NovelToon NovelToon
La' Grande

La' Grande

Status: tamat
Genre:Tamat / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:968
Nilai: 5
Nama Author: Shan_Neen

Seorang penulis pemula yang terjebak di dalam cerita buatannya sendiri. Dia terseret oleh alur cerita yang dibuatnya, bahkan plot twist yang sama sekali tak terpikirkan sebelumnya. Penasaran kelanjutan cerita ini? Ikuti lah kisah selengkapnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan_Neen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

“Cepat cari di sekitar gedung!”

Keributan mulai terdengar dari arah gedung, dan hal jtu membuat suasana kembali menegang.

“Cepatlah! Kau harus segera pergi,” seru Marlin.

Aiden terlihat enggan untuk meninggalkan Marlin di sana. Namun benar kata Marlin, jika kali ini dia gagal, maka tak akan ada kesempatan lagi.

“Kak, cepatlah. Mereka semua sudah menunggu kita,” seru Julia dari seberang jalan.

“Aiden, pergilah,” seru Marlin yang terus mendorong Aiden menjauh.

Pria itu pun perlahan mundur, meninggalkan Marlin yang terus melihat ke arah dalam gedung.

Nampak gadis iru khawatir seseorang akan segera melihat keberadaan Aiden di sini.

Dalam ketegangan, sebuah mobil lain tiba-tiba muncul dari persimpangan tak jauh dari sana.

Cahaya mobilnya membuat silau, dan mengalihkan pandangan Marlin.

Mobil itu melaju begitu cepat meski melewati persimpangan seolah memang disengaja.

Aiden, gumam Marlin dalam hati.

Dia menyadari sesuatu, dan segera berbalik. Dia berlari ke arah Aiden yang sedang menyeberang jalan dan berada tepat di tengah.

“AWAS!” pekik Marlin.

Aiden yang mendengar teriakan Marlin pun menoleh dan melihat gadis itu berlari ke arahnya, bersamaan dengan datangnya mobil dengan kecepatan tinggi.

“Tidak. Marlin...,”

CKIIITTT... BRAAAAK... BUG...

“MARLIIINN...,” pekik Aiden.

Dia terjatuh di dekat mobil Julia, sementara Marlin yang berhasil mendorong Aiden, terpental jauh karena menggantikan pria itu tertabrak mobil tadi.

Aiden segera berlari menghampiri Marlin yang sudah dipenuhi cairan merah kental yang berceceran di jalan.

“Marlin... Marlin, bangunlah. Marlin,” panggil Aiden.

Dia tak kuasa menahan air mata melihat kondisi Marlin yang sekarat. Darah keluar dari hidung dan juga mulutnya.

Kepalanya membentur aspal hingga terjadi pendarahan di sana.

Dengan kesadaran yang tersisa, Marlin mencoba kembali mendorong Aiden agar pergi.

“I-ini a-akhir...ku. Pe-pergi...lah,” ucap Marlin disela kesakitannya.

“Tidak, Marlin. Tidak seharusnya begini. Ini semua salahku. Maafkan aku,” ucap Aiden gemetar.

Para pengawal Tuan Wang sudah keluar dari gedung karena mendengar keributan di jalanan.

Julia yang melihat hal tersebut segera keluar dari mobil, dan berlari menghampiri Aiden yang masih memangku tubuh hancur Marlin.

“Kak, kita harus segera pergi dari sini. Mereka semakin dekat. Kita akan dalam masalah,” bujuk Julia.

Gadis itu terus menarik lengan Aiden, namun pria tersebut seolah enggan untuk beranjak.

Julia semakin panik melihat para pria berpakaian hitam muncul semakin banyak.

“Marlin, maafkan aku. Tapi kami harus segera pergi. Kak, ayolah. Apa Kakak akan membiarkan kami semua celaka?” ucap Julia lagi.

Marlin kembali mendorong Aiden dengan sisa tenaganya.

“Ce... pat,” seru Marlin lemah.

“Maafkan aku, Marlin. Maafkan aku,” ucap Aiden.

Dia meletakkan tubuh terluka itu di tengah jalan, dan pergi meninggalkannya dengan rasa bersalah yang teramat dalam.

Julia hendak mengambil alih kemudi, karena mengira Aiden masih terpukul akibat kondisi Marlin tadi.

“Biar aku saja,” ucap Aiden.

Nampaknya pria itu tak ingin membahayakan keluarganya juga, sehingga dalam kondisi apapun, dia harus tetap bisa berpikir jernih.

Mobil melaju dengan cepat meninggalkan tempat itu. Meninggalkan Marlin yang terkapar sekarat.

Maafkan aku, Marlin. Maafkan aku, ucap Aiden dalam hati.

Sementara di tempat tadi, para pengawal melihat kondisi Marlin yang sudah tak berdaya, dan mencoba memanggilkan ambulans untuknya.

Sedangkan sebagian besar dari mereka melakukan pengejaran terhadap Aiden dan Julia.

Nafas Marlin mulai tersengal. Paru-parunya sudah dipenuhi darah yang membuatnya tak mampu lagi menghidup oksigen disekitarnya.

Dalam pandangan nanar, dia menatap langir malam yang kala itu dihiasi bulan purnama.

Apa ini akhir ceritanya? Apakah dengan begini aku bisa kembali? Ibu, maafkan aku. Aku selalu membuatmu khawatir. Maafkan aku, Bu, ucap Marlin dalam hati.

Sebuah tarikan nafas yang penuh dengan kesakitan, menjadi nafas terakhir Marlin yang ia hembuskan malam itu.

Rintik hujan mulai turun, seiring suara sirine ambulans yang datang secepat mungkin ke tempat kejadian.

Para medis yang datang segera memeriksa Marlin, dan mencoba melakukan pertolongan pertama.

“Bawa ke dalam. Siapkan alat kejut jantung,” seru salah seorang tim medis.

CPR pun dilakukan, namun jantung Marlin telah berhenti beberapa saat yang lalu.

“Dia telah meninggal,” ucap petugas medis lainnya.

Bersambung▶️▶️▶️▶️▶️

Jangan lupa like, komen, rate dan dukungan ke cerita ini 😄🥰

1
Evelyne
haiii... awal yg bagus... cuuusss... kita lanjut... apakah semakin seru di part selanjut nya...☺️🤗
🐌KANG MAGERAN🐌: semoga suka ya kak 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!