NovelToon NovelToon
Warm Life

Warm Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Wanita Karir
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ariadna Vespera

. Tak terasa saat Farah melihat jam ditangannya waktu sudah menunjukkan pukul 12: 00 siang. saatnya jam makan siang. Farah yang kelaparan pun langsung turun kebawah untuk menuju kantin, namun! Dia terusik dengan perkataan salah satu tamu disana yang mengatakan ada dokter psikiater baru yang datang, seketika jantungnya mulai berdebar kencang . “Apakan itu kakak?“ ucap batinnya.Dan disaat yang bersamaan,
Farah hampir menabrak seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

"Jadi aku harus bagaimana, aku baru pertama

kali melakukan hal ini." Sahut Farah.

"Pindak ke sisi kiri." Ucap Ical. Farah

menuruti perintah Ical. "Salah bukan kesitu." Ucap Ical.

"Bagaimana?" Sahut Farah.

"Jika bukan karna Pera aku tidak akan

mau." Ucap Ical.

"Kau fikir aku mau duduk di pangkuanmu jika

bukan karna Pera." Sahut Farah.

Akhirnya Pera mengarahkan bagaimana mana posisi

yang benar. "Kenapa bukan kamu saja yang di foto?" Tanya Farah.

"Kalau aku yang di foto siapa yang mengarahkan

di sini." Jawab Pera.

"Kalau kamu yang di foto bukannya tidak perlu

di arahkan." Sahut Farah.

"Pokoknya yang di foto harus kamu." Ucap

Farah. Farah pun berhenti berdebat dengan Pera. Saat Pera mengarahkan bagaimana

pose yang benar, tiba-tiba mereka terjatuh kaki Pera terlipat menimpa kaki

Ical. Kaki Ical cedera sampai harus di larikan ke rumah sakit karna terjadi

pergeseran tulang pada kakinya.

Pera yang bertanggung jawab atas semua kerugian

yang Ical alami. Tapi di sisi lain Farah tetap harus melanjutkan pemotretannya

meski sendirian.

Farah menggunakan sepuluh baju yang berbeda dengan

tema foto yang berbeda-beda juga.

"Apakah aku di gajih untuk melakukan hal

ini." Gumang Farah. Malam semakin gelap, akhirnya pemotretan Farah pun

selesai.

Pera yang sedang sibuk mengurus Ical di rumah sakit

tidak tahu menahu apa yang terjadi dengan Farah di studio foto. Farah hanya

kembali tersenyum ikhlas menerima semua perlakuan Pera kepadanya.

Farah kembali pulang kerumahnya namun, dia teringat

bahwa ada hal yang harus dia selesaikan malam ini juga di kantor. Farah memutar

kemudi setir mobilnya dan kembali menuju rumah sakit. Satu jam, dua jam telah

berlalu akhirnya pekerjaan Farah selesai. Saat melihat jam di tangannya sudah

lewat pukul 10:00 malam.

Sebenarnya Farah ingin langsung pulang ke rumah

tapi perutnya lapar jadi Farah berniat untuk pergi ke tempat makan dekat rumah

sakit. Saat membuka pintu kantornya ada orang yang terjatuh "Kamu tidak

papa?" Tanya Farah. Farah berfikir bahwa orang yang di hadapannya ini

adalah salah satu tamu yang harus rawat inap namun, tersesat. "Mari saya

antar ke kamar anda." Ucap Farah.

"Bisakah kamu bantu aku untuk berdiri

dulu."

Farah terkejut ternya itu bukan tamu melainkan

Iplan.

Farah mengulurkan tangannya membantu Iplan berdiri.

"Sedang apa kamu di sini." Tanya Farah.

"Aku sedang menunggumu." Jawab Iplan.

Farah kebingungan kenapa Iplan menunggunya di depan

pintu kantor Iplan bukanlah tipe orang yang sabar jika menunggu fikir Farah.

