NovelToon NovelToon
ANYELIR

ANYELIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Dendam Kesumat / Permainan Kematian
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Anyelir adalah salah satu nama apartemen mewah yang terletak di sudut kota metropolitan. Suatu hari terjadi pembunuhan pada seorang wanita muda yang tinggal di apartemen anyelir 01. Pembunuhnya hanya meninggalkan setangkai bunga anyelir putih di atas tubuh bersimbah darah itu.

Lisa Amelia Sitarus harus pergi kesana untuk menyelidiki tragedi yang terjadi karena sudah terlanjur terikat kontrak dengan wanita misterius yang ia ditemui di alun-alun kota. Tapi, pada kenyataan nya ia harus terjebak dalam permainan kematian yang diciptakan oleh sang dalang. Ia juga berkerjasama dengan pewaris kerajaan bisnis The farrow grup, Rafan syahdan Farrow.

Apa yang terjadi di apartemen tersebut? Dan permainan apakah yang harus mereka selesaikan? Yuk, ikutin kisahnya disini.

*
Cerita ini murni ide dari author mohon jangan melakukan plagiat. Yuk! sama-sama menghargai dalam berkarya.

follow juga ig aku : @aca_0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Usai party month yang berakhir dengan kekacauan Lisa kembali ke kamarnya. Ia belum mengantuk, mungkin karena pembunuhan yang baru saja terjadi membuatnya khawatir dan tidak ingin tidur.

Malam kian larut, lisa menatap penuh minat pada kotak paket yang tergeletak di sudut kamar. Paket yang ia terima kemarin malam, beserta sepucuk surat yang masih terbalut amplop merah tua. Ulang tahunnya masih lama, seingatnya sekarang juga tidak ada perayaan khusus yang mengharuskan seseorang mengirimkan hadiah untuknya.

Lisa berjongkok lantas mengambil kotak tersebut, membawanya keatas meja dekat jendela. Tangannya menarik laci, mengambil sebuah gunting kemudian merobek kasar bungkusan paket.

Tidak ada nama pengirimnya yang membuat Lisa semakin penasaran.

"Kuno sekali."komentar Lisa memperhatikan tanpa minat tape recorder yang baru saja ia keluarkan dari dalam bungkusan paket.

Lagipula zaman serba canggih seperti sekarang apa masih trend untuk sebuah tape recorder? Rasanya tidak tepat mengirimkan seseorang hadiah yang sudah ketinggalan zaman.

Iseng lisa menyalakan tape recorder tersebut karena nampaknya ada rekaman suara seseorang. Barangkali ucapan selamat dari orang yang mengirim, walaupun Lisa tidak tahu ucapan selamat untuk apa yang jelas ia akan mendengarkan barang beberapa detik saja.

Hallo...

Selamat telah menerima pemberitahuan darurat ini.

Suara berat memenuhi penjuru kamar. Dengan cepat lisa mengurangi volumenya. Suara yang keluar dari rekaman tersebut merupakan suara perut, bukan suara asli, seseorang itu sedang menyamarkan suara aslinya saat merekam.

Selamat datang di bloody game,

saya adalah Bloody flower, dalang permainan Bloody game atau pengendali permainan.

Kamu adalah Sun flower, dipilih secara acak untuk mencari pembunuh.

Ungkapkan siapa pembunuhnya untuk menghindari kematian tragis Anyelir.

Akan ada kematian setiap minggu yang dipilih dihari tertentu, beberapa clue akan membantu mu menebak harinya, selamat kan korban dan ungkap pembunuhnya.

Apartemen 09 adalah garis kematian, jangan disentuh sebelum pembunuh terungkap. jika tetap nekat Anyelir akan hancur dalam waktu 10 detik, ada bom yang di tanam disana dan bisa dikendalikan oleh bloody flower.

Bermainlah dengan cepat dan menang tanpa menyentuh garis kematian.

Hampir lisa terjatuh dari kursi saking kagetnya mendengar rekaman tersebut. Jika saja saat ini sedang berada dirumah, ia pasti akan mengira bahwa rekaman tersebut hanyalah ulah orang iseng yang ingin menjahilinya. Tapi, karena ia berada di Anyelir dimana sudah dua orang yang menjadi korban pembunuhan lisa mau tak mau harus percaya. Ia harus lebih waspada dan berhati-hati.

