Alan ... menikahlah dengan Delila, ku mohon! Aku sangat mencintai anakku Delila, aku paling tidak bisa terima bila dia di permalukan. Nelson Jocelyn
Saya tidak mau karena saya tidak mencintainya. Alan Hendra Winata
Maaf, maafkan aku telah menyeretmu ke dalam masalah besar ini. Delila Jocelyn
Pernikahan yang tak di inginkan itu apakah tumbuh benih-benih cinta atau hanya akan ada rasa sakit yang menjalar di antara keduanya?
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang Rasa
Sejak saat itu ....
Semenjak mengenal keluarga Jocelyn, bisnis orangtua Lucas berkembang pesat. Baik Lucas dan Delila pun semakin dekat hingga akhirnya mereka menjalin hubungan.
Pada awalnya mereka hanya berteman baik, namun lambat laun Lucas jatuh cinta pada Delila yang lembut dan baik hati.
10 tahun lamanya mereka hubungan dekat hingga Lucas lah yang memutuskan untuk meninggalkan Delila.
10 tahun bersama pun, Delila selalu memperlakukan Lucas dengan baik meskipun faktanya status sosial Lucas berada jauh di bawah Delila. Namun semua keluarga Delila menerimanya dengan tangan terbuka.
Delila sosok gadis yang lembut dan pengertian. Bahkan dia sangat menyesali beberapa orang yang merundungnya harus di keluarkan dari sekolah karena sebenarnya Delila tak pernah menceritakan pada Daddy nya. Tapi entah bagaimana Daddy nya bisa tahu dan begitu marah pada Delila karena telah menyembunyikan sesuatu darinya.
Delila sama sekali tak berniat menyembunyikan hal itu, dia cukup tahu bagaimana rasa khawatir yang berlebihan dari Daddy nya dan Delila tak mau menyusahkan Daddy nya. Pada akhirnya Delila mendapatkan pendidikan di rumah dan Lucas lah satu-satunya lelaki yang dekat dengan Delila.
Begitu pun juga sebaliknya, bagi Lucas hanya Delila seorang yang ada di hatinya sampai Luna datang di tengah-tengah hubungan mereka. Tanpa ada rasanya malu Luna secara terang-terangan mengungkapkan perasaannya pada Lucas dan menawarkan diri untuk menjadi pemuas ranjangnya. Impian liar setiap laki-laki. Hingga akhirnya Lucas pun tergoda karena selama berpacaran dengan Delila dia tak pernah melakukan hal lebih kecuali berpegangan tangan dan sekedar mencium bibir. Itu pun tak lama hanya sebuah kecupan saja tak lebih.
Luna hadir di antara keduanya sejak dua tahun kejadian. Pertama kali Luna berteman dengan Luna, Delila terlihat begitu ceria. Bahkan Delila menganggap Luna sebagai saudara tanpa memandang status sosial yang jauh berbeda dengannya.
Tak ada yang aneh hingga waktunya tiba ketika Lucas memutuskan untuk melamar Delila dan sejak saat itulah Luna mulai mendekati dirinya begitu gentar. Padahal waktu itu Luna telah menjadi kekasih Alan sahabatnya.
Kedatangan Luna yang terus menerus dan penuh godaan membuat pertahanan Lucas runtuh dan memutuskan meninggalkan Delila yang telah 10 tahun dekat dengannya.
Cinta ... ya itulah yang Lucas rasakan dulu pada Delila. Cinta yang begitu lembut dan mendamaikan.
Sedangkan pada Luna? Yang jelas saat bersama Luna, dia merasakan tantangan, godaan, dan ga*rah yang menggelora. Tentunya hal itu yang di inginkan setiap laki-laki.
Lucas tersenyum kecut ketika menyadari perasaannya pada Delila masih belum pudar, terbukti dengan perihnya hati ketika melihat Delila tertawa dengan pria lain. Padahal itu hanya sekedar tertawa, tapi dia tak rela melihat Delila berbagi bahagianya dengan lelaki lain.
Lalu apa yang sedang dia rasakan pada Luna saat ini? Jujur perasaanya masih abu-abu, tapi bagaimanapun juga dia telah memilih Luna karena nafsu dan tak mungkin baginya untuk meninggalkan Luna begitu saja. Walaupun sebenarnya dia ragu apakah dia lelaki pertama bagi Luna atau bukan. Saat itu Lucas melakukannya dengan keadaan mabuk ketika pertama kali meniduri Luna. Tapi Lucas masih ingat dengan jelas bahwa dia melakukan hubungan terlarang itu dengan mudahnya.
