NovelToon NovelToon
Ibu Kos Ku

Ibu Kos Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aak ganz

roni, seorang pemuda tampan dari desa terpencil memutuskan untuk merantau ke kota besar demi melanjutkan pendidikannya.

dengan semangat dan tekat yang kuat iya menjelajahi kota yang sama sekali asing baginya untuk mencari tempat tinggal yang sesuai. setelah berbagai usaha dia menemukan sebuah kos sederhana yang di kelola oleh seorang janda muda.

sang pemilik kos seorang wanita penuh pesona dengan keanggunan yang memancar, dia mulai tertarik terhadap roni dari pesona dan keramahan alaminya, kehidupan di kos itupun lebih dari sekedar rutinitas, ketika hubungan mereka perlahan berkembang di luar batasan antara pemilik dan penyewa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aak ganz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Beberapa hari pun berlalu, libur akhir musim semakin dekat. Roni sudah tidak sabar untuk segera pulang ke kampung halamannya demi menemui Ayu. Tak terasa, hari-hari berlalu begitu cepat. "Akhir musim sebentar lagi tiba. Aku tidak sabar ingin pulang kampung," gumam Roni sambil menatap ke langit malam.

Saat itu, Roni mendengar suara mobil Mbak Maya. Suara itu mengingatkannya bahwa Mbak Maya akhir-akhir ini tidak pernah menemuinya lagi. Roni baru menyadari hal itu sekarang karena selama ini ia terlalu sibuk dengan pekerjaan, kuliah, serta hubungan anehnya dengan Miya, sampai-sampai melupakan bahwa sudah lama ia tidak melihat Mbak Maya.

"Kok aku jadi rindu Mbak Maya, ya? Akhir-akhir ini ada yang aneh, dia tidak pernah lagi menemuiku. Apa dia sekarang menjaga jarak demi pria yang waktu itu dia ceritakan?" gumam Roni pelan.

Tiba-tiba ia teringat sesuatu. "Astaga, kebetulan aku belum bayar uang kos! Aku harus menemuinya sekarang," katanya sambil bergegas menuju rumah Mbak Maya.

Namun, saat Roni sampai di depan rumah, Mbak Maya yang kebetulan melihatnya datang, langsung mengunci pintu dari dalam. Roni tidak menyadari hal itu.

"Kok tumben terkunci? Bukannya tadi dia baru pulang?" gumam Roni sambil mencoba mendorong pintu rumah Mbak Maya, tetapi pintu itu terkunci rapat dari dalam.

"Mbak... Mbak... tolong buka pintu, saya mau bayar bulanan," panggil Roni sambil mengetuk pintu.

Namun, tidak ada jawaban dari dalam, membuat Roni merasa aneh. Ia yakin baru saja melihat Mbak Maya pulang, tetapi mengapa tidak ada jawaban?

"Mungkin dia sedang kecapekan dan langsung tidur. Baiklah, besok saja aku ke sini lagi," gumamnya, lalu berbalik pergi.

Sementara itu, di dalam rumah, Mbak Maya menahan diri agar tidak keluar menemui Roni. Entah kenapa, sejak malam itu ia merasa kecewa. Ia merasa Roni sudah tidak menginginkannya lagi dan bahkan tidur dengan perempuan lain. Ia cemburu. Ya, dia cemburu dan kesal. Ditambah lagi, Roni baru datang menemuinya sekarang, setelah sekian lama. Hal itu membuatnya merasa bahwa Roni benar-benar sudah melupakannya.

Di kosnya, Roni bersiap-siap untuk pergi bertarung. Malam ini adalah malam penentuannya. Dia akan menghadapi Jack dan menentukan siapa yang menjadi juaranya.

Roni menaiki motornya dan meluncur ke tempat pertandingan. Sesampainya di sana, ia melihat sudah banyak orang yang menanti pertarungan antara dia dan Jack. "Aku harus menyelesaikannya sekarang juga agar Miya tidak lagi diganggu oleh Jack," tekad Roni dalam hati.

Roni berjalan masuk ke arena dan mencari tempat duduk yang cocok untuk menunggu pertarungannya melawan Jack dimulai.

Sementara itu, Jack, yang dikenal sebagai petarung hebat, tentu saja tidak ingin semuanya berjalan lancar. Meskipun ia percaya diri, ia masih merasa ragu apakah bisa mengalahkan Roni. Untuk itu, Jack mendekati Roni dengan maksud mengganggu konsentrasinya sebelum pertandingan dimulai.

"Hai... Tumben sendirian. Biasanya kau bersama Miya," sapa Jack dengan senyum sinis.

"Saya memang datang sendiri. Dia akan menyusul seperti biasanya. Mungkin sebentar lagi dia datang," jawab Roni santai sambil menatap Jack.

