NovelToon NovelToon
PUSAKA NAGA API

PUSAKA NAGA API

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fikri Anja

Dirga. Dia adalah pemuda lupa ingatan yang tak pernah bermimpi menjadi pendekar. Tapi ternyata Dewata berpikiran lain, Dirga ditakdirkan menjadi penyelamat Bumi dari upaya bangsa Iblis yang menjadikan Bumi sebagai pusat kekuasaannya. Berbekal pusaka Naga Api yang turun dari dunia Naga, dia berkelana bersama Ratnasari memberantas aliran hitam sebelum melawan Raja Iblis.

Lalu bagaimana akhir kisah cintanya dengan Ratnasari? Apakah Dirga akan setia pada satu hati, ataukah ada hati lain yang akan dia singgahi? Baca kisah selengkapnya dalam cerita silat Nusantara, Pusaka Naga Api. ikuti kisah Dirga hanya ada di disni wkwk. kalau ada kesamaan atau tempat author minta maaf mungkin hanya sekedar sama aja cerita nya mungki tidak, ikuti kisahnya dirga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

Darmawisesa seketika mencabut pedangnya untuk melakukan tangkisan.

Blaaar!

Ledakan pun terdengar menggelegar di dalam hutan. Akibatnya, pepohonan yang berada di sekitar tempat pertarungan mereka pun bergoyang kuat dan dedaunan pun jatuh berguguran. Selain itu, akibat tekanan yang muncul, daun-daun kering berhamburan tersapu menjauh.

Para pendekar yang berada di dalam hutan itupun terkejut mendengar suara ledakan yang menghampiri alat pendengaran mereka. Raut penasaran pun tak pelak tergambar di wajah masing-masing.

Sementara itu, Sarwana yang masih berada di atas pohon hanya bisa menggeram kesal. Hutan tempat jurang Panguripan berada ternyata menjadi ajang pertarungan para pendekar yang berebut mencari sebuah pedang pusaka yang tidak pernah dia ketahui.

Kalaupun benar pedang yang dimaksud itu berada di dalam hutan ataupun di dalam jurang Panguripan, tentu dia sebagai penguasa tempat itu pasti akan mengetahuinya.

Akibat menahan serangan yang dilakukan Kelana Jati, Darmawisesa harus terdorong beberapa langkah. Beruntung dia masih bisa menguasai keseimbangannya hingga masih tetap berdiri tegak.

Senyumnya menyeringai melihat Napas Kelana Jati yang mulai memburu. Dia baru sadar jika fisik lelaki tua yang merupakan musuh lamanya itu sudah mulai melemah.

"Hahaha ... ternyata umur tidak bisa membohongi fisik, Kelana Jati! Boleh saja semangatmu menggebu-gebu ingin mendapatkan Pusaka Pedang Naga Api, tapi harusnya kau ingat jika fisikmu tidak lagi seperti dulu. Kau sudah renta sekarang dan tidak lama lagi nyawamu akan tercabut dari tubuhmu. Jadi sekarang aku memberi penawaran, lebih baik kau menyerah dan mengakui kekalahanmu, Lalu kita mencari bersama-sama pedang itu!"

"Kau jangan terlalu percaya dengan apa yang kau lihat, Darma! Aku pastikan kau akan menyesal karena berani menyepelekanku!" sahut Kelana Jati.

Pendekar sepuh itu ingin mengakhiri pertarungan lebih cepat. Dia akhirnya menggunakan Ilmu meringankan tubuhnya untuk menghindari serangan Darmawisesa sekaligus memberikan tekanan balik.

Pukulannya dan tendangan yang dilepaskannya membuat Darmawisesa dalam posisi terpojok dalam waktu yang begitu cepat. Bahkan beberapa kali serangannya berhasil mendarat dengan telak di tubuh Pendekar berjuluk Elang merah tersebut. Sudut bibir Darmawisesa sudah terlihat mengeluarkan darah, tapi dia tidak mempedulikannya sama sekali. Baginya kehormatannya lebih berarti dari kematian sekalipun.

Darmawisesa yang masih dalam keadaan terdesak, tiba-tiba memutar pedangnya dan menebaskannya ke arah bagian belakang kepala Kelana Jati yang terbuka lebar. Dia yang merasa serangannya kali ini akan berhasil mengenai sasaran, dibuat terkejut tidak percaya.

Pendekar yang memiliki ciri khas memakai caping bambu itu mengucek matanya, ketika melihat Kelana Jati berhasil menangkis serangannya. Tongkat bergagang ukiran kepala macan itu sudah berdiri tegak membuat pertahanan. Padahal dia sangat yakin sekali bisa membunuh Kelana Jati dengan serangan kejutnya

"Dia cepat sekali!"

Kelana Jati terkekeh melihat keterkejutan Darmawisesa. "Kenapa kau terkejut seperti itu, Pendekar Elang merah. Sekarang tunjukkan kepada betapa hebatnya permainan pedangmu!" ucapnya sambil memutar tongkatnya berlawanan arah dengan jarum jam.

"Kau belum tahu kekuatanku sebenarnya, Kelana Jati!"

Darmawisesa secara perlahan akhirnya sudah bisa keluar dari keterkejutannya. Dia memutar pedangnya dan kemudian menariknya sedikit ke belakang. Dia ingin menunjukkan kepada Kelana Jati keistimewaan jurus Pedang Elang Pemangsa andalannya.

