Persahabatan Audi, Rani dan Bimo terjalin begitu kuat bahkan hingga Rani menikah dengan Bimo, sampai akhirnya ketika Rani hamil besar ia mengalami kecelakaan yang membuat nyawanya tak tertolong tapi bayinya bisa diselamatkan.
Beberapa bulan berlalu, anak itu tumbuh tanpa sosok ibu, Mertua Bimo—Ibu Rani akhirnya meminta Audi untuk menikah dengan Bimo untuk menjadi ibu pengganti.
Tapi bagaimana jadinya jika setelah pernikahan itu, Bimo tidak sekalipun ingin menyentuh, bersikap lembut dan berbicara panjang dengannya seperti saat mereka bersahabat dulu, bahkan Audi diperlakukan sebagai pembantu di kamar terpisah, sampai akhirnya Audi merasa tidak tahan lagi, apakah yang akan dia lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tujuh Belas
Audi duduk di sofa sambil memperhatikan gadis kecilnya bermain boneka. Tanpa sadar air mata kembali jatuh membasahi pipinya. Bukan karena dia mencintai Bimo jika sampai detik ini bertahan, tapi karena Ghita. Ya, bocah itu yang membuat dia kuat dengan apa pun perlakuan suaminya. Anak itu telah membuat dia jatuh cinta sejak hari pertama kelahirannya.
Walau Audi baru mengetahui kalau Rani ternyata tak sebaik yang dia pikirkan. Sahabatnya itu selalu menjelekan dirinya dengan Bimo, tapi tak ada dendam di hati gadis itu, karena baginya semua telah berlalu. Tak ada gunanya juga dia mencoba memperbaiki, karena Bimo tak akan percaya dan dia juga tak bisa membuktikan ucapan Rani itu bohong karena orangnya yang telah tiada.
Dalam hati Audi ada sedikit kebimbangan untuk meninggalkan Bimo, melihat sikapnya yang mulai berubah tadi pagi.
"Apa aku harus beri kesempatan sekali lagi untuk Bimo? Siapa tau dia telah menyadari kekeliruannya," gumam Audi dalam hatinya.
Audi jadi bingung harus melakukan apa. Dia jadi ragu untuk meninggalkan Bimo dan Ghita.
"Ma, Ma ...," panggil Ghita.
"Tante ... bukan Mama, Sayang," balas Audi. Dia tak mau nanti Bimo kembali marah dan salah paham. Di kira dia yang mengajari Ghita buat memanggil Mama.
"Ma, ain ...," ucap Ghita menunjuk ke arah belakang rumah, tepatnya ke taman. Bocah itu memang lebih suka bermain di taman karena Audi akan membebaskan dirinya berjalan ke sana ke mari tanpa takut terluka jika jatuh. Taman itu ditumbuhi rumput yang lembut.
"Ghita mau main di taman. Boleh ... Siapa larang," ucap Audi. Dia lalu memapah tangan bocah itu berjalan menuju ke taman belakang. Sampai di sana, Audi membiarkan bocah itu berjalan sendiri walau kadang terjatuh. Dia hanya memperhatikan apa yang anak itu lakukan.
Audi membuka gawainya. Mencoba mencari lowongan pekerjaan. Tak lupa dia juga mencari kos untuk dia tempati setelah keluar dari rumah. Beruntung tabungannya masih tersimpan di rekening. Uang yang Bimo berikan akan dia kembalikan.
Bimo selalu memberikan uang yang jauh dari kata cukup. Setiap bulan, uang itu selalu saja ada sisanya. Audi tak pernah memakainya. Selama enam bulan menjadi istri pria itu, sisa uang bulanan yang Bimo berikan mencapai ratusan juta. Diakui, jika menyangkut uang sahabatnya itu royal. Tak perhitungan.
Tanpa Audi sadari, Ghita berjalan tertatih ke arah taman bunga. Bocah itu belum lancar berjalan sehingga langkahnya masih seperti robot berjalan. Di belakang rumah banyak ditanami bunga kesukaan Rani. Wanita itu memang mengkoleksi berbagai jenis bunga.
Walau Rani telah tiada taman itu tetap di jaga dan di rawat oleh Bimo. Dia meminta tukang kebun untuk merawat bunga-bunga itu. Sehingga bunganya tumbuh mekar dan sangat indah.
Audi begitu serius dengan gawainya belum juga menyadari apa yang Ghita lakukan. Bocah itu mencabut dan merusak bunga-bunga di pot, sehingga tak berbentuk lagi.
Ghita mengambil setangkai bunga dan berjalan dengan tertatih menuju Audi. Sepertinya ingin memberikan bunga itu untuk ibu sambungnya.
"Ma ...," panggil Ghita dengan menarik baju Audi.
"Iya, Sayang. Ada apa?" tanya Audi. Matanya masih tetap fokus ke gawai. Dia sedang mengirimkan data dirinya. Berharap akan diterima di perusahaan yang cukup ternama itu.
"Ma ...," panggil Ghita lagi. Tetap dengan menarik baju Audi.
Audi yang baru selesai mengirimkan data diri akhirnya meletakan gawainya. Dia tersenyum pada bocah itu.
