Elara tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah dirinya sadarkan diri. Tubuhnya yang terasa remuk dengan pakaian yang sudah berceceran di lantai.
"Apa yang terjadi padaku?"
Elara ingin sekali menyangkal apa yang terjadi pada dirinya, tapi keadaannya yang sudah menjelaskan semua apa yang tengah dia alami meskipun tidak tahu siapa yang tega melakukanya. Malam itu dunia Elara hancur saat kesuciannya di rampas oleh orang yang tidak dia tahu sama sekali.
Setelah lama dalama kesulitan bersama buah hatinya, tiba-tiba seseorang yang tidak dia kenal datang dan membuat kehidupannya berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membawa Elara-Elara
"Bibik, apa kita dapat banyak!" Elara menghampiri Delana yang baru saja mendapatkan uang hasil mereka bekerja membantu nelayan.
"Lumayan Elara, ini karena bantuan mu." Delana juga merasa senang melihat hasil pendapatan hari ini.
"Ayo kita pulang, kamu ingin makan apa? nanti aku masukkan!" Delana menggandeng tangan Elara mengajaknya pulang, karena hari juga semakin sore.
"Tidak usah bibik, kita makan seadanya saja. Mungkin lebih baik kita simpan uangnya saja." Elara tersenyum saat melihat betapa antusias Delana saat menawarinya sesuatu, dirinya seperti menemukan seorang ibu yang tidak pernah ia ketahui siapa orang tuanya.
"Ah, kamu benar. Lebih baik disimpan untuk calon bayimu." Delana menatap bagian perut Elara yang masih rata, wanita itu terlihat bahagia.
Tapi tidak dengan Elara yang wajahnya berubah menjadi sendu, "Bibik maafkan aku yang datang merepotkan Bibik," Lirih Elara dengan wajah sedih.
Delana menghentikan langkahnya dan menata Elara yang berwajah sedih.
"Justru aku senang karena tuhan mempertemukan kita, percayalah aku hidup sebatang kara dan menemukanmu yang juga sebatang kara." Delana menyentuh kepala Elara dan mengusapnya, "Kau mau menganggap aku kerabat mu?"
Tentu saja Elara langsung mengangguk dengan senyum haru, "Tentu saja bibik," Elara langsung memeluk Delana, "Terima kasih sudah mau menerima ku." Lirihnya dengan penuh rasa haru.
Begitu juga dengan Delana, disisa usianya dia dipertemukan dengan seorang gadis yang bersedia menemaninya di masa tuanya, Delana yang hidup sendiri sering kali merasa kesepian dan hampa.
*
*
Oscar turun dari dalam mobil dan segera masuk ke rumah pribadi Noah, pria itu tidak sendiri, melainkan dengan beberapa wanita seperti yang atasanya minta.
"Sore sir, saya membawa wanita bernama Elara seperti yang anda inginkan." Oscar menuduk saat Noah hendak berbalik.
Noah yang sedang galau mendadak jadi sumringah mendengar apa yang di katakan Oscar. Kini wanita itu sudah datang kehadapan nya.
Noah yang sedang menatap jendela besar, berbalik untuk melihat gadis bernama Elara itu, tapi saat berbalik Noah malah membulatkan matanya dan menatap Oscar degan tajam dan rahang mengeras.
"Oscar, wanita panggilan mana yang kau bawa!" Geram Noah dengan suara tertahan.
Oscar yang sedang menunduk mengangkat wajahnya menatap Noah yang sedang melayangkan tatapan belatinya.
"Wanita panggilan?" Beo Oscar dengan tatapan bingung.
Melihat reaksi Oscar semakin membuat Noah murka, pria itu mendekati Oscar dengan tatapan belatinya.
"Aku bilang bawa Elara kemari, bukan membawa wanita panggilan!"
Oscar mengerutkan keningnya, hingga dirinya baru menyadari apa yang Noah maksud.
"Mereka bukan wanita panggilan, mereka adalah Elara, Elara yang anda cari."
Bugh
Noah melempar gulungan kertas tempat mengenai wajah Oscar membuat pria itu mengehela napas.
"Bawa pergi, dan kau harus mencari Elara yang aku maksud, kalau tidak bisa maka jangan harap kamu bisa gajian!"
Noah melayangkan tatapan tajamnya pada beberapa wanita yang dia sebut wanita panggilan, karena diantara beberapa wanita dari mereka, Oscar memang dapatkan dari sebuah penginapan, yang terpenting namanya sama-sama Elara, tapi siapa sangka bukan Elara-Elara yang dia bawa yang di maksud.
Noah mengusap wajahnya kasar, tentu saja dia tahu kenapa Oscar bisa membawa wanita acak itu, karena dia sendiri tidak tahu identitas Elara dan foto gadis itu.
"Elara, kenapa kau selalu muncul di kepalaku!"
Noah frustasi, dirinya selalu mencoba setiap ingin melakukanya. Tapi tetap saja, rudalnya hanya tegang di pertengahan saja dan saat ingin tempat rudalnya berubah menjadi lembek.
"Tidak, aku tidak mau impoten!" pekik Noah dengan wajah sangat-sangat frustasi.
Noah', sepertinya kau kenal kutukan perawan 🤭