia matang yang baru saja memasuki kamar Edward.

"Maaf! Aku pikir, kamu Nana," timpal Edward dengan canggung.

Silva tersenyum saja. Meski merasa agak kesal karena Edward justru malah menantikan kehadiran Nana dibanding dirinya, namun ia berusaha untuk tetap terlihat santai dan pengertian.

"Kamu nggak jadi berangkat kerja, Ed? Ini sudah hampir jam delapan, loh. Aku bantu carikan setelan jas kamu, ya!"

Dengan penuh semangat, Silva melangkah memasuki walk in closet milik Edward. Akan tetapi, langkahnya tiba-tiba terhenti kala suara bariton pria itu terdengar menyapa rungunya.

"Nggak perlu repot-repot, Silva! Aku lagi malas ke kantor hari ini."

Silva pun tersenyum kaku lalu kembali menghampiri Edward yang sedang duduk di tepi ranjang.

"Kamu lagi capek, ya? Mau aku pijit?" Jemari lentik Silva perlahan memijat pelan bahu pria itu.

"Nggak usah, Silva," tolak Edward.

Saat ini, tatapan keduanya tampak saling mengunci dengan jarak yang begitu dekat. Kemudian, Silva tiba-tiba saja ingin mencium bibir pria itu.

Syut!

Edward reflek memalingkan wajahnya.

"Maaf, Silva! Aku lagi capek. Bisa kamu keluar dulu? Aku ingin sendiri," tukas Edward memberi alasan.

Dia pun tidak mengerti kenapa dia tiba-tiba enggan dicium oleh cinta pertamanya itu. Padahal, sebelum-sebelumnya, Edward selalu suka dengan ciuman yang diberikan oleh Silva.

"Oke," sahut Silva sembari mengepalkan telapak tangannya tanpa sepengetahuan Edward.

Dia pun segera keluar dari dalam kamar Edward dengan harga diri yang bagai diinjak-injak oleh pria itu.

*

*

*

Malam harinya, Edward dengan sengaja mengundang teman-temannya untuk datang ke rumah.

Bukan tanpa alasan, Edward melakukan hal tersebut. Dia ingin meminta saran kepada dua teman baiknya tentang hubungan rumit antara dirinya, Nana, dan juga Silva.

Terus terang, Edward benar-benar dilema, tentang harus memilih siapa.

"Nana kemana, Ed? Nggak biasanya, kami datang dan dia nggak keluar untuk menyambut," tanya Samuel dengan pandangan yang memindai seisi rumah.

"Dia ada di kamar. Mungkin, dia nggak tahu kalau kalian mau datang," jawab Edward.

"Samuel, Andro! Hai!"

Sapaan dari Silva membuat kedua sahabat baik Edward tersebut tampak terkejut.

"Silva?" sebut keduanya secara bersamaan.

"Kenapa kamu bisa ada di sini?" sambung Samuel bertanya.

Silva menatap Edward sekilas kemudian menjawab, "Edward yang mengajak aku untuk tinggal di sini. Katanya, dia nggak tega kalau harus membiarkan aku tinggal sendirian di apartemen. Iya kan, Ed?"

Yang ditanya hanya mengangguk kaku.

"Wow! Jadi, pilihanmu sudah mantap, Ed? Kamu lebih memilih Silva dibanding Nana?" tanya Samuel lagi.

Dan, Edward pun tak bisa menjawab. Hanya senyuman tipis yang dia berikan kepada Samuel sebagai reaksi.

"Ed, apa Nana nggak marah, kamu bawa Silva tinggal di sini?" celetuk Andro dengan kalimat yang terdengar hati-hati agar tak menyinggung siapapun.

"Nggak. Dia nggak marah," geleng Edward. "Justru, dia malah senang sekali karena aku membawa Silva kemari," lanjut Edward dalam hati.

"Masa' sih, dia nggak marah? Bukannya, Nana orangnya cemburuan, ya? Baru dengar kamu lagi jalan sama Silva saja, dia bisa langsung mengancam untuk bunuh diri. Jadi, mana mungkin dia nggak marah kalau kamu bawa Silva kemari?" sambar Samuel.

"Nana beneran nggak marah, kok," sahut Edward meyakinkan.

"Kami nggak percaya," geleng Andro.

"Bukannya, Nana itu selalu nempel kayak perangko ya, sama kamu? Kayaknya nggak mungkin banget kalau dia nggak marah," celetuk Samuel.

"Kalau kalian nggak percaya, terserah," sahut Edward sembari memutar bola matanya malas.

"Pasti, Silva senang banget tinggal di sini. Ini kan rumah impiannya," kata Andro kemudian.

"Ya, itu benar. Rumah ini adalah rumah idaman Silva dari dulu. Itu sebabnya, Edward rela keluar banyak uang hanya demi membeli rumah ini. Iya kan, Ed?" sambung Samuel.

"Beneran, Ed?" sahut Silva dengan senyuman lebar. "Jadi, sebenarnya rumah ini dulunya dibeli untuk aku? Pantas saja, setiap sudut ruangan ini, rasanya begitu familiar diingatan aku."

Tak jauh dari sana, ada Nana yang sedang berdiri mematung dengan tangan mengepal erat. Jadi, rumah yang sekarang ia huni semenjak menikah dengan Edward adalah rumah yang dibeli Edward untuk Silva?

"Na, tunggu!" teriak Edward tiba-tiba saat sosok Nana melintas dihadapannya.

"Apa?" tanya perempuan itu dengan ketus.

"Sam dan Andro ada di sini. Tolong, kamu buatkan mereka minuman, ya!" titah Edward.

