NovelToon NovelToon
My Stepbrother

My Stepbrother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Bad Boy
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Heyydee

Kejadian malam itu membuatku hampir gila. Dia mengira kalau aku adalah seorang jal*ng. Dia merebut bagian yang paling berharga dalam hidupku. Dan ternyata setelah aku tau siapa pria malam itu, aku tidak bisa berkata-kata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heyydee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Keesokan harinya, Naura terbangun dari tidurnya. Ia duduk sejenak karena kepalanya terasa pusing akibat tadi malam kebanyakan minum.

"Aduh pusing banget," Naura memegangi kepalanya dan mencoba menyadarkan diri.

Tadi malam kamar itu terlihat sangat cantik, namun sekarang kamar itu terlihat sangat berantakan seperti kandang kambing. Botol-botol dan gelas bekas mereka minum, berserakan di lantai. Juga bungkus camilan yang mereka makan juga berserakan mengotori lantai.

Malam tadi mereka sangat mabuk berat sehingga mereka tertidur di lantai yang dingin tanpa bantal dan selimut.

"Aduh, gara-gara mabuk berat, gue jadi masuk angin nih," ucapku.

Naura melihat teman-temannya yang masih tertidur.

Naura yang kebelet pun langsung pergi ke toilet. Kemudian, teman-temannya pun terbangun. Mereka juga merasa pusing saat terbangun dari tidur.

"Aduh, pusing banget!" ucap Nina.

"Loh, Naura mana? Kok gak ada di sini?" tanya Aura heran.

"Aduh, gue kebelet!" ucap Karina.

Karina pun buru-buru pergi ke toilet untuk membuang hajatnya. Saat akan masuk, ternyata pintunya di kunci.

"Loh, kok terkunci sih?" tanyanya heran.

"Ada orang yang di dalam?" tanyanya.

"Iya, gue lagi buang air kecil," sahut Naura.

"Buruan dong, gue kebelet banget nih!" ucap Karina.

"Bentar ya!!" Setelah Naura selesai, Naura langsung mencuci mukanya agar terlihat l bug segar.

Klek

Pintu toilet terbuka, Karina langsung masuk dan mengunci pintunya. Naura menghampiri Aura dan Nina yang sedang terduduk sambil merasakan pusing.

"Udah bangun kalian? Gue kira gak bakalan bangun," ucapku.

"Lo kira kita m4ti?" tanya Nina.

"Perasaan tadi malam nih kamar masih rapi, sekarang udah berantakan aja," ucap Aura.

"Ya gimana ya? Lagian kan kita semua mabuk berat, jadi ya....kayak gini," ucap Nina.

"Mending kalian berdua cuci muka biar lebih segar, habis itu kita bersihkan kekacauan yang kita buat," ucap Naura.

Karina pun keluar dari toilet. Dia menghampiri mereka semua.

"Pagi guys," sapanya.

"Hmm....lama banget sih?" tanya Nina.

"Ya namanya gue BAB, mana bisa buru-buru," jawabnya.

"Siapa nih yang duluan ke kamar mandi? Gue apa lo?" tanya Aura.

"Lo dulu lah," sahutnya.

Aura segera bangkit dan pergi ke kamar mandi.

"Oh iya, tadi malam yang ngorok siapa sih?" tanya Karina.

"Si Nina," jawab Naura.

"Hah, enak aja! Gue mana ngorok kalau tidur," ucapnya tidak terima.

"Ya kan lo tidur, gimana bisa tau kalau lo lagi ngorok?" tanya Naura.

"Tadi malam gue kebangun gara-gara suara ngorok lo yang gede," ucap Naura.

"Ah masak sih?" Nina tidak percaya.

"Pantes aja gue terganggu, lo kan tidur di samping gue," ucap Karina.

"Kalau tadi malam gue mau, udah gue videoin biar lo percaya," ucap Naura.

"Emangnya gue ngoroknya gimana?" tanyanya penasaran.

"Suaranya kayak kebo," celetuk Naura.

"Ada apaan nih, kok pagi-pagi udah pada ribut sih?" tanya Aura yang baru keluar dari dalam kamar mandi.

"Lo tadi malam apa gak dengar?"

"Dengar apa?"

"Suara ngoroknya Nina,"

"Hah? Dia ngorok? Gue kok gak dengar ya?"

"Ya gimana mau dengar? Lo aja tidurnya kayak bab1 m4ti, udah gitu mangap lagi pas tidur! Untung gak ada yang masuk ke dalam mulut lo," ucap Naura.