"Yakin Miya akan datang? Sepertinya malam ini dia tidak mungkin datang deh, walaupun ini adalah penentuan atas perjanjian kita sebelumnya," kata Jack sambil tersenyum penuh arti.

"Kalaupun dia tidak datang, aku akan tetap menyelesaikan pertarungan tanpa mengecewakan," jawab Roni tenang.

Jack lalu mengeluarkan sebuah foto dari dalam sakunya. "Kenal gadis ini, nggak?" tanya Jack sambil memperlihatkan foto seorang gadis kepada Roni.

"Ayu..." gumam Roni sambil melotot ke arah Jack. "Kenapa dia punya foto Ayu?" pikirnya dalam hati.

"Namanya Ayu, kan? Gadis yang kau cintai di kampung. Hahaha... Roni, sudah aku katakan sebelumnya agar kau jangan menentangku. Tapi kau tidak mau mendengar," ucap Jack sambil terus memancing emosi Roni. "Oh ya, Miya tidak mungkin datang karena dia sudah tahu gadis ini ada hubungan denganmu."

Roni tetap terlihat biasa saja dan tidak terganggu. "Apalah kau tahu soal Ayu. Jangan membual, Jack. Kau kira aku tidak tahu maksudmu? Tenang saja, aku tidak termakan omonganmu. Aku tidak peduli kau dapat foto itu dari mana," jawab Roni dengan ekspresi santai, karena ia paham tujuan Jack.

"Roni, Roni... Kau kira aku tidak tahu tentang kalian? Aku punya banyak cara untuk itu. Sudahlah, mending kau menyerah saja. Miya sudah tidak ingin bersamamu lagi. Percuma, kami lebih sepadan, sedangkan kau hanyalah anak kampung yang miskin," sindir Jack.

Namun, Roni hanya membalasnya dengan senyuman.

Teng... teng...

Suara lonceng terdengar, menandakan waktu pertarungan dimulai. Panitia mulai menyapa penonton dengan kata-kata pembuka, lalu memanggil nama Roni dan Jack untuk memasuki arena pertandingan final malam itu.

Roni mulai masuk ke arena, begitu pun Jack.

"Lihat, Roni. Kau akan mati malam ini di sini. Ini adalah pertarungan ilegal, jadi di sini bebas membunuh. Mumpung kau tidak punya keluarga untuk menangisimu, jadi tidak masalah aku membunuhmu malam ini," ancam Jack sambil menyeringai.

"Ya... silakan, kau bebas melakukannya. Tapi sayangnya, kematianku tidak ditakdirkan di tanganmu," jawab Roni santai, sambil tersenyum.

"Yaaa!" teriak Jack sambil melayangkan serangan pertama. Namun, Roni berhasil menghindar. Roni membalas serangan Jack, tetapi Jack juga berhasil menghindar. Pertarungan mereka cukup sengit, membuat penonton bersorak dan penasaran siapa yang akan menang.

Serangan demi serangan dilancarkan. Keduanya menunjukkan kelihaian masing-masing. Namun, Roni lebih unggul dalam tenaga dan ketahanan, sehingga mulai mendominasi pertarungan.

Pukulan tangan kanan Roni berhasil mengenai wajah Jack, membuat sudut mulut Jack berdarah.

"Oke, cukup main-main. Waktunya serius," ucap Jack sambil kembali menyerang. Namun, setiap serangan Jack masih bisa ditahan oleh Roni, meskipun ada beberapa pukulan yang berhasil membuat Roni sedikit kewalahan.

Jack sadar melawan Roni dengan cara biasa tidak akan mudah. Ia lalu mencoba memprovokasi Roni untuk merusak konsentrasinya.

"Roni, mengalahlah dan kembali ke kampungmu. Apa kau tidak tahu kalau kekasihmu di sana akan menikah dengan orang lain?" ujar Jack.

Mendengar itu, Roni yang hendak memukul Jack tiba-tiba menghentikan pukulannya.

Seketika Roni berhenti saat Jack berkata begitu.

"Aku mengetahui ini karena kebetulan saja aku mencari informasi tentang kampungmu dan bagaimana kamu di sana. Aku dengar kau dekat dengan gadis bernama Ayu, dan dia sebentar lagi akan menikah. Kalau kau terlambat datang, kau tidak akan mendapatkan dia seperti dulu lagi karena dia akan bersuami," tambah Jack.

"Tidak... itu tidak mungkin! Kau salah informasi, Jack," kata Roni.

"Tidak, Roni. Aku tidak salah," ucap Jack sambil melayangkan pukulan.

