My CEO Suamiku

Mereka berjalan menghampiri orang tua Ana yang sedang duduk di teras.

"Mama", panggil Ana yang langsung mencium tangan mama dan memeluknya

"Ayah", panggil Ana

"Bagaimana kabar kalian"

"Kabar kita baik-baik saja, yah?", ucap Alvaro yang lebih dulu menjawabnya

"Aku ke sini ingin memasak bersama mama", ucap Ana yang tersenyum senang

"Tidak, Ana ! Kau tidak boleh ikut memasak karena kamu sedang sakit", cegah Alvaro

"Tapi aku ingin memasak bersama mama, Al!", ujar Ana yang kesal pada Alvaro yang tidak diizinkan untuk memasak

"Aku tidak peduli, Aku akan membantu mama"ucap Ana yang marah pada Alvaro

"Ana__"

Ayah dan mama yang melihat perdebatan antara suami ,istri hanya menggelengkan kepalanya

Sudah hampir setengah jam mereka berdua berdebat. Ana yang ingin memasak dan tidak boleh oleh Alvaro.

"Alvaro Apa salahnya jika Ana memasak bersama", jawabnya

"Masalahnya, Ana itu sedang sakit", jawab Alvaro sambil menatap Ana dengan kesal kesal

Ana yang mendengarnya hanya mendengus dan memalingkan wajahnya

"Sakit? ",tanya ayah

Alvaro menganggukan kepalanya.

" Iya "

"Dia sering pusing dan mual akhir-akhir ini", jawab Alvaro santai

Mama menatap putrinya dengan sedikit curiga.

"Apakah kau..."

"Ayo kita pergi ke dapur ,ma ", sela Ana yang langsung menarik mama menuju dapur

"Ana !",panggil Alvaro kesal

"Biarkan saja ,Alvaro . Mama bisa menjaganya, Ana akan baik-baik saja", sahut ayah

Alvaro menghembuskan nafas kasar lalu mengangguk. Tidak ada salahnya membiarkan Ana menikmati waktu bersama dengan mamanya , lagi pula Anna sudah cukup lama tidak berkunjung dan menemui orang tuanya.

"Ana ,ada apa? Kenapa kau menarik mama seperti itu?"

Ana cemberut yang menatap mama.

"Apa yang tadi ingin mama katakan?"

"Oh yang tadi? apakah kau sedang hamil?", tanya Mama sambil memicingkan matanya curiga

"Karena tadi Alvaro mengatakan jika kau sering muntah-muntah dan pusing itu tandanya", lanjut mama

"Memangnya kenapa kalau Ana benar-benar hamil?", tanya Mama yang terkejut

"Jadi kau benar-benar sedang hamil?", ucap nama yang terkejut

" Hm"

"Mama sangat senang sayang akhirnya Mama akan mempunyai cucu ", ucap Mama yang sangat senang

Mama tersenyum lebar lalu mencium dahi Ana .

"Selamat ya ,sayang. Mama sangat senang"

"Terima kasih mama. Tapi jangan memberitahu Alvaro"

"Apa maksudmu sayang? Alvaro tidak tahu jika kau sedang hamil?", kaget mama

"Iya, karena aku berniat untuk memberitahunya saat hari ulang tahunnya", Ana tersenyum lebar

" CK! kau ini", desak mama

Mama kira mereka sedang jadi masalah pada hubungan Anna dan Alvaro, Tapi saat melihat mereka berdebat di ruang tamu tadi membuatnya yakin Jika hubungan anaknya dan menantunya baik-baik saja.

"Jadi berapa kandunganmu sekarang?", tanya Mama sambil mengelus perut Ana

"Saat ulang tahun Alvaro, umurnya 6 minggu", jawab Ana

Mama mengganggu lalu mengajak Ana untuk memasak sambil memberitahunya makanan apa saja yang sebaiknya yang di konsumsi oleh ibu hamil .

Setelah beberapa menit mama dan Ana sudah selesai memasaknya kini Ana membawa makanannya kemeja makan. Alvaro yang melihat Ana membawa makanan menuju meja makan dia menghampiri nya.

"Biar ku bantu", kata Alvaro

"Terima kasih"

"Kau duduk saja, biar aku yang mengambil sisanya", cegah Alvaro saat melihat Ana anda kembali ke dapur

Ana yang malas berdebat dengan Alvaro dia hanya mengangguk lalu duduk di kursi.

