Jingga lelah dengan kehidupan rumah tangganya, apalagi sejak mantan dari suaminya kembali.
Ia memilih untuk tidak berjuang dan berusaha mencari kebahagiaannya sendiri. dan kehadiran seorang Pria sederhana semakin membulatkan tekadnya, jika bahagianya mungkin bukan lagi pada sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Danish menjemput Alea di Apartemennya terlebih dahulu, karena gadis yang masih betah melajang diusianya yang sudah memasuki kepala tiga itu beralasan mobilnya sedang masuk bengkel.
dan mobil itu adalah salah satu inventaris Kantor Danish.
Sepanjang perjalanan Danish tak bisa fokus dengan Alea yang terus menceritakan masa masa indah mereka saat SMA. Yang ada difikirannya hanya Jingga sang istri.
Apakah Jingga tiba dengan selamat?
Apakah perjalanannya lancar?
Mengapa ia tiba tiba keperkebunan?
Apa yang akan ia lakukan disana?
Semua tanya itu terus mengganggu Danish, sampai sebuah kecupan begitu mulus mendarat dipipinya dan membuyarkan segalanya.
Cittttt.....Suara ban mobil yang beradu dengan panasnya aspal kota terdengar begitu menakutkan, itu karena Danish kaget dengan tindakan Alea yang tiba tiba mengecupnya. Ia menginjak rem mendadak dan beruntung jalananan sedang sepi.
"Ah...maafkan aku Dan, aku melihatmu melamun...jadi...." ujar Alea penuh penyesalan.
"Jangan lakukan itu lain kali All," Danish mengusap wajahnya gusar ia benar benar terkejut.
ia yang terus memikirkan bagaimana perjalanan Jingga justru sendirinya hampir saja celaka.
"Maaf hemmm." Alea meraih tangan Danish dari kemudi lalu mengecupnya lembut. Ia selalu bisa menenangkan Danish.
"Tidak apa apa, sudah jangan difikirkan." Danish mengusap surai panjang Alea. Bisa terlihat rasa bersalah yang begitu dalam dari sorot mata kekasih gelapnya itu.
Perjalanan kemudian berlanjut.
saat tiba mereka sudah disambut dengan puluhan pria dan wanita yang sudah berkumpul. Ada yang menatap heran karena kedatangan Alea dan Danish bersamaan, ada pula yang menatap biasa saja seolah perselingkuhan bagi para pengusaha itu hal yang wajar. Karena semuanya tahu Danish sudah menikah sedangkan Alea adalah mantan pacar Danish.
Acara dimulai dengan kegiatan outbound dan rencananya akan berlanjut keacara barbequean. Saat senja menyapa beberapa peralatan masak dan bahan makanan sudah dihidangkan dan itu membuat Danish semakin gusar sehingga membuatnya untuk menepi sebentar dari keramaian.
Ia mengambil ponsel dari dalam saku celananya dan mulai mengecek Posisi mobil Jingga melalui GPS yang sudah ia pasang disemua mobil miliknya dan sang istri.
Alis Danish menukik tajam saat menyadari Mobil Jingga masih berada dikawasan yang tidak terlalu jauh dari rumah mereka. bahkan kendaraaan itu tidak bergerak sejak tadi siang.
Jingga tidak ke Perkebunan?
lantas apa yang dilakukan istrinya disana ?
Danish kemudian melakukan panggilan Kepada orang perkebunan dan penjaga Villa mereka. Sesuatu yang seharusnya sejak tadi ia lakukan namun karena kegiatan Reuni ia seakan lalai dan lupa.
Dan jawaban mereka kompak, Jingga sama sekali tidak muncul diperkebunan.
Danish kembali melakukan panggilan entah yang keberapa kalinya sejak hari ini kepada sang istri melalui WA dan panggilan biasa tapi Nihil. Nomor ponsel Wanita berusia dua puluh empat tahun itu tetap diluar jangkauan.
Danish gegas menemui Alea untuk mengajaknya pulang, namun langkahnya terhenti saat seorang sahabat prianya semasa SMA menahannya.
"Ada apa denganmu Dan?" Pria berkacamata bernama Amri yang sudah memiliki seorang putra itu menangkap kegelisahan diwajah Danish.
"Maaf Bro, tapi aku harus kembali!" jawab Danish gusar.
"Dan duduklah dulu," Amri merangkul pundak Danish dan membawanya disebuah kursi panjang dekat lampu taman yang cukup jauh dari kerumunan, "Kenapa harus pulang sekarang?"
"Aku punya urusan yang masih belum selesai!" Danish yang sempat duduk sebentar kembali berdiri. Namun langkahnya lagi lagi terhenti saat suara Amri menginterupsi.
"Danish yang aku kenal sejak SMA selalu tenang dan dingin. Sepertinya kini kau berdiri terlalu dekat dengan kobaran api Kawan, makanya peluh mengalir disekujur tubuhmu hingga kau gelisah dan kepanasan!"