Pikiran Roni yang sudah terkecoh membuatnya tidak menyadari serangan dari Jack. Saat itu juga, Roni terjatuh akibat pukulan keras Jack yang mengenai wajahnya. Roni seketika merasa pusing. Saat hendak bangkit, Jack tidak membiarkannya dan terus memukulinya.

Bayu, yang sedang menonton dari luar, merasa aneh melihat Roni seketika menjadi mudah dipukuli dan bahkan tidak menghindari serangan Jack.

"Ada yang merusak pikiran anak itu. Itu kesalahan yang fatal, dia bisa mati sekarang," kata ketua mafia yang pernah menolong Roni. Ia sedang menonton pertandingan tersebut.

Ketua mafia itu menyadari bahwa Roni sedang melamun saat dipukuli oleh Jack.

"Mati kau sekarang! Mati... hahaha! Akhirnya aku bisa mendapatkan Miya... hahaha!" kata Jack sambil tertawa dan terus memukuli Roni yang masih merasa pusing.

Wasit yang ada di sana hanya bisa menonton tanpa memisahkan, karena ia sudah dibayar oleh Jack agar tidak menghalangi pertarungan, bahkan ketika Roni terpojok.

"Roni, apa yang kau lakukan? Ayo bangkit!" teriak Bayu memanggil Roni, yang masih saja membiarkan dirinya dipukul hingga babak belur.

"Sialan... aku baru pertama kali dipukuli seseorang seperti ini. Tapi apa benar Ayu akan menikah? Apa benar ini? Kalau pun dia menikah, aku harus tahu siapa pria yang beruntung itu. Ya, aku tidak boleh mati sekarang. Aku harus pulang dan melihat siapa calon suami Ayu," gumam Roni sambil mencoba menyadarkan dirinya.

Roni merasa rasa pusingnya sedikit hilang dan kembali sadar. Ia berhasil menangkis kaki Jack yang terus menginjak tubuhnya, lalu menendang tubuh Jack hingga terpental ke belakang. Roni pun bangkit berdiri dengan penuh luka di wajahnya. Namun, Roni sedikit pun tidak merasa sakit. Tadi, ia hanya terlalu memikirkan Ayu, hingga membuatnya kehilangan fokus.

Melihat Roni bangkit kembali setelah dipukuli sedemikian rupa, ketua mafia itu berdiri dengan ekspresi tak percaya.

"Dia bisa bangkit? Ini aneh! Jelas-jelas dia tadi sudah tidak berdaya, apalagi pukulan yang dia terima begitu berat," gumamnya.

Para penonton pun merasakan hal yang sama. Awalnya, mereka mengira Roni akan mati di tangan Jack dan Jack akan memenangkan pertarungan. Namun, Roni tiba-tiba bangkit, membuat mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

"Jack, jangan lupa kalau aku pernah bilang bahwa aku tidak akan mati di tanganmu," kata Roni sambil menyerang Jack dengan beberapa pukulan.

Jack yang tidak siap langsung terkena pukulan Roni berkali-kali. Tubuhnya mulai merasakan sakit yang luar biasa. Hingga akhirnya, Roni mengeratkan genggamannya dan melayangkan pukulan keras ke arah wajah Jack. Pukulan itu tepat mengenai hidung Jack, membuat Jack terpental dengan hidung terluka parah. Hampir seluruh wajah Jack berlumuran darah, dan ia pingsan tanpa bergerak lagi.

Semua penonton terdiam melihat kejadian itu.

Pertarungan pun dimenangkan oleh Roni.

Ketua mafia yang menyaksikan terus menatap Roni dengan takjub. Ia tidak percaya ada seorang petarung yang begitu kebal setelah dipukuli, lalu berhasil membalikkan keadaan dengan begitu cepat hanya dengan beberapa pukulan. Lawannya pun bukan petarung sembarangan, melainkan Jack, yang dikenal sangat hebat.

Ketua mafia itu berniat merekrut Roni ke depannya sebagai bagian dari kelompoknya, karena kemampuan hebat yang dimiliki oleh Roni.

Roni mengelap darah yang ada di tubuhnya, lalu menerima sebotol air yang diberikan seseorang kepadanya. Ia meneguk air itu sambil membasuh mukanya.

Namun, Roni merasa kemenangan ini tidak berarti apa-apa, karena tidak ada kesulitan yang ia rasakan. Roni memutuskan untuk pulang langsung.

Malam itu, Miya benar-benar tidak datang. Ia mengurung diri di kamarnya dengan kesedihannya, setelah mengetahui bahwa Roni ternyata memiliki kekasih di kampungnya yang sangat ia cintai. Awalnya, Miya tidak percaya dengan ucapan Jack. Namun, setelah mendengar pengakuan dalam rekaman video dari orang kampung yang mengenal Roni dan Ayu, Miya akhirnya yakin bahwa Roni dan Ayu memang memiliki hubungan sejak kecil.

