NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Polisi Tampan

Terjebak Cinta Polisi Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Nur Halimah

Sekuel Jodoh Pilihan Abi

Menjadi anak piatu, Icha harus kehilangan figur ibu sekaligus ayah. Di tambah ibu tiri yang manipulatif, menjadikan dia sosok yang di kenal bandel.
Takdir menemukannya pada polisi dalam keadaan saling salah paham yang akhirnya menjebaknya sendiri dalam perjodohan dengan lelaki itu.
Bisakah Icha menemukan cinta sejati dalam diri lelaki yang dibencinya sekaligus membencinya?
Temukan kisah lengkapnya dalam novel comedy romance "Terjebak Cinta Polisi Ganteng"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nur Halimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menguping time

Seorang lelaki tua yang dipanggil Kyai Amir tampak tengah duduk di ujung meja makan panjang di rumahnya tersebut

Sementara Icha dan keluarganya duduk di sebelah kirinya berhadapan dengan komandan Furqon dan Uminya serta Abinya.

Keluarga itu begitu ramah mengajak mereka makan.

“Gimana perjalanannya tadi?” tanya lelaki bernama Kyai Amir tersebut.

“Alhamdulillah Kyai, perjalanannya walaupun jauh, tapi karena kangen sama Kyai dan keluarga, jadi rasanya menyenangkan,” ucap Papinya tersebut terdengar begitu manis.

‘Apanya yang menyenangkan! yang ada aku seperti dikurung dalam gamis ini’ pikir Icha.

“Masya Allah Alhamdulillah, kalau begitu kami juga senang kedatangan keluarga Bapak Satria. Ini putrinya Bapak Satria yang waktu itu Bapak kirim fotonya ke kami waktu masih kecil, kan?” tanya Kyai Amir itu lagi.

“Inggih Kyai,” jawab Papinya tersebut begitu sungkan.

“Ya Allah sudah besar saja, cantik pula,” puji Kyai itu, membuatnya senang sampai matanya berbinar-binar.

“Makasih Pak Kyai,” ucap Icha begitu antusias dibilang cantik.

Terlihat Kyai itu langsung tertawa sampai giginya kelihatan.

“Katanya abimu, kamu sudah lulus, bener itu?” tanya Kyai Amir terdengar basa-basi.

“Iya Kyai, Icha sudah lulus, maksudnya Aisyah,” Icha segera membenahi keceplosannya, sebelum dipelototi lagi oleh Papinya.

“Oh kalau di luar biasanya dipanggil Icha, ya?” tanya Kyai Amir mengkonfirmasi.

“Iya Kyai, tapi nggak tahu ini Papa melarang terus?” jawabnya blak-blakan karena merasa ada yang membela.

Benar saja ayahnya langsung melotot tajam, sementara Kyai Amir terlihat tertawa kembali.

Bahkan tampak jelas sekali, lelaki sepuh itu berusaha menyelamatkannya dari tatapan maut Papinya dengan memanggil lelaki itu dan berkata, “Pak Satria bagaimana usahanya?”

“Alhamdulillah lancar Kyai,” jawab ayahnya itu terlihat langsung berubah tersenyum dengan hangat menatap Kyai Amir.

“Aku dengar Pak Satria sedang membuka beberapa cabang baru di Bali dan Sumatera?” tanya lelaki yang sepertinya ayah dari  komandan Furqon itu.

“Iya Gus Afkar, doakan saja semoga berkah!”

“In sya Allah, Allah akan memberikan keberkahan kepada bapak Satria sekeluarga, mengingat Bapak Satria ini sangat loman dan perhatian sekali dengan pendidikan pesantren,” jawab lelaki yang dipanggil Gus Afkar itu.

“Amin Allahumma Amin, sesungguhnya semuanya itu adalah milik Allah Kyai Nggih, Kebetulan saya dititipinnya agak banyak dan berlebih, jadi itu memang bukan hak saya, tapi hak yang lain,” jawab Papinya terdengar bijak.

Icha sampai terpesona dengan ucapannya, dan menatap Papinya tersebut dengan hangat.

“Masya Allah, Barakallah Pak Satria,” ujar Kyai Amir.

“Komandan gimana? Apa sudah punya calon?” selidik Papinya tersebut.

Terlihat ibu tirinya itu menatap lelaki tersebut dalam-dalam, mungkin wanita itu sangat penasaran dengan jawaban selingkuhannya tersebut.

Anehnya lelaki itu malah memalingkan muka ke arah Papinya dengan tersenyum.

“Alhamdulillah, belum ada,” jawab ayah dari Komandan itu.

“Mungkin Pak Satria punya calon untuk cucu kesayangan saya ini, sudah ditinggal adiknya nikah semua, belum nikah juga, katanya masih gupuh karir,” jawab Kyai Amir.

Tiba-tiba saja lelaki mesum itu terbatuk-batuk.

Terlihat segera ibu tirinya menyodorkan sebuah air minum yang ada di hadapannya pada selingkuhannya itu, sontak seisi ruangan itu terdiam menatapnya.

Bukannya menerima sodoran air tersebut, komandan Furqon malah mengambil air yang ada di sebelah Umminya, sambil berpura-pura tak memperhatikan wanita itu.

Spontan ibu tirinya itu kembali duduk, dan menaruh gelas tersebut di hadapannya kembali.

“Memalukan!” gumam Icha dalam hati.

“Sudah, ayo makan lagi!” ucap Kyai Amir menenangkan suasana.

Tampak Uminya komandan Furqon menatap wanita di sebelahnya itu dengan tatapan penasaran dan tidak suka.

