NovelToon NovelToon
Scandal Terlarang Sang Mafia

Scandal Terlarang Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Irene Larasati seorang polisi wanita yang ditugaskan menyamar sebagai karyawan di perusahaan ekspor impor guna mengumpulkan informasi dan bukti sindikat penyeludupan barang-barang mewah seperti emas, berlian dan barang lainnya yang bernilai miliaran. Namun, bukannya menangkap sindikat tersebut, ia malah jatuh cinta kepada pria bernama Alex William, mafia yang biasa menyeludupkan barang-barang mewah dari luar negri dan menyebabkan kerugian negara. Alex memiliki perusahaan ekspor impor bernama PT Mandiri Global Trade (MGT) yang ia gunakan sebagai kedok guna menutupi bisnis ilegalnya juga mengelabui petugas kepolisian.

Antara tugas dan perasaan, Irene terjerat cinta sang Mafia yang mematikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Irene terdiam, memikirkan banyak hal. Apabila ia nekat menemui Alex William, ia takut nyawanya terancam. Namun, ada yang ingin ia sampaikan kepada pria itu. Irene Larasati ingin sekali mengatakan bahwa bisnis yang dijalani oleh Alex sudah merugikan banyak orang, terutama mereka-mereka yang sudah membayar pajak negara. Namun, nyawanya bisa saja terancam. Mengingat apa yang pernah diucapkan oleh pria itu bahwa dia tidak pernah memaafkan sebuah pengkhianatan.

"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakuin sekarang? Aku gak mau pengorbanan aku sia-sia. Aku udah kehilangan segalanya, kesucian, pekerjaan dan--" Irene menahan ucapan di dalam hatinya, telapak tangannya tidak beranjak sedikitpun dari perutnya, memeganginya seolah ada sesuatu di dalam sana.

"Kenapa kamu diem aja, Irene? Apa kamu meragukan perasaan Tuan Alex sama kamu?" tanya David, masih berusaha membujuk. "Percaya sama saya, Tuan Alex itu cinta mati sama kamu, gak mungkin dia berani nyakiti kamu."

Irene masih terdiam, mengalihkan pandangan matanya ke arah samping dengan perasaan dilema.

"Ikutlah sama saya, temui Tuan Alex untuk yang terakhir kalinya, Irene. Setelah itu, kamu bebas pergi ke mana pun kamu mau."

"Oke, bawa aku menemui Tuanmu, David, tapi setelah itu biarkan aku pergi dalam keadaan hidup," jawab Irene akhirnya membuat keputusan, tidak peduli meskipun nyawanya menjadi taruhan. Ia tidak ingin usahanya selama ini sia-sia.

David tersenyum lebar dengan perasaan senang. "Bagus, akhirnya kamu masuk perangkap saya, Irene. Dasar bodoh. Mana mungkin saya membiarkan kamu ketemu sama Tuan Alex," batinnya.

"Silahkan ikut sama saya," pinta David, merentangkan tangannya, membiarkan Irene berjalan terlebih dahulu.

***

Satu jam kemudian, mobil yang dikendarai oleh David sudah melaju jauh dari kediaman Irene. Menembus jalanan ibu kota, tapi mobil Pajero berwarna hitam itu tidak kunjung tiba di kediaman Alex William. Irene yang duduk di jok belakang seketika mengerutkan kening, ia merasa ada yang aneh dengan rute perjalanan mereka. Jalan yang sedang mereka lalui bukalah jalan menuju kediaman sang mafia, tapi membawanya jauh dari ibu kota.

"Kita mau ke mana, David? Aku tau ini bukan jalan menuju ke rumah Pak Alex!" tanya Irene, menatap keluar jendela di mana hutan belantara berada di sisi kiri dan kanan jalan. Dirinya bahkan tidak tahu di mana persisnya ia berada.

David hanya terdiam, menyunggingkan senyuman seraya memandang wajah Irene dari pantulan kaca spion yang berada di dalam mobil. Sementara Irene mengepalkan kedua tangan, dadanya nampak naik turun menahan rasa sesak. Akhirnya ia sadar, bahwa David tidak berniat untuk mempertemukannya dengan Alex William. Ia terlalu bodoh hingga mempercayai ucapan pria itu

"Turunin aku sekarang juga, David!" pinta Irene, tegas dan penuh penekanan.

