NovelToon NovelToon
Pertemuan Dua Hati Yang Terluka

Pertemuan Dua Hati Yang Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Favreaa

Kisah CEO dingin dan galak, memiliki sekretaris yang sedikit barbar, berani dan ceplas-ceplos. Mereka sering terlibat perdebatan. Tapi sama-sama pernah dikecewakan oleh pasangan masing-masing di masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Favreaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

"Kenapa ngeliatin saya?" tanya Alvaro galak, saat dia memergoki Elena sedang menatapnya.

"Hehe, ketahuan. Anda gak usah geer dulu, saya cuma sedang berpikir, kok bisa-bisanya ingin saya jadi pacar anda, gimana ceritanya?"

"Kamu yang gak usah geer! Saya bilang seperti itu karena punya tujuan." Alvaro menyambar cepat. Andai situasinya tidak gawat, mana mungkin dia mau berpacaran dengan perempuan yang selalu membantahnya, selalu membuatnya kesal.

"Maksudnya?"

"Habiskan dulu makan mu, setelah itu akan saya jelaskan kenapa saya meminta kamu menjadi pacar pura-pura saya."

Elena mengangkat kedua alisnya sambil mencebik, "baiklah."

Gadis itu kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya tanpa bicara lagi. Tidak sampai 10 menit, dia sudah menghabiskannya. Lalu merapihkan bekas makannya dan kini sudah siap mendengarkan apa yang akan dikatakan bosnya.

Ehem, ehem

Beberapa kali Alvaro berdehem. Gadis itu terkekeh saat dirinya menyadari belum memberikan minuman pada bosnya itu.

"Anda mau minum apa? Kopi, teh, atau air putih?" Tanyanya sambil nyengir tanpa dosa.

"Air mineral sama kopi. Kebetulan saya belum ngopi tadi di rumah. Tapi saya meragukan kopi buatan kamu, jadi saya harus membuatnya sendiri." jawab lelaki itu sambil berdiri. "Dapurnya di mana?"

"Tunggu dulu, biar saya yang buatin. Tolong katakan saja takarannya."

"Tidak bisa! Dilihat dari bentuk jarimu saja sudah sangat diragukan kalau kamu bisa membuatkan saya kopi yang enak."

Elena manyun. "Teori dari mana itu. Yang pasti dulu, si Rian kutu kupret sangat menyukai kopi buatan gue. Begitu juga dengan om Adam." Cibirnya dalam hati.

Akhirnya dia membiarkan Alvaro ikut dengannya ke dapur. Elena hanya membawakan air mineral yang diminta lelaki itu ke ruang tamu. Sementara Alvaro masih anteng membuat kopi untuk dirinya.

Tapi saat dia datang ke ruang tamu, bukan satu cangkir yang dia bawa, melainkan 2.

"Kok bawa 2 cangkir?" Tanya Elena heran.

"Kamu harus coba kopi bikinan saya. Dulu saya pernah kursus barista saat membuka kedai kopi. Tapi tidak saya teruskan, karena lebih tertarik di bidang lain. Tapi untuk rasa kopi yang saya bikin, tak bisa diremehkan. Masih bisa lah, bersaing dengan barista berpengalaman sekalipun." Katanya membanggakan diri. Sudah bisa ditebak kalau Elena pasti akan mencibir.

"Saya gak suka kopi!" Tolak Elena tegas.

"Coba dulu, baru bilang begitu!"

"Gak mau ih, siapa tahu kopinya dicampur apaan gitu, nanti saya sendiri yang rugi."

Tentu saja Alvaro tersinggung mendapat tuduhan yang sangat terang-terangan ini.

"Astaga, buat apa saya memperdaya kamu? Sementara kalau saya mau, di luaran sana banyak para wanita cantik, seksi, yang mengantri ingin saya tiduri. Tapi saya bukan laki-laki seperti itu!" Nada suara Alvaro terdengar sangat tersinggung atas tuduhan tidak mendasar dari mulut lancang Elena. Membuat gadis itu terdiam dan menyadari sudah bicara sembarangan. Diapun jadi tidak enak sendiri.

"Ya maaf, tapi kan saya harus berhati-hati." Elena menunduk dan Alvaro hanya mendengus kesal. Tapi memang ada benarnya juga apa yang dikatakan gadis itu. Sebagai seorang perempuan baik-baik, dia harus waspada.

Sebagai penebus rasa bersalahnya, Elena pun mengambil kopi yang masih ada di tangan Alvaro. Lalu mencicipinya sedikit. Ternyata benar, kopinya enak dan legit. Elena yang jarang minum kopi saja, jadi suka.

"Iya enak. Anda benar, kopi buatan anda enak, pak." Mata Elena berbinar dan tersenyum tulus. Menandakan kalau pujian yang terlontar dari bibirnya adalah kejujuran.

"Aku sebenarnya memang kurang suka kopi, tapi ini beneran enak kok. Suerrr" gadis itu kembali berkata sambil mengangkat dua jarinya membentuk huruf V.

"Sekarang dengarkan saya! Saya akan membayar kamu 50 juta untuk menjadi pacar saya. Tapi ada syaratnya, kalau kamu setuju."

