"Butuh uang berapa?" tanya Sky to the point.
"500 juta Tuan. Kalau Tuan Sky tidak
keberatan, saya mau pinjam sesuai nominal tersebut dengan sistem potong gaji," terang Aletta.
"Saya kasih 1 milyar, tapi kamu harus nikah sama saya," tegas Sky.
"Bagaimana? Kamu setuju kan?" tanya Sky yakin.
Sky berdecak kesal melihat Aletta yang tampak memikirkan sesuatu di kepalanya.
"Ck, apalagi yang kamu pikirkan? Menikah sama saya nggak akan rugi. 1 milyar itu untuk kamu bukan hutang. Kamu nggak perlu menggantinya walau kontrak pernikahan sudah selesai," bujuk Sky pantang menyerah.
Beberapa detik kemudian ....
"Saya setuju Tuan," kata Aletta tanpa ragu.
Bagaimana kisah perjalanan Aletta menjalani pernikahan kontrak tersebut?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Follow TikTok @Bilqies Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menunggu
"Uang sudah saya kirimkan ke nomor rekening kamu. Jangan berpikiran untuk kabur dari saya," tukas Sky.
Tak lama terdengar sebuah notif dari ponsel Aletta. Buru-buru wanita itu membuka ponselnya, seketika kedua matanya membulat sempurna melihat deretan angka yang ada di notif pesan tersebut.
Uang sudah terlanjur masuk, terlebih Aletta pun sangat membutuhkan uang banyak untuk operasi Mamanya, dan Aletta juga tidak bisa mundur. Mau tidak mau dia akhirnya menerima takdirnya menjadi istri kontrak dari bos nya itu.
"Terimakasih banyak Tuan Sky," kata Aletta sembari tersenyum, merasa lega atas permasalahannya sudah teratasi.
Sky hanya menanggapi dengan anggukan samar tanpa ekspresi sama sekali. Ya seperti itulah sosok Sky, yang sangat dingin bak seperti gunung es himalaya.
"Kamu bisa kembali ke mejamu. Dan ingat jangan sampai kamu berpikiran untuk kabur setelah mendapatkan uang itu. Kalau tidak kamu akan tahu bahaya apa yang akan menyambut kamu. Kamu akan mendapat masalah besar kalau kabur." Walaupun terkesan datar tapi pembawaannya tetap santai penuh ancaman.
Saking takutnya dengan ultima yang Sky layangkan padanya, membuat Aletta langsung mengangguk paham. Lagi pula mana mungkin Aletta berani dengan seorang pengusaha dari keluarga konglomerat yang tersohor di segala penjuru. Dan tentunya bisa melakukan apa saja dengan kekayaan dan kekuasaan yang dia miliki.
🌷🌷🌷
Kini wanita itu sudah berada di mejanya, tampak Aletta yang sedang melamun.
Sejenak dia memflashback obrolannya dengan Sky yang beberapa menit lalu seperti mimpi. Aletta masih belum percaya dengan apa yang terjadi padanya. Niat hati ingin cari pinjaman uang tapi malah di ajak nikah kontrak sama bos nya.
Sempat Aletta merutuki kebodohannya yang telah menerima tawaran gila bos nya. Tapi, saat ingat dengan jumlah nominal yang ada di rekening nya tiba-tiba menggendut, hingga akhirnya Aletta memilih pasrah. Dia lebih mengutamakan nyawa Mamanya, orang tua satu-satunya yang dia miliki saat ini. Tidak ada hal yang penting selain keselamatan Mamanya, dan dia merelakan masa depannya yang sudah tergadaikan.
Aletta menghembuskan nafasnya secara perlahan, yakin dengan keputusannya, "Semoga keputusan ku ini tepat," lirih Aletta. Setelah itu dia menyibukkan diri melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda tadi, agar pikiran-pikiran aneh tidak muncul lagi di kepalanya.
Waktu terus bergulir dengan sangat cepat, tidak terasa sudah waktunya Aletta pulang. Tampak rekan kerjanya sedang sibuk membereskan barang yang ada di meja kerja masing-masing dan bersiap pulang. Sementara Aletta sendiri masih sibuk dengan pekerjaannya. Dia terpaksa melakukan hal itu, menunggu semua orang keluar dari ruangan karena setelah ini Aletta harus pergi menemui Sky di ruangannya.
Tanpa dia sadari, tiba-tiba terdengar suara yang sangat familiar di indra pendengarnya.
"Masih belum siap-siap?" tanya seorang pria yang berdiri di balik mejanya, berhadapan dengan Aletta. Hanya terhalang dengan skat yang tingginya 55 cm dari atas meja. Ya pria itu adalah Irvan rekan kerja Aletta yang berumur 26 tahun.
Aletta mendongakkan wajahnya menatap sekilas pada pria yang berdiri di hadapannya, "Kerjaan ku belum selesai. Tanggung sebentar lagi," kata Aletta lalu kembali pura-pura fokus dengan laptopnya.
"Mau di temenin?" tawar Irvan, menatap lekat wajah cantik Aletta.
Sontak Aletta menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia tidak ingin pria itu menunggunya, sebab sebentar lagi dia akan menemui Sky di ruangan CEO.
"Nggak usah Kak, lebih baik Kak Irvan aja duluan," tolak Aletta halus.
Irvan tersenyum dengan tatapan yang tak lepas dari Aletta, "Kamu santai aja, aku lagi free kok. Lagi pula bosan juga di apartemen terus," tutur Irvan yang tetap kekeh ingin menemani Aletta.
