Vanny wanita yang terkenal barbar disekolahnya. dia yang suka membuat ulah dan membuat emosi semua guru yang ada disekolahnya.
Suatu hari ketika vanny akan dijodohkan dengan Arvan seorang CEO yang terkenal dingin dan kejam. Alasan mereka menikah hanyalah sebatas balas budi sang ayah kepada orang tua Vanny yang berhasil menyelamatkan nya dari kecelakaan maut.
Kevin terselamatkan ketika mobil yang jatuh kejurang dan tepat diperkampungan orang tua Vanny tinggal. Mereka menyelamatkan nya sebelum akhirnya mobil itu meledak terbakar. Ayah Vanny berlari dan memeluk tubuh Kevin untuk diselamatkan dan dibawa pulang untuk dirawat. Karena kebaikan orang tua Vanny yang tulus, Kevin sepakat untuk menjadikan anak perempuan satu-satu mereka menjadi menantu, dan akan dinikahkan dengan Arvan putranya.
Tak disangka perjodohan ini membuat mereka akhirnya menjadi suami istri, namun keduanya sepakat bahwa pernikahan ini adalah bohongan, kerena mereka tidak mencintai satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvani Yunita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 Rapat perusahaan
Hari ini adalah pengalaman pertama Vanny mengikuti rapat perusahaan dalam rangka menerima kerja sama yang diajukan oleh beberapa perusahaan terhadap perusahaan mereka yang dikenal sebagai perusahaan terbesar di kota itu yang dikembang kan dengan nama PT. Gemilang Group Tbk.
Perusahaan-perusahaan yang ingin berkembang tentu saling berlomba untuk mendapatkan kerja sama dengan perusahaan raksasa milik keluarga Arvan. Dimana perusahaan PT.Gemilang Group Tbk. akan mampu mengangkat eksistensi perusahaan yang bekerja sama dengan mereka.
Dengan rasa grogi dan khawatir, Vanny takut dia akan gagal dalam mem persentasikan hasil rapat di hadapan semua kolega bisnis perusahaan mereka. Apa jadinya jika ia membuat malu Arvan dan seluruh jajaran perusahaan terbesar di kota itu. Dia takut Arvan memang sengaja ingin mempermalukannya.
"Tuan Arvan, kau benar-benar ingin menyuruhku untuk mengikuti rapat hari ini.? Sebenarnya aku tidak masalah dengan hal itu, tapi aku belum bisa tampil di depan untuk mem persentasikan rapat di depan para kolega perusahaan. Kalau tuan tidak ingin malu kan, tentu tuan akan berfikir ulang untuk hal ini."
Dengan senyuman smirk nya Arvan menjawab pernyataan Vanny yang tidak ingin ikut andil dalam rapat ini. Baru kali ini dia melihat Vanny sedikit ketar-ketir dengan nya. Ini akan menjadi moment menyenangkan apabila Vanny menjadi bahan tertawaan semua orang. Rasanya Arvan sangat bahagia.
"Kau tidak punya alasan untuk menolak perintahku, siap tak siap kau harus tampil memukau. Gunakan kecerdasan otak mu ! Jangan sampai kau membuat ku malu."
Vanny menelan salivanya, baru kali ini dia merasa terancam dan khawatir.
"Tapi tuan, aku tidak punya pengalaman. Bagai mana bisa kau tega menyuruhku tampil untuk mem persentasikan hasil rapat di depan semua kolega mu yang tentu bukan lah orang-orang biasa." Ucap Vanny dengan wajah memelas.
"Tidak ada tapi-tapian, sebentar lagi rapat akan dimulai. Persiapkan dirimu."
Sebenarnya Arvan juga merasa khawatir, jika ternyata nanti Vanny mempermalukannya didepan para kolega perusahaan yang merupakan orang-orang penting dan berintelektual.
