Bagaimana jika di hari pernikahan setelah sah menjadi suami istri, kamu ditinggal oleh suamimu ke luar negeri. Dan suamimu berjanji akan kembali hanya untukmu. Tapi ternyata, setelah pulang dari luar negeri, suamimu malah pulang membawa wanita lain.
Hancur sudah pasti, itulah yang dirasakan oleh Luna saat mendapati ternyata suaminya menikah lagi dengan wanita lain di luar negeri.
Apakah Luna akan bertahan dengan pernikahannya? Atau dia akan melepaskan pernikahan yang tidak sehat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Arya
Hari itu Arya pergi ke kantor sendiri tanpa Luna. Karena dia ingin memberi waktu kepada Luna untuk melakukan semua persiapan yang akan dia hadapi beberapa hari kedepan. Tentang keputusannya untuk menerima tawaran kakeknya untuk memimpin perusahaan keluarga. Tentang pengunduran diri dan tentu saja ulang tahunnya. Semua harus disiapkan dengan matang.
Tidak ada semangat sama sekali saat di kantor karena tidak ada Luna disana yang biasa melayaninya atau dia layani. Semua benar-benar terasa hampa.
"Sebaiknya aku pulang saja. Benar-benar tidak menyenangkan berada disini tanpamu. " gumam Arya dan langsung merapikan meja kerjanya.
Dia langsung keluar dari kantornya dan berpapasan dnegan Rafi yang mau fotocopy pekerjaannya.
"Pak Arya, tumben sendiri. Dimana Luna. " tanyanya canggung.
"Oh, hari ini dia tidak masuk kerja. Mungkin beberapa hari kedepan. Maaf aku pergi dulu. " Arya langsung meninggalkan Rafi yang menyapanya. Keingin tahuan Rafi terhadap Luna membuatnya sedikit cemburu.
Sampai di rumah, Arya terlihat lemas dan duduk di samping mamanya lalu merebahkan kepalanya di pangkuan sang mama. Manja seperti anak kucing yang ingin di elus oleh majikannya.
"Darimana saja kamu semalam kok nggak pulang, dan baru pulang jam segini. Memangnya kanu nggak kerja. " Sang mama langsung mencecarnya dengan berbagai pertanyaan.
"Semalam aku menginap di apartemen Luna–, "
"Apa! " potong mama Jasmin.
"Denger dulu kalau aku cerita ma, jangan di potong dulu. " Arya terlihat sangat kesal, karena dia tau mamanya pasti berfikir yang tidak tentang dirinya.
"Baiklah, Ayo ceritakan. Kenapa kamu sampai tidur di apartemen Luna. " Kata mama Jasmin meminta penjelasan yang menuntut.
"Jadi gini... "
Arya mulai menceritakan tentang Luna yang dipanggil kakeknya untuk pulang dan dia menawarkan diri untuk mengantarkannya. Ternyata kakeknya ingin mengadakan acara ulang tahun Luna sekaligus menyerahkan perusahaannya kepada Luna. Dan ada satu hal lagi, Luna mendapatkan fakta kalau kedua orang tuanya ternyata meninggal bukan karena kecelakaan murni, tapi karena sebuah sabotase.
"Dan saat aku ingin menjemput Luna, dia sudah tidak sda disana lagi ma, karena itu aku menyusulnya ke apartemen dan menemaninya. Aku tau perasaan Luna saat itu tidak baik-baik saja. " jelas Arya panjang lebar.
"Terus, nggak terjadi sesuati pada kalian kan? " tanya mama Jasmin kembali terlihat panik.
"Enggaklah, memangnya apa yang mama pikiran kan. Semalam Luna tidur dikamar dan aku di sofa. Jadi nggak terjadi apa-apa diantara kami berdua. Titik!!! “ kembali Arya menegaskan kepada mamanya.
"Baiklah-baiklah, lalu kenapa sekarang kamu nggak kerja? kok malah pulang. " Tanya mama Jasmin.
Arya menghela nafasnya, apakah dia harus mengatakan kepada mamanya tentang apa yang terjadi padanya. Apakah itu tidak memalukan?
"Aku.... hanya malas kerja saja, ma. "
"Karena tidak ada Luna. jadi kamu merasa separuh duniamu hilang. " tebak sang mama.
Dan dengan polosnya Arya mengangguk dan langsung menggelengkan kepalanya saat menyadari ucapan sang mama.
"Sudah terlanjur ketahuan, tidak perlu mengelak lagi. Jadi apa yang harus mama lakukan untukmu. " ucap sang mama pura-pura kesal.
Arya tersenyum senang mendengar tawaran sang mama, dan dengan segera dia membisikkan sesuatu kepada Sang mama.
