NovelToon NovelToon
LINTASAN KEDUA

LINTASAN KEDUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / SPYxFAMILY / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Sejak balapan berdarah itu, dunia mulai mengenal Aylin. Bukan sekadar pembalap jalanan berbakat, tapi sebagai keturunan intel legendaris yang pernah ditakuti di dunia terang dan gelap. Lelaki yang menghilang membawa rahasia besar—bukti kejahatan yang bisa meruntuhkan dua dunia sekaligus. Dan kini, hanya Aylin yang bisa membuka aksesnya.

Saat identitas Aylin terkuak, hidupnya berubah. Ia jadi target. Diburu oleh mereka yang ingin menguasai atau melenyapkannya. Dan di tengah badai itu, ia hanya bisa bergantung pada satu orang—suaminya, Akay.

Namun, bagaimana jika masa lalu keluarga Akay ternyata berperan dalam hilangnya kakek Aylin? Mampukah cinta mereka bertahan saat masa lalu yang kelam mulai menyeret mereka ke dalam lintasan berbahaya yang sama?

Aksi penuh adrenalin, intrik dunia bawah, dan cinta yang diuji.

Bersiaplah untuk menembus "LINTASAN KEDUA"—tempat di mana cinta dan bahaya berjalan beriringan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Peta

Kamar Aylin – Siang Hari

Aylin membuka koper hitam dari kolong ranjang. Ia menatap isinya sejenak—semua perlengkapan penyamaran tertata rapi, seolah menunggu dipakai lagi.

“Aku harus melakukan penyamaran ini lagi.”

Ia mengeluarkan wig cokelat kusam, tompel silikon, prostetik untuk tubuh, dan sepasang kacamata bundar.

Tangannya menyentuh dan menggeser layar ponselnya, hingga berhenti pada satu foto.

Ia menatapnya sejenak.

“Penyamaran pertama ke bengkel tua itu... aku harus menyamar seperti ini lagi.”

Ia duduk di depan cermin. Kontur wajah lebih dulu, lalu tompel, prostetik tubuh, dan wig. Terakhir, kacamata bundar.

“Tak boleh ada yang berubah. Bahkan letak tompelnya.”

Setelah semuanya terpasang, ia menatap pantulan di cermin.

“Kau masih hidup, rupanya.”

“Dan hari ini... kau harus mengambil barang yang sudah kau pesan.”

Ia kembali menatap foto di ponselnya, lalu menengok ke cermin, memastikan wajah di layar dan pantulan dirinya identik.

“Tak ada ruang untuk kesalahan.”

Kurosawa & Sons — Bengkel Perhiasan

Suara derit terdengar saat Aylin mendorong pintu kaca tua yang berat.

Pria tua itu muncul dari balik tirai, masih mengenakan celemek lusuh, kaca pembesar menggantung di lehernya.

“Kau datang lebih cepat dari jadwal.”

“Saya tidak bisa meninggalkannya lebih lama di luar,” balas Aylin cepat, menunduk sedikit. “Sudah selesai?”

Tanpa menjawab, pria tua itu memberi isyarat agar Aylin mengikutinya ke ruang belakang bengkel. Ruangan itu hangat, beraroma khas logam terbakar dan minyak mesin.

Di atas meja kayu tua, sebuah kotak hitam terbuka. Di dalamnya, delapan liontin bintang dengan bola kaca glow in the dark di tengahnya berpendar lembut seperti galaksi mini—nyaris tak bisa dibedakan mana yang asli, mana yang salinan.

“Delapan duplikat,” ucapnya perlahan. “Yang asli kupisahkan.”

Ia membuka kain bludru di tangannya dan memperlihatkan liontin asli sebelum menyerahkannya pada Aylin.

Aylin menerimanya dengan hati-hati dan segera menyimpannya. Lalu, dari dalam ransel, ia mengeluarkan pouch hitam dan mulai memindahkan liontin-liontin duplikat satu per satu ke dalamnya.

“Delapan cukup,” gumamnya. “Kalau ada yang mengejar, mereka akan bingung sendiri. Mana yang asli, mana umpan.”

Pria tua itu menatapnya lekat. Ada sesuatu yang ingin ia katakan, dan akhirnya terucap.

“Kau tahu... liontin itu bukan cuma indah. Ia menyimpan sesuatu.”