Tapi itu bukan lah sebuah hal besar bagi Arvan. Sejatinya bukan ia lah yang mengemis kerja sama, tetapi perusahaan-perusahaan lain lah yang menawarkan diri padanya. Baginya melihat Vanny yang saat ini ketar-ketir lebih menyenangkan, karena sebelumnya Vanny terang-terangan selalu melawannya tanpa rasa takut.
Vanny pun mempersiapkan diri dan mental nya terlebih dahulu untuk mengikuti rapat yang sebentar lagi akan dimulai. Dia tak lupa menghubungi bram terlebih dahulu.
"Halo, pak Bram kau dimana..?"
"Halo Vanny, aku sedang berada di luar, ada apa.? Ada yang bisa aku bantu.?"
"Rapat akan segera dimulai pak, aku kok merasa khawatir dan takut, aku juga suka lupa ingatan kalo sedang merasa grogi."
Bram tersenyum simpul, dia merasa Vanny sangat lucu ketika sedang grogi.
"Kau tenang saja Van, ikuti saja alurnya, dan jangan lupa lakukan apa yang aku ajarkan padamu. Jadi kamu rileks aja, kamu harus jadi diri sendiri seperti Vanny yang selalu berani dan tidak pernah takut."
"Baik lah pak Bram, kau memang selalu bisa membuat ku merasa labih baik, aku akhiri dulu ya, Arvan sudah memanggilku."
"Ok semangat".
Arvan menyuruh Vanny memasuki ruang meeting, dan akhrinya meeting pun dimulai, dengan kata sambutan dari Arvan sang CEO.
Dengan gagahnya Arvan berjalan menuju podium untuk memberi kata sambutan kepada para rekan-rekan bisnisnya dari beberapa perusahaan yang juga ternama dikota itu.
Semua bertepuk tangan. Siapa yang tidak kagum melihat Arvan yang begitu tampan, berwibawa dan bijaksana. Semua kata-kata yang dia sampaikan terasa berkelas dan intelektual. Semua berdecak kagum melihat kegagahan dan kepintaran Arvan dalam mengelola perusahaan hingga berkembang pesat dan tak terkalahkan.
Setelah ia menyampaikan kata-kata sambutan, diapun membuka rapat yang kemudian dilaksanakan dengan hikmat.
Perusahaan-perusahaan yang ingin bekerja sama menampilkan yang terbaik. Sekretaris- sekretaris dari perusahaan mereka begitu lincah dalam menyampaikan profil perusahaan mereka karena memang sudah terbiasa dan juga sudah dalam bidang nya. Jadi sudah dipastikan kecerdasan dalam menyampaikan kata agar membuat perusahaan mereka dapat dikatakan bagus dan tentu memberi gambaran tentang benefit yang bisa diraih jika melakukan kerja sama dengan mereka.
Vanny dengan cekatan dan cermat mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh perusahaan lain yang ingin bekerja sama dengan mereka. Dia mencatat apa saja reputasi perusahaan dan benefit apa saja yang mereka janjikan.
Pada akhirnya rapat pun selesai, dan kini giliran Vanny yang akan maju untuk memberi apresiasi kepada semua perusahaan yang telah mem persentasikan profil perusahaan dan pencapain-pencapaian perusahaan yang bisa menjadi pertimbangan untuk landasan kerja sama dengan perusahaan PT. Gemilang Group Tbk.
Vanny terlihat grogi dan berkeringat dingin, ia hanya mampu berkata dalam hati.
"Aduuh.!! Bagai mana ini... Apa aku pura-pura pingsan saja, Atau aku pura-pura sakit perut."
Seolah Arvan tau Vanny sedang grogi sampai berkeringat dingin, dia pun menyunggingkan senyuman smirk nya sambil berkata dalam hati.
"Mampus kau kali ini, kau akan terlihat bodoh di depan mereka, memangnya apa yang bisa kau banggakan dengan otak bodoh mu itu."