"Ih, sok tau lo,"

"Ya tau lah, gue kan kebangun," ucap Naura.

"Ah udahlah, gue mau ke kamar mandi," Nina pergi ke dalam kamar mandi.

"Oh iya, ini jam berapa ya?" tanya Karina.

"Jam 9," jawab Naura.

"Hah, serius udah jam segitu?"

"Hmm,"

"Aduh, gue harus pulang nih soalnya gue ada urusan," ucap Karina.

"E-eh, enak aja lo! Bilang aja lo mau kabur biar gak bantuin bersihin nih kamar kan?" tanya Naura.

"Lagiankan bersihinnya gak sampai ber jam-jam," ucap Naura.

"Bisa ae lo Karin," ucap Aura.

Mereka berempat pun bersama-sama membersihkan kamarnya yang tampak berantakan. Dari mulai mengutip botol dan sampah camilan, juga merapikan seluruh ruangan. Setelah selesai mereka pun keluar dari hotel dengan pakaian yang tadi malam.

Karina dan Nina pulang dengan taksi, sedangkan Naura dan Aura pergi naik bus. Hari ini, mereka tidak ada kelas sampai dua hari ke depan.

Bus yang di naikin Naura dan Aura tampak penuh. Mereka bahkan tidak mendapatkan tempat duduk dan terpaksa berdiri.

"Tumben nih rame benget di bus?" tanya Aura heran.

"Iya juga ya, biasanya kalau kita naik bus masih dapat tempat duduk," ucapku.

Lalu ada seorang nenek tua yang masuk ke dalam bus. Nenek itu berjalan dengan di bantu tongkatnya. Ia tampak sedikit kesusahan apalagi membawa tas yang ukurannya cukup besar. Nenek itu juga terpaksa berdiri karena kursi sudah penuh.

Naura paling tidak bisa jika melihat seseorang tengah kesusahan. Naura melihat ke kanan dan kirinya. Seperti biasa semua orang tampak acuh pada nenek itu. Mereka hanya mementingkan diri sendiri.

"Hah, sudah menjadi kebiasaan! Setiap kali aku naik bus pasti mereka tidak pernah melihat seseorang yang lebih membutuhkan tempat duduk itu," batinnya.

Naura melihat ke sisi lain dan mendapatkan seorang laki-laki dengan memakai jas sedang asik memainkan hp nya. Padahal dia tau kalau kursi sebelahnya kosong, tapi dia malah menaruh tas kerjanya di kursi itu. Dia bahkan tidak menawari nenek itu untuk duduk di situ.

Naura menghampiri orang itu dan langsung mencampakkan tas kerjanya ke arah orang itu. Orang itu tampak marah karena di perlakukan seperti itu.

"Hei, apa-apaan ini? Kenapa kau melemparkan tasku?" tanyanya dengan marah.

"Paman tidak lihat?" tanya Naura sambil menunjuk ke arah nenek tua yang sedang kesusahan itu.

"Lihat baik-baik! Apakah paman tidak punya hati? Nenek itu butuh tempat duduk, tapi paman malah menaruh tas di kursi yang seharusnya bisa untuk nenek itu duduk," ucap Naura.

Seketika orang-orang menatapnya.

"Paman tau kursi ini kosong, tapi malah seolah-olah paman buta dan tidak melihat orang yang lebih membutuhkannya. Bahkan paman sama sekali gak menawarinya ke nenek itu,"

"Paman kan sudah dewasa, seharusnya paman tau bagaimana cara menghargai orang yang lebih tua! Bukannya malah asik dengan diri sendiri sampai tidak melihat yang lainnya?"

"Kenapa kau jadi ceramah di depanku? Kau sangat tidak sopan!"

"Apa itu sopan? Buat apa aku sopan dengan orang yang tidak memiliki toleransi?" tanya Naura.

Orang itu menarik nafas beratnya dengan wajah yang kesal. Orang itu tampak malu karena semua orang melihatnya dengan tatapan sinis.

"Nek," Naura menghampiri nenek itu dan membantunya untuk duduk di kursi.

Nenek itu berterima kasih pada Naura sedangkan orang itu memeluk tas kerjanya dengan wajah kesal. Naura kembali ke tempatnya bersama Aura.

"Keren lo Nau," ucap Aura.

"Apaan sih? Biasa aja kali!"

"Lo tuh berani banget negur tuh orang sampai paman itu terdiam,"

"Kalau gak gitu pasti paman itu gak bakal mau ngasih tempat duduk itu,"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!