Sesuai janjinya, Luna memberikan kehidupan di atas ranjang yang luar biasa. Sehingga Lucas candu akan tubuh sintal Luna. Tapi apakah Lucas jatuh cinta padanya? Untuk saat ini Lucas tak bisa menjawabnya dan biarkan semua mengalir sesuai dengan alurnya. Ya begitulah pemikiran Lucas tentang hubungannya dengan Luna.
Sementara Luna apa dia mencintainya? Lucas pun meragukan hal itu. Reaksi Luna melihat Alan sama halnya dengan dirinya ketika melihat Delila tadi.
Terlihat jelas amarah di raut wajah Luna ketika melihat Alan dengan Delila yang begitu dekat. Selain itu, Lucas mampu mendengar isak tangis samar Luna yang membuatnya tersenyum kecut.
"Kenapa diam? Masih mikirin dia (Delila)?" tanya Luna dingin yang berdiri di sebelahnya.
Lucas tersenyum masam tanpa menolehkan wajahnya pada Luna. Lucas kembali menenggak minumannya.
"Nggak beda jauh tuh sama kamu yang masih mikirin dia," jawab Lucas yang tak kalah dinginnya.
"Apa maksudmu?" tanya Luna kembali dengan perasaan gusar.
"Kamu kira aku bodoh, hah? Aku tahu kamu nangis karena lihat dia sama Delila," jawab Lucas yang kemudian pergi meninggalkan Luna seorang diri.
Luna terdiam mematung, apa yang di katakan Lucas benar adanya. Seketika tubuhnya terasa panas seolah merasa tertangkap basah. Tapi Luna tak bisa membiarkan itu terjadi, dia tak ingin Lucas tahu perihal perasannya yang masih berkobar untuk Alan. Dia akan kehilangan lelaki itu, padahal keinginannya belum tercapai.
Sadar akan kehilangan tambang emas nya itu, Luna bergegas menyusul Lucas ke dalam kamarnya.
"Sayang, apa yang kamu pikirkan tentang aku itu salah," ujar Luna pada Lucas yang bersiap untuk membaringkan kembali tubuhnya ke atas ranjang.
"Apa yang salah?"
"Benar aku menangis ... tapi bukan karena itu alasannya," ucap Luna sembari mendekati Lucas.
"Aku menangis ... patah hati karenamu, sayang. Tahukah kamu Lucas? Aku sedih karena kamu masih memikirkan si cacat itu bukan aku. Aku patah hati karena ternyata kamu masih belum juga melupakannya," terang Luna dengan air mata yang berhamburan di wajah cantiknya.
Mendengar itu Lucas terdiam membeku, kedua netranya menatap Luna yang tengah menangis tersedu di hadapannya.
"Percayalah padaku sayang, aku hanya mencintai kamu. Hanya kamu Lucas yang ada di hati aku." Luna kembali tersedu dengan air mata buayanya.
"Maaf," ucap Lucas pada akhirnya.
"Aku dan Delila telah bersama dalam waktu yang lama. Tak mudah bagiku untuk menghilangkan dia dari hidupku." Lanjutnya berharap Luna mengerti akan perasaannya.
"Padahal aku sangat mencintai kamu Lucas. Aku benar-benar mencintaimu ...," ucap Luna bohong. Dia hanya ingin Lucas merasa bersalah.
"Maaf, sayang. Bagaimana pun juga aku telah memilihmu, maka aku akan melupakan Delila. Tolong berikan aku waktu sayang." Lucas menatap lekat wajah Luna.
"Aku akan terus menunggu hingga hatimu hanya untukku, sayang ...," lirih Luna.
Lucas mendudukkan tubuhnya, kemudian dia menarik tubuh Luna dan memeluknya.
"Maafkan aku, sayang." Lucas menyatukan bibir mereka dengan sempurna.
Luna pun membalas ciuman Lucas sembari memejamkan matanya. Kini bayangan Alan kembali menghantuinya.
Ciuman Lucas semakin panas dan menuntut. tampak sorot mata Lucas tengah berkabut gairah. Tentu saja Luna tahu apa yang di inginkan kekasihnya itu, dia menyerahkan kembali tubuhnya dengan suka rela.
🌷🌷🌷
Disinilah Alan dan Delila berada, di sebuah mini market sejuta umat untuk berbelanja makanan ringan yang akan menemani mereka selama menonton film malam ini. Dimana Alan yang tengah berjalan tepat di belakang Delila sembari mendorong troli belanjaan.
Ya mereka berencana untuk menghabiskan waktu bersama dengan menonton film di ruangan tv yang berada di antara kamar mereka.
"Kamu lebih suka rasa coklat atau rasa buah?"
.
.
.
🌷Bersambung🌷
yah dah di pastikan ini mah novel sering tahan nafas 😁😁😁😁
pantes kalau Lucas sma Luna