NovelToon NovelToon
Between Our Heart

Between Our Heart

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Anfi

Ashana Keyra Zerrin dan Kafka Acacio Narendra adalah teman masa kecil, namun Ashana tiba-tiba tidak menepati janjinya untuk datang ke ulang tahun Kafka. Sejak saat itu Kafka memutuskan untuk melupakan Asha.

Kemana sebenarnya Asha? Bagaimana jika mereka bertemu kembali?

Asha, bukankah sudah kukatakan jangan kesini lagi. Kamu selalu bertindak sesuka hati tanpa memikirkan orang lain. Aku butuh privasi, tidak selamanya apa yang kamu mau harus dituruti.” Ucapakan Kafka membuat Asha bingung, pasalnya tujuannya kali ini ke Stanford benar-benar bukan sengaja menemui Kafka.

“Tapi kak, Asha ke sini bukan sengaja mau menemui kak Kafka. Asha ada urusan penting mau ke …” belum selesai Asha bicara namun Kafka sudah lebih dulu memotong.

“Asha, aku butuh waktu untuk menerima semua ini. Walaupun untuk saat ini sebenarnya tidak ada kamu dalam rencanaku, semua terjadi begitu cepat tanpa aku bisa berkata tidak.” Asha semakin tidak mengerti dengan yang diucapkan Kafka.

“Maksud kak Kafka apa? Sha tidak

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7. Akan menebus yang hiang

Kakfa merebahkan dirinya di sofa apartemennya, luka di sudut bibir dan pipinya masih dia biarkan tanpa dia obati terlebih dahulu. Dia berusaha memejamkan matanya untuk melepas semua rasa lelah, namun bayang-bayang ucapan Rion terus mengganggunya. Semua hal-hal tentang Asha menyeruak muncul membuat rasa bersalahnya semakin besar.

Kafka bangun dari sofa menuju kamar untuk mandi dan membersihkan lukanya, dia memilih langsung merebahkan dirinya di kasur untuk langsung tidur di bandingkan makan malam. Rasanya sudah tidak ada lagi nafsu makan setelah semua yang dia alami hari ini.

Malam semakin larut dan jam sudah menunjukkan pukul 00.00 wib, tapi Kafka masih juga tak bisa tidur sampai subuh datang dia baru bisa terlelap. Semakin berusaha memejamkan mata maka semakin dia teringat pada Asha, dia sendiri yang dari dulu selalu berusaha mengusir Asha dari hidupnya. Selalu berusaha menunjukkan rasa tidak suka setiap kali Asha berusaha mendekat dan melakukan apapun untuknya. Bahkan Kafka sengaja menjadikan Alena sebagai kekasihnya agar Asha menjauh.

Dia berhasil membuat gadis itu menjauh darinya, bukan hanya menjauh tapi menghilang dari jarak pandangnya. Seharusnya Kafka tersenyum lega karena tidak lagi mendengar rengekan manja atau rentetan pesan whatsapp dari Asha. Namun hari-harinya menjadi berbeda, kekhawatiran selalu menyergap dirinya, perasaan bersalah selalu menghampiri. Hari-harinya menjadi berbeda setelah hari itu dia hancurkan hati gadis yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya.

Hari ini Kafka ada operasi, mau tak mau dia harus tetap ke rumah sakit meskipun dengan memar yang masih menghiasi sudut bibir dan wajahnya. Dokter Revan yang melihat memar pada wajah Kafka tentu saja heran bagaimana dia bisa mendapatkan luka seperti itu. Kafka berusaha untuk tidak menjadi pusat perhatian, dia buru-buru keluar dari lift dan disusul Revan yang mengekori dan mencecar Kafka.

“Kaf .. apa yang terjadi dengan wajahmu?”

“Tidak apa-apa, semalam habis sparing dengan temanku,” Revan tentu tidak percaya begitu saja, dia sudah mengenal Kafka lebih dari sepuluh tahun.

“Gak .. itu bukan sparing tapi habis dipukuli Kaf,” Kafka yang mendengar itu reflek menutup mulut Revan dari samping.

“Sssttt .. jangan keras-kerasa nanti ada yang dengar.” Revan mengerlingkan matanya seolah mengatakan dia akan diam tapi Kafka harus menceritakan yang terjadi.

“Dipukuli adik iparku semalam, tidak sengaja bertemu di depan RS saat dia menjemput Asha” Revan yang mendengar itu bukannya prihatin tapi tertawa lirih sambil menepuk-nepuk pundak Kafka.

“Kamu memang pantas dipukuli Kaf, terima nasib saja kalau begitu karena ulahmu dimasa lalu.” Kafka menghela napas panjang karena yang dikatakan Revan adalah sebuah kenyataan.

“Lalu apa rencanamu Kaf? Kamu sudah mencarinya selama ini, saat ini dia sudah ada dihadapanmu, pikirkan baik-baik langkah kedepan dan jangan gegabah lagi sperti dulu,” Revan memang tahu apa yang terjadi diantara Kafka dan Keyra, karena dia ada disana saat Kafka mencecar Keyra dengan kata-kata yang menyakitkan.

