NovelToon NovelToon
Kesatria Awal Mula

Kesatria Awal Mula

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Matabatin / Dikelilingi wanita cantik / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:862
Nilai: 5
Nama Author: Simpatict

Terlahir dengan tubuh fisik yang sangat lemah, Satria selalu di intimidasi oleh orang-orang sekitarnya. Namun kebangkitan kekuatan merubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Simpatict, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Satria dan pemimpin bandit gunung sedang berhadapan, pemimpin bandit gunung menggunakan senjata kapak yang sangat besar.

"Kau memang sangat kuat untuk orang seusia mu,tapi saya tidak akan pernah memaklumi perbuatan mu meskipun masih anak-anak!," ketus pemimpin bandit.

Satria menyeringai. "Siapa yang ingin anda maklumi,saya akan melawan anda dengan seluruh kemampuan saya." Ucapnya sambil menyerang menggunakan kecepatan cahaya.

Tebasan pertama di arahkan ke leher pemimpin bandit,namun terhalang oleh kapaknya hingga menimbulkan suara yang nyaring dan pedang Satria bergetar hebat.

Satria bergerak terus menerus untuk melukai pemimpin bandit,namun selalu bisa di tahan dengan mudah.

"Percuma saja kecepatan mu secepat cahaya,jika insting pertempuran milikmu tidak ada," ejek pemimpin bandit.

Satria mengangguk. "Anda hanya mengulur waktu,berharap saya kelelahan dan anda bisa menyerang saya setelah itu."

"Saya memang tidak dapat menyerang mu dengan kecepatan ku,tapi kau pasti akan kelelahan," balas pemimpin bandit.

Satria melirik ke arah ibunya yang mengangkat kedua tangannya secara bersamaan,seolah sedang memberi arahan.

Satria menganggukkan kepalanya sedikit,lalu ia bergerak menyerang ke posisi kanan, sekaligus berteleportasi ke arah kiri dan menebasnya, akhirnya mengenai pemimpin bandit dan melukainya.

Satria tidak menggunakan pola yang sama,kadang berteleportasi,kadang menebas langsung,sehingga insting pertempuran pemimpin bandit pun kacau,setelah 30 menit menyerang, pemimpin bandit akhirnya tumbang.

"Sulit sekali melawan orang dengan kulit badak, pertahanannya keterlaluan," keluh Satria.

"Itu karena kamu hanya menyerang menggunakan pedang biasa,jika pedang di aliri energi,itu dapat mempertajam pedangmu berkali-kali," kata Shinta.

"Bagaimana caranya mengalirkan energi kedalam pedang?," tanya Satria.

"Kamu masih belum mampu mengontrol energi yang ada di dalam tubuhmu,jika mengalirkan dengan paksa,pedangmu hanya akan rusak,kalau energinya terlalu sedikit, ketajaman pedang tidak bertambah banyak," jelas Shinta.

Satria melihat pedangnya yang sudah retak dimana-mana. "Kapak pemimpin bandit sangat kuat,pedangku nyaris patah."

"Jika kamu dapat mengalirkan energi,kejadian pedang patah sulit untuk terjadi,ayo kita kembali," ajak Shinta.

Satria mengangguk dan keduanya kembali menyusuri jalanan yang sama untuk kembali ke desa.

"Apa ibu tau kalau di wilayah tadi ada kelompok bandit gunung?," tanya Satria.

Shinta menggelengkan kepalanya. "Tidak,ibu hanya ingin keluar jalan-jalan saja,karena kamu sedang tidak ada kesibukan," jawab Shinta.

"Jadi begitu,aku kira ibu sedang marah-marah kepada orang lain,sehingga membawaku menuju lokasi bandit untuk melampiaskan amarah," gurau Satria.

Shinta hanya tersenyum kecil. "Untuk apa coba, marah-marah pada orang lain lantas menghancurkan sarang bandit?,kamu ini ada-ada saja."

