NovelToon NovelToon
Raja Kejahatan Dunia

Raja Kejahatan Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Epik Petualangan / Harem
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Merena

Leo XII, Raja Kejahatan Dunia, adalah sosok yang ditakuti oleh banyak orang, seorang penguasa yang mengukir kekuasaan dengan darah dan teror. Namun, ironisnya, kematiannya sama sekali tidak sesuai dengan keagungan namanya. Baginya, itu adalah akhir yang memalukan.

Mati karena murka para dewa? Sungguh lelucon tragis, namun itulah yang terjadi. Dalam detik-detik terakhirnya, dengan sisa kekuatannya, Leo XII berusaha melawan takdir. Usahanya memang berhasil—ia selamat dari kematian absolut. Tapi harga yang harus dibayarnya mahal: Leo XII tetap mati, dalam arti tertentu.

Kini ia terlahir kembali sebagai Leon Dominique, dengan tubuh baru dan kehidupan baru. Tapi apakah jiwa sang Raja Kejahatan akan berubah? Akankah Leon Dominique menjadi sosok yang lebih baik, atau malah menjelma menjadi ancaman yang lebih mengerikan?

Satu hal yang pasti, kisahnya baru saja dimulai kembali!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eternal Colosseum

Leon dan Fiona duduk di dalam kereta kuda yang berguncang lembut. Fiona bersandar manja di bahu Leon, matanya menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. "Kamu mau pergi ke mana setelah ini?" tanyanya dengan suara lembut.

Leon menatap keluar jendela, melihat hamparan langit biru yang tak berujung. "Aku tidak punya tujuan tertentu," katanya santai. "Yang aku inginkan hanyalah pertarungan tanpa akhir."

Fiona tersenyum tipis mendengar jawabannya. "Pertarungan tanpa akhir? Kalau begitu, bagaimana kalau ke Eternal Colosseum? Di sana, kau pasti bisa mendapatkan apa yang kamu cari," katanya, nada suaranya mengisyaratkan tantangan.

"Eternal Colosseum?" Leon mengangkat alis, sedikit tertarik. "Tempat seperti apa itu?"

"Tempat di mana pertarungan adalah segalanya. Di sana, setiap hari adalah pertempuran, dan kematian dianggap hal biasa," jawab Fiona, senyumnya melebar.

Leon terkekeh, sorot matanya berubah tajam. "Terdengar seperti surga bagi seorang petarung. Ayo, kita ke sana."

Fiona mengangguk kecil, lalu keduanya menikmati perjalanan panjang yang penuh dengan obrolan ringan dan pemandangan yang memukau.

.

.

.

Satu bulan kemudian

Kereta kuda akhirnya berhenti di tepi jurang yang dalam. Di dasar jurang itu berdiri sebuah kota besar, cahaya dari bangunan-bangunan di dalamnya menciptakan pemandangan yang menakjubkan.

Leon turun dari kereta dan menatap kagum. "Kota di dasar jurang? Ini sangat langka. Pemandangan yang tidak sering kulihat," katanya sambil mengamati lingkungan sekitar.

Fiona berdiri di sampingnya, senyum kecil tersungging di wajahnya. "Tempat ini bukan kota biasa. Ini adalah Eternal City, dibangun di atas darah Leo XII, seorang legenda. Konon, darahnya membuat tanah di sini menjadi subur dan dipenuhi energi," jelasnya.

Leon menyeringai, matanya kini tertuju pada sebuah bangunan besar berbentuk lingkaran di kejauhan. "Dan di mana Colosseum itu?" tanyanya.

Fiona menunjuk ke arah bangunan besar tersebut. "Di sana. Bangunan besar itu adalah Eternal Colosseum."

Sebelum Leon bisa menjawab, suara gaduh menarik perhatiannya. Ia menoleh dan melihat beberapa kereta yang penuh dengan orang-orang terikat, wajah mereka penuh luka dan ketakutan.

"Lihat itu, para kriminal," salah satu warga di sekitar mereka berkata keras.

"Kriminal ini memang tidak pernah belajar," sahut yang lain dengan nada mengejek.

"Tapi bukankah itu bagus? Semakin banyak mereka, semakin meriah taruhannya," kata seseorang sambil tertawa.

"Hahaha! Tepat sekali! Aku tidak sabar melihat darah mereka mengalir," tambah yang lain.

Leon menyipitkan mata, memperhatikan para tahanan yang meringkuk dalam kereta. Ekspresinya dingin, nyaris tanpa emosi.

"Ada apa?" Fiona bertanya lembut, menangkap perubahan kecil di wajah Leon.

Leon menggeleng pelan. "Bukan apa-apa," katanya singkat, lalu berbalik menatap Fiona. "Bagaimana cara aku bisa bertarung di Colosseum ini?"

Fiona tersenyum, sudah menduga pertanyaan itu akan muncul. "Setiap tahunnya ada pendaftaran untuk peserta baru. Dan sepertinya kamu datang di waktu yang tepat."

Leon mengangkat alis. "Kamu tampaknya tahu banyak soal ini."

Fiona terkekeh. "Hanya hal dasar. Siapa pun yang tinggal di dunia ini pasti tahu soal Eternal Colosseum. Ini bukan rahasia."

Mereka berjalan menuju lokasi pendaftaran, sebuah bangunan megah di dekat Colosseum. Antrean panjang terlihat, orang-orang dari berbagai penjuru dengan ekspresi penuh harap, ambisi, atau sekadar keberanian yang membabi buta.