Aylin berhenti.

“Apa maksud Anda?”

“Dalam catatan ayahku, liontin itu berisi peta. Tapi bukan peta biasa. Peta yang hanya bisa dilihat... dengan cara tertentu.”

Aylin terkejut dan spontan mendekat. “Anda tahu caranya?”

Pria itu menggeleng pelan. “Aku sudah mencoba air, air hujan... bahkan embun pagi. Tak ada yang bereaksi. Tapi aku yakin, sangat yakin, peta itu ada. Ayahku bilang, liontin ini dibuat untuk seseorang yang pernah menyelamatkan nyawanya. Seseorang yang sangat spesial.”

Aylin menegang. “Dan Anda pikir... aku salah satu keturunannya?”

Tatapan pria itu menusuk, dalam dan penuh keyakinan. “Sinar liontin itu berpendar lebih terang saat berada di tanganmu. Ayahku bilang, reaksi itu hanya muncul pada pria itu... atau darah dagingnya.”

Ia diam sejenak, sebelum menambahkan dengan suara lebih rendah, nyaris seperti rahasia.

“Tapi jika liontin itu terkena darah yang salah... bukan darah keturunan sejatinya, maka ia akan membakar dirinya sendiri. Itu adalah bentuk pertahanan terakhirnya.”

Aylin tak menjawab. Tapi matanya menatap tempatnya menyimpan liontin itu seolah menatap rahasia yang terlalu lama terkunci.

“Dunia luar hanya tahu bahwa peta itu akan terlihat jika diteteskan darah. Tapi tak ada yang tahu, darah itu harus berasal dari pemiliknya… atau keturunannya. Aku sendiri baru mengetahuinya setelah membaca catatan ayahku lebih dalam.”

Ia menarik napas pelan sebelum melanjutkan. “Karena itu, aku membuat duplikatnya—lengkap dengan peta palsu. Entah akan berguna atau tidak, tapi jika seseorang mengejar liontin itu karena petanya, mereka akan kebingungan. Mereka harus menebak-nebak mana yang asli, mana yang hanya umpan.”

“Aku melakukan semua ini karena pemilik liontin itu pernah menyelamatkan nyawa ayahku. Itu bukan jasa kecil. Dan aku percaya, kau… adalah bagian dari darah orang itu.”

Diam sejenak.

“Aku tidak tahu isi peta aslinya. Tapi ayahku percaya, jika saatnya tiba, keturunannya akan tahu cara membacanya.”

Pria tua itu mendengus pelan, seolah menahan sebuah rahasia besar.

“Ayahku bekerja sama dengan seorang ilmuwan terkenal pada masanya untuk menciptakan peta dalam liontin itu. Mereka menggabungkan seni dan teknologi untuk menyembunyikan sesuatu yang sangat berharga. Namun, ayahku tidak menulis apapun tentang bagaimana cara melihat peta itu.”

Aylin mengerutkan kening, merasa ada yang tidak beres. “Lalu, bagaimana saya bisa melihatnya?”

Pria tua itu menatap Aylin dengan serius, matanya yang sudah keriput seolah mengandung berjuta cerita.

“Sayangnya, ilmuwan itu sudah meninggal sebelum ayahku bisa membocorkan rahasia itu. Yang aku tahu, dia meninggalkan beberapa catatan atau petunjuk tentang cara membuka peta, tapi aku belum menemukannya. Kamu... kamu keturunan orang yang dulu memiliki liontin ini, jadi aku yakin ada sesuatu yang bisa mengungkap rahasia itu. Mungkin catatan atau clue yang ilmuwan itu tinggalkan. Mungkin juga reaksi liontin itu hanya bisa terlihat olehmu.”

Aylin merasakan ketegangan dalam dada, ada sesuatu yang besar yang sedang menunggu di balik semua ini. “Jadi, saya harus mencari catatan atau petunjuk itu?”

Pria tua itu mengangguk, tatapannya penuh harap. “Mungkin... hanya itu jalan satu-satunya. Aku percaya kamu bisa menemukan apa yang hilang, jika kamu tahu ke mana harus mencari.”

Aylin mengunci pouch hitam, lalu menatap pria tua itu untuk terakhir kali.

“Terima kasih banyak. Saya akan transfer sisanya malam ini. Jaga diri Anda. Jangan terima siapa pun selain keluarga dekat Anda.”

