Rumah tangga Eleanor Lilyana Limson dengan suaminya Julian Debonson yang baru saja berjalan satu tahun, harus menghadapi badai yang teramat besar saat Eleanor mulai merasakan perubahan sikap pada diri Julian hingga membuka sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Ditengah kisruh kekecewaan dalam diri Eleanor terhadap suaminya, sosok ayah mertuanya yang bernama Kenneth Debonson hadir dan memberikan suasana baru bagi Eleanor. Akankah Eleanor memanfaatkan kehadiran ayah mertuanya demi membalaskan dendam terhadap suaminya? Ataukah Eleanor merasakan kenyamanan dan ketenangan yang sesungguhnya didalam selimut Ayah mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Akan tetapi pada saat Kenneth mulai mengangkat wajahnya dan melihat kedepan, Kenneth langsung terkejut dan tidak habis pikir! Eleanor yang dimaksud manager di perusahaan ini ternyata benar Eleanor menantunya.
"Kau, kenapa kau bisa ada disini?"
"Selamat siang Tuan Ken, perkenalkan saya Eleanor Lilyana Limson mulai hari ini saya resmi bekerja sebagai sekretaris pribadi anda! Mohon kerjasama Tuan Ken," kata Eleanor dengan tersenyum ramah.
"Usir dia sari sini!" ujar Kenneth yang langsung mengeratkan rahangnya.
"Ta-tapi kenapa Tuan? Nona Eleanor telah melalui tes interview terlebih dahulu, CV dan latar belakang pendidikannya sangat sesuai! Disamping itu nona Eleanor sangat cepat tanggap!" kata manager.
"Usir dan carikan aku sekertaris baru yang lain!"
"Maaf Tuan Ken, saya sudah menandatangani kontrak dan disitu tertulis jika saya mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas maka saya bisa dikenakan denda, dan nama saya akan diblacklist dari semua perusahaan! Tuan Ken, saya ini sudah diusir oleh keluarga saya, jadi pekerjaan ini sangat penting bagi saya! Bukankah Tuan Ken juga butuh cepat sekertaris?"
Kenneth hanya bisa terdiam mendengar Eleanor berbicara panjang kali lebar dihadapannya.
"Tuan, kalau begitu saya permisi dulu! Elea segera ambil berkas-berkas dimeja Tuan Ken dan saya akan mengajari anda terlebih dahulu!" kata manager tersebut.
"Baik Bu manager," kata Eleanor.
Eleanor begitu percaya diri lalu merapihkan berkas-berkas dimeja Kenneth untuk dia pelajari bersama manager, kemudian keduanya menuju meja kerja Eleanor yang terletak bersebrangan dengan meja kerja Kenneth namun tetap didalam satu ruangan.
Sementara Kenneth masih bengong dan tidak habis pikir sebenarnya apa yang sedang direncanakan oleh menantunya itu!
Dengan penuh keseriusan, Eleanor mencoba memahami penjelasan dari manager tersebut! Apa saja yang dia harus kerjakan, sementara Kenneth mencoba untuk tetap fokus ditempat duduknya tanpa menoleh kearah Eleanor sama sekali.
"Ele, bagaimana kau sudah paham kan? Mudah kok,"
"Paham Bu, saya akan bekerja dengan profesional!"
"Nah ini jadwal Tuan Ken untuk beberapa hari kedepannya, ingatkan dia jika ada meeting atau keperluan kunjungan ke pabrik maupun ke market kita! Dan catat begitu menerima email atau telepon dari siapapun yang berkepentingan dengan Tuan Ken, jadwalkan itu setelah jadwal beberapa hari kedepan ini lengang, kau mengerti?"
"Ya aku mengerti, terimakasih atas penjelasannya yang sangat jelas,"
"Kalau begitu saya tinggal ya!"
Setelah itu manager pun berpamitan pada Kenneth, lalu keluar dari dalam ruangannya. Sementara Eleanor terkadang melirik kearah laki-laki itu dan memanyunkan bibirnya ketika melihat Kenneth begitu fokus bekerja dan tak menyapanya sama sekali.
Saat melihat kearah jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat sore waktunya Eleanor mengingatkan Kenneth untuk meeting dengan divisi pemasaran. Eleanor pun segera berdiri dari kursi kerjanya kemudian berjalan menghampiri meja kerja Kenneth.
"Selamat sore Tuan Ken, saya ingin mengingatkan jika sepuluh menit lagi anda ada meeting dengan divisi pemasaran!"
"Apa tujuanmu?"