Di perjalanan menuju kos, Roni terus memikirkan kata-kata Jack tentang Ayu yang akan menikah.

"Ayu... benarkah itu? Kalau benar, apa karena itu kamu tidak pernah membalas suratku?" gumam Roni sambil mengendarai motornya.

Saat Roni baru memasuki gang menuju kos, ia tiba-tiba merasakan sakit di tubuhnya.

"Khuk... khuk..." Roni terbatuk. Tanpa ia sadari, batuknya mengeluarkan darah.

"Ada apa dengan tubuhku? Kenapa begitu sakit?" gumam Roni. Ia baru menyadari bahwa tadi ia meminum air yang diberikan seseorang, tanpa mengetahui siapa orang itu. Karena pikirannya yang tidak tenang, ia langsung meminum air tersebut.

Begitu memasuki gerbang kos, Roni tiba-tiba terjatuh dari motornya.

Mbak Maya, yang sedang sibuk dengan catatan obat-obatannya, mendengar suara keras di luar. Karena penasaran, ia memeriksa lewat jendela untuk melihat apa yang terjadi. Samar-samar, ia melihat sebuah motor terjatuh, dengan seseorang di atasnya. Mbak Maya langsung mengenali motor itu.

"Roni!" teriaknya sambil bergegas berlari keluar.

"Astaga, Roni, ada apa denganmu?" katanya, tetapi tidak ada jawaban dari Roni.

Mbak Maya melepas helm Roni dan melihat bahwa mulut Roni penuh dengan darah. Ia pun berteriak panik meminta tolong, membuat penghuni kos berdatangan.

Saat itu juga, Roni dilarikan ke rumah sakit untuk diperiksa. Mbak Maya sangat terkejut melihat wajah Roni yang penuh luka. Namun, yang paling membuatnya terkejut adalah mulut Roni yang berlumuran darah.

"Bagaimana kondisinya, Dokter?" tanya Mbak Maya kepada dokter yang memeriksa Roni.

"Dia mengalami keracunan bahan berbahaya, mengakibatkan tubuhnya lumpuh sementara. Untungnya, fisiknya kuat. Kalau tidak, mungkin nyawa pasien tidak tertolong. Sekarang kita hanya bisa menunggu, karena belum bisa dipastikan kapan dia akan sadar," jelas dokter yang memeriksa Roni kepada Mbak Maya.

"Terima kasih, Dokter. Saya akan mengurus sisanya," kata Mbak Maya. Kebetulan dia juga seorang dokter, jadi dia yang akan mengurus sisanya. Sebelumnya, dia merasa panik, sehingga tidak langsung memeriksa kondisi Roni. Namun, sekarang dia sudah agak tenang dan siap menangani Roni sendiri.

"Baiklah kalau begitu, Mbak. Saya permisi dulu," kata dokter itu sebelum pergi untuk memeriksa pasien lainnya.

Setelah diperiksa, ternyata Roni memang keracunan. Benar apa yang dipikirkan Roni bahwa dia diracuni lewat air yang dia minum. Kini, Roni mengalami koma karena tubuhnya benar-benar lumpuh akibat racun tersebut.

Mbak Maya langsung masuk ke dalam ruangan tempat Roni dirawat. Dia melangkah mendekati Roni dan menyentuh wajah Roni yang diperban.

"Sebenarnya apa yang terjadi denganmu, bodoh? Kenapa kamu pulang seperti ini? Apakah kamu habis berantem? Tapi kenapa kamu sampai mengalami luka seperti ini?" kata Mbak Maya, berbicara kepada Roni yang sama sekali tidak merespons.

Dia seketika merasa menyesal. Andai saja dia membuka pintu saat Roni memanggilnya, mungkin dia bisa menghentikan Roni untuk tidak keluar malam-malam.

"Semenjak kenal perempuan itu, dia sering keluar malam. Siapa sebenarnya perempuan itu?" gumam Mbak Maya, kesal. Sebab, sebelum dekat dengan Miya, Roni tidak pernah keluar malam.

Mbak Maya terus menunggu di samping Roni hingga akhirnya tertidur sambil memegang tangan Roni. Dalam hati, dia berjanji tidak akan marah lagi kepada Roni dan akan mencoba melupakan rasa kecewa serta cemburu butanya.

1
Mardelis
hal bisa, pasti putuss ditengah, jejejejje
Mardelis
roni roni, baik tapi mental kurang baik, heheheeh
Godoy Angie
Asik banget!
Aak Gaming: terus ikutin ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!