Kejadian yang tidak terduga, seorang agen rahasia yang baru menyelesaikan misi nya.
Namun dia dijebak oleh rekannya sendiri yang memang ingin menyingkirkan dirinya. Sehingga dia harus tidur bersama seorang pria asing.
Olivia namanya, sebagai agen rahasia yang selalu sukses dalam menjalankan misinya. Namun hal itu menimbulkan kecemburuan pada rekannya sendiri.
Sehingga Olivia harus melahirkan tiga anak kembar yang super jenius. Dan mereka pun mengasingkan diri di sebuah desa. Delapan tahun kemudian, mereka kembali ke kota.
Bagaimana kisah selanjutnya? Jika penasaran baca yuk!
Cerita ini hanyalah fiksi semata. Tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Seluruh cerita di dalamnya hanya imajinasi penulisnya semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
"Ini mobilmu?" tanya Dewa pada Olivia saat mereka tiba di parkiran.
"Iya," jawab Olivia singkat.
"Biar aku yang nyetir," kata Dewa.
Olivia menatap wajah Dewa sekilas. "Tapi ibu bagaimana?" tanyanya.
"Jerry!"
"Siap Tuan!" Jerry pun mengajak Mia untuk satu mobil dengannya.
Awalnya Mia keberatan, namun seketika dia mengerti jika Dewa ingin pendekatan dengan Olivia dan cucunya.
Adelia hanya tersenyum melihat putranya bergerak lebih cepat dari yang dia bayangkan. Kemudian mereka pun masuk ke dalam mobil.
Triple A duduk di belakang satu mobil dengan mama dan papanya. Karena mereka tidak mau bersama Oma dan Opa nya.
Adelia dan Robinson mengerti, karena mereka belum terlalu kenal. Dan baru saja bertemu, pasti butuh waktu untuk mereka beradaptasi.
Sebelum berangkat, Olivia meminta maaf kepada bapak kepala sekolah dan Bu Ana. Bapak kepala sekolah dan Bu Ana mengerti, mereka ikut senang karena triple A sudah bertemu dengan ayah kandungnya.
Bapak kepala sekolah dan Bu Ana juga senang karena dapat rezeki nomplok berkat triple A.
"Nggak apa-apa, kami ikut senang karena triple A sudah menemukan ayah kandungnya. Dan hari ini juga kami akan kembali ke desa," kata bapak kepala sekolah.
"Terima kasih Pak guru dan Ibu guru," ucap Dewa.
"Seharusnya kami yang berterima kasih Tuan Dewa," ucap Bu Ana.
Triple A ikut berpamitan lalu melambaikan tangannya. Tiga buah mobil pun bergerak perlahan keluar dari kawasan gedung tempat berlangsungnya kompetisi.
"Aku mencari kalian selama bertahun-tahun," kata Dewa sambil menoleh ke Olivia.
"Bagaimana kamu tahu kalau aku hamil dan melahirkan anak?" tanya Olivia tanpa menoleh ke Dewa.
"Aku terkena sindrom simpatik, jadi aku bisa menebak karena aku hanya punya hubungan dengan seorang perempuan, yaitu kamu," jawab Dewa.
"Pantas saja aku tidak merasakan apa-apa sewaktu hamil mereka, ternyata Dewa yang mengalaminya," batin Olivia.
Sedangkan triple A tidak berkata apa-apa. Mereka hanya mendengarkan percakapan kedua orang tuanya.
Hingga akhirnya mereka pun tiba di rumah sakit swasta terbesar di kota ini. Kedatangan mereka langsung disambut ramah oleh direktur rumah sakit.
"Tuan Robinson, Tuan Dewa apa yang membuat Anda semua datang kemari?" tanya direktur rumah sakit.
"Kami ingin melakukan test DNA untuk mereka," jawab Robinson.
Direktur rumah sakit langsung melongo melihat tiga anak kecil yang begitu mirip dengan Dewa.
Kemudian dia mengerti lalu mempersilakan mereka untuk menuju sebuah ruangan. Kemudian direktur rumah sakit menghubungi dokter yang biasa melakukan test DNA.
"Berapa lama hasilnya akan keluar?" tanya Robinson tidak sabar.
"Paling cepat 24 jam, paling lambat 2 sampai 3 minggu," jawab direktur rumah sakit.
Tidak berapa lama dokter yang dihubungi pun datang. Dokter langsung mengambil sehelai rambut dari salah satu dari mereka. Kemudian dokter juga meminta rambut Dewa.
"Bisa lebih cepat Dok?" tanya Dewa.
"Akan kami usahakan Tuan. Tunggu 24 jam hasilnya akan keluar," jawab dokter.
Namun Dewa meminta lebih cepat lagi dari itu. Dokter tersenyum lalu mengatakan jika dalam waktu 24 jam itu adalah waktu yang paling cepat.
Dokter pun meminta maaf, karena untuk melakukan test DNA memerlukan waktu. Waktu 24 jam itu pun dokter sudah bekerja keras.