Elena terdiam menimang-nimang untung ruginya.

"Apa syaratnya dan dalam jangka waktu berapa lama?"

"Dalam jangka waktu 6 bulan dan

"Tidak bisa, kalau 50 juta berarti untuk 5 bulan saja!" Sambar Elena memotong ucapan lelaki itu.

"Kamu itu matrealistis sekali."

"Bukan matrealistis, tapi realistis. Pekerjaan saya berat loh, karena harus be-akting. Dan saya yakin, anda akan memintanya tanpa kenal waktu."

Alvaro terdiam. Lagi-lagi ucapan gadis ini benar.

"Baiklah, saya akan bayar kamu 60 juta untuk 6 bulan. Tapi syaratnya, tidak boleh main hati! Kamu tidak boleh jatuh cinta beneran sama saya, begitu juga sebaliknya. Tapi saya rasa, saya tak akan jatuh cinta sama kamu."

"Dih," Elena mencebik.

"Siapa juga yang mau jatuh cinta sama anda. Orangnya nyeremin, angker kaya rumah kosong yang lama tidak dihuni manusia."

"Kamu tuh kalau ngomong suka sembarangan!"

"Yang duluan ngajak perang siapa?"

"Gak usah diperpanjang! Kamu setuju tidak?"

"Nanti dulu, saya belum paham. Maksudnya pura-pura pacaran itu bagaimana?"

Berbicara dengan gadis ini butuh kesabaran. Jadi sebelum menjawab, Alvaro menyeruput dulu kopinya dengan nikmat, sebagai penenang. Lalu menatap lekat gadis di hadapannya, yang sialnya semakin dekat ternyata terlihat semakin cantik. Meskipun terkadang mulutnya yang ceplas-ceplos dan sangat menyebalkan.

"Kamu menjadi pacar saya di hadapan keluarga saya dan orang-orang tertentu. Di depan mereka, kita akan bersikap romantis layaknya dua orang yang saling mencintai. Tapi di luar itu, kita akan kembali seperti sebelumnya, yaitu sebagai atasan dan bawahan. Kamu paham maksud saya?"

"Iya paham. Tapi saya gak mau romantis yang berlebihan. Pokoknya, jangan merugikan saya!"

Alvaro mengangsurkan tangannya, mengajak berjabat tangan.

"Deal!" katanya. Elena tak langsung membalas. Dia masih memikirkan lebih jauh. Tapi saat teringat uang yang dijanjikan sangat lumayan, diapun segera mengangguk dan membalas uluran tangan sang bos.

"Deal!" katanya, meniru ucapan Alvaro.

Setelah itu mereka kembali saling diam dan menikmati kopi masing-masing. Tapi tak berapa lama, Elena menatap serius wajah Alvaro.

"Tapi pak, saya yakin kalau orangtua anda tak akan setuju pada saya."

"Kenapa berpikir seperti itu?"

"Saya yakin, anda meminta saya pura-pura jadi pacar anda, pasti karena akan dijodohkan, bukan? Jadi sudah tentu orangtua anda tidak akan setuju. Apalagi saya cuma bawahan anda di kantor dan bukan dari kalangan jetset juga seperti anda. Saya hanya seorang gadis yatim yang sedang mencari keberadaan " tiba-tiba Elena menggantung ucapannya.

"Astaga, kenapa gue jadi keceplosan begini?" batinnya sambil menutup mulut dengan tangannya.

"Jadi ayah kamu sudah meninggal?" Elena mengangguk pelan.

"Dan kamu di sini tinggal sendiri?" lagi-lagi Elena mengangguk.

"Keluarga kamu yang lain? Ibu, kakak, adik, di mana?"

"Saya hanya anak tunggal. Keluarga saya- ada tante, kakak dari almarhum ayah saya."

"Tinggal di luar kota?"

"Di Jakarta. Tapi ada sesuatu hal yang membuat saya memutuskan untuk keluar dari rumah mereka. Lagian tidak enak kan kalau harus terus menerus tinggal di rumah mereka dan menyusahkan mereka."

Alvaro manggut-manggut sambil menatap lekat gadis itu. Ada rasa kagum di hatinya.

"Ibu kamu?"

Alvaro melihat perubahan di wajah Elena. Tapi gadis itu seperti berusaha tidak terlalu memperlihatkannya.

"Ibu saya, asli orang Jerman dan beliau tinggal di sana."

"Oh, pantas saja gadis ini tidak terlihat seperti pribumi asli. Rupanya ada darah campuran mengalir di tubuhnya. Kebalikan dari Alesha. Ibunya bule, tapi dianya gak terlihat ada darah campurannya." Batin Alvaro, jadi teringat sosok gadis itu.

"Apa kamu tidak punya keinginan untuk ke sana? Saya beberapa kali berkunjung ke sana untuk urusan bisnis. Lain kali kalau saya berkunjung lagi ke sana, kamu boleh ikut, jadi sekalian bisa menengok ibumu."