"Saya tidak mengerti maksud Tuan," kata Eleanor.
Kenneth yang sudah sangat emosi dengan tingkah aneh Eleanor, kemudian segera berdiri dari kursi kerjanya kemudian menghampiri Eleanor dan mencengkram tulang pipinya.
"Apa tujuanmu?" tanya Kenneth.
"Apapun tujuanku, apa kau takut Tuan?"
"Apa? Takut?" tanya Kenneth.
"Jika memang tidak takut, maka tidak perlu seserius ini dengan kehadiranku bukan?" tanya Eleanor.
"Beraninya kau bermain-main denganku!" kata Kenneth.
"Tentu aku berani, dan aku mampu menaklukkanmu!"
"Oke, apapun tujuanmu aku akan mengikutinya! Kita lihat, seberapa kuat kau bertahan disini!"
Dilepaskannya tulang pipi Eleanor oleh Kenneth, kemudian satu tangan besar Kenneth pun mulai menjulur mendekati area dada Eleanor, membuat jantung Eleanor seketika langsung kembang-kempis karena tidak menyangka Kenneth akan secepat ini tergoda dan akan segera meremas payudaranya.
Namun ternyata tangan besar Kenneth berbelok kearah punggung Eleanor kemudian mencabut banderol harga dan merk pakaian kerja yang ternyata lupa Eleanor lepaskan.
"Lain kali lepas dulu banderolnya!" kata Kenneth yang kemudian meraih satu tangan Eleanor kemudian menaruh banderol tersebut ditangan Eleanor.
Seketika wajah Eleanor pun langsung memerah karena malu, bisa-bisanya tadi dia lupa melepas banderol harga pakaiannya. Kenneth pun melirik kearah rok mini berwarna cream yang dikenakan oleh Eleanor.
"Apa perlu banderol dirokmu pun aku yang lepas?" tanya Kenneth.
"Apa? Apa aku juga lupa melepasnya?" tanya Eleanor yang langsung celingak-celinguk karena dari depan tidak ada banderol tersebut.
Kenneth kemudian mendekati tubuh Eleanor hingga keduanya sangat berdekatan kemudian wajah Kenneth pun menyamping, serta satu tangan Kenneth pun meraih banderol rok mini yang terletak dibelakang pinggul Eleanor. Posisi seperti ini jelas terlihat seperti keduanya tengah berpelukan.
Kenneth tersenyum melihat wajah gugup Eleanor ketika Kenneth berhasil melepaskan banderol harga rok mininya!
"Kau gugup?" tanya Kenneth.
"Ti-tidak, untuk apa aku gugup!"
Tak ingin kalah momen oleh Kenneth, Eleanor kini balas menggoda Kenneth karena itu tujuannya, Eleanor kemudian menarik dasi yang dikenakan oleh Kenneth sehingga bibir keduanya saling berdekatan, hanya tersisa satu inci saja maka bibir keduanya bisa saling menyatu.
"Mau meeting dasimu harus rapi Tuan Ken," ujar Eleanor sambil membetulkan posisi dasi Kenneth yang sebenernya sudah rapih.
Inilah kelemahan Kenneth ketika berada sedekat ini dengan Eleanor, otak kiri dan kanannya langsung tidak bisa pakai untuk berpikir apalagi ketika melihat kearah bibir lembab Eleanor yang pernah dia rasakan kelembutannya, membuat Kenneth langsung terkonekting dan sialnya benda berharganya dibawah sana itupun langsung bereaksi seketika.
Apalagi wajah Eleanor yang terlihat seperti seorang bidadari surga, cantik mempesona, glowing, semeriwing, Splendid. Membuat Kenneth kesulitan mengontrol keinginan didalam tubuhnya.
"Sekarang apa Tuan Ken yang malah gugup?" goda Eleanor.
"Hentikan Elea, jangan menggodaku atau,"
"Atau apa?" kata Eleanor yang berani menatap langsung kedua mata Kenneth.
Keduanya malah saling bertatapan dengan tangan Eleanor yang masih memegangi dasi Kenneth.
"Atau kau akan menyesal,"
"Menyesal atau tidak itu urusan nanti,"
Ditepisnya tangan Eleanor oleh Kenneth, kondisinya sudah tidak memungkinkan lagi untuk berada sedekat ini dengan Eleanor lebih lama lagi! Kenneth bisa-bisa hilang kontrol karena bagian bawahnya kini terus meronta-ronta.
"Kau tidak perlu masuk ke ruangan meeting! Tunggu saja diluar!" kata Kenneth.