Setelah menenangkan diri, lisa segera menyimpan tape recorder tersebut ke dalam lemari. Tidak ingin lagi melihat benda menyeramkan itu.

Ting.... Ting....

Bel berbunyi, Jantung Lisa berdetak kencang. Takut kalau yang datang adalah si pembunuh, Lisa memilih mengabaikan. Ia setengah berlari ke ranjang dan menyelimuti seluruh tubuhnya.

Ting....ting....ting...

"Astaga! Ku mohon berhenti menekan bel,"gumam Lisa semakin memegang erat selimut, menyembunyikan diri dengan baik dibawah selimut.

Tingggggg....

Bel terus berbunyi membuat Lisa yang tadinya takut jadi kesal. Membuang kasar selimut ke lantai lisa melangkah lebar keluar kamar. Ia berdiri sejenak di dekat pintu lantas menekan layar interkom untuk melihat siapa yang sejak tadi menekan bel.

Clarissa. Wanita cantik itu terus menekan bel dengan wajah pucat pasi. Ada apa dengannya?

"Ada apa, cla?"Lis membuka lebar pintu dan mempersilahkan Clarissa masuk.

"Kenapa lama sekali buka pintunya? Aku takut, Sa,"kata Clarissa.

"Duduk dulu disana. Aku ambil minum,"Kata Lisa menunjuk sofa, lalu pergi ke dapur mengambil air hangat untuk Clarissa.

Clarissa duduk diam, matanya berotasi ke sekitar, ia menggigit bibir bawahnya cemas. Kedua kakinya di rapatkan, ia ketakutan.

"Minum dulu,"Lisa menyodorkan segelas air hangat, "terus ceritain kenapa kamu seperti orang ketakutan."

" Boleh nggak kalau malam ini aku nginap disini?"Tanya Clarissa.

"Kenapa?"Lisa masih penasaran tentang kenapa Clarissa yang tiba-tiba datang dengan wajah pucat pasi.

"A-aku nemuin pisau penuh darah di kamarku."Jawab Clarissa dengan suara bergetar.

Lisa mengangguk paham. Tapi, tetap saja ia belum terlalu mengenal Clarissa. Bukan ingin menuduh, lisa hanya ingin lebih waspada terhadap siapapun. Ia tidak bisa mengizinkan Clarissa menginap begitu saja di kamarnya, ia harus mencari tahu tentang pisau yang ditemukan oleh Clarissa.

"Terus sekarang pisaunya dimana?"Tanya Lisa.

"Masih ada disana."

"Ayo kita kesana. Siapa tahu pisau itu ada hubungannya dengan si pembunuh."kata Lisa.

"Aku nggak berani."Clarissa menggeleng tidak ingin kembali ke kamarnya. Ia masih terbayang dengan pisau penuh darah.

Lisa menatap Clarissa curiga.

"Aku tidak membunuhnya."Ucap Clarissa sadar akan kecurigaan Lisa.

"Kalau begitu ayo kita ke kamar kamu, kita ambil pisaunya."

Hanya setelah banyak bujukan Clarissa mau mengajak Lisa ke apartemen nya. Sepanjang jalan Clarissa menggenggam erat tangan Lisa. Ia dapat merasakan Clarissa yang masih gemetar. Namun ia tidak dapat memastikan apakah Clarissa benar-benar sedang ketakutan atau hanya sekedar ber-akting.

Tidak lama kemudian lift berhenti di lantai dua. Clarissa sambil terus menggandeng tangan Lisa memasukkan beberapa angka yang menjadi password pintu. Lisa memalingkan wajah, tidak ingin tahu tentang password tersebut.

Seseorang baru saja masuk kedalam lift, orang itu memakai sweater bertudung hingga menyembunyikan kepalanya dengan baik, Lisa hanya bisa melihat bagian belakangnya.

" Ayo, sa,"

Lisa mengalihkan atensi pada pintu yang sudah terbuka setengah. Ia masuk lebih dulu kemudian di susul Clarissa.

Keduanya masuk ke dalam kamar Clarissa yang dipenuhi barang-barang warna biru muda. Mulai dari cat dinding, selimut, seprei dan bahkan langit-langit kamar pun warna biru muda.