******

Icha terpaksa membantu membersihkan meja makan tersebut, dan membawa piring-piring kotor serta makanan yang masih tersisa ke dapur.

Rasanya hatinya begitu kesal, sebagai tuan rumah saja dia tidak pernah melakukannya, Apalagi sebagai tamu.

Meski begitu, Ia tetap saja melakukannya, karena ayahnya terus saja melotot ke arahnya.

Dan sekarang setelah meja makan beres, ia ingin menikmati Me Time, tapi wanita yang dipanggil Ning Zahra itu malah mengajaknya ke depan.

‘Tidak aku tidak mau ke depan, pasti suasananya kaku, lagi ngapain aku bersama dengan orang-orang tua itu’

“Maaf Ning maksud saya Bu, Saya mau ke toilet dulu!”

Icha membawa handphonenya ke dalam toilet, kemudian memainkan game kesukaannya di dalam toilet tersebut, sambil memakai earphone.

Beberapa lama kemudian, tiba-tiba ponselnya mati karena kehabisan baterai.

‘Dasar ponsel sialan, pada saat begini pakai kehabisan baterai pula’

Dengan terpaksa Icha keluar dari kamar mandi menuju ruang depan, saat tiba-tiba di tengah lorong rumah tersebut, ia mendengar suara Papinya di dalam sebuah bilik yang tertutup.

“Saya minta tolong Kyai, sejak bayi Icha sudah kehilangan ibunya dan seluruh saudara-saudaranya, dia adalah anak saya satu-satunya yang masih hidup sekarang. Dan saya sangat merasa bersalah pada maminya, karena saya tidak bisa mendidiknya dengan baik, dia bukan hanya kehilangan sosok seorang ibu, tapi saya yang telah sibuk dengan pekerjaan saya, membuatnya kehilangan sosok ayahnya juga.”

Untuk beberapa saat, keadaan menjadi hening.

Icha langsung menyandarkan tubuhnya di depan dinding kamar itu, matanya mulai berkaca-kaca.

“Sebenarnya dia ingin kuliah, tapi saya menundanya dulu, karena saya perhatikan dia lebih butuh dididik karakternya,” lanjut Papinya tersebut.

Samar-samar terdengar suara tepukan di bahu seseorang.

“Kemarin kami memberinya pilihan menikah atau dipondokan, dia akhirnya memilih untuk menikah, dan dia pun juga sudah menyodorkan kepada saya calonnya. Saya juga tidak tahu kenapa dia memilih Gus Furqon, awalnya saya kaget, bagaimana dia bisa mengenal Gus Furqon. Tapi kemudian saya tanpa bertanya banyak begitu bersyukur, karena dengan seizin Allah, anak saya itu membuat pilihan yang tepat.”

‘Apanya yang bersyukur, putrimu mau menikah dengan lelaki mesum seperti dia’ pikir Icha tak habis pikir dengan pandangan Papinya tentang lelaki yang mau dijodohkan dengannya itu.

“Kyai pernah bertanya pada saya kan, apa yang saya inginkan? Apa sekarang saya boleh memintanya?” lanjut Papinya tersebut bertanya dengan begitu berhati-hati.

Kyai Amir tidak terdengar mengucapkan satu patah kata pun, sepertinya dia masih mendengarkan ayahnya dengan baik.

“Bukan apa-apa Kyai, kalau saya membiarkan dia bergaul seperti sebelumnya, saya takut ia malah salah pilih, ini Alhamdulillah dia membuat pilihan yang baik,” ucap Papinya lagi, mengagung-agungkan lelaki mesum itu 

‘Malah salah pilih apanya, sekarang kamu sudah salah pilih Pi’ gumam Icha dalam hati kembali.

“Nyuwun sewu Kyai, Apakah boleh Saya minta Gus Furqon untuk menjadi imam bagi putri saya, Aisyah Aulia Rahma?” tanya Papinya itu merendahkan dirinya.

“Begini ya Pak Satria, masalah ini saya harus bicara dulu dengan orang tua Gus Furqon, sekaligus saya dan keluarga mau istikharah dulu nanti, untuk kepastiannya kami yang akan datang ke rumah njenengan, Gimana?” tanya Kyai Amir terdengar begitu berhati-hati juga.

Icha semakin mendekatkan telinganya ke arah dinding tersebut.

“Dasar penguping?”

Icha begitu kaget mendengarkan umpatan tersebut.

Ia segera menoleh ke arah suara itu, dan mendapati Komandan Furqon tengah berdiri di sana.

Matanya menatap tajam ke arah lelaki itu.

“Apa bedanya denganmu yang berdiri diam-diam memperhatikanku,” balas Icha lirih dengan sinis.

Ia kemudian mengitari lelaki itu sambil berucap, “atau jangan-jangan kamu sudah terpesona denganku?”

“Hah?” ucap lelaki itu dengan mata membelalak.

“Terpesona dengan gadis ingusan seperti kamu, hi……!” ucap lelaki itu sambil bergidik.

Krek

Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka, sontak Icha menoleh ke belakang dengan kaget.

“Ada apa ini?” tanya Kyai Amir yang baru saja keluar dari tempat itu.

1
Asiah Kamil
kapan lanjutan nya kak,
Eva Nayla
keren
Saydh5: makasih kak
total 1 replies
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Hai ka
yu gabung bersama gc Cbm.
kita d sn akan belajar brg
caranya follow akun sy dl
nnti akn sy ksh undangan thx
Sa'adiah
Aku mampir Thor .....
Saydh5: thanks😍
total 1 replies
Ahmad Sopyan
lanjut semangat thor.
Saydh5
please subscribe dan vote yeah, sama jangan lupa follow akunku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!