NovelToon NovelToon
Mundur Atau Terus Mengejarnya?

Mundur Atau Terus Mengejarnya?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ladies_kocak

Malam itu, Gwen seorang gadis remaja tidak sengaja memergoki cowok yang dia kejar selama ini sedang melakukan pembunuhan.

Rasa takut tiba-tiba merayap dalam tubuhnya, sekaligus bimbang antara terus mengejarnya atau memilih menyerah, Karena jujur Gwen sangat takut mengetahui sosok yang dia puja selama ini ternyata seorang pria yang sangat berbahaya, yaitu Arsenio.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ladies_kocak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Ellie menyambut kehadiran sahabat anaknya, Danny serta Rafa dengan senyum hangat sementara matanya sedikit mengerut melihat gadis yang tak begitu dikenalnya di samping mereka.

"Tunggu sebentar ya, Nio sedang mandi," ujar Ellie lembut.

Mereka hanya mengangguk berjalan menyapa sambil bersalaman, "Eh, Mami, gimana kabarnya?"

"Mami baik, dong." Ellie menimpali dengan ekspresi penuh minat. "Kalian sudah jarang datang ke sini, ya?" tanya Ellie sambil menempatkan dirinya di sofa. "terutama kamu Rafa, udah kelar urusannya di sana?"

"Udah Mi, aku bakal tinggal di sini," sahut Rafa, lalu dia menyodorkan sebuah paper bag yang entah berisi apa." Ini oleh-oleh buat mami sama papi, semoga suka!"

Ellie tersenyum manis,"Ah, kamu repot-repot bawa mami hadiah. Makasih ya!" Rafa hanya tersenyum ramah, merasa hangat di sambut hangat oleh ibu dari sahabatnya,padahal sudah dua tahun tidak bertemu.

Meski tubuh Ellie menghadap kepada mereka, matanya tak sekali pun bertemu dengan pandangan gadis yang mereka bawa. Kelihatan jelas ia kurang menyukai kehadiran gadis tersebut.

Gadis itu pun mengambil inisiatif, "Halo, Mami, aku Maudy, adeknya abang Rafa" ucapnya ceria.

Ellie mengernyit melirik Rafa yang jelas tidak menyukai dengan sikap sok ceria adiknya, "Jangan panggil saya Mami, saya bukan mami kamu."

Tapi Maudy tak menyerah, "Tapi aku dengar Bang Rafa manggil Mami, jadi aku ngikut Abang deh."

Ellie meluruskan, "Saya hanya mengizinkan sahabat-sahabat anak saya memanggil saya seperti itu." Kekakuan tergambar dari sudut bibir Ellie yang menegang.

"Jaga sikap lo! ini alasan gue larang lo ikut gue," bisik Rafa tak suka.

"Maaf, Tante," Maudy menunduk, mengigit bibir bawahnya, terlihat jelas rasa tidak nyaman menghiasi wajahnya.

Maudy terpaku sejenak, matanya terhunus ke arah suara 'ting' yang mengumumkan kedatangan lift. Wajahnya berseri-seri, membentuk senyum paling cerah saat melihat Arsenio melangkah keluar, santai dengan kedua tangan terkubur dalam saku celananya.

"Kak Arsen!" serunya sambil melangkah gembira mendekati Arsenio.

Namun cowok itu, dengan gerakan cepat, menghindari pelukan yang hampir mendarat dari Maudy.

"Gue ga suka di sentuh," ucapnya singkat, nada suaranya datar, melangkah melewati Maudy yang mulai mengkerutkan bibir, kecewa.

"Ngapain bawa adek lo kesini?" tanya Arsenio, suaranya ringan namun giginya terkatup, saat ia menatap Rafa yang hanya memberikan senyuman paksa.

"Lo tahu sendiri gimana keras kepalanya dia," bisik Rafa, matanya tak beranjak dari Arsenio yang telah mengambil tempat duduk di sofa.

Sementara itu, Ellie hanya melemparkan senyum ejek pada Maudy sebelum berlalu, menambah rasa jengkel yang telah melayang di udara. "Anak dingin Mami! " Bangganya.

Namun Maudy tidak mudah menyerah. Dengan senyuman yang kembali merekah, ia duduk di sisi Arsenio. "Kak Arsen, gimana keadaannya?" tanya Maudy, suaranya ramah dan penuh kehangatan.

"Baik," jawab Arsenio singkat, suaranya tetap datar.

Maudy, dengan semangat yang tidak pudar, menimpali, "Maudy seneng deh bisa liat kak Arsen lagi."

Arsenio hanya berdehem, menyembunyikan ketidakpeduliannya dengan datarnya ekspresi, sambil mengisyaratkan Rafa menjauhi adiknya darinya.

"Kalo gitu, kami pamit dulu ya, aku mampir mau nyapa Mami doang," ucap Rafa mengerti bahasa isyarat Arsenio.