Revan saja tidak tega melihat Keyra yang tampak kebingungan dan sudah berkaca-kaca saat itu, dia sudah berusaha mengingatkan sahabatnya itu agar tidak terlalu keras pada Keyra. Namun perkataan Revan tak digubris Kafka yang saat itu dalam kondisi emosi yang tidak stabil dengan banyak masalah.

“Aku akan mencari waktu untuk bicara dengannya. Entah apa yang akan terjadi di depan yang pasti aku harus menebus semua yang hilang, mengembalikan lagi senyum yang tidak lagi aku temui darinya Van. Menebus semua tanggungg jawab sembilan tahun yang aku abaikan.”

“Apapun itu aku akan selalu mendukungmu, kalau butuh bantuan bilang saja. Sekarang kita fokus dulu karena banyak nyawa yang harus kita usahakan hidupnya.” Revan menepuk pundak sahabatnya itu dan mereka berpisah jalan karena beda ruangan.

Key, Amoora dan Argan sudah ada di ruangan mereka, bukan mereka yang datang lebih pagi tapi Kafka yang sedikit terlambat. Key yang dari tadi selalu melihat kearah pintu masuk membuat Amoora menggeser kursinya mendekat pada Key.

“Dia tidak apa-apa, aku dan Argan sudah memastikannya semalam” Key menghela napas lega.

“Hmm .. hari ini dia ada operasi bersama Argan, aku takut itu berpengaruh nanti.” Argan tiba-tiba menepuk pundak Key dan tanpa mereka sadari Kafka melihat itu dari pintu masuk seraya mengepalkan tangan dikedua sisi. Ada rasa tidak suka melihat Argan melakukan itu pada Key.

“Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja.” Key menganggukkan kepalanya pada Argan.

“Selama pagi semua, dokter Argan bisa keruangan saya sebentar? Ada yang mau saya bahas sebelum nanti tindakan operasi.”

“Baik dok.” Argan menowel pipi Amoora sambil berlalu tak lupa tersenyum puas.

“Yaaa .. Ish Argan jelek, awas ya nyet” Key yang melihat tingkah dua orang itu tersenyum sambil menggelengkan kepala.

Dokter Argan sudah kembali duduk dimejanya setelah selesai berdiskusi dengan dokter Kafka. Amoora fokus pada EMR pasien-pasien yang dia tangani, sedangkan Key masih melirik Kafka dari tempatnya duduk. Kebimbangan muncul dalam benak Key, haruskah dia kesana menemuai Kafka. Tapi dia sudah minta maaf semalam atas nama Rion, lagi pula dia tidak ingin terlibat lebih jauh dengan Kafka untuk saat ini kecuali tentang pekerjaan. Sementara dari balik ruangan Kafka memperhatikan Key yang nampak gusar, tak sekalipun terlintas dalam benaknya bahwa akan ada situasi dimana dia akan bekerja bersama Key.

 “Oora .. Ooraaa.” key sedikit mengguncang-guncangkan lengan Amoora.

“Hmm .. kesana aja, tapi ingat sebatas hanya mengobati luka dan kasih sarapan yang sudah kita beli tadi. Ingat Keyra .. dokter Keyra hanya untuk mengobati luka bukan untuk terluka lagi,” Amoora mengatakan dengan penuh penekanan, dia tahu Key paling tidak bisa melihat orang terluka karena dia meskipun orang tersebut sudah jahat padanya. Terlebih lagi Kafka terluka karena dipukul Rion.

“Ingat nyet .. ingat hanya mengobati, atau kita seret kamu nanti dari sana kesini,” Argan mengatakan hal yang sama dan penuh dengan penekanan mengingatkan sahabatnya itu. Bagaimana dia terluka saat itu karena Kafka.

Key bangkit dari duduknya dan membawa kotak ajaib miliknya yang selalu dibawa kemanapun saat dia bepergian. Diketuknya pintu ruangan Kafka, kepalanya menyembul dari pintu.

“Boleh saya masuk?” Kafka yang tahu siapa orang tersebut tentu saja merasa seperti ada kupu-kupu yang sedang berputar-putar dalam hatinya. Tapi tidak untuk Key, dia berusaha sedatar mungkin dan seprofesional mungkin. Dia mengutuk dirinya sendiri dalam hati, kalau bukan karena Rion dia tidak mau repot-repot perduli pada Kafka.

“Silahkan masuk.” Key menghela nafas, dia masih nampak berpikir harus berkata apa dan harus bagaimana.

“Ah bodo amat, ingat Key kamu hanya mau mengobati memarnya.” Ucap Key dalam hati.

“Kenapa bengong? Dokter Key .. dokter Key .. Asha,” Key sedikit tersentak mendengar Kafka memanggilnya Asha.