David bergeming, kembali menatap lurus ke depan masih dengan senyuman yang sama, memutar stir dan mempercepat laju mobil. Ia tidak sebodoh itu untuk mengikuti keinginan Irene. Tekadnya sudah bulat, dirinya akan mengakhiri hidup wanita itu, sama seperti apa yang ia lakukan kepada sekretaris Alex sebelumya.

"Kau gak denger aku ngomong apa, hah?" bentak Irene penuh emosi.

"Jangan mimpi, Irene. Saya gak akan menurunkan kamu di sini," jawab David. "Apa kau tau, Tuan Alex memerintahkan saya buat melenyapkanmu selamanya dari muka bumi ini."

"Bajingan kurang ajar!" teriak Irene, matanya memerah dan berair. "Kalau kau gak mau nurunin aku di sini, aku bakalan lompat, David. Berhenti atau aku beneran lompat!"

"Hahahaha! Lompat aja kalau berani!"

Irene sama sekali tidak main-main dengan ucapannya. Ditengah rasa takut yang memenuhi dadanya, telapak tangannya perlahan mulai bergerak membuka pintu mobil. Hembusan angin seketika membasuh permukaan wajahnya, suara roda yang berputar terdengar nyaring menambah rasa takut, tapi ia lebih takut mati di tangan David. Irene menatap jalanan dengan dada bergemuruh hebat.

"Dasar, Brengsek!" umpat David, menoleh ke belakang, perlahan memperlambat laju mobil.

Meski sempat dihantui ketakutan, Irene akhirnya melompat dari dalam mobil saat kendaraan beroda empat itu mulai memperlambat lajunya. Tubuhnya menggelinding di aspal, meringis kesakitan seraya memegangi perutnya dengan sekuat tenaga.

"Argh! Perutku ..." ringis Irene, perutnya benar-benar sakit, bokongnya pun nyeri, belum lagi kedua lututnya yang terluka akibat benturan aspal. Namun, wanita itu segera berdiri lalu berlari memasuki hutan. "Sabar, Nak. Ibu tau kamu kuat," gumamnya bersama buliran bening yang memenuhi kelopak mata seorang Irene Larasati.

Sementara David, pria itu benar-benar tidak menyangka, Irene memiliki keberanian lebih besar dari yang ia duga. Ia segera menepikan mobilnya di pinggir jalan dan mengejar wanita bernama Irene Larasati.

"Dasar wanita sialan!" umpat David, menghentikan langkahnya di depan hutan, memandang semak belukar setinggi tubuhnya sendiri. "Buat apa saya kejar dia, saya yakin dia gak akan selamat. Ada banyak hewan buas di hutan ini," gumamnya dengan senyum menyeringai.

David memutuskan untuk meninggalkan tempat yang dikelilingi hutan belantara dan jauh dari pemukiman warga. Dirinya memang berniat untuk menghabisi nyawa Irene di sana. Namun, Irene lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan memasuki hutan yang dihuni oleh hewan-hewan buas seperti ular berbisa dan lainnya.

***

David kembali ke kediaman Alex William dengan perasaan senang karena telah berhasil menyingkirkan Irene. Ia yakin wanita itu tidak akan keluar dari hutan dengan selamat. Selain tidak akan lolos dari hewan buas yang berada di hutan tersebut, Irene terluka usai nekat melompat dari dalam mobil. Alex yang tengah berada di ruang kerjanya seketika berdiri tegak saat melihat David melangkah menuruni satu-persatu anak tangga.

"Kenapa kamu dateng sendiri, David? Mana Irene?" tanya Alex, berjalan mendekat.

David menghentikan langkahnya tepat di ujung tangga, membungkuk memberi hormat dengan wajah datar. "Mohon maaf, tadi saya hampir membawa Irene ke sini, tapi--" David menahan ucapannya, kepalanya menunduk terlihat bersalah.

"Tapi apa, David? Kamu gak mengkhianati saya, 'kan? Kamu tak ngelanggar perintah saya, 'kan?" tanya Alex dengan tegas.