"Kamu suka warna biru?"Tanya Lisa.

"Iya, warna biru itu cantik."Clarissa membawa Lisa ke ranjang dan benar saja sebuah pisau berlumuran darah tergeletak diatas ranjang.

" Kamu yakin ini bukan punya kamu?"tanya Lisa terus mengamati pisau tersebut.

Tingg.....tingg....

Belum sempat Clarissa menjawab bel pintu berbunyi.

"Aku takut, sa,"Clarissa merengek memegang erat ujung kaos Lisa.

Sial. lisa juga sebenarnya takut, tapi tetap saja ia menemani Clarissa untuk membuka pintu.

"Tidak ada orang,"kata Clarissa pelan setelah melihat keadaan diluar melalui layar interkom, kosong dan sunyi seperti biasanya.

"Tapi, ada paket yang diletakkan di lantai."lanjut Clarissa.

Lisa teringat dengan paket yang ia terima, apa mungkin semua penghuni Anyelir akan menerima paket misterius yang berisi permainan menyeramkan itu? Untuk mencaritahu nya paket yang ada diluar pintu harus diambil dan dibuka. Maka tanpa menunggu persetujuan Clarissa, ia membuka pintu dan mengambil paket tersebut.

"Kenapa kamu ambil, sa? Aku nggak pernah belanja online,"kata Clarissa masih takut.

"Paket ini persis sama dengan paket yang aku terima kemarin malam, pun mengirimnya juga tidak ada."Jawab Lisa.

Mereka membawa paket tersebut ke dapur. Lisa mengambil pisau lalu menggunakan nya untuk merobek plastik hitam yang membungkus kotak paket.

Call me baby 함께하는 매 순간이

Like boom, boom, boom, boom, boom (what up?)....

lisa terlonjak kaget dengan suara ponsel Clarissa yang tiba-tiba saja berbunyi.

Nomor pribadi,

Seseorang menelepon Clarissa menggunakan nomor pribadi. Clarissa meletakkan ponselnya diatas meja, ia tidak mengangkat telepon dari orang yang tidak dikenalnya.

"Kenapa nggak diangkat?"Tanya Lisa. Ia juga sudah selesai membuka paket. Hanya saja berbeda dengan yang lisa terima, paket tersebut hanya berisi selembar foto.

Pisau penuh lumuran darah diambil diatas dada Naomi yang penuh sayatan. Wajah Lisa langsung berubah, kembali ia letakkan foto tersebut bersama bungkusan paket yang tertumpuk begitu saja dilantai.

"Nomor pribadi, dia masih menelpon."jawab Clarissa, ia berpindah ke sebelah lisa lantas mengambil foto yang lisa letakkan di lantai," i-ini Naomi. Pisau itu yang digunakan untuk membunuh Naomi,"gagapnya.

"Dan pisau itu sekarang ada di kamarmu,"kata Lisa mengingatkan.

Ponsel Clarissa terus berbunyi. Karena kesal ia akhirnya menjawab telepon tersebut.

Clarissa, selamat datang di bloody game. Naomi baru saja mati, pisau yang mengambil nyawa nya ada di kamarmu sekarang. Polisi sedang dalam perjalanan kesana, sepuluh menit lagi mereka akan sampai.

Clarissa sengaja men-loudspeaker karena tidak ingin mendengar sendirian. Lisa kaget mendengar suara tersebut yang persis sama dengan suara yang tadi lisa dengar dari tape recorder.

Lalu telepon mati. Clarissa diam membeku, apa yang baru saja ia dengar. Polisi akan kesini?

"TIDAKK. AKU TIDAK MEMBUNUHNYA,"Clarissa berteriak histeris sembari menarik kuat rambutnya.

"Hei, cla, kamu harus tenang."Lisa mencoba menarik tangan Clarissa supaya tidak lagi menarik rambutnya. Sekarang Lisa yakin kalau Clarissa bukanlah si pembunuh. Tapi dengan polisi yang sebentar lagi sampai, jelas tidak mungkin untuk Clarissa menyingkirkan pisau tersebut dan menghindar dari tuduhan.

...***...

Jangan lupa vote, komen dan subscribe yaa...

follow juga ig : @aca_0325

1
Lunaire astrum
penasaran 😯😯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!