“Bisa dokter kesini sebentar?” Titah Key yang membuat Kafka bangkit dari kursi menuju Key yang masih berdiri di depan meja Kafka.

Key membuka kotak yang dibawanya, mengeluarkan beberapa obat dan plester luka. Key memintanya duduk dikursi yang bedara disampingnya atau lebih tepatnya didepan meja Kafka. Kafka yang melihat itu tersenyum.

Dengan telaten Key membersihkan luka disudut bibir Kafka, mengoleskan salep untuk mengurangi nyeri dan bengkak. Menutup luka diwajah Kafka dengan plester gambar anime yang biasa dia gunakan untuk pasien anak-anak. Kafka tak protes dengan itu, dia hanya fokus menatap setiap inci wajah Key, tidak yang berubah hanya sedikit lebih cuby dan lebih menggemaskan menurut Kafka.

Key bukannya tidak menyadari tatapan Kafka padanya, hanya saja dia tidak perduli. Dia ingat dengan jelas perkataan dua sahabatnya, dia ingat dengan jelas rasa sakit yang dia lalui karena pria yang ada dihadapannya saat ini.

“Sudah selesai dok, maaf untuk yang semalam. Tidak seharusnya Rion melakukan hal itu, saya permisi.” Key menutup kotak obatnya dan akan keluar ruangan, namun lagi-lagi Kafka berhasil menahannya tanganya sebelum Key berhasil pergi.

Kafka berdiri  mensejajarkan tubuhnya yang memiliki tinggi 178 cm itu dihadapan Key dengan tinggi 165 cm, dia mendekatkan tubuhnya sedikit maju pada Key. Membuat Key memundurkan tubuhnya hingga menempel pada meja. Dengan dua tangan yang bertumpu pada meja, Kafka semakin mendekat pada Key. Mereka berdua saling menatap, tatapan Kafka yang sangat dalam pada Key. Sementara hanya ada tatapan dingin dari balik mata Key yang menyiratkan betapa dia seolah membenci Kafka.

Kafka mendekatkan wajahnya tepat disamping wajah Key dengan masih menjadikan dua tangannya sebagai tumpuan. Membisikkan kata-kata yang membuat Key mengepalkan kedua tangannya disamping.

“Asha .. maaf untuk semua yang telah terjadi. Aku akan menebus semuanya mulai sekarang.” Dia membisikkan kata-kata yang membuat emosi Key mulai terpancing.

“Tidak ada yang perlu ditebus antara kita dokter, saat ini saya dan dokter hanya sebatas rekan kerja. Saya akan kembali ke SGH dalam beberapa bulan. Tidak perlu melakukan apapun atau kamu hanya akan membuat saya semakin membencimu,” Perkataan key yang penuh penekanan dan datar berusaha menyembunyikan setiap emosi yang dia tahan karena tak ingin mengacaukan harinya.

“Aku akan tetap melakukannya sekalipun kamu akan membenciku. Aku akan meluluhkanmu lagi,” ucap kafka yang semakin mendekatkan wajahnya pada Key dan hendak mendaratkan satu kecupan manis dikeningnya namun berhasil Key tepis.

“Dokter jangan keterlaluan, kamu tidak berhak melakukan hal apapun padaku termasuk hal barusan.” Key mendorong tubuh Kafka dengan sekuat tenaga dan berhasil keluar dari kungkungan.

“Kenapa tidak Sha? Kamu yang memilih muncul berarti kamu kembali menjadi tanggung jawabku. Aku masih suamimu dan akan tetap menjadi suamimu,” Key yang mendengar itu tersenyum kecut, perih sekali hatinya mendengar ucapan Kafka.

“Jangan panggil saya Asha dok, saya Key .. Keyra, Asha sudah tidak ada. Dia telah mati bersama semua rasa yang dia lepaskan saat kembali dari standford.” Key berlalu dengan tatap dinginnya pada Kafka, meninggalkan ruangan itu.

“Asha .. Ashana Keyra Zerrin, aku bilang aku akan menebusnya.” Kafka terduduk dikursinya, mendengar ucapan Key membuat dadanya merasa sesak hingga tak terasa Kafka meneteskan air matanya.

Dalam hati dia berjanji akan mengusahakan apapun untuk Asha kali ini, sembilan tahun yang Kafka sia-siakan. Kebodohannya dan keegoisannya sembilan tahun lalu akan ditebusnya. Sekalipun harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan maaf dari Asha, Bunda Maira, Cia dan Rion, apapun akan dia lakukan.

Meskipun pernikahannya dengan Asha saat itu adalah karena tanggung jawab dan permintaan terakhir ayah Asha yang tak lain adalah sahabat ayah Kafka. Tapi Kafka tidak mau mempermainkan pernikahan dengan ikatan suci, dia hanya ingin itu belaku sekali seumur hidupnya. Itu berarti dia harus menerima Key dengan sepenuhnya meskipun kali ini Kafka harus berjuang dari awal dan mungkin tidak mudah.

 

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!