Tepat di sebelah Edward, ada Silva yang tampak tersenyum puas setelah mendengar perintah Edward untuk Nana. Perempuan itu pun langsung memeluk lengan Edward dengan mesra.

"Kenapa suruh aku?" tanya Nana dengan mata mendelik.

Edward langsung merasa tak enak dihadapan kedua temannya.

"Na, kamu bicara apa, sih?" geram Edward dengan suara tertahan.

"Disamping kamu ada ulat bulu. kenapa nggak suruh dia saja?"

"Ulat bulu?" pekik Silva tak terima. "Jangan sembarangan menghina ya, Na!?"

"Siapa yang menghina? Aku bicara fakta. Kamu memang ulat bulu, kan? Buktinya, suka sekali menempel pada suami orang."

Jleb!

Silva kehabisan kata-kata. Terpaksa, perempuan itu akhirnya diam.

Sementara, Andro dan Samuel tampak melongo saat melihat perlawanan Nana tadi.

"Huh!" dengkus Nana. Dia gegas menuju ke dapur untuk membuat minuman dingin untuk dirinya sendiri.

Melihat Nana yang sedang berjalan menuju ke arah dapur, Silva pun berinisiatif untuk ikut menyusul.

"Kalian mau minum apa? Biar aku saja yang buatkan," ujar Silva dengan semangat.

Ada rencana baru yang ingin Silva lakukan.

"Orange juice, Silva! Terimakasih," ucap Andro.

Silva pun langsung berjalan cepat menuju ke dapur. Di sana, ada Nana yang sudah lebih dulu membuat minuman untuk dirinya sendiri.

"Kasihan sekali kamu, Na! Bahkan, teman-teman Edward pun, nggak ada yang menghargai keberadaan kamu," ujar Silva mulai memprovokasi.

"Memangnya, kenapa? Apa aku peduli? Nggak, tuh!"

Mendengar sahutan dari Nana, Silva langsung manyun.

"Sekalian, buatin minum juga untuk Samuel dan Andro! Kalau enggak..."

"Kalau enggak, apa?" potong Nana cepat.

Silva pun menyeringai licik. Tiba-tiba, gelas minuman Nana ia ambil lalu dia jatuhkan dengan kasar hingga menghantam lantai.

Bruk! Prang!

Perempuan licik itu juga ikut menjatuhkan dirinya sendiri hingga telapak tangannya tertusuk beling.

"Na, aku minta maaf! Tolong jangan pukul aku! Aku benar-benar nggak bermaksud untuk merebut Edward dari kamu."

"Ada apa ini?" teriak Edward yang datang bersama dengan Andro dan Samuel.

"Ed, jangan marahi Nana!" kata Silva saat Edward berusaha membantunya untuk berdiri.

"Dia nggak sengaja," lanjutnya.

"NANA!!" bentak Edward. "Apa lagi yang kamu lakukan sekarang, hah? Kenapa kamu tega sekali melukai Silva?"

"Aku nggak ngapa-ngapain," sahut Nana membela diri.

"Sudah, jangan berpura-pura lagi! Bukti sudah didepan mata. Nggak mungkin Silva jatuh dan telapak tangannya terluka kalau bukan gara-gara kamu!"

1
Memyr 67
𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗌𝗂𝗁 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾?
Memyr 67
𝖺𝗅𝗂𝗄𝖺 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇 𝖺𝗍𝖺𝗎 "𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝗋𝖺𝗌" 𝗁𝖺𝗋𝗍𝖺 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗈𝖻𝖺𝗍. 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗋𝗂𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖻𝗈𝗁𝗈𝗇𝗀𝗂 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗅𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖺𝗐𝖾𝗍 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝖽𝖺𝗇𝗂 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝖽𝗂𝖻𝖺𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺.
Memyr 67
𝗂𝗇𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗂𝗄𝗎𝗍?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗂𝗍𝗎 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾? 𝖺𝖽𝖺 𝗁𝗎𝖻𝗎𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗉𝖺 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾 𝖽𝖺𝗇 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖾𝖻𝗎𝗍 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝖻𝖾𝗋𝗌𝗂𝗄𝖺𝗉 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺.
Memyr 67
𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝖻𝖺𝗇𝗍𝗎𝖺𝗇 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗋𝗂𝗅𝗂𝗎𝗇𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗆𝗂𝗌𝗄𝗂𝗇.
Memyr 67
𝗌𝖾𝗍𝗎𝗃𝗎 𝖺𝗄𝗎, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖽𝗂𝗍𝗎𝗋𝗎𝗇𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗉𝗈𝗌𝗂𝗌𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝗂 𝖽𝗂 𝗉𝖾𝗋𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺𝖺𝗇.
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗌𝖺𝖽𝖺𝗋 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝗈𝖿𝗈𝗁?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗄𝗎𝗂 𝗇𝖺𝗇𝖺 𝗒𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗁𝖾𝖻𝖺𝗍, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺? 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗇 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗒𝗀 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖽𝗂 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 𝗂𝗇𝗂 𝗒𝖺? 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗒𝖺𝗇𝖺, 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗁𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇𝗇𝗒𝖺?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗅 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽. 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗅𝖺𝗅𝗎, 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗅𝗂𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗐𝖺𝗍 𝖻𝖺𝗍𝗎 𝗄𝖺𝗅𝗂.
Evy
Dapat ATM zonk...emang enak?
Evy
Teman yang tidak tahu diri memang harus digituin...
Evy
Apa Silva pura pura hamil ya...
Evy
Pasti ketemu mantan tuh...
Evy
Uang yang sudah dipinjam Samuel... mungkin tak akan dikembalikan... yang ada. cuma capek nagihnya...
Evy
Rumah besar dan mewah...masa sih gak ada pembantu....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!