Setelah semua makanan terhidang di atas meja makan, mereka berempat segera memakannya dan menikmati tanpa bicara sepatah kata pun.

Setelah makan mereka berbincang di ruang tamu Sambil tertawa . Kini Alvaro dan Anna berpamitan untuk pulang karena waktu sudah malam.

.

.

Kini mereka sudah dalam perjalanan menuju pulang. Di dalam mobil tidak ada pembicaraan, Alvaro yang melihat Ana yang merasa lelah dan mengantuk.

"Tidurlah saja dulu, kalau sudah sampai aku bangunkan ", ucap Alvaro sambil mengelus rambut Ana

Ana hanya mengangguk menuruti perkataan Alvaro. Dan kini Ana tertidur, Alvaro menoleh ke samping ternyata istrinya sudah tertidur dia tersenyum melihatnya dan kembali fokus menyetir yang menatap ke depan.

Kini mereka sudah sampai di rumah. Alvaro turun dari mobil dan membuka pintu lalu membangunkan Ana.

"Ana sudah sampai", panggil Alvaro

Alvaro mencoba membangunkan Ana ,tapi tak kunjung bangun . Saat Alvaro mau mengangkat tubuh Ana, kini Ana sudah terbangun.

"Oh ,udah sampai ya"

Alvaro mengangguk lalu berjalan menuju rumah begitu saja meninggalkan Ana yang masih di dalam mobil. Ana yang melihatnya dia kebingungan dia sudah tahu bagaimana sifat Alvaro padanya ,lalu dia turun dari mobilnya dan mengikuti Alvaro dari belakang.

Alvaro menuju kamarnya dan Ana juga sama menuju kamarnya juga.

Setelah Ana mandi Dia berjalan menuju kamar Alvaro. dia ingin tidur bersama Alvaro lalu membuka pintu kamar Alvaro dan kembali menutupnya.

"Alvaro"panggil Ana tapi tidak ada jawaban

Ana memperhatikan kamarnya tidak ada Alvaro di kamar itu . Tapi dia mendengar di kamar mandi suara air Ana berpikir bahwa Alvaro sedang mandi.

Lalu dia berjalan menuju ranjang lalu naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya.

Beberapa menit kemudian Alvaro keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambutnya yang basah badannya yang sixpack yang terlihat jelas di mata Ana yang tidak memakai pakaian dan bawahnya dengan lilitan handuk. Ana yang melihat tubuh Alvaro menelan ludahnya

" Alvaro", ucap Ana

Membuat Alvaro terkejut saat melihat Ana yang sudah di atas ranjang

"Bolehkan aku tidur di sini"

"Ya ,boleh"

Alvaro berjalan menuju lemari untuk mengambil baju setelah itu memakai pakaian Alvaro berjalan menuju ranjang.

Ana menepuk ranjang di sebelahnya, memberi saran kepada Alvaro agar pria itu berbaring di sebelahnya.

Alvaro meletakkan handuknya. Dia pun berbaring di sebelah Ana menghadap ke samping hingga mereka berhadapan.

Tanpa ragu Ana mendekat memeluk tubuh Alvaro. Lalu Ana menghirup aroma khas setelah mandi di tubuh Alvaro, Ana sangat menyukainya dengan harum tubuh Alvaro yang terasa nyaman baginya.

"Alvaro kau tidak keberatan aku bersikap seperti ini padamu?", tanya Ana dengan wajah menghadap dada bidang Alvaro

"Kenapa aku harus keberatan, malah aku senang?"

"Karena kau membenciku"

Alvaro terdiam, namun setelahnya dia melepaskan pelukan Ana dan mendongakkan wajah Ana agar menatap wajahnya.

Cup.....

" Maaf", kata Alvaro pelan setelah mencium kening Ana

" Maaf untuk apa?"

"Maaf karena pernah memperlakukanmu dengan buruk , maaf karena telah menyakitimu ,dan semua perlakuanku terhadapmu ", kata Alvaro lirih sambil menyatukan keningnya dengan kening Ana

Ana hanya mengangguk dengan air mata yang mulai mengalir di pipi, tapi tidak mengeluarkan suara tangisannya, hanya air mata yang mengalir yang tidak bisa ditahankan mengalir begitu saja .

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Alvaro", kata Ana sambil mengeratkan pelukannya pada Alvaro

Alvaro hanya terdiam menunggu Ana melanjutkan ucapannya, Tapi dia bisa merasakan detak jantung Ana yang berpacu cepat.