Setelah menjejakkan kaki kanannya, Darmawisesa melesat menyerang Kelana Jati yang juga sudah siap menyambut serangannya.

Pertarungan kembali terjadi dengan sengit. Adu logam pun terdengar nyaring di dalam hutan itu. Beberapa pendekar yang akhirnya datang di sekitar tempat pertarungan itu tidak mau ikut campur dalam urusan mereka berdua.

Semuanya memilih untuk diam dan hanya melihat dari jarak jauh.

Kelana Jati dibuat terkejut ketika pedang Darmawisesa yang ditangkisnya, ternyata menjadi lentur dan ujung bilahnya hampir saja menusuk salah satu matanya. Untungnya dia masih bisa menarik kepalanya untuk menghindari serangan mendadak tersebut.

"Ternyata dia memiliki jurus baru," gumam Kelana Jati.

Dia melompat jauh ke belakang dan melemparkan tongkatnya ke atas. Kejadian aneh pun terjadi, Tongkat itu tiba-tiba melesat dengan sendirinya dan menyerang Darmawisesa dengan bertubi-tubi seperti ada yang menggerakkan.Sial! Keanehan apalagi yang ditunjukkannya?" umpat Darmawisesa dalam hati. Tangannya sudah merasa nyeri akibat menahan benturan pedangnya yang menangkis serangan tongkat yang tak henti menyerangnya.

Kelana Jati tersenyum puas melihat pergerakan tongkatnya yang berhasil membuat Darmawisesa pontang panting.

"Apa kau kira hanya kau yang memiliki jurus baru, Darma. Sekarang buktikanlah jika fisikmu yang masih segar itu bisa mengalahkan tubuh rentaku!" teriak Kelana Jati dengan begitu jumawa, seolah kemenangan sudah pasti didapatkannya.

Darmawisesa tidak bisa berbuat apapun selain menghindar dan menangkis serangan tongkat terbang Kelana Jati. Dia yakin jika menggerakkan tongkat itu dari jauh membutuhkan tenaga dalam yang tidak sedikit.

Jadi dia hanya perlu bertahan sampai tenaga dalam lawannya melemah.Tongkat terbang itu tiba-tiba kembali sendiri kepada pemiliknya tanpa diperintah. Dan itu membuat Kelana Jati terheran-heran. Padahal dia sangat yakin belum menarik tongkatnya itu untuk kembali.

Pikiran berlawanan dirasakan Darmawisesa. Dia mengira jika tenaga dalam Kelana Jati sudah melemah dengan kembalinya tongkatnya.

Belum sempat dia berkata hendak mengejek pendekar sepuh itu, tiba-tiba saja dia merasakan adanya sebuah energi besar yang begitu menekan. Kelana Jati pun merasakan hal yang sama. Kini pendekar tua itu tahu jika kembalinya tongkatnya pasti dikarenakan adanya energi yang sangat besar itu.

Mereka berdua mengerahkan tenaga dalam untuk menahan tekanan energi yang muncul agar tidak sampai memecahkan jantung mereka.

Sepasang mata keduanya terbelalak lebar di saat sosok kera besar seukuran manusia sudah berdiri di antara mereka berdua.

Tanpa sadar mereka berdua menelan ludahnya berulang kali. Dari energi yang merembes keluar dari tubuh kera besar itu, mereka yakin jika Sarwana bukan kera biasa.

Setali tiga uang dengan Kelana Jati dan Darmawisesa, para pendekar yang melihat pertarungan itu dari kejauhan juga dikejutkan dengan kemunculan kera besar itu.

"Apa kalian ingin membuat kekacauan dan menghancurkan hutan ini?" Suara yang keluar dari mulut Sarwana terdengar begitu berat.

Kedua pendekar yang sedang berseteru itu kembali dibuat terkejut setengah mati. Mereka berdua tak percaya jika kera besar yang juga memiliki energi besar itu bisa bicara.

Tak ada sedikitpun suara yang keluar dari mulut keduanya, dan itu membuat Sarwana naik pitam.

"Kenapa kalian diam!?" bentaknya dengan kuat. "Jika kalian masih ingin meneruskan pertarungan, bertarunglah denganku! Tapi sebelumnya aku mau bilang sesuatu, jika aku sudah bertarung dengan kalian, maka tidak ada kesempatan bagi kalian untuk hidup!"

Kelana Jati dan Darmawisesa saling berpandangan karena diliputi rasa bingung sekaligus bimbang. Tampaknya sekali lagi pertarungan mereka harus terhenti. Dan kali ini yang menghentikannya adalah sesosok kera besar yang bisa berbicara.

1
Redy Ryan Little
Mantap
🥀⃟ʙʀRos🥀
ijin Thor agak aneh cerita Nusantara tapi nama naga nya punya eropa,kenapa gak nama nya mambang dewa, atau samba, ataupun jamunada,knp harus hydra knp gak sekalian dragon aja Thor 🙏🙏🙏
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟
Meluncur 2 gift 🌹 Lanjut Up Thor ✍️✍️💪💪
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟
Jooosss 👍👍
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟
Awal cerita sudah bagus 👍 Novel ini sampai Tamat dan konsisten Up setiap hari. 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!