Azalea gadis pendiam yang bekerja disebuah penerbitan buku. Hidupnya berubah ketika dia bertemu laki-laki bernama Ray.Pada satu malam yang tidak disengaja mereka terjebak dalam jalinan cinta yang lebih intim yang mengawali hubungan terlarang. Azalea terjebak diantara pilihan yang sulit,melanjutkan hubungan atau berpisah. tapi sanggupkah dia meninggalkan Ray, laki-laki pertama yang mengenalkannya pada dunia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risky Rafiyani Sembiring, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sejak kapan kita sedekat ini?
Azalea berlari terburu-buru di Koridor rumah sakit ketika pihak rumah sakit mengabarinya bahwa ayahnya kabur lagi dari ruangannya untuk kesekian kalinya. Ia sampai diruang dokter dengan napas memburu dan peluh membasahi seluruh tubuhnya. Tidak ada yang lebih mengejutkannya selain melihat pria itu sudah ada disana lebih dulu darinya.
Ray sedang berbicara dengan seorang dokter paruh baya didepannya, mereka menoleh serentak ketika Azalea muncul tiba-tiba dari balik pintu dengan ekspresi cemasnya.
"Dimana Ayahku dokter? "tanya Azalea cepat kepada seorang pria dengan setelan jas putih yang sedang duduk dimejanya.sedangkan ray, pria itu sedang duduk dikursi persis di depannya.
Dokter itu mengangkat bahunya" entahlah, kami sudah mencoba mencari keseluruh lingkungan rumah sakit. Tapi kami tidak menemukan keberadaannya "
Azalea menarik napas panjang dan kini raut wajahnya tampak putus asa.Akhir-akhir ini ia begitu direpotkan oleh perbuatan ayahnya. Belum sepekan dirumah sakit, pria itu sudah mencoba kabur beberapa kali dan hari ini ia berhasil melakukannya.
"jadi bagaimana keadannya, dok? " tanya Azalea, sekarang suara tampak lebih rendah hampir tak terdengar.
"saya sudah membicarakannya semua kepada Pak Ray, Anda bisa menanyakannya langsung" jawab dokter itu singkat.
Azalea menatap cepat kearah Ray.gadis itu tahu jika ia berhutang budi kepadanya, namun bukan karena itu pria itu bisa seenaknya mendahului semua urusannya. Ray masih tak berkutik, tampak tenang dan bahkan tidak ada sedikitpun ekspresi bersalah diwajahnya.
Azalea sedang berjalan ditaman rumah sakit, langkahnya lambat diikuti pria di sebelahnya yang berjalan beriringan dan mencoba menyeimbangkan langkahnya. Mereka tak banyak bicara dan tampak sibuk menikmati perjalanan sore itu dengan memandang kesekeliling.
"Azalea.. " Ray tiba-tiba memanggilnya. Azalea menghentikan langkahnya dan sekarang menatap kecil kearah pria di sebelahnya.
"hmm, apa pak?" tanya Azalea terlihat polos.
"Aku mau mau sesuatu dari kamu" jawab Ray dan kini berhasil membuat gadis itu menoleh sempurna kearahnya.
Azalea mengkerutkan dahi dan tampak sedang berpikir keras. Ia yakin pria didepannya sedang menagih biaya rumah sakit ayahnya. namun, ia belum memiliki uang untuk menggantinya, gadis itu bahkan belum berani mengunjungi bar tempat ayahnya melakukan keributan tempo lalu.Bukan berniat untuk lepas tangan tetapi Azalea belum memiliki uang cukup.
"Maaf, pak. Sebenernya aku belum punya uang untuk mengganti biaya rumah sakit" ucap Azalea pelan dan dengan wajah yang merah menahan malu.
Ray Buru-buru menggelengkan kepalanya.pria itu ingin meluruskan kesalahpahaman gadis itu.
"enggak, bukan itu maksudku"
Azalea tak menjawab dan masih menunggu kalimat selanjutnya yang diucapkan oleh Ray.
"Aku cuma mau tau tentangmu, Apa pun itu.. Boleh?" ucap Ray dengan nada yang sangat lembut.