Berjalan dengan santai hingga akhirnya tiba di desa setelah hari mulai gelap,setelah tiba di rumah,Shinta langsung menuju dapur untuk memasak hewan buruan yang didapatkan saat berjalan kembali.

Satria keluar dari kamarnya setelah membersihkan diri dan berganti pakaian,ketika itu pintu diketuk dan Satria segera membukakan pintu.

"Luna,silahkan masuk." Kata Satria mempersilakan pengunjung yang datang.

Luna memasuki ruangan,ia duduk setelah Satria mempersilakan. "Mau minum apa?,teh,kopi atau jus buah?." tanya Satria.

"Tidak perlu repot-repot,aku hanya ingin mengatakan sesuatu sebentar." jawab Luna.

"Tidak bisa begitu, sebentar,aku buatkan teh hangat untukmu." Sela Satria sambil berjalan menuju dapur.

"Siapa yang datang?." Tanya Shinta yang sedang memasukan bahan masakan kedalam panci.

"Luna yang datang,mungkin untuk membahas perihal penyerangan kemarin," jawab Satria.

Shinta tersenyum kecil. "Ingin membahas mengenai perasaan juga tidak apa-apa," goda nya.

"Tidak semudah itu Bu,akan ada banyak wanita yang mengejar putramu kelak,jadi tidak bisa membahas mengenai perasaan secepat itu," balas Satria.

Shinta memutar matanya. "Kamu sepertinya ingin di jitak ya,sudah sana temui Luna."

Satria membawa dua gelas teh hangat dan duduk berhadapan dengan Luna.

"Satria, penyelidikan mengenai penyerangan kala itu ditunda saat ini,karena wakil kepala Desa dan seluruh anggota keluarganya telah dimusnahkan oleh seseorang," kata Luna.

Satria membelalakkan matanya karena terkejut. "Mengerikan sekali,siapa orang yang begitu kejam sampai memusnahkan semuanya?."

"Siapa yang begitu kejam, sebaiknya ngobrol sambil makan saja mumpung sudah siap,ayo Luna sekalian," kata Shinta.

"Tapi bibi,aku masih kenyang." Jawab Luna sungkan.

Satria menarik tangan Luna dan membawanya ke ruang makan. "Perutmu dari tadi sudah protes,mana mungkin masih kenyang," kata Satria.

Wajah Luna memerah malu.

Shinta geleng-geleng kepala. "Bukan begitu caranya mengajak seseorang gadis makan bersama,bujuk yang benar."

"Kelamaan Bu, daripada repot-repot membujuk,lebih baik suapi secara langsung." Jawab Satria sambil memaksa Luna duduk di kursi.

Luna menjadi semakin malu,sedangkan Shinta hanya tertawa kecil. Akhirnya,daripada di suapi oleh Satria,Luna memakan makanannya sendiri.

"Tadi katamu wakil kepala Desa telah tiada,jadi bagaimana tugas kita yang akan datang?," tanya Satria.

"Besok masih ada tugas,karena sekarang kepala Desa yang mengatur,jadi kamu harus menuju aula Desa pagi-pagi sekali," jawab Luna.

"Itu bisa diatur,tapi siapa musuh wakil kepala Desa, ada-ada saja ulah penyerangnya,apa mungkin untuk merampok?," kata Satria.

Shinta hanya memutar matanya,mendengar perkataan putranya.

"Sepertinya tidak,karena musnah secara keseluruhan,bahkan rumahnya juga termasuk," balas Luna.

"Ya sudahlah,tidak perlu memikirkan hal yang sudah terjadi,yang penting bukan aku pelakunya," kata Satria.

"Luna memiliki kemampuan spiritual kan?,selain cantik juga sangat kuat,bibi titip Satria waktu di alam liar,kalau melakukan tindakan seenaknya jewer saja telinganya," kata Shinta.

Luna mengangguk sedikit.

