Saksikan perjalanan seorang gadis yang tidak menyadari apa yang telah disiapkan takdir untuknya. Seorang gadis yang berjuang untuk memahami konsep cinta sampai dia bertemu 'dia', seorang laki-laki yang membimbingnya menuju jalan yang lebih cerah dalam hidup. Yuk rasakan suka duka perjalanan hidup gadis ini di setiap chapternya.
Happy Reading 🌷
Jangan lupa likenyaa💐💐💐
Semoga kalian betah sampai akhir kisah Alsha🌷 Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Eliyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Bukti
...Assalamualaikum guys!! Sebelum baca, bantu support yaa dengan follow, Like dan komen di setiap paragraf nya!! Karena support kalian sangat berarti bagiku💐Makasiiii!🌷...
...••••...
...🌷Happy Reading 🌷...
...•...
...•...
...•...
...Setiap hari bersamanya adalah bukti bahwa kebaikan dan perhatian masih ada di dunia ini...
...°°°°...
"Juara satu lomba Olimpiade MSains dimenangkan oleh.. Alshameyzea Afsheena!" Suara tepuk tangan memenuhi ruangan itu, semua orang bersorak gembira, termasuk salah satu murid laki-laki yang duduk tepat di sampingku.
"Selamat Alsha! Kamu juara satu!" ucapnya kegirangan
"Silahkan maju ke atas panggung." MC mempersilahkