Di sebuah kota di negara maju, hiduplah seorang play boy stadium akhir yang menikahi empat wanita dalam kurun waktu satu tahun. Dalam hidupnya hanya ada slogan hidup empat sehat lima sempurna dan wanita.
Kebiasaan buruk ini justru mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya dan keluar besarnya, hingga suatu saat ia berencana untuk menikahi seorang gadis barbar dari kota tetangga, kebiasaan buruknya itu pun mendapatkan banyak cekaman dari gadis tersebut.
Akankah gadis itu berhasil dinikahi oleh play boy tingkat dewa ini? Ayo.... baca kelanjutan ceritanya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Askararia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Ding dong
Bunyi bell didepan gerbang, Maya membuka pintu rumahnya lalu bergegas keluar menghampiri lelaki didepan gerbang, orang ramai didalam rumah tampaknya tak terlalu memperdulikannya.
"Bagaimana?" Tanyanya.
Lelaki tidak tak menjawab, justru dengan sigap mengeluarkan beberapa foto dari balik jaketnya, Maya menerima tumpukan foto itu, satu persatu ia melihat foto-foto keluarga Nadia.
"Ayahnya bekerja sebagai guru disalah satu sekolah menengah pertama, Ibunya seorang ibu rumah tangga tanpa pekerjaan dan gadis itu memiliki dua adik kembar yang baru saja kembali dari rumah sakit. Mereka mengalami kekerasan dari anak-anak lain disekolah!'' Ujar lelaki itu.
"Bagaimana dia bisa bertemu dengan Harry? Apa mereka sudah lama bersama?"
"Mereka bertemu saat masih sekolah, gadis itu sudah punya pacar, namanya Austin dan Austin ini teman dekatnya Harry!"
Maya mengerutkan keningnya, ia kembali melihat foto-foto ditangannya.
"Lalu kenapa dia sangat dekat dengan Harry?" Ucapnya pelan.
"Mereka berteman!"
"Perempuan mana yang berteman dekat dengan teman dekat pacarnya? Apa gadis itu menjadikan Harry selingkuhannya?" Tanya wanita itu menaikkan kedua alisnya.
"Ya sudah, kamu pulang saja. Besok baru bicara lagi, dan ingat.... jangan sampai suami saya tahu kalau saya menyuruh mengikuti Harry dan anak perempuan itu!"
"Baik Bu, sapa pamit. Permisi!"
***
Bip bip bip
Ceklek
"Silahkan masuk, tuan putri!" Ucap Harry membukakan pintu apartment itu untuk istrinya, Nadia masuk lalu segera merebahkan dirinya diatas sofa sementara Harry masih sibuk merapikan tasnya dan tas istrinya.
Rumah dengan penyejuk udara itu tampak membuat diri gadis itu tertidur lelap, Harry memperhatikannya dari ambang pintu kamarnya, meski dua hari ini mereka telah tinggal seatap namun mereka masih tidur dikamar terpisah seperti permintaan Nadia.
Harry memilih untuk mandi terlebih dahulu sembari menunggu istrinya bangun, namun nyatanya saat ia keluar dari kamar mandi tak ada tanda-tanda kalau Nadia bangun dari sofa. Harry kembali memperhatikan gadis itu, pakaiannya masih basah serta rambutnya masih berpasir.
"Bagaimana ya? Apa ku bangunkan saja" Tanyanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Mmmmmm!" Gumam Nadia menggeliat.
"Nadia, sayang.... ayo bangun dan mandi" ucap Harry pelan dan dengan lembut membangunkan istrinya.
"Mandi? Apa itu mandi?" Tanya Nadia dengan mata yang masih tertutup.
"Badanmu penuh pasir, ayo mandi dan bantu aku memasak!" Ucap Harry lagi namun tampaknya itu sia-sia saja.