"Ibu apa-apaan sih,aku selalu melakukan tindakan yang terorganisir,tidak pernah seenaknya," balas Satria.

Ketiganya mengobrol dengan santai,Luna juga menjadi lebih rileks dengan Satria dan ibunya,hingga Luna harus kembali karena hari sudah larut malam.

"Kamu antar Luna kembali, jalannya cukup jauh,nanti kalau tersesat kasihan anak orang," perintah Shinta.

"Baiklah Bu." Jawab Satria lalu berteleportasi,dalam 10 detik kemudian Satria muncul kembali.

Shinta menepuk jidatnya. "Maksud ibu,antar Luna dengan berjalan kaki."

"Ibu tidak mengatakannya sejak awal." Jawab Satria sambil cengengesan.

.....

Keesokan harinya. Satria menuju aula Desa untuk mengetahui misi apa yang akan dijalankan hari ini. Ketika tiba di pertigaan jalan,ia masih melihat bayangan Mimi yang biasanya selalu menunggu di tempat itu.

Satria menghela nafas panjang. "Kenangan selama bertahun-tahun tidak mungkin hilang begitu saja,tapi aku masih harus tetap menjalani hidup dengan baik," batinnya.

Terus bergerak maju,hingga akhirnya tiba di aula desa dalam 30 menit. Tiga anggota timnya telah menunggu,namun sudah tidak ada orang lainnya.

"Satria,kamu terlambat lagi." Kata Luna yang melihat Satria terlebih dahulu.

"Maaf,aku bangun terlambat,jadi baru bisa bergegas kemari," jawab Satria.

"Waktu untuk misi masih belum terlambat,tapi kita harus bergegas,karena para petani sudah menunggu untuk segera pergi ke kota,supaya bisa menjual hasil pertanian mereka lebih cepat," kata Bayu.

Misi kali ini adalah mengawal para petani untuk pergi ke kota Kidul,kota yang memang sering di datangi oleh para petani untuk menjual hasil pertanian. Berempat pergi menemui rombongan petani yang sedang menunggu, beserta gerobak yang di tarik oleh sapi-sapi milik mereka.

Melihat rombongan Satria telah tiba, pemimpin perjalanan segera memerintahkan. "Semuanya,ayo kita segera melakukan perjalanan,supaya ketika tiba di kota tidak terlalu malam," kata anggota penjaga desa.

Sepuluh orang petani bersiap, mengendarai andong mereka masing-masing dan segera melakukan perjalanan.

Andong bergerak perlahan karena membawa muatan yang cukup berat, sementara Satria dan timnya berjalan kaki mengikuti dari belakang.

"Siapa itu,yang memimpin perjalanan kali ini?," tanya Ani.

"Beliau adalah pak Kirman,salah satu anggota penjaga desa yang sangat kompeten, kekuatannya juga tidak bisa diremehkan," jawab Bayu.

"Luna, kamu tidak perlu menggunakan deteksi spiritual di wilayah ini, untuk menghemat energi," kata Satria.

"Tapi di tempat ini sering muncul bandit,yang tiba-tiba menyerang untuk merampok hasil pertanian," jawab Luna.

Satria menatap Luna dalam-dalam. "Percayalah,di wilayah ini kita aman."

Luna mengangguk dan menghentikan penggunaan kemampuannya. "Aku percaya padamu."

Dan benar saja, melintasi perbukitan yang berjejer dengan aman hingga mendekati hutan belantara.

.......

1
xian
lanjut dong thor 👀
xian
Semangat thor, sebelumnya klo ngeboom maap ya blum tau soalnya 😅
Abu Yahya Badrusalam
Aku jadi nggak sabar pengen baca kelanjutannya! 🤩
Levi Ackerman
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
Tae Kook
Alur yang terstruktur dengan baik, buatku ingin terus membaca.
Professor Ochanomizu
Kakak penulis, next project kapan keluar? Aku udah kangen!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!