Seorang wanita resepsionis dengan senyum ramah menyambut mereka. "Selamat datang. Apakah Anda ingin mendaftar sebagai peserta Colosseum?" tanyanya.

"Ya," jawab Leon tegas.

"Silakan sebutkan nama Anda," kata resepsionis sambil menyiapkan dokumen.

"Leon Dominique," jawab Leon tanpa ragu.

Resepsionis itu terkejut sejenak, lalu menatap Leon dengan mata sedikit membesar. "Anda ingin menggunakan nama asli Anda?"

"Tentu saja. Apakah ada masalah?" tanya Leon datar.

"Ah, tidak ada masalah," jawab resepsionis itu cepat. "Hanya saja, kebanyakan orang memilih menggunakan nama samaran. Ini sudah menjadi kebiasaan di sini."

Leon hanya tersenyum tipis. "Aku tidak butuh menyembunyikan namaku. Apakah cukup hanya menyebutkan nama?"

Resepsionis mengangguk, lalu menyerahkan sebuah kartu kecil bertuliskan namanya. "Ini tanda pengenal Anda. Harap bawa ini setiap kali Anda masuk ke Colosseum. Selamat bertarung, Tuan Leon Dominique."

Leon menerima kartu itu dan memasukkannya ke dalam sakunya.

Setelah Leon selesai mendaftar, Fiona melangkah maju menuju resepsionis.

"Aku juga ingin mendaftarkan diri," kata Fiona dengan suara lembut namun tegas.

Leon menoleh ke arahnya, sedikit terkejut. "Kamu juga akan ikut bertarung di sini?"

Fiona mengangguk pelan, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Benar. Aku ingin menguji kekuatanku dalam pertarungan yang sesungguhnya."

Leon menyeringai. "Kalau begitu, jangan terlalu memaksakan diri. Aku tidak ingin membawa pulang mayatmu," candanya sambil meliriknya penuh arti.

Fiona hanya tersenyum kecil, lalu menatap resepsionis. "Maaf, aku ingin bertanya. Sepertinya jumlah peserta kali ini jauh lebih banyak. Apakah ada sesuatu yang spesial sedang terjadi?"

Resepsionis itu tersenyum ramah, matanya berkilat. "Benar sekali, Nona. Anda datang di waktu yang sangat tepat. Kali ini, Tuan Leo XIII akan memberikan hadiah istimewa bagi sang juara. Itu sebabnya banyak orang datang dari berbagai penjuru dunia untuk ikut serta."

Leon yang mendengar nama itu tiba-tiba menyipitkan matanya. "Leo XIIi?" pikirnya dalam hati. Wajahnya berubah serius, meskipun ia tetap diam. "Aku tidak pernah ingat meninggalkan keturunan sebelumnya," gumamnya dalam pikirannya.

Fiona tampak lebih tertarik, matanya bersinar dengan antusiasme. "Sepertinya ini akan menjadi lebih menarik dari yang kuduga."

Resepsionis hanya tersenyum, lalu menyerahkan tanda pengenal Fiona. Setelah itu, keduanya meninggalkan tempat pendaftaran dan mulai mencari penginapan untuk beristirahat.

-Malam itu, Leon duduk di tepi ranjang, menatap Fiona yang sedang menyiapkan sesuatu di meja kecil. "Fiona," panggil Leon dengan nada datar, namun ada ketegasan di suaranya.

Fiona menoleh. "Ada apa?"

"Siapa sebenarnya Leo XIII ini?" tanya Leon, nadanya mengisyaratkan rasa penasaran yang dalam.

Fiona menatapnya heran. "Kamu serius? Kamu benar-benar tidak tahu, atau hanya berpura-pura tidak tahu?" tanyanya balik. "Leo XIII adalah salah satu figur paling terkenal di dunia. Sebagai keturunan langsung dari Leo XII, dia adalah sosok yang sangat dihormati."

Leon mengangkat alisnya, ekspresinya masih dingin. "Fiona, berapa tahun yang telah berlalu sejak kematian Leo XII?"

Fiona berpikir sejenak sebelum menjawab. "Kurasa sekitar 50 tahun. Ah... mungkin alasan Leo XIII hadir secara langsung kali ini adalah untuk memperingati kematian Leo XII," ujarnya.

Leon menyeringai tipis, namun tidak mengatakan apa-apa lagi. Ekspresinya menyiratkan sesuatu yang hanya ia sendiri yang tahu.

Fiona memandang Leon, merasa ada sesuatu yang aneh dari reaksinya. Tapi sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, Leon berdiri dan mendekatinya.

Malam itu, seperti biasanya, rutinitas mereka berlanjut. Kehangatan di dalam kamar menjadi penutup perjalanan mereka.

1
Yurika23
akuh mampir ya Thor...keknya seru...Leo anti Hero ya?... keren
Kaisar Absolute
yeyy di update, lagi thor sangat menyenangkan thor dan Pertana kali ada alur cerita yang kek gini (Sayang author)
Kaisar Absolute
lumayan lah untuk ceritanya dan mc gak bertele - tele dan dia langsung Aksi tanpa basa basi Dan sekali lagi Novel nya keren, sekarang aku nunggu Update mu author Ku sayang🗿
Kaisar Absolute: hehe/Drool//Drool//Drool/
Merena: Alamak, Jomoknye
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!