Dia Datang Kembali

"Ini pertama kali aku keluar rumah tanpa izin dari kedua orang tuaku," gumam Alya merasa menyesal.

Alya mulai berjalan perlahan meninggalkan rumahnya.

"Aku sebaiknya meminta bang Rangga menjemputku saja," kata Alya.

Ia pun menghubungi Rangga.

"Halo Al," kata Rangga.

"Aku sudah berada di perempatan rumahku bang. Abang bisa menjemputku kesini? aku tidak berani kalau harus menggunakan ojek online maupun taksi online kesana," kata Alya.

Yes, akhirnya Alya kesini. Batin Rangga tersenyum.

"Kamu tunggu saja disitu! aku akan menjemputmu," kata Rangga.

Rangga mengambil 2 helm dari atas meja, ia berencana menggunakan sepeda motor untuk menjemput Alya.

"Aku sebenarnya sudah lelah menuruti permintaanmu Rangga Setyawan tapi aku bisa apa? Tapi aku yakin, sebentar lagi aku akan terlepas darimu. Dan itu tidak akan lama lagi karena setelah kelulusan sekolah aku akan melanjutkan kuliah ke tempat yang jauh," gumam Alya.

Suara deruman motor Rangga sudah terdengar mendekati Alya.

"Gunakan helm ini," kata Rangga.

"Ia bang," kata Alya menurut.

Alya menaiki sepeda motor Rangga. Rangga menancapkan gas sepeda motornya dan mereka mulai berjalan.

Alya terlihat tidak semangat dan merasa tidak nyaman sedangkan Rangga tetap fokus menyetir sepeda motornya.

Rangga dan Alya telah tiba dirumah Rangga. Alya terlebih dahulu turun dari sepeda motor. Alya menyerahkan helm yang ada ditangannya kepada Rangga.

"Ayo masuk!," kata Rangga.

Alya tidak lagi merasa asing dan heran dengan rumah itu karena Alya sudah beberapa kali diminta Rangga untuk mengunjunginya.

"Kenapa berdiri diam disitu? Ayo ikut aku ke atas!," kata Rangga.

"Kita mau kemana bang?," tanya Alya

"Ikut saja!," kata Rangga.

Alya pun menurut.

Rangga membuka pintu kamarnya.

"Kenapa kita ke kamar abang?," tanya Alya.

"Sudah masuk saja," kata Rangga menggandeng tangan Alya.

Rangga menutup pintu kamar dengan pelan.

"Apa yang abang ingin lakukan? aku tidak mau melakukan sesuatu hal yang tidak baik bang," kata Alya.

"Apa yang sedang kamu katakan Al? Jangan berpikiran aneh! Aku tidak akan melakukan sesuatu yang buruk kepadamu. Duduklah disampingku!," kata Rangga.

Alya dan Rangga sudah duduk berdekatan. Rangga menatap Alya dengan senyuman sedangkan Alya membalas tatapan Rangga dengan rasa takut.

"Aku hanya ingin mengajakmu mengobrol saja," kata Rangga tersenyum.

"Kenapa harus disini bang? Dibawah kan bisa," kata Alya.

"Tidak tahu kenapa aku ingin mengajakmu mengobrol disini," kata Rangga.

"Ia bang," kata Alya mencoba berpikir positif.

Rangga beranjak dari kursinya. Ia membuka lemari pendingin mini yang ada dikamarnya. Ia mengambil sebotol minuman keras dan sebotol minuman dingin beserta beberapa cemilan. Tidak lupa tanggal menyediakan dua gelas.

Rangga kembali duduk disamping Alya dengan snack dan dua botol minuman ditangannya.

"Ini Al, makan dan minumlah agar kamu rileks," kata Rangga menawarkan.

"Ia bang," kata Alya.

Bang Rangga meminum minuman keras? berarti dia seorang remaja yang nakal. Batin Alya memandangi Rangga bersama botol minuman keras didepannya.

Rangga menuangkan minuman keras itu ke dalam gelasnya dan minuman dingin ke dalam gelas Alya.

"Ayo minum!," kata Rangga.

"Ia bang," kata Alya.

Mereka menenggak minuman masing-masing.

Rangga dan Alya mulai mengobrol santai. Mereka membahas banyak hal. Pikiran Alya kembali tenang karena Rangga ternyata tidak memiliki niat buruk terhadapnya.

