Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story 94
Menceritakan kisah wanita muda yang baru menyelesaikan pendidikan Spesialisnya dikairo. Ia terpaksa harus menikahi seorang CEO yang kejam, dan tidak tersentuh. Pria itu adalah calon suami kakaknya. Ia terpaksa menjadi wanita pengganti di pernikahan mereka. Karena sang kakak yang memilih kabur tepat dihari pernikahan mereka.
Ayyura dan Aydeen pernah bertemu berapa tahun yang lalu di Newyork sebelum Ayyura menutup dirinya seperti ini. Ayyura seakan tidak mengingat wajah Aydeen sama sekali. Sedangkan, Ayyura sudah mengenakan cadar saat ini, otomatis Aydeen belum bisa mengenali wajahnya Yura sekarang.
Yang penasaran bagaimana kelanjutannya?
silahkan dibaca gaes ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8 Merasa Bersalah
Jika Kamu saja belum bisa menundukkan pandanganmu pada wanita lain. Maka jangan pernah Kamu berharap istrimu akan tunduk kepadamu sebagai suaminya ...
🔊 AYYURA FADYA HAYA ...
Matahari mulai menyingsing pagi .. cahaya terang dan menyengat itu mampu menembus dinding kaca ruang rawat gadis cantik bermata indah yang masih nyaman dengan tidur panjangnya itu.
Ayyura seakan benar-benar terlelap dengan nyenyak tanpa bantuan obat tidur yang sering ia gunakan.
Dia menggeliat ciri khas orang bangun tidur.
Wanita yang masih mengenakan cadarnya itu mulai mengerjabkan matanya, mulai menyisiri setiap ruang dan memandang kesekeliling yang nampak beda dari kamar yang sudah ia tempati kurang lebih selama sebulan selama ia menikah.
Ayyura mulai menyipitkan matanya, menatap sosok tampan, gagah, dan dingin yang sedang menggenggam erat sebelah tangannya.
Iya dia adalah Aydeen, suami sah nya Ayyura yang telah meminangnya didepan kedua orang tua dan juga mertua nya sebulan yang lalu.
"Abang ..". lirih Ayyura pelan, sangat pelan bahkan jika disandingkan dengan hembusan Angin hampir sama, terpaannya lembut namun terasa.
Ayyura memberanikan diri mengelus kepala laki-laki yang sudah menjadi sosok pemimpin dirumah tangga nya itu. Ayyura sesekali membenarkan rambut Aydeen yang terlihat acak-acakan karena posisi tidur yang kurang nyaman seperti saat ini.
"Sudah puas, menatap wajah tampanku ini"? suara bariton itu membuyarkan lamunannya Ayyura.
Karena kaget Yura sedikit menggeser tubuhnya dari kepala Aydeen yang sejak semalam setia menjadi sandaran kepala suaminya itu.
"Maaf Bang". ucap Yura menurunkan tangannya.
"Apa Aku setampan itu, sampai Kau sangat terpesona dengan tiap titik diwajahku ini". goda Aydeen, yang membuat semu merah dipipinya yang masih tertutup rapi oleh cadar itu.
"Apa kau tidak ngap? Semalaman Kau tidur terus mengenakan Cadar dan pakaian tertutup ini"?
ucap Aydeen monohok.
"Tidak! Neraka jauh lebih panas dari ini"! sindirnya.
Ccckk .. Aydeen berdecak kesal.
"Jangan terlalu memikirkan neraka, jika surga saja belum sempat kau gapai". Aydeen menyindir balik.
"Maksud Abang? Surga mana yang belum sempat kugapai? Apa rasa baktiku kepada kedua orang tuaku yang Abang maksud"? cercah Ayyura kesal.
"Salah satunya itu". jawab Aydeen enteng.
"Jika surga itu yang Abang maksud, Aku memang tidak akan pernah bisa menggapainya! karena sedari kecil Aku tidak di izinkan mendapatkan surga itu"!
"Aku bahkan belum sempat memberi cinta kasih tulus hormatku sebagai anak untuk mereka".
"Aku akan mencari surgaku sendiri dengan cara lain"! jawab Ayyura terisak. Ia merasa tersinggung dengan ucapan Aydeen barusan. Suaminya itu seolah menekankan bahwa surganya sudah tidak ada lagi.
Hmm .. Aydeen menghela nafas panjangnya ..
Sepertinya lagi-lagi dia salah bicara dihadapan istrinya ini. Setiap kali dia bicara, istrinya merasa ucapannya sangat lah kasar dan tidak berperasaan.
"Maksudku Surga yang ada padaku Yura". lirihnya.
Ayyura tersentak, ia sampai ternganga dibalik cadarnya itu. Maksudnya apa barusan?
"Kau tidak perlu repot-repot mencari surga yang lain, Aku ini suami mu, dapatkan lah surga itu dariku"! ucap Aydeen dengan nada serius.
"Bukankah Yura selalu berusaha? Namun Abang yang tidak mengizinkannya bukan"? sindir Yura.
"Maksud Kamu"? tanya Aydeen bingung.
"Yura sudah berusaha melayani Abang dengan sebaik mungkin. Aku selalu memasakkan makanan yang Kamu sukai bang setiap hari, tapi apa? bahkan Abang tidak pernah menoleh dan menyentuhnya".
"Yura juga selalu menunggu Abang pulang kerja sampai larut malam, namun untuk menunggu secara sengaja diruang tamu, Aku belum berani.
Aku takut mengganggu kenyamanan Abang".
"Yura juga selalu membersihkan kamar dan barang pribadi Abang dengan sendiri, tanpa campur tangan dari pembantu kita dirumah. Aku tidak ingin selama Bang Ay menjadi suamiku, ada wanita lain yang masuk kedalam kamar Abang tanpa seizinku".
"Dan satu lagi, Yura tidak pernah memberi tahu siapapun tentang keadaan rumah tangga kita seperti ini, walaupun itu kedua orang tuaku atau Mami bahkan Abi sekalipun. Sesuai dengan isi perjanjian dan kesepakatan kita selama satu tahun kedepan ini. Apa itu tidak cukup membuat Yura menjadi seorang istri yang berbakti kepada suami"?
jelas Yura dengan mantap dan sorot mata yang tegas. Ayyura memang terlahir menjadi wanita yang lembut, namun ia bukan sembarang wanita yang mau di perlakukan semena-mena oleh orang lain.
Lagi-lagi Aydeen tertegun dengan sikap tegas dan dewasa istrinya itu. Aydeen merasa tertampar dengan semua ucapan Ayyura untuknya barusan.
Seketika Aydeen merasa bersalah, selama mereka hidup dan tinggal seatap. Aydeen tidak pernah sekalipun untuk peduli padanya. Aydeen selalu saja mengabaikan semua hal tentang istrinya itu.
Tapi yang namanya perasaan tentu tidak bisa dipaksa, Aydeen masih berusaha untuk menerima sedikit banyak nya yang ada didalam pernikahan ini.
Dia juga hanyalah manusia biasa, mana ada lelaki yang begitu cepat melupakan mantan kekasihnya. Terlebih hubungan mereka sudah terjalin begitu lama dan sudah banyak moment yang mereka berdua lalui sebelumnya. Dan tiba-tiba Aydeen harus menikahi wanita yang tidak pernah dia kenal dan dirinya temui sebelumnya.
semakin kesini akan semakin seru