"kok cepat banget pulangnya?" tanya Ellie merasa kecewa.

"lain kali kita ngobrol lagi, Mi," ucap Rafa.

"Yaudah kalian hati-hati pulangnya," ucap Ellie.

Arsenio tersenyum kepada Danny dan Rafa."nanti malam kita ketemuan di tempat biasa ya,"

"yoi,"

Setelah kepergian mereka, Ellie bangkit duduk di samping Arsenio dengan penuh intimidasi.

"Mami mau nanya apa?nanya aja" tanya Arsenio, mata mereka bertemu.

"Kamu benar ga ada hubungan apa-apa dengan Maudy?" tanya Ellie.

"Ya ampun, Mi. Nio pikir apa? Nio ga ada hubungan apa-apa sama dia, Nio hanya anggap dia adik sahabat Nio," sahut Arsenio, sedikit frustasi namun tetap tenang.

"Jangan deket-deket sama dia, mami ga suka dia," ucap Ellie dengan nada khawatir. Arsenio hanya bisa mengangguk lemah.

"Tapi mami lihat dia terus cari perhatian sama kamu, mami takut aja kamu suka sama dia," lanjut Ellie mencoba menyelidik perasaan anaknya.

Arsenio buru-buru menenangkan ibunya, "Mi, aku ga suka sama dia," katanya dengan tegas, berusaha meyakinkan.

Namun, Ellie masih belum puas, "Awas kalau kamu suka dia, mami ga akan restuin. Mami ga suka punya mantu cengeng dan caper kayak dia," ujar Ellie dengan nada tegas.

"Nio udah punya cewek yang Nio suka, sesuai keinginan mami mungkin," timpal Arsenio, berusaha meredakan kekhawatiran ibunya.

Ellie tampak terkejut sekaligus lega, "Oh ya? apa dia gadis yang liat kamu bunuh orang? Bagaimana orangnya, nak? Ga apa-apa kalo dia miskin dan manja, yang penting dia ga caper kayak Maudy itu," tanyanya, penasaran.

Dengan bangga, Arsenio mengambil ponselnya dan membuka galeri foto. "Mami pasti langsung suka kalau lihat dia," katanya sambil menunjukkan foto seorang gadis yang diam-diam dia potret.

Ellie mendekat, mengamati foto tersebut dengan seksama sambil tersenyum.

"Cantik, ga?" tanya Arsenio.

Ellie memandangi foto yang dipegangnya, alisnya berkerut seolah mencoba mengingat. "Cantik banget sayang, tapi mukanya kayak kenal... Eh, mirip siapa ya?," gumamnya.

Sementara itu, Arsenio yang duduk di sampingnya hanya bisa tersenyum gugup. "Namanya Gwen, Mi"

"Kapan kamu bawa dia pulang? Mami sudah ga sabar mau ketemu," tanya Ellie dengan semangat yang jelas terlihat dari caranya yang tak bisa diam.

"Ah, nggak semudah itu, Mi. Gwen itu... dia masih takut sama aku," ungkap Arsenio, suaranya sedikit lirih.

Ellie tertawa kecil, "pelan-pelan aja dapetin dia"

Arsenio mengangguk membuat Ellie tersenyum kecil berkata,"Kayaknya dia masih muda deh,"

"Masih SMA, Mi," lanjut Arsenio saat melihat wajah ibunya yang terkejut.

"Ya ampun sayang, kamu suka sama anak SMA? Apa nggak susah ngeyakinin anak SMA?" Ellie tampak khawatir tapi juga penasaran.

"Gak tahu, Mi. Aku nggak ada pengalaman. Mungkin bisa belajar dari papi, gimana dulu dia bisa dapetin Mami," ujar Arsenio, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Ellie menghela nafas, penuh kenangan. "Kami itu dulu dekat begitu saja sayang, karena memang dari kecil udah bersama. Kalau kamu dari kecil gak pernah deket sama perempuan."

Mata Arsenio berbinar, sebuah kilatan obsesi dan cinta yang tidak tersembunyi. "Aku yakin bisa dapetin gadis itu, Mi."

Ellie tersenyum, lalu mengusap lembut lengan putranya. "Ya udah, mami cuma bisa dukung kamu saja."

Ellie kembali bertanya, "kamu sama El masih belum juga akur? Mami liat El ga datang sama mereka," tanyanya lembut, penuh kekhawatiran.

"Udah kok Mi. Mungkin dia lagi sibuk, Om Ardi kasih dia sebuah perusahaan,makanya anak itu sering ga punya waktu ngumpul," jawabnya.

Ellie menghela nafas lega tersenyum manis, "gitu dong, Mami syok banget dengar kalian bersitegang kayak gitu,"

" Mungkin kita masih belum sama-sama dewasa,"kata Arsenio.

1
Gebi Tompul
lanjut
Myra Myra
kasihan Gwen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!