"Kamu harus bertanggung jawab karna telah membuatku jatuh." Ucap

Iplan. Farah sudah menduga kalau Iplan akan mengatakan hal itu. Apakah dia akan

membawaku ke tempat makan, atau ke bioskop, atau ke taman bermain lagi fikir

Farah.

"Ayo kita ke bukit." Ucap Iplan. "Ke

Bukit jam sepuluh malam, apa yang akan kamu lakukan di sana." Sahut Farah

heran.

"Kalau kamu sudah sampai, kamu pasti akan

paham." Ucap Iplan. Farah pun mengiyakan permintaan dari Iplan, sungguh

Farah adalah wanita yang tidak bisa menolak permintaan orang lain Karna

mempunyai empati di luar rata-rata orang normal.

Mereka berdua pun turun kelantai dasar dan ternyata

Iplan sudah menyiapkan semuanya di lantai bawah tepatnya di lobi rumah sakit

ada tas ransel besar untuk orang berkemah dan kotak kompor yang bisa di bawa

kemana saja lalu juga ada kotak misterius yang Farah tidak tau apa isi di

dalamnya. Semua barang itu di masukkan ke dalam mobil Farah.

Mereka pergi ke bukit dengan kira-kira satu jam

perjalanan sampai puncak bukit. Sesampainya mereka di puncak bukit Iplan

mengeluarkan semua barang yang ada di dalam tasnya ada tenda dan peralatan

untuk tidur di orang, ada kursi lipat dan meja kecil.

Kotak misterius yang di bawa Iplan ternya isinya

makanan mentah ada daging, sayuran yang suda di tusuk seperti sate, ada

beberapa buah potong dan kaleng soda empat rasa.

"Dia benar-benar sudah menyiapkan

semuanya." Gumang Farah.

Pera pergi ke rumah sakit untuk mengantarkan Ical

yang terluka, Ical harus di rawat di rumah sakit beberapa hari. Kaki Ical juga

di pasang gips dan proses pemulihannya kurang lebih 4 bulan sampai sembuh

total.

"Pera." Panggil Ical.

Pera menatap Ical. "Bisakah kamu tinggal di

sini malam ini?." Tanya Ical.

"Tidak bisa." Dengan tegas Pera menjawab.

"Bukannya kamu harus bertanggung jawab karna

sudah membuat aku terluka?." Ucap Ical.

"Aku bertanggung jawab atas semua kerugian

yang kamu alami secara materi, jika kamu ingin ada yang menemani di rumah

sakit, kamu bisa menyewa penjaga. Aku bisa mencarikannya jika kamu mau."

Sahut Pera.

Pera pergi dengan sikap dingin kepada Ical.

"Aku harus bagaimana mana lagi agar kamu mau

melihatku dengan hangat bukan sikap dingin seperti ini." Gumang Ical.

*KEMBALI*

"Apa yang akan kamu lakukan dengan semua

ini?" Tanya Farah.

"Kita akan bercerita sambil duduk di depan

perapian lalu membuat barbeku bersama dan kita akan kembali bercerita di dalam

tenda sambil berbaring." Jawab Iplan.

Semua sudah selesai di rapikan oleh Iplan saatnya

mereka melakukan kegiatan seperti yang Iplan katakan. "Apa yang ini kamu

ceritakan?" Tanya Farah.

"Kamu tau 1 + 1 = berapa?"

"2."

"2 + 2 = ?"

"4."

"4 + 4 = ?"

"8." Pertanyaan itu masih berlanjut

sampai 1,048,576. "Apakah kau akan terus melanjutkannya?" Tanya

Farah.

Iplan hanya tersenyum saat Farah bertanya seperti

itu.

"Siang, malam?" Tanya Iplan.

"Malam." Jawab mereka bersama.

"Kuah, goreng?"

"Goreng."

"Dingin, panas?"

"Dingin."