"Baiklah, twpi apa kamu sudah yakin. Jangan mempermalukan dirimu dan keluarga kita saat iti terjadi. " mama Jasmin memperingatkan.
"Tentu saja, putramu ini adalah pria yang bisa mengambil langkah terbaik. Disaat si tuan putri merasa terpuruk dan butuh sandaran, maka datanglah pahlawan untuk menghiburnya. Dan semalam, Aku berhasil membuat Luna menerima cintaku. " ucap Arya penuh kebanggaan.
"Benarkah? " mata mama Jasmin langsung membulat mendengar ucapan sang anak.
"Tentu saja, karena itu aku sangat yakin."
"Baguslah kalau begitu. Mama akan mempersiapkan semuanya.
Arya tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya apa yang dia inginkan akan dia dapatkan. Arya lalu mengambil ponselnya dan segera menghubungi kakaknya.
" Ada apa? " tanya Reza dari seberang telpon.
"Kak, carikan aku asisten yang baru. Kalau bisa laki-laki. "
"Memangnya Luna kenapa? Apa kamu membuat masalah dengannya sampai-sampai dia mengundurkan diri? " tanya Reza penuh salah paham.
"Nggak gitu, nanti sampai rumah aku ceritain. Pokoknya siapin asisten baru untukku. Okay. "
"Terserah."
Panggilan pun di akhiri dan hari itu Arya menghabiskan harinya dengan bersantai di rumah, tanpa pekerjaan dan berkas-berkas yang menumpuk.
*********
Disisi lain, Saras baru tiba di rumah Bu Endah pada pukul sepuluh pagi, setelah menghabiskan beberapa minuman dan menghabiskan malam bersama Mario, akhirnya pagi itu Saras pulang dengan keadaan berantakan.
"Dari mana saja kamu baru pulang. " tanya Bu Endah dengan tatapan sinis ke arah menantunya itu.
"Memangnya kenapa, ini bukan urusan ibu. " jawab Saras ketus dan langsung berjalan melewati Bu Endah begitu saja.
Bu Endah langsung mendekati Saras dan menutup hidungnya saat mencium bau tidak sedap dari tubuh Saras.
"Bau apa ini. “ ucapnya menahan bau tidak sedap itu. " Kamu minum? "
"Bukan urusan ibu, "
Bu Endah yang kesal dengan jawaban Saras langsung menarik rambutnya hingga membuatnya mendongak dan meringis kesakitan. Dan dengan kasar Saras melepaskan tangan Bu Endah dari tangannya.
"Ibu ini apa-apaan sih. Sakit tau. " ucap Saras kesal.
"Kamu yang apa-apaan, ditanya baik-baik jawabanmu seperti itu. Ingat Saras, aku adalah ibu mertuamu. Jangan pernah kurang ajar. " Tunjuk Bu Endah tepat di wajah Saras.
"Memang nya kenapa kalau kamu ibu mertuaku. Kamu tidak pantas di hormati sama sekali, karena kamu suka sekali membandingkanku dengan mantan menantumu itu. Apa karena aku diam selama ini aku, kalian bisa menginjak-injak aku. Memangnya aku nggak sakit hati. " Saras meneriaki ibu mertuanya karena sudah sangat kesal, dan sekarang adalah puncak dari semua kekesalannya.
"Kamu, kamu berani meneriaki ibu mertuamu! " Bu Endah merasa terkejut dengan respon yang diberikan Saras, wanita itu biasanya diam dan hanya mendengarkan semua ocehannya, tapi sekarang dia melawan.
Plak,
Sebuah Tamparan keras mendarat di wajah Saras, hingga membuatnya berpaling.
"Terima kasih atas tamparannya hari ini. " Ucap Saras lalu pergi meninggal kan Bu Endah sendirian dan dia langsung masuk ke dalam kamar.
Bu Endah memandangi Saras masih dengan raut Wajah kesal. Bagaimana bisa menantunya itu melawannya dengan berani. Dia lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Rafi anaknya.
"Ada apa bu, ini masih jam kerjaku, lho. "
"Saras baru pulang, dia bau alkohol dan berani meneriaki ibu. Apa wanita itu sudah gila. " adu Bu Endah.
Terdengar helaan nafas berat dari seberang telepon. nanti biar aku kasih pelajaran sama. "
Saat mereka sedang mengobrol terdengar pintu rumah ada yang mengetuk. Bu Endah langsung membuka pintu rumahnya masih dalam panggilan. Dilihat nya seorang pria berdiri di depan pintu dan berhadapan dengan Bu Endah.
"Ada apa ya? "
"Saya dari pengadilan agama, memberikan surat peringatan kepada Pak Rafi, karena masih belum belum membayar gugatan Ibu Luna yang sudah jatuh tempo. "