NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Dibalik Skrip

Kisah Cinta Dibalik Skrip

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Anak Balita

Awalnya pura-pura, lama-lama jadi cinta. Aku, Renata Priyanka, menghadapi kenyataan hidup yang tidak terduga setelah calon suamiku memutuskan hubungan satu minggu sebelum pernikahan.

Untuk memperbaiki nama baik keluarga, kakek mengatur pernikahanku dengan keluarga Allegra, yaitu Gelio Allegra yang merupakan pria yang terkenal "gila". Aku harus beradaptasi dengan kehidupan baru dan konflik batin yang menghantui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehormatan Keluarga

27 Maret 2025, di jam makan malam.

"Apa kau sudah siap?" Rain memeriksa keningku, wajahku pucat karena gugup dan takut bertemu dengan kakek.

Aku menggelengkan kepalaku, tanganku sangat dingin. Regan sudah menunggu kami berdua di bawah, Rain menganggukkan kepalanya tanda dia sudah siap. Tangannya yang besar mendekap lenganku, kami bertiga pun berangkat ke rumah utama keluarga Priyanka.

...----------------...

Sesampainya di vila kediaman Priyanka. Rain membelokkan setir kemudi memasuki gerbang utama. Aku sangat senang karena kedua saudaraku sangat baik dan selalu mendukung ku.

Setibanya di depan rumah. Para pelayan di rumah itu langsung membukakan pintu, dan hanya mengangguk tanpa menyapa kedatangan kami bertiga. Itu memang sudah biasa, pelayan di vila itu lebih mengutamakan tindakan daripada banyak bicara.

"Selamat datang Tuan Muda Regan, Tuan Muda Rain dan Nona Muda Regina. Ada apa gerangan kalian bertiga datang berbarengan seperti ini kemari?" sapa paman Moha, yang merupakan ketua pelayan sekaligus orang kepercayaan kakekku, Santosa.

"Tentu saja ada urusan yang sangat penting. Kalau tidak penting, kami tidak akan datang," sahut Rain.

"Apa itu ada hubungannya dengan acara pernikahannya Nona Muda Regina? Ngomong-ngomong selamat atas pernikahan nya Nona, saya ingin mengatakannya lebih awal jika saya tidak bisa hadir di hari pernikahan anda nanti. Mohon maafkan diri saya ini Nona," kata paman Moha menggenggam tanganku.

Dengan berat aku tersenyum, berterimakasih atas ucapan selamat yang dia berikan. Itu ku lakukan untuk menghindari kecurigaan nya, lagian belum ada yang tahu siapa calon suamiku yang sebenarnya. Tapi, mungkin sebagian orang sudah mengetahuinya melalui namanya saja, karena sepertinya surat undangan pernikahan ku sudah di sebar sejak beberapa hari yang lalu.

Setelah cukup basa-basi, paman Moha mengantarkan kami bertiga bertemu dengan kakek di ruang kerjanya. Kakek tampak tidak menoleh sedikitpun saat aku dan kedua kakakku masuk ke dalam. Paman Moha pamit undur diri mengambilkan teh dan camilan sebagai suguhan.

"Kakek,"

"Kenapa kalian kemari? Regina, bukankah aku sudah mengabulkan semua permintaan mu, kenapa kau datang kemari sekarang?" tanya kakek yang seketika membuat jantungku berdegup kencang.

"Kakek, ada hal penting yang ingin kami bicarakan dengan mu," Rain memulai.

"Tentang?" tanya kakek singkat.

"Regina," sahut Regan.

"Ada apa dengannya?" kakek tampak santai.

Percakapan berjalan sangat cepat dan singkat. Aku tidak bisa mengikuti alur yang begitu cepat seperti itu, apa dengan begitu kakek akan bisa menerima masalahku dengan cepat juga?

"Calon suaminya Regina menghilang," jelas Rain.

Kakek terlihat tidak terkejut sedikitpun, "Apa maksud mu dengan 'menghilang'?" tanya kakek.

"Dia pergi meninggalkan Regina dan menyatakan putus tadi pagi. Kini kami kemari untuk meminta solusi darimu," Rain menjelaskan.

Kakek menghentikan tangannya yang dari tadi sibuk mengorak-orekkan sesuatu di sebuah kertas. Pada akhirnya dia melihat kami, wajahnya tampak sedikit terkejut, namun tertutupi oleh kerutan asli di dahi dan wajahnya yang sudah tua.

"Dia pergi?" kakek menatapku.

"Iya..." sahutku sambil menunduk.

"Itulah sebabnya aku tidak menyukai orang miskin! Tidak hanya masalah ekonomi nya saja yang masih kurang, sifatnya pun sama seperti bajingan! Tidak, dia memang bajingan! Orang miskin rata-rata pemikiran nya seperti itu!" Rain tiba-tiba berteriak kesal.

"Sebenarnya, aku tidak perduli Regina menikah dengan pria mana saja. Tapi kali ini aku perduli karena pria itu sudah membuat keluarga kita malu! Bagaimana bisa dia memutuskan hubungan seminggu sebelum pernikahan? Pria macam apa dia?" Regan menambahkan.