Dengan ragu Vanny akhirnya melangkah kan kakinya kedepan untuk melakukan persentasi hasil rapat yang dapat ia simpulkan.
Seketika mukanya pucat. Dengan kata yang masih kaku dan sedikit terbata ia mencoba untuk memberanikan dirinya menyampaikan hasil rapat yang dapat ia simpulkan.
"A-assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh".
Vanny terdiam seketika, dia seolah lupa apa yang dia akan sampaikan.
Para anggota rapat pun saling berbisik-bisik, Bagai mana bisa sekretaris perusahaan paling ternama itu, seolah grogi dan tidak profesional. tidak mungkin perusahaan sehebat itu sembarangan dalam merekrut karyawan, Apalagi merekrut karyawan yang tidak cakap dalam bidangnya.
"A-aku permisi dulu tuan, apa saya boleh minum dulu.?"
Tanya vanny pada Arvan sang CEO yang paling disegani dalam rapat itu. Arvan pun langsung memberikan minum itu kepada Vanny, dan sembari berkata.
"Minumlah, dan segera selesaikan persentasimu, jangan membuat malu perusahaan ini.!!"
"Ba-baik tuan."
Segera ia mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya, diulangi sampai 3 x sehingga ia mampu lebih rileks lalu kembali memulai persentasinya.
"Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Terimakasih kepada semua perusahaan yang telah meluangkan waktunya untuk menghadiri rapat pada siang ini.
Dengan penuh hormat saya akan mengulangi kembali poin-poin yang saya ambil dari persentasi masing-masing perusahaan, diantaranya profil masing-masing perusahaan dan pencapaian apa saja yang di capai oleh masing-masing perusahaan untuk mengadakan kerja sama dengan PT. Gemilang Group Tbk.
Poin-poin ini sangatlah penting untuk menjadi pertimbangan bagi kami selaku perusahaan yang akan menerima kerja sama. Untuk itu, saya sudah mendengar secara langsung dari masing-masing pihak perusahaan yang menjelaskan semua yang bersangkutan dengan kerja sama yang akan diadakan.
Berikut dengan laporan perusahaan dan proposal yang sudah kami terima. Selanjutnya akan dipelajari, dan akan di rekap untuk mendapat persetujuan CEO PT Gemilang Group Tbk. Yaitu Tuan Arvan Wijaya."
Vanny pun kembali menjelaskan profil dan pencapaian - pencapaian masing-masing perusahaan serta benefit apa saja yang mereka janjikan untuk saling menguntungkan. Dia menjelaskan dengan materi yang diterima dari setiap perusahaan.
Para kolega pun sangat puas dengan hasil rapat yang dirangkum oleh Vanny. Semua yang mereka persentasikan ternyata dicerna dengan baik oleh Vanny sang sekretaris perusahaan terbesar yang mereka akui kehebatannya.
Arvan pun sempat tak percaya dengan kemampuan Vanny. Dia merasa Vanny cukup hebat dalam menyimpulkan hasil rapat kali ini. Karena ia tau sendiri Vanny bukan lah orang yang berpengalaman dan tidak cukup ilmu untuk melakukan hal-hal seperti barusan.
"Vanny kali ini kau terlihat cukup mampu menguasai materi. Untung saja aura kampunganmu tidak keluar saat persentasi tadi. Jadi, aku ucapkan selamat.! Kali ini kau berhasil tidak membuatku malu."
Meski harus dengan menjatuhkan terlebih dahulu, tetapi Arvan masih mau memberi selamat atas keberhasilan Vanny.
"Kau tak perlu berterimakasih tuan, aku justru yang berterima kasih. Pengalaman ini sangat berharga untukku. Aku tau aku sangat kampungan, tapi kalau aku mau saja fokus dan serius, aku akan cepat menguasai apapun yang aku mau."
Ambisius seorang Vanny sangat terlihat ketika ia ingin menunjukkan keinginannya untuk meraih apapun yang dia mau.