Karina terjebak dalam pernikahan yang pahit dengan Ryan, sebuah ikatan yang dipaksakan untuk menyelamatkan keluarganya dari kebangkrutan. Namun, pernikahan itu hanya membawa kesedihan dan perselingkuhan yang menyayat hati.
Setelah berhasil melepaskan diri dari cengkraman Ryan melalui perceraian, Karina bertekad untuk memfokuskan diri pada karirnya. Namun, nasib memiliki rencana lain.
Karina dipertemukan kembali dengan Zaian, pria yang dulu jatuh cinta padanya dan kini telah bertransformasi menjadi seorang CEO sukses di tempat Karina bekerja. Pertemuan itu membuka kembali kenangan lama dan memicu konflik batin yang mengguncang hati Karina.
Apakah Karina akan memberi kesempatan kedua pada cinta atau memilih untuk mempertahankan kemandirian yang telah diraihnya dengan susah payah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsiana 97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 20
Malam itu menjadi malam yang sangat sakit untuk karin dan Zaian, sedangkan Raysa yang melihat pertengkaran keduanya sangat senang.
Dengan langkah yang menggoda Raysa berjalan dan berusaha mendekati Zaian. "Tidak salah lagi, apa yang kamu lihat memang itulah kebenarannya. Kamu itu cuma perempuan rendahan dan kamu tidak pantas berada disisi Zaian," Sahut Raysa dengan nada mencibir.
"Lepaskan, pergi kamu dari sini!" Bentak Zaian kepada Raysa yang berusaha memecah hubungannya dengan karin.
Dengan sigap Dion menarik Raysa dan membawanya keluar dari ruangan itu. Sedangkan di sisi lain ada Nita yang sedang melihat pertengkaran keduanya, dan ia sempat syok karena dia baru tahu jika karin dan bosnya ternyata menjalin hubungan asmara.
Karin berlari meninggalkan ruangan itu dan Nita yang melihat karin pergi langsung berlari menyusulnya. Zaian hanya bisa terdiam dan terpaku di tempat menatap kepergian karin.
Sesampainya mereka diparkiran, Nita membukakan pintu mobil untuk karin dan membantunya masuk. Setelah selesai mereka sudah berada didalam mobil Nita tidak langsung menjalankan mobilnya ia berusaha menenangkan karin yang masih terisak. "Rin aku gak tahu hubungan apa yang ada di antara kamu dan tuan Zaian, tapi kamu harus tenangin diri kamu dulu. Maaf kalau aku lancang dan terkesan ikut campur, tapi dari tatapan mata tuan Zaian tadi aku merasa apa yang dia katakan itu benar," Ujar Nita berusaha menenangkan karin.
Namun karin yang mendengar perkataan Nita hanya terus menangis, hatinya teramat sakit bahkan untuk berbicara ia tak sanggup.
"Gini kamu tenangin diri kamu dulu, nanti setelah kamu sudah tenang baru kita cerita lagi. Tapi aku mohon jangan simpan sendiri masalah kamu yang akhirnya itu akan buat kamu menjadi trauma," Ujar Nita dengan tulus.
Nita melajukan mobilnya menuju rumah karin, sepanjang perjalanan karin hanya terisak. Setibanya mereka dirumah karin, Nita mengantarkan karin ke kamarnya. "Lihat keadaan kamu seperti ini, sebaiknya kamu gak usah datang kerja aja besok. Biar kamu tenangin diri dulu aja yah," Ujar Nita yang hanya dibalas anggukan oleh karin, Nita pun pamit pulang oleh karin.
Setelah kepergian Nita, karin menangis sejadi-jadinya ia tidak tahan dengan penghianatan yang dilakukan oleh Zaian. Sebelumnya Ryan menyelingkuhi dia tapi karin tidak terlalu merasa sakit karena Ryan bukanlah pria yang ia cintai.
Namun kali ini berbeda karena Zaian adalah pria yang ia cintai sampai membuat ia rela berkorban, lelah menangis karin pun tertidur.
Keesokan harinya pagi-pagi sekali Akan sudah menunggu karin dikantor, rencananya ia akan menjelaskan semua kesalah pahaman itu. Namun sampai jam menujukan pukul 09:00 karin belum juga ada di ruangannya.
Dengan langkah terburu-buru ia berjalan mendatangi meja Nita. "Dimana karina?" Tanya Zaian tanpa basa basi.
"Karin izin tidak datang bekerja pak," Jawab Nita yang sedikit kaget melihat penampilan Zaian yang seperti orang kebakaran jenggot.
"Ok," Sahut Zaian lalu berjalan keluar dari kantor dan melajukan mobilnya menuju rumah karin.
Setelah tiba di rumah karin, Zaian buru-buru turun dari mobilnya dan menuju pintu rumah karin. Sedangkan karin yang tengah mengintip Zaian dari balik jendelanya hanya diam tak ingin membukakan pintu untuk Zaian.
Ting dong! Ting dong! Ting dong!
Suara bel pintu rumah karin terus berbunyi, Zaian terus memencet bel pintu rumah karin namun tidak ada jawaban dari dalam. Zaian berusaha menelfon karin karena menurutnya mungkin saja karin tidak mendengar suara bel pintu.
Dring! Dring! Dring!
Suara ponsel karin karena ada panggilan masuk dari Zaian, sedangkan Zaian yang mendengar suara ponsel karin dibalik jendel mulai mendekati jendela itu dan berbicara dengan nada yang sangat-sangat lembut agar hati karin tersentuh.
"Karin aku mohon tolong dengar kan penjelasan ku, aku tidak mungkin menghianati cinta ku untuk mu yang sudah ada sejak 8 tahun lalu. Jika aku memliki niat itu sudah sejak lama aku melakukannya namun itu semua tidak aku lakukan karena tidak ada yang mampu menggantikanmu di hatiku. Aku mempunyai alasan mengapa aku bisa bertemu dengan Raysa malam itu, dan saat itu aku sedang berusaha menggali informasi darinya makanya aku tidak ingin membuat dia menjadi wasapan padaku malam itu," Jelas Zaian panjang lebar
Sedangkan karin hanya mendengarkannya dari balik jendela tanpa bersuara. "Karin aku mohon beri aku kesempatan untuk menjelaskannya, dan aku tahu kesalahan ku karena tidak memberi tahu kan mu rencana ku sebelumnya," Mohon Zaian pada karin, saat sedang berbicara Zaian melihat pintu rumah karin yang terbuka sendiri. Zaian yang melihat itu tersenyum manis dan langsung masuk ke rumah karin. Sedangkan karin sudah duduk dikursi tamu.