Namun Alya mulai merasa jika Rangga sudah mabuk. Intonasi Rangga dalam berbicara tidak terdengar dengan baik oleh Alya.

"Bang, sudah pukul 22:00, aku hendak pulang. Apa abang dapat mengantarku pulang?," tanya Alya sedikit ragu.

"Mau pulang kemana sayang? kamu disini saja bersamaku. Kita bersenang-senang," kata Rangga sembari memegang tangan Alya.

"Tidak bang, aku harus pulang. Aku tidak bisa menginap disini," kata Alya.

"Jangan sayang! kita disini saja," kata Rangga dalam kondisi mabuk berat.

"Kalau abang tidak bisa mengantarku pulang, biarkan saja aku pulang sendiri bang, tidak apa-apa. Aku akan memesan taksi online," kata Alya dengan rasa takut.

Alya melepas genggaman tangan Rangga. Ia berdiri dan melangkah ke pintu. Rangga tidak tinggal diam. Dia menarik tangan Alya.

"Mau kemana sih sayang? kapan lagi kita bisa bersenang-senang. Aku ingin memilikimu malam ini," kata Rangga.

Rangga mendekap Alya dan menjatuhkannya keatas ranjang. Alya mencoba melawan namun tidak mampu. Kekuatan Rangga lebih kuat darinya.

Rangga mencoba mencium lembut bibir Alya tapi Alya segera menghindar dan menolak. Rangga tetap berusaha untuk meraih bibir Alya. Kini Rangga telah melumat bibir Alya, Alya tidak mampu lagi menghindar.

Rangga secara perlahan mulai membuka seluruh pakaian Alya. Seberapapun usaha Alya untuk melawan semua percuma, kesuciannya sudah direnggut oleh Rangga.

Malam itu menjadi kenangan terburuk bagi Alya. Alya bahkan menangis sejadi-jadinya sedangkan Rangga sudah terlelap tidur karena mabuk berat. Karena lelah menangis Alya pun tertidur disamping Rangga.

Sinar matahari menyinari kamar Rangga, pertanda bahwa hari sudah pagi. Alya terbangun dari tidurnya. Alya yang melihat tubuhnya dalam keadaan terbuka, kembali menangis.

Alya membuang selimut yang menutupi tubuhnya dan berlari kecil ke arah kamar mandi. Ia membersihkan dirinya.

Kenapa hal buruk ini menimpaku? kenapa? Aku telah kehilangan kesucianku. Harusnya aku tidak membantah larangan papah. Sekarang aku menerima akibat dari perbuatanku. Maafkan aku pah,mah. Batin Alya menangis sesenggukan.

Setelah membersihkan dirinya, Alya keluar dari kamar mandi dengan langkah kecil. Hal itu ia lakukan agar Rangga tidak terbangun dari tidurnya.

Alya mengambil pakaian yang ia pakai tadi malam yang berserakan dilantai. Ia memakainya dengan buru-buru. Tidak berlama-lama, Alya meninggalkan rumah Rangga.

Hari memang masih sangat pagi, jika Alya dapat dengan cepat menuju rumahnya, kemungkinan besar ayahnya tidak mengetahui kalau ia keluar tadi malam.

Alya sudah berada didepan rumahnya. Ia meminta bantuan jasa taksi online untuk mengantarkan dirinya pulang.

Alya masuk dengan mengendap-endap seperti seorang pencuri. Untung saja, orang tuanya tidak sadar. Alya berhasil kembali ke kamarnya tanpa diketahui oleh siapapun.

Alya melepas pakaiannya dan berganti pakaian dengan pakaian yang ia kenakan saat makan malam bersama orang tuanya. Hal itu dilakukannya, agar orang tuanya mengira Alya menghabiskan malam dikamar tidurnya.

Rangga sudah terbangun dari tidurnya. Ia masih merasa pusing. Matanya belum dapat melihat dengan jelas.

"Kemana Alya?," gumam Rangga.

Ia bangun dari tidurnya. Ia melihat sekeliling namun ia tidak melihat keberadaan Alya. Rangga pun melihat tubuhnya dalam keadaan terbuka. Matanya terbelalak.

Apa yang terjadi?. Batin Rangga.

Rangga melihat pakaiannya berserakan dilantai. Dia semakin bingung.

Apa yang sebenarnya telah terjadi? Kenapa aku dalam keadaan terbuka tanpa sehelai kain pun? dimana Alya, dimana dia?. Batin Rangga bertanya-tanya.