Merasa tak ada pilihan lain, Harry terpaksa menggendong istrinya yang tertidur lelap kedalam kamar mandi, meletakkan tubuh mungil istrinya didalam bak mandi dan dengan lembut melepas pakaian gadis itu satu demi satu, dengan hati-hati Harry mengisi air hangat kedalam bak, sembari menunggu air penuh, Harry melangkahkan kakinya kedalam kamar istrinya, dengan rapi meraih baju dan handuk dari dalam lemari kemudian membawanya kembali ke kamarnya.
Nadia kembali menggeliat, saat Harry mengira kalau gadis itu bangun ia dengan sigap meraih payung disamping lemari, berjaga-jaga mungkin gadis itu terbangun dan terkejut mendapati dirinya terendam didalam air hanya memakai sebuah gaun mini yang tembus pandang.
"Huuuuufff!" Harry membuang nafas kasar, ia dengan lembut menggosok permukaan kulit Nadia, memijat kaki, tangan dan wajahnya hingga bersih dan anehnya Nadia tampak menikmati spa dadakan itu.
Air didalam bak kini dikuras habis oleh Harry, setelah tubuh Nadia dikeringkan dengan handuk, Harry memakaikan pakaian pada gadis itu dan membawanya ketempat tidurnya.
Semakin lama semakin lelap gadis itu tertidur, tanpa sadar Harry terpaku sejenak menikmati wajah cantik istrinya sebelum ponselnya berdering dan bell di pintu berbunyi.
"Siapa?" Tanya Harry dari balik pintu dengan satu tangan didalam saku.
"Siapa disana?" Tanya Harry lagi namun tak kunjung ada jawaban dari balik sana.
Merasa kesal karena ia berbicara sendiri, Harry memutuskan untuk kembali ke kamar, namun baru beberapa langkah bell kembali berbunyi hingga membuat Nadia terbangun. Gadis itu mengisap matanya beberapa kali sementara Harry kembali melangkah kearah pintu.
Harry segera membuka pintu, seseorang berdiri disana dengan pakaian tertutup serba hitam, Harry mengerutkan keningnya menatap orang tersebut, ia menutup pintu rapat-rapat agar Nadia tak terganggu.
"Anda, mencari siapa?"
"Saya...... " ucap orang dibalik masker hitam itu.
"Apa anda mencari saya? Anda siapa?" Tanya Harry kembali.
Nadia yang setengah mengantuk mendekati pintu karena mendengar suara Harry diluar pintu, menempel telinganya lebih dekat lagi guna menguping pembicaraan diluar sana.
"Halo, apa yang anda lakukan disini? Apa anda butuh sesuatu?" Tanya Harry kembali, keningnya berkerut sempurna manahan rasa kesal karena orang di hadapannya tak kunjung merespon pertanyaannya.
"Aku.... aku MENCARI MU..... HIAAKKKK!"
Brukkkkk
Orang itu membuka masker dan topinya kemudian meloncat tinggi memeluk Harry hingga keduanya terjatuh keatas lantai, ramai orang melihat sebab apartment itu memang banyak penghuninya.
"Tolonggggg, Sayang tolong aku.... "
"Aaaaa!" Teriak Harry.
"Aaaa aku merindukanmu anak muda.... " teriak Jessica yang memaksa untuk mencium Harry.
Nadia menaikkan kedua alisnya, ia kebingungan karena Harry terdengar berteriak minta tolong.
"Apa terjadi sesuatu dengannya?" Tanyanya lalu ia membuka pintu dengan cepat.
Ceklek
Begitu pintu terbuka, terlihat seorang gadis cantik yang hanya menggunakan dress satin selutut berwarna merah dengan setengah kering di gerai panjang, Nadia membuka matanya lebar-lebar saat melihat suaminya tengah dijarah seolah wanita liar dari luar.
Bhug bhugg bhugggg
Nadia memutar badannya lalu melayangkan kakinya kearah Jessica hingga wanita itu tersungkur jauh diatas lantai. Suara tepuk tangan para penghuni apartment terdengar di sepanjang lorong itu.