David mengangkat kepala, memandang wajah Alex dengan gugup. "Hah? Ng-nggak, Tuan. Mana berani saya mengkhianati Anda," ucapnya dengan tubuh seketika gemetar. Ia tahu lebih dari siapapun, hukuman apa yang akan ia dapat apabila berani mengkhianati kepercayaan sang majikan.

"Terus, di mana Irene sekarang, hah?!"

"Anu, Tuan. Tadi saya udah hampir membawa Irene, tapi di perjalanan dia tiba-tiba kabur, Tuan. Kalau Anda gak percaya, Anda bisa memeriksa bagasi mobil saya, koper dia masih ada pada saya."

Alex memejamkan mata dengan tangan mengepal. Ia menyesalkan mengapa Irene tidak memberinya kesempatan untuk bertemu dan mengatakan isi hatinya. Ia hanya ingin bertanya untuk yang terakhir kalinya, pertanyaan yang sama dan pernyataan yang sama yaitu, maukah ia menerima cintanya? Alex akan memaafkan pengkhianatan wanita itu apabila Irene bersedia menjadi istrinya.

"Bawa koper itu ke sini, saya mau liat isinya!" titah Alex dengan wajah datar.

David mengangguk patuh, berbalik lalu kembali menaiki anak tangga segera melakukan perintah sang mafia, 20 menit kemudian pria itu pun kembali dengan membawa koper berwarna hitam milik Irene Larasati dan menyerahkannya kepada Alex William.

"Kamu boleh pergi," titah Alex, memandang koper tersebut.

"Baik, Tuan," jawab David mengangguk patuh lalu meninggalkan ruangan tersebut.

Sementara Alex, tatapan matanya nampak lekat memandang koper seolah tengah memandang wajah sang pemilik benda tersebut. Kedua matanya terpejam sejenak, menahan rasa sesak. Ia tidak menyangka bahwa perasaan cintanya akan berakhir dengan pengkhianatan.

"Dasar bodoh," umpatnya kepada diri sendiri, berjongkok di depan koper lalu membukanya.

Alex terdiam, memandang pakaian yang tersusun rapi di dalam koper. dugaannya tidak meleset, Irene hendak kabur setelah menjebloskannya ke dalam penjara. Rasa kecewa seketika menyelimuti relung hatinya yang paling dalam. Alex seketika mengerutkan kening saat melihat selembar kertas berwarna hitam terselip di antara pakaian tersebut.

"Apa ini?" gumamnya, meraih secarik kertas tersebut dan menatapnya dengan perasaan terkejut. "I-ini 'kan hasil USG."

Bersambung ....

1
Jamayah Tambi
Betuah punya anak
Jamayah Tambi
Davidcyg salah dan cemburu
Jamayah Tambi
Selepas 8 tahun baru jumpa
Jamayah Tambi
Anak degil
Jamayah Tambi
Dah masik kandang singa memang tak boleh keluar dah
Jamayah Tambi
Mesti Irinevdah mengandung anak mafia tu
Jamayah Tambi
Kau peduli Akex
Jamayah Tambi
Alex dah tau kau polisi,tp buat2 tak tau kerana cintanya.Dia ingin kamu berhenti jd polis dan menjadi isterinya Itu taktik Alex.
🤩😘wiexelsvan😘🤩
akhirnya bang alex ma irene ketemu lg,kaget ya bang tiba" menjadi daddy si kembar willi & willo 🤩🤩
mampus kau david,habis ni kau akan liat kemurkaan dan kemarahan bang alex 🤭😅😅
Jamayah Tambi
David cukup hati2
Jamayah Tambi
David pulak mcm ketua mafia.
Jamayah Tambi
Kaya raya memang,tp klu suaminya tidak setia dan kaki selingkuh macam mana.Mana ada perempuan yg sanggup diduakan./Tongue//Tongue/
Jamayah Tambi
Masuk kandang singa kamu Ren/Toasted//Toasted/
Jamayah Tambi
Belum apa2 dah kantoi /Sob//Sob/
Jamayah Tambi
Kamu berani sangat Irine.
Jamayah Tambi
Biar betul 2 vs 12.Macam tak logik.
Jamayah Tambi
Ah sudah,bahaya ni Airine
Jamayah Tambi
Mcm man nk jadi sekretaris klu tidak ada latihan.
Sri Astuti
lanjut
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
begitulah wanita ketika merasa kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!