"Apa maksudmu?" Ada nada tidak suka saat Danish bertanya pada mantan teman sebangkunya itu.
Amri tertawa hambar ia menghampiri Danish lalu menepuk pundaknya "Jangan pura pura tidak tahu!" Senyum Amri begitu miring.
.
.
.
"Ada apa sayang? Kenapa pulang buru buru?" Alea memasang sendiri Seatbeltnya, ia mencoba untuk terlihat tenang meski didada menahan kekesalan karena tidak bisa menyelesaikan seluruh rangkaian acara Reuni yang diperkirakan akan berakhir pukul sepuluh malam setelah acara api unggun.
"Maaf Al tapi ada yang harus aku Periksa!" tanpa banyak bicara lagi Danish memacu mobil merah berlogo kuda jingkrak miliknya.
Resah dan gelisah begitu nyata terpancar dari wajah Danish, membuat Alea sedikit takut untuk bertanya. Namun ia yakin ini ada hubungannya dengan Jingga istrinya.
Alea menghela nafas pelan, rasanya begitu sakit menyaksikan jika pria yang ia cintai masih memikirkan wanita lain dan itu adalah istrinya sendiri.
"Bisa antar aku hingga depan pintu?" Alea tidak langsung turun saat mobil Danish sudah tiba di basement. Ia terus tertunduk, hingga Danish menyetujui permintaannya.
"Baiklah...." Jawab Danish pasrah. Sebenarnya ada sedikit rasa bersalah dihati kecilnya setiap kali melihat Alea seperti ini. Danish merasa tak pernah bisa memberikan kebahagiaan yang nyata untuk kekasihnya itu, ia tak bisa memenangkan restu mami , papinya dan justru hanya bisa menjadikan Alea layaknya simpanan. Tapi iapun belum menemukan jalan menuju kebahagiaan yang ia maksud.
Ia ingin bersama Alea tapi tak akan pernah bisa melepaskan Jingga sampai kapanpun.
"Masuklah aku harus pergi!" Saat hendak berbalik, Alea menarik paksa Tubuh Danish dan memberinya sedikit ciuman yang cukup intim, sempat terbuai beberapa detik namun Danish segera sadar. Jika apa yang ia lakukan salah. Bayangan Jingga menangis dihadapannya terlihat begitu nyata.
"Kenapa Den? Aku kekasihmu kan? "Air mata Alea tak lagi tertahan.
"Maaf Alea tapi kita tidak seharusnya melakukan tindakan berbahaya seperti ini." Danish pria normal, Jika tak segera sadar Danish tahu betul akan berakhir dimana ciuman semacam itu. Meski pernah menjalin kasih cukup lama, namun Danish tak pernah melakukan hal melebihi kecupan kepada Alea.
Akan tetapi setelah menikah dan melakukan semua hal dengan Jingga ia tak menjamin pertahanannya sekuat dulu.
"Masuklah, aku harus memeriksa kondisi istriku." Jawab Danish jujur, ia tak punya maksud menyakiti Alea. namun Danish merasa harus mengatakan yang sebenarnya agar kekasihnya itu tidak lagi mencoba untuk menahannya.
"Dan....."
"Maaf Alea aku tidak bisa menjanjikan apapun sekarang...akupun bingung...hubungan ini menyiksaku." Entah mengapa perkataan menyakitkan itu begitu lancar keluar dari bibir Danish.
Jantungnya berdebar kuat setiap kali berdekatan dengan Alea, tapi itu debaran yang berbeda.. Debaran itu membuatnya takut setengah mati hingga rasanya tubuhnya menjadi beku.
"Danish....." Alea mengusap air matanya. Tak mengapa jika ciumannya ditolak. Tapi kata kata Danish barusan benar benar menyakitinya.
Hubungan ini menyiksa?
Tidak! Alea menggeleng kuat. "Tolong jangan tersiksa Danish. Aku tidak butuh janji apapun, kau tak perlu mempertegas hubungan ini dengan status apapun. Cukup cintai saja aku itu sudah lebih dari cukup." Suara Alea begitu lirih, ia sadar selamanya berada disisi Danish berarti akan terus menjadi wanita bayangan yang keberadaannya tak akan pernah diakui. Pada akhirnya Jingga lah pemenangnya. Alea tidak yakin jika Danish tidak mencintai istrinya melihat dari kegelisahannya. Ia adalah yang paling menyedihkan dalam hubungan ini. Andai ia bisa egois Alea ingin menjadi satu satunya wanita yang ada dihati Danish.
"Kalau begitu masuklah, kita akan ketemu lagi Hari senin dikantor." Danish mengusap pucuk kepala Alea. Wanita yang mengaku tak pernah bisa mencintai pria lain selain dirinya.
*Hari ini Author up 2 bab.....ya....
semoga ada karya baru yg seindahhh ini... aamiin
semua karya author yg pernah aku baca keren semua... 👍👍👍
(sedih banyak penulis yang keren yang gak lanjut disini)