Azalea menatap jauh ke dalam mata pria didepannya.Ada sesuatu yang sulit dimengerti disana,namun itu terlihat sesuatu yang tulus.Benarkah kini hatinya yang dingin mulai menghangat.
Senyum kecil terukir diwajah cantiknya, hal yang mungkin begitu langka bagi orang-orang yang cukup mengenalnya. Gadis itu bahkan tak mempercayai kata-kata yang selanjutnya keluar dari mulutnya.
"kalau bapak ingin tau tentangku, kamu harus masuk kedalam hidupku"
Begitulah kehidupan mempermainkan Azalea. Beberapa tahun ini ia merasa hidupnya begitu menyedihkan, walaupun berusaha hidup dengan normal namun tak ada cinta siapa-siapa disana.Dirinya dan hidupnya begitu dingin. Namun siapa sangka hidup bisa berubah dalam waktu sesingkat itu? Apa sejak kehadiran pria bernama Ray itu?
Azalea kini merasa hidupnya tampak begitu menggairahkan.Setiap pagi ia akan bangun dari kasurnya dengan begitu semangat,melakukan aktivitas dengan riang dan tak ada lagi waktu untuk mengutuk diri.kepribadian gadis itu berubah agak drastis dan yang paling merasakannya adalah Misel, rekan kerjanya.
Misel sedang duduk di meja kasir, pandangannya masih tertuju kepada gadis yang tampak riang didepan sana,Azalea.gadis itu sedang membersihkan rak buku sambil bersenandung kecil.Misel tak bisa mempercayainya, gadis pendiam yang beberapa waktu lalu kini berubah seperti itu. Sebenarnya setan apa yang sedang merasukinya? Misel membatin sendiri. sepanjang ia bekerja dengan gadis belia itu ia bahkan tak pernah sekalipun melihatnya tersenyum. Dan akhir-akhir ini gadis itu terlihat begitu energik,benar-benar tampak seperti dua orang yang berbeda.
Misel menghela napas panjang ketika melihat Gadis itu meraih handphone dari saku celananya. gadis itu menatap layar handphone sebentar dan kemudian senyum kecil kembali terkembang diwajahnya.Apa benar-benar jatuh cinta bisa merubah orang sedrastis itu?
Azalea sedang membersihkan Rak buku ketika handphone disakunya bergetar, Ia buru-buru meraihnya dan melihat sebuah notifikasi pesan disana. senyum kecil tiba-tiba terukir diwajahnya ketika membaca pesan dari pria yang sejak tadi dinantikannya.
''Malam ini ayo pergi ke pasar malam, Aku akan menjemput"
pesan singkat yang membuat gadis itu terlihat begitu bahagia.
Kamar itu tampak begitu berantakan dengan seluruh baju berserakan di pinggir kasur dan beberapa lagi dilantai ruangan. sedangkan seorang gadis yang menjadi penyebabnya tampak masih sibuk mengacak-acak lemarinya dan berhenti ketika melihat lemari itu sudah kosong.
Azalea menghela napas.pakaian seperti apa yang harus dikenakannya malam ini.Ia sudah membongkar seluruh pakaian di lemarinya namun merasa tak ada yang cocok dengannya.seluruh pakaiannya hanya didominasi oleh kemeja dan kaos oversize, bagaimana bisa tidak ada satu helai gaun feminim pun disana.
Hari ini Ray mengajaknya pergi kepasar malam, tentu saja itu hanya jalan-jalan kecil dimalam hari.Namun Azalea tampak terlalu bersemangat, ia tidak pernah seantusias ini sebelumnya.Rasanya seluruh perasaannya akan keluar dan meledak-ledak ke udara.
Apa seperti ini rasanya kencan pertama? batinnya
namun Azalea buru-buru menggelengkan kepalanya. tidak, ini hanya pertemuan biasa.
Azalea menghempaskan tubuhnya keatas kasur. akhirnya menyerah setelah menyebabkan ruangan itu begitu berantakan.
ia mengeluarkan handphonenya dan kembali menatap pesan kecil berisi ajakan Ray tadi siang.Ia sudah menatap pesan itu berpuluh-puluh kali hari ini dan pesan itu masih berhasil membuat Azalea tersenyum kecil .