"Siapa kau? Apa yang kau lakukan pada suamiku?" Tanya Nadia memukul Jessica, kemudian ia membantu Harry berdiri.
Mata lelaki itu seakan ingin melompat keluar dari kepalanya, namun melihat banyaknya orang yang sedang melihat mereka, Harry segera menarik tangan Nadia untuk masuk.
"Tidakkkk, jangan.... pria tampan itu milikku..... kembali kan dia padaku..... " teriak Jessica histeris di depan pintu.
"Sayang, kenapa kau memakai baju seksi seperti ini?" Tanya Harry menatap sebuah gundukan dibalik pakaian Nadia.
Nadia memperhatikan penampilan.
"Astaga, kenapa bisa aku memakai baju ini?" Batin Nadia dengan mata terbuka lebar sebab seingatnya ia belum mengganti pakaiannya sejak pulang dari pantai.
Ia menatap Harry lalu, dadar kalau lelaki itu sedang memperhatikannya maka ia segera menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Plakkkk
"Dasar mesummm!" Pekiknya menampar Harry lalu berlari kecil kedalam kamarnya.
Harry memegangi wajahnya yang terasa sakit, tiba-tiba ia tersadar kalau baju yang dikenakan Nadia saat ini adalah baju yang ia bawa dari lemari serta ia menggantikannya beberapa menit lalu.
"Astaga, dia pasti salah paham!" Kesal Harry menepuk jidatnya kuat.
Tuk tuk tuk
Harry terlonjak kaget serta matanya liat mencari asal suara ketukan yang baru saja didengarnya, sementara diluar apartment mereka banyak orang berteriak. Jessica, dengan niatnya yang gila memanjat kelantai tujuh tepat dimana apartment Harry dan Nadia berada.
"Heiiii turunnnnn!" Teriak polisi dan satpam dibawah sana meneriaki Laura yang memanjat bangunan beton itu seperti seekor cicak.
Jessica menggigit ujung bajunya dan dengan sadar mengetuk kaca jendela apartment Harry, Nadia yang baru saja selesai mengganti pakaiannya segera bergegas keluar kamar.
"Apa kau mendengarnya?" Tanyanya.
"Oh, kau mendengar suara itu juga? Aku merasa takut sekarang, apa apartemen ini ada penunggunya?" Tanya Harry meringkuk ketakutan dibelakang istrinya.
"Hiakkkkk, aku akan bertemu denganmu, anak muda!" Ucap Jessica begitu ia berhasil masuk ke balkon.
"ANAK MUDAAAA"
"Huaaaaaaa!"
"Setannnnnnn!"
Harry dan Nadia berteriak dan berlari panik ke luar apartment saat Jessica tiba-tiba muncul dan berteriak dari balik pintu balkon, ramainya orang-orang dibawah sana tak dapat menghentikan ketakutan mereka. Sementara di balkon tempat tinggal mereka, Jessica berteriak minta tolong untuk dibukakan pintu.
"Apa dia sudah gila?"
"Mungkin dia istri dari lelaki yang tinggal di sana, kalau tidak, bagaimana mungkin dia begitu nekat memanjat kesana?"
"Bukannnn, kudengar orang yang tinggal di sana itu pengantin baru, mungkin wanita tadi mau ikut berbulan madu bersama mereka!"
"Atau... mungkin saja dia kesurupan atau dalam gangguan jiwa!"
Satu persatu orang diluar sana menebak-nebak apa yang terjadi pada diri Jessica yang dengan aksi gilanya menggemparkan seluruh kota, membuat polisi, pemadam kebakaran dan pemilik apartemen tersebut berolahraga jantung dalam beberapa menit.
"Nadia....., ayo bertukar lelaki...... "
"Buka pintunya..... buka pintunyaaaa!" Teriak wanita itu menangis histeris mengetuk kuat pintu dihadapannya.