Mendengar mereka semuanya mencaci Edward, hatiku sakit, sesak, pada akhirnya aku menangis juga. Padahal sudah ku tahan semaksimal mungkin, tapi tetap saja emosi mengalahkan keteguhan hatiku.

"Haaa..." kakek menghela nafas panjang. Dia terus-menerus menatapku.

TOK! TOK! TOK!

Suara ketukan pintu.

"Permisi! Saya Moha, bolehkan saya masuk membawa seteko teh?"

"Biarkan saja!" kata kakek yang tidak mengijinkan paman Moha masuk ke ruangan kerjanya.

"Baik," sahut paman Moha, setelahnya dia pun pergi.

Suasana kembali menjadi hening setelah kepergian paman Moha. Rain dan Regan menunggu kakek mengatakan sesuatu. Sedangkan aku masih sibuk bersedih meratapi nasib malang yang menimpa hidupku.

"Aku akan bertanya kepadamu, apa yang kau inginkan sekarang? Dan menurutmu, bagaimana kau akan mengambil solusi untuk masalahmu ini?" kakek bertanya kepadaku.

Apa yang aku inginkan? Tentu saja aku ingin Edward kembali kepadaku. Tapi bagaimana caranya? Maukah kakek membantuku jika aku mengatakan apa yang ku inginkan? Sekarang aku harus menjawab pertanyaannya yang kedua.

"Aku akan membatalkan pernikahan ku, dan meminta maaf kepada semua orang atas ketidaknyamanan yang sudah ku lakukan," sahutku.

"Kau yakin akan solusi yang baru saja kau katakan itu? Bukankah itu akan mempermalukan keluarga atas tindakan mu itu? Orang-orang akan semakin menginjak-injak harga diri Priyanka. Pria miskin berhasil menghancurkan keluarga Priyanka, siapakah pria itu? Mereka semua akan terus penasaran dan menekan kita," jelas kakek.

Sontak aku tertegun. Kata-kata kakek tidak ada yang salah, yang salah adalah diri ini sendiri. Kenapa aku harus mencintai pria itu? Mereka benar, mindset orang menengah kebawah kebanyakan arogan. Dan arogansi mereka membuat mereka tidak disukai oleh orang kalangan atas.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan agar bisa menjaga kehormatan keluarga? Ini semua adalah kesalahanku kakek, jadi izinkan aku menebus kesalahanku ini. Aku mohon bantuan darimu," aku bertekad.

Kakek tersenyum mendengar jawabanku itu, sedangkan Rain dan Regan masih dalam keadaan cemas akan keputusan yang akan kakek berikan untukku. Kakek tampak terlihat sedang berfikir sangat keras. Aku sudah bertekad untuk menuruti apapun keputusan yang kakek berikan, ini semua untuk kehormatan keluarga dan sebagai bentuk penebusan kesalahanku.

"Kakek akan memikirkan nya," kata kakek sambil melajukan kursi rodanya menggunakan remote control di bagian samping kursi rodanya.

Regan langsung membantu kakek mendorong kan kursi rodanya keluar dari ruangan itu. Kini tinggal Rain dan aku yang masih berada di sana. Keputusan masih belum di berikan, aku bimbang.

"Kurasa pernikahan akan tetap berlangsung," kata Rain yang masih duduk di sofa.

"Kupikir juga begitu," sahutku.

"Mari kita pulang," ajak Rain.

"Bagaimana dengan kak Regan?"

"Apa dia pernah kekurangan kendaraan untuk kembali pulang ke rumah? Dia adalah cucu kesayangannya kakek," sahut Rain dengan nada sedikit iri.

Aku tersenyum melihat Rain yang cemburu. Sebenarnya kakek tidak menyayangi siapapun, dia hanya melakukan kewajibannya sebagai seorang kakek sekaligus orang tertua di keluarga ini. Regan adalah pewaris, cucu laki-laki pertama, jadi tentu saja kakek lebih memperhatikan nya. Karena kelak perusahaan akan jatuh ke tangannya.

"Kalau begitu ayo," aku menggandeng tangan Rain. Mengajaknya pulang tanpa Regan.

"Ngomong-ngomong, kapan kau akan menikah?" aku mencoba mencairkan suasana.

"Kau mau punya ipar berumur 13 tahun tidak?" tanya Rain.

"Hei, apa kau bercanda? Umurmu 28 tahun! Jangan bilang kau ini pedofil?"

"Sebenarnya aku memang sudah menyadari nya sejak ku masih SMA, aku hanya tertarik dengan anak-anak 15 tahun ke bawah. Karena setelah mereka dewasa, mereka tidak menarik perhatian ku lagi. Makanya aku masih belum menikah sampai sekarang. Tapi kalau bersamamu, itu pengecualian. Meski kau sudah berumur 24 tahun, aku masih melihatmu sebagai anak kecil," kata Rain. Aku sangat terkejut mendengarnya, kakakku ini ternyata memiliki penyakit para bajingan!

"Aku sangat merinding begitu mendengarnya," kataku.

"Mau bagaimana lagi? Para wanita itu tidak membuatku tertarik sama sekali,"

"Tidak! Hey! Kau harus pergi ke dokter! Penyakitmu itu harus segera kau hilangkan!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!