Mereka selalu memiliki jawaban yang masa sampai

pertanyaan "Di cintai, mencinta?" Mereka juga sama-sama menjawab

mencintai. "Kenapa mencintai, bukannya di cintai lebih enak yah? Wanita

kebanyakan akan memilih dicintai. Jika dicintai kita bisa mendapat sesuatu yang

lebih dari kita berikan dari orang yang mencari kita." Ucap Iplan.

"Mencintai itu pilihan kita, tapi dicintai

bukan atas kendali kita." Sahut Farah.

"Bagaimana jika ada yang mengungkapkan cinta

padamu, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Iplan.

"Aku akan mendengarkan pengakuan cintanya lalu

menolaknya dengan lembut." Jawab Farah.

"Bagaimana masa bisa kamu menolak seseorang

dengan lembut." Ucap Iplan.

"Aku akan berterima kasih Karna dia telah

mencintaiku, lalu memberi beberapa nasehat seperti aku tidak pantas mendapatkan

cinta setulus itu dari orang sepertimu dan waktumu telah banyak terbuang karna

mencintai orang sepertiku. Berusa mendapatkan cinta dari orang yang kita cintai

memang tidak salah, tapi jika cintamu sudah tidak ada titik terangnya sama

sekali ku pikir orang itu harus menyerah. Bukankah itu tidak baik untuk dirinya

sendiri." Sahut Farah.

"Bagaimana jika kamu juga mencintai orang yang

sedang mencintaimu tanpa kamu sadari?" Tanya Iplan.

"Akan terlihat jelas jika aku sedang mencintai

seseorang, dan jika kebetulan orang yang ku cintai juga sudah lama mencintaiku.

Yah, aku pikir itu akan berjalan begitu saja. Mungkin, karna aku belum pernah

merasakannya jadi aku tidak tau." Jawab Farah.

"Aku lapar, ayo kita mulai membakar!"

Ucap Iplan.

"Kuharap perasaanmu padaku tidak lebih dari

ini." Ucap Farah dalam hati.

Mereka mulai memanggang semua bahan makanan yang

dibawa oleh Iplan.

Iplan membuat saus andalannya yang sangat enak,

Farah bahkan tidak menyangka bahwa Iplan sehebat itu dalam membuat saus.

"Apakah kamu pernah bekerja di tempat

makan?"

"Tidak."

"Dimana kamu mempelajari ini?"

"Aku mempunyai teman yang hobi sekali masak

jadi aku belajar darinya dengan melihat saja."

Semua sudah siap di hidangkan. Dengan perlahan

mereka mulai memakan semua makanan yang sudah di siap kan. Iplan juga sesekali

membuat lelucon yang membuat Farah tertawa sambil makan.

"Ayolah, aku tidak bisa memasukkan makanan ku

ke mulut jika kamu terus membuat lelucon seperti itu." Ucap Farah.

Iplan tidak menghentikan aksinya mulai dari membuat

gigi palsu dari apel, membuat lidah dari daging. Sungguh malam yang penuh

dengan kehangatan dan canda tawa yang menyenangkan.

Akhirnya semua makanan yang di bawa oleh Iplan

sudah habis mereka makan.

"Aku tidak percaya sudah menghabiskan semua

makanannya." Ucap Farah.

"Farah." Panggil Iplan.

"Aku tidak terbiasa dengan kamu yang jika

memanggil nama asliku berarti akan membicarakan sesuatu yang serius." Ucap

Farah.

"Tidak, xargus." Sahut Iplan.

Ekspresi Iplan yang awalnya serius kembali santai

karna tau Farah lagi tidak bersemangat untuk obrolan yang serius jadi Iplan

berfikir untuk membuat malam ini hanya penuh dengan senyum dan tawa dari Farah.

Saat Farah melihat jam di tangannya sudah pukul

03:00 pagi. "Aku akan menutup mataku sebentar lalu kita pulang." Ucap

Farah.

Tidak lama setelah itu Farah benar-benar tertidur

lelap. Iplan berpikir untuk membawanya pulang tanpa membangunkan Farah, Karna

Iplan tau Farah sudah lembur bekerja hari ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!