Akhirnya Dewa pun mengangguk. Mereka terpaksa menunggu waktu 24 jam untuk hasil dari test DNA keluar.
"Kalian tinggal di rumah Oma ya?" ujar Adelia pada triple A. Namun mereka terdiam dan menoleh ke mamanya.
"Tidak Nyonya, aku akan kembali ke rumah ku," jawab Olivia.
Adelia sedikit kecewa karena niatnya ditolak oleh Olivia. Adelia mengerti, karena Dewa dan Olivia belum punya ikatan yang sah sebagai suami istri.
Akhirnya mereka pun ikut ke rumah Olivia yang dulu. Sepanjang perjalanan Olivia dan Dewa saling diam.
Hingga akhirnya mereka pun tiba di rumah Olivia yang dulu. Setelah sekian lama di tinggalkan, rumah itu pun terlihat suram karena tidak ada yang urus.
Pintu gerbang pun dibuka oleh Olivia. Mobil pun masuk ke pekarangan rumah. Olivia memperhatikan sekelilingnya. Rumput-rumput liar pun sudah tinggi.
Olivia membuka pintu, beruntung sebelum Olivia pergi, segala perabotan di dalam rumah di tutup dengan kain putih.
Hanya ada beberapa perabotan yang tidak tertutup. Tentu saja kotor dan berdebu. Juga sarang laba-laba ada di setiap sudut.
"Kalian yakin akan tinggal di sini?" tanya Adelia.
"Iya Nyonya. Nanti akan kami bersihkan," jawab Olivia.
"Jangan panggil nyonya, panggil saja mama seperti Dewa," kata Adelia.
Listrik masih hidup dan tidak dipotong. Karena Olivia membayar listrik secara otomatis. Dipotong dari tabungannya di bank.
Adelia mengambil ponselnya, kemudian menghubungi pelayan di rumahnya untuk segera datang. Kemudian Adelia mengirim alamatnya kepada sopir dan pelayan.
"Maaf Tante, keadaannya seperti ini," kata Olivia.
Mia dan Olivia ingin membereskan rumahnya, namun dicegah oleh Adelia dengan mengatakan jika dia sudah meminta pelayan untuk datang.
Olivia merasa tidak enak karenanya. Dia merasa telah membebani orang lain. Adelia hanya tersenyum dan mengajak mereka untuk jalan-jalan.
"Bu Mia, Ibu satu mobil dengan mama dan papa saja. Jerry akan kembali ke perusahaan," kata Dewa.
"Baik Tuan Dewa," ujar Mia.
Mereka menunggu pelayan datang. Baru setelah itu mereka akan pergi jalan-jalan. Adelia juga lebih dekat dengan cucu-cucunya.
"Papa, kita mau ke mana?" tanya Arjun.
"Jalan-jalan melihat pemandangan kota," jawab Dewa. Mereka pun berangkat karena pelayan sudah datang.
Baru saja mereka keluar dari kawasan rumah Olivia. Sebuah mobil terparkir di kejauhan memantau pergerakan mereka.
"Pa, sepertinya ada yang mengintai kita," kata Arden.
"Biarkan saja, papa akan meminta orang untuk membereskan nya," kata Dewa.
"Biar kami saja Pa," kata Archer.
Dewa tersenyum. Dia semakin yakin jika triple A adalah darah dagingnya. Sifat mereka pun mirip seperti Dewa.
"Kamu yang mengajarkan mereka ilmu beladiri?" tanya Dewa pada Olivia.
"Iya, itu untuk kebaikan mereka juga. Kamu sendiri tahu, aku banyak musuh," jawab Olivia.
Mereka menjalankan mobilnya seperti biasa, seolah tidak mengetahui orang yang mengintai mereka.
Mobil yang mengintai mereka pun mengikuti dengan perlahan dari belakang. Olivia yakin jika itu adalah suruhan mister Black mantan bosnya dulu.
"Mobil itu mengikuti kita," kata Arden.
Dewa masih terlihat tenang dan menyetir seperti tidak mengetahui jika mereka diikuti. Sementara mobil Robinson berada di depan tidak menyadari kalau mereka diikuti.
Olivia meminta untuk mampir ke hotel tempat mereka menginap. Karena barang-barang mereka masih ada di hotel.
Dewa mendahului mobil papanya dan mengatakan untuk ke hotel tempat Olivia menginap. Robinson pun mengangguk.
Mobil yang mengikuti mereka pun berhenti karena Dewa sudah tiba di hotel. Dewa membantu mereka membereskan barang-barang. Sementara Adelia dan Robinson menunggu di restoran hotel.
"Aku bantu ya," kata Dewa menawarkan diri.
Olivia mengangguk. Kemudian mereka pun naik ke lantai tempat mereka menginap. Tiba di lantai yang di tuju, mereka bertemu dengan bapak kepala sekolah dan Bu Ana yang juga bersiap-siap untuk kembali ke desa.