Elena mengangguk ragu. Bagaimana bisa menengok ibunya, alamatnya saja dia tidak punya. Bahkan rupa ibunya pun dia tidak tahu persis. Hanya dari sebuah lukisan kecil yang sudah usang.

"Heyyy, kok malah bengong?"

Elena menghembuskan napasnya.

Lalu mengangguk asal. Dia tak ingin Alvaro memperpanjang penbicaraan tentang ibunya.

Karena dia sendiri tidak tahu banyak tentangnya.

"Saya setuju tawaran anda untuk menjadi pacar pura-pura. Tapi saya ingin ada perjanjian tertulis bermaterai, agar tidak saling merugikan."

"Baiklah. Masing-masing dari kita boleh mengajukan klausul sebanyak 5 poin. Tidak perlu banyak-banyak karena ini bukan perjanjian pernikahan! Setelah itu kita rundingkan lagi, sampai menemukan kata sepakat."

Elena mengangguk setuju.

"Kamu mau ikut ke apartemen saya? Di sana kita susun perjanjian dan sekalian tandatangan kontrak?"

"Harus ya, ke apartemen anda?"

"Saya tidak memaksa, tapi mau kapan lagi, besok kan kita sudah masuk kerja. Selain itu saya harus memberitahukan tentang kebiasaan saya dan saya juga harus tahu tentang kamu. Agar aksi kita di depan mereka bisa lebih meyakinkan."

Elena terdiam sambil memikirkan usul Alvaro. Kemudian menatap laki-laki itu dengan teliti.

"Saya tahu, di otak kamu pasti ada pikiran jelek lagi tentang saya. Terserah kamu, saya tidak memaksa. Tapi kalau kamu nanti melakukan kesalahan fatal di depan mereka, kamu akan mendapat denda dan honormu akan saya potong 1persen per 1 kesalahan."

"Kok begitu?"

"Iya makanya, hari ini kita tuntaskan semuanya, agar kamu tak melakukan kesalahan dan honor kamu akan utuh."

Akhirnya sambil cemberut, Elena pun mengangguk.

***

"Kok belok ke sini?" Tanya Elena saat mobil yang disupiri Erwin berbelok ke salah satu mall terbesar.

"Kita belanja dulu bahan makanan. Ini juga salah satu yang harus kamu tahu, setiap bulan saya belanja apa saja."

"Harus ya?"

Alvaro mengangguk dan segera turun dari mobilnya saat Erwin sudah menghentikan mobilnya tepat di depan teras mall tersebut, diikuti Elena.

Mereka berjalan bersisian, masuk ke dalam mall yang ternyata hari libur begini sangat ramai pengunjung. Dengan susah payah Elena menyeimbangkan langkahnya dengan langkah laki-laki berkaki panjang itu. karena lelah, akhirnya dia menyerah dan membiarkan Alvaro berjalan lebih dulu dan terus menjauh.

Menyadari tak ada Elena disampingnya, laki-laki itu menoleh ke belakang dan celingak-celinguk mencari sekretaris sekaligus pacar gadungannya itu. Terlihat Elena tengah berjalan dengan santai. Tapi wajah Alvaro terlihat syok saat melihat 3 orang perempuan yang sangat dikenalnya, berjalan sambil mengobrol, tepat di belakang Elena.

1
Rasshke Cndv
aku suka banget,ceritanya ngak membosankan.
Rasshke Cndv
sangat suka ceritanya...up terus ya...
Adyava
sukaa banget sama ceritanya/Kiss/
diselingkuhi sama tunangannya gak bikin FL nya nangis sampe mewek² tapi malah tetep tegar/Kiss/
A F I S ❀
upp
Sri Buwana Yuliati
bacanya lumayan
Yong Chel
cerita yang sangat menarik🥰
HjRosdiana Arsyam
Luar biasa
Dewi Andayani
Nice, please... up thor
A F I S ❀
lanjutt
Bunda HB
gaya lah semampunya, klo gubuk reot knpa gk diperbaiki rmh nya biar jdi istana. angel" org miskin gaya org KAYA SULTAN...
Denna
biarin aja si cassandra ketimpa sama buldoser biar sekalian end aja/Grin//Chuckle/
Denna
kan kan si cassandra kejebak sama mucikari/Tongue/
Queen
seorang elena mau dilawan? ya jelas kalah lah si ulet bulu cassandra itu
Queen
al, gak mau to the point aja gitu sama mamamu alasan kalian putus?? daripada mantanmu makin ngarang ceritanya ke mamamu.
Queen
bau bau cassandra bakal dijual sama dika
Queen
elenaa badas, suka banget sama sikap tegasnyaa/Drool//Drool/
Queen
cassandra masuk jebakan batman wkwk/Chuckle//Chuckle/
Queen
ulet bulu seharusnya dikasi garam biar dia kapok /Facepalm//Facepalm/
Queen
keluargany rian gaada yang bener, ibunya suka menghina orang lain, bapaknya selingkuh, anak2nya pun gak ada yang benar.
calvin selingkuh sama pacar bos nya hanya karena nafsu, si rian juga sama selingkuh dan hamilin sepupunya elena.
Queen
rian mau ambil kesempatan juga nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!