Aletta pun tersenyum kikuk, dia tampak kehabisan kata-kata untuk menolak tawaran Irvan. Tidak mungkin juga kalau di usir secara paksa, Irvan juga punya hak untuk tetap di ruangan itu.
Dan semenjak Aletta mendengar kabar bahwa Irvan telah putus dengan kekasihnya. Aletta merasa Irvan seolah punya maksud tertentu karena akhir-akhir ini pria itu sering mengajaknya ngobrol dan menawarkan diri untuk mengantarnya pulang.
🌷🌷🌷
Sementara di tempat lain, tepatnya di sebuah ruangan yang begitu luas. Tampak seorang pria yang tengah duduk di kursi kebesarannya. Pria itu sesekali melirik ke arah jarum jam yang melingkar di tangan kekarnya. Sudah 10 menit berlalu dari jam pulang kerja, tapi sosok yang dia tunggu belum muncul juga batang hidungnya. Seketika pria itu di buat kesal menunggunya, ya pria itu adalah Sky. Sudah di transfer uang di muka sebesar 1 milyar, tapi Aletta malah memberikan kesan yang buruk di mata Sky.
"Kemana dia? Kenapa belum datang juga? Atau jangan-jangan wanita itu kabur," gumam Sky merasa jengkel dengan perbuatan Aletta.
Kalau memang benar-benar Aletta kabur, tentu Sky akan mencari Aletta walaupun sampai ke lubang semut sekalipun. Sky tidak akan membiarkan orang-orang yang telah merugikannya lepas begitu saja. Dengan memiliki uang yang banyak dan juga kekuasaan, membuat Sky bisa melakukan apapun yang dia mau.
Sky yang merupakan tipikal pria yang tidak suka menunggu, terlebih hanya menunggu di dalam ruangan yang tanpa kepastian. Sebelum akhirnya, Sky keluar dari ruangannya menuju ke divisi umum. Dan sudah pasti mencari sosok wanita, calon istri kontraknya yang sudah dia bayar.
Saat ini suasana perusahaan tampak sepi, hanya ada beberapa orang disana karena lembur.
Dengan langkah lebar Sky berjalan menuju ruangan divisi umum. Tiba-tiba langkahnya terhenti tepat di depan ruangan tersebut yang berdindingkan kaca transparan.
Dari luar ruangan, Sky bisa melihat sosok Aletta, wanita yang telah membuatnya kesal.
Sementara Sky semakin kesal lantaran melihat Aletta yang malah asik tertawa renyah dengan rekan kerja pria.
Pria itu menghela nafas berat, dia sedikit menyesal sudah terlanjur memilih Aletta sebagai calon istri kontrak nya. Melihat sikap Aletta yang seperti itu, tidak disiplin waktu, dan terlalu menggampangkan perintah, membuat Sky negatif thinking dulu karena belum apa-apa sudah membuatnya kesal, apalagi nanti kalau sudah menikah.
Tak ingin membuang-buang waktunya, Sky langsung menyelonong masuk ke dalam ruangan tanpa permisi, membuat kaget dua orang insan yang sedang asik bercanda di kursinya masing-masing.
Baik Irvan dan Aletta reflek berdiri, keduanya menyapa Sky dengan sopan dan ramah.
"Selamat sore Tuan Sky," sapa keduanya kompak.
Sky tampak acuh, dia sama sekali tidak merespon sapaan mereka. Kedua netranya menatap tajam ke arah Aletta, membuat wanita itu kesusahan menelan salivanya karena merasa punya salah pada Sky.
Harusnya Aletta sudah datang ke ruangan Sky 25 menit yang lalu, tapi nyatanya tertunda hanya karena ada Irvan.
"Kamu yang namanya Aletta?" tanya Sky seolah tidak pernah mengenal Aletta, padahal baru tadi siang mereka membicarakan hal penting.
"Iya benar Tuan, saya Aletta," jawab Aletta menganggukkan kepalanya.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" Aletta pun seolah tidak punya urusan apapun dengan CEO dingin itu karena ada Irvan disana. Aletta tidak ingin menimbulkan kecurigaan.
"Ikut ke ruangan saya sekarang!" tegas Sky sembari berlalu dari sana.
Ucapan Sky berhasil membuat Irvan tergelitik, menatap heran. Pasalnya, Aletta tidak pernah kontak langsung dengan CEO.
"Kamu ada masalah dengan Tuan Sky?" tanya Irvan, tergambar jelas kerutan tipis di dahinya.
Aletta menggeleng kepala dengan cepat.
"Mungkin di suruh revisi laporan," jawab Aletta asal.
"Aku duluan ya kak, makasih sudah nemenin," kata Aletta yang kemudian bergegas pergi. Aletta sadar bahwa dirinya sedang dalam masalah besar karena terlalu lama membuat Sky menunggu sampai rela turun ke ruangannya.
.
.
.
🌷 Bersambung 🌷
Visual
Aletta
Sky
💐 Semoga suka ya dengan visualnya 😍 mohon maaf kalau tidak sesuai dengan imajinasi kalian. Bisa pilih visual sendiri deh yang sesuai dengan kalian inginkan hehehehe 🙏
Peluk cium jauh buat kalian semua 🤗😘
rasakan sidingin kutub es mulai kepanasan
eh, tapi bisa gak sih nyairin es dari kutub utara kaya si sky? /Facepalm/