Pria itu mengangguk pelan. “Aku tahu. Dunia ini tak seaman dulu.”

Aylin mengangguk tipis, lalu pergi, meninggalkan ruangan itu hanya dengan suara detak jam dinding dan cahaya lembut dari liontin yang terus berpendar—seperti bintang yang menyimpan rahasia semesta.

***

Malam telah menelan langit. Hanya cahaya temaram dari lampu meja yang menyisakan kehidupan di kamar. Aylin duduk diam di ranjang, membiarkan detak jarum jam dan deru lembut angin dari luar jendela menjadi satu-satunya yang menemaninya.

Pikirannya kembali pada perkataan pria tua pemilik bengkel perhiasan:

"Dengan air, dengan embun, dengan air hujan—semuanya tak bisa memunculkan peta di liontin itu. Bahkan darah yang salah bisa membakarnya."

Aylin menarik napas pelan.

"Apa itu artinya hanya darah keturunan sejati yang bisa membuat peta itu terlihat?"

Ia membuka pouch hitam dengan hati-hati, seperti seorang arkeolog yang hendak membangkitkan rahasia zaman kuno. Liontin itu tergeletak di telapak tangannya—hangat dan berpendar lembut, seolah mengenal siapa yang memegangnya.

Aylin menatapnya lama.

"Kalau memang ini benar... kalau aku benar keturunannya... kenapa rasanya seperti mimpi yang terlalu jauh?"

Tangannya gemetar sedikit. Ia menatap jari telunjuknya, lalu membuka laci meja dan mengambil peniti kecil dari dalam dompet P3K. Ia menghela napas panjang.

"Kalau aku salah, aku bisa membakarnya. Tapi kalau aku benar... maka ini awalnya."

Tusukan kecil. Nyeri singkat. Setetes darah muncul, merah dan hangat di ujung jarinya. Ia menahannya di atas liontin.

Detik itu juga, cahaya liontin membesar. Pendar putih kebiruan menari di permukaannya, seperti nyala api yang tidak membakar.

Aylin menahan napas.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
tse
mantap ka...seru abis bab ini...puas puas puas banget banget banget...top buat kaka....lanjut kan ka...jangan ada korban nyawa dari pihak Rayyan, Neil, Andi, Zayn, Buntala, Aylin dan Akay ya ka....mereka orang2 baik.....
Mrs.Riozelino Fernandez
😳😳😳😳😳
Mrs.Riozelino Fernandez
biarawan berkorban 😔
Mrs.Riozelino Fernandez
huuuh...
untung semua data atau apa ya itu namanya simbol2 itu sudah masuk ke pikiran Aylin ya...
Mrs.Riozelino Fernandez
ternyata mereka mengikuti Aylin...
ternyata setelah dilewati Aylin dan Akay tiap ujian tidak balik seperti semula ya...jadi gampang dilewati...
Puji Hastuti
Mantab, tim yang hebat
Puji Hastuti
/Good//Good//Good//Good/
Siti Jumiati
semakin kesini semakin seru...semakin bikin dang dig dug... semakin bikin penasaran... semakin nagih... dan semakin kereeeeeeeen... semangat kak lanjut...
fri
gasss terus Thor...💪
abimasta
untung jantungku masih aman thor
Siti Jumiati
satu kata cerita kakak luar biasa, bikin deg deg kan bikin senan jantung,bikin penasaran,bikin q gk bisa tidur karena gk sabar ingin baca cerita kelanjutannya.../Heart/ kereeeeeeeen.../Good//Good//Good/
ilhmid
gila, makin epik gini
phity
mamtap thor aku suka
phity
astaga aku baca sambil teriak2....hhhh
sum mia
akhirnya bisa ngejar sampai disini lagi .
makasih kak Nana.... ceritanya bener-bener seru juga menegangkan . kita yang baca ikutan dag dig dug ser .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
durrotul aimmsh
luar biasa....kyak lg nonton film action
asih
😲😲😲😲 kakak sampai hafal nama² jenis senjata
sum mia
emang seru kak.... sangat menegangkan .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia
meski banyak jalan terjal dan banyak ujian semoga mereka tetap baik-baik saja .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
naifa Al Adlin
keren lah kak nana/Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!