"Unga ... Ma!" seru Ghita sambil menyerahkan bunga ke tangan Audi.
"Bunga ... dari mana kamu dapat ini, Sayang?" tanya Audi.
Bocah itu menunjuk ke arah pot bunga yang berderet di ujung taman. Audi ingat betul jika Rani selalu menjaga dan merawatnya dengan telaten. Dia akan sedih jika bunganya layu apa lagi jika mati.
"Jangan bilang kamu mencabut bunga di pot," ucap Audi pada dirinya sendiri.
Tanpa pikir panjang lagi, Audi berdiri dan setengah berlari menuju ke taman bunga, ingin melihat secara dekat. Jantungnya langsung berdetak cepat, melihat bunga-bunga yang sudah tak berbentuk itu lagi.
"Ghita, kenapa kamu mencabut bunga di pot-pot ini, Sayang?" Audi tampak bingung dan menarik rambutnya frustasi. Dia tak mungkin memarahi bocah itu, selain dia tak akan mengerti, dia juga pasti akan menangis.
Audi lalu berjongkok. Mengambil bunga yang telah Ghita cabut. Mengumpulkan di satu tempat. Dia mengambil bunga yang mungkin masih bisa ditanami kembali. Dia merasa semua ini salahnya. Kenapa asyik dengan gawainya.
Tak terasa telah dua jam Audi memperbaiki semua bunga-bunga yang di cabut Ghita. Bocah itu tadi telah dia tidurkan agar tak menganggu kerjanya.
Pak Heru, tukang kebun kebetulan sedang libur sehingga Audi tak bisa minta bantuannya. Dia mengerjakan sendiri, mencoba mengembalikan seperti semula walau semua mustahil. Audi yakin jika Bimo melihat ini, dia pasti marah.
Audi yang serius menanami bunga tak menyadari kehadiran Bimo. Pria itu tegak dengan tangan di pinggang. Napasnya memburu menahan emosi melihat bunga-bunga yang dia jaga sepenuhnya menggantikan Rani berubah bentuk. Dia juga melihat banyak bunga berserakan. Bunga yang sudah tak bisa ditanam lagi.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya Bimo dengan suara lantang
Audi yang sedang serius menjadi terkejut dan langsung menoleh. Dia melihat ke arah Bimo dengan raut muka yang bersalah. Wajah pria itu tampak memerah menahan amarah.
"Aku sedang menanam kembali bunga-bunga ini, Bimo," jawab Audi dengan suara pelan..
"Dari awal sudah aku katakan padamu, jangan pernah merubah apa pun yang ada di rumah ini. Apa lagi merusaknya!" ucap Bimo dengan suara yang tinggi, membuat Audi merasa sedikit ketakutan.
"Bukan aku yang merusaknya Bim, tapi ...."
Belum sempat Audi menjelaskan terdengar lagi suara Bimo, yang bicara dengan lantang. "Kembalikan bunga-bunga ini seperti semula. Jangan karena aku tadi baik padamu sehingga kau bisa dan boleh melakukan semau'mu. Ingat posisimu di sini, Audi. Kau bukan pemilik rumah ini. Ini milik Rani. Dan akan jatuh ke tangan Ghita. Jangan bermimpi kau akan memiliki semua ini!" ucap Bimo dengan lantang.
Harga diri Audi tak terima dengan ucapan Bimo yang seakan menuduhnya ingin menguasai dan memiliki harta miliknya. Gadis itu berdiri dan menatap pria itu dengan mata tajam dan terluka.
"Aku juga tak pernah berpikir sedikitpun untuk menguasai atau memiliki rumah ini. Aku sadar posisiku di sini, hanya sebagai pengasuh Ghita. Tak perlu kau ingatkan lagi! Akan aku perbaiki seperti semula walau bukan aku yang melakukannya, tadi Ghita yang mencabutnya," ucap Audi dengan penuh penekanan.
"Jangan kau limpahkan kesalahanmu pada Ghita. Kau perbaiki saja bunga-bunga ini. Semua itu jauh lebih berharga dari dirimu. Aku lebih baik berpisah darimu dari pada harus melihat bunga itu mati dan layu!" seru Bimo.
Setelah mengucapkan itu, Bimo masuk ke dalam rumah. Tak peduli perasaan Audi mendengar ucapannya yang tajam. Setelah Bimo menghilang, gadis itu terduduk di tanah. Badannya terasa lemah. Tak percaya mendengar ucapan pria itu.
"Ternyata aku salah. Kau tak akan pernah berubah. Kau tak pernah menganggap aku ada. Bahkan bagimu lebih bernilai bunga-bunga ini dari diriku. Maaf, Bimo. Kesempatan bagimu sudah tak ada. Aku memang seharusnya pergi. Tak guna bertahan di sini!" gumam Audi sambil mengusap air mata yang jatuh membasahi pipinya.
Aku menganggap kamu seperti huruf Ba dalam iklab, tapi bagimu aku seperti "nun" mati di antara "idgham billagunah" ada namun tak dianggap.
semoga ending audi sm daniel😘
tlg y kebanyakan novel istri minggat gr2 suami pst balikan lg klo ni tlg y bubarin mrk
krn q dah skt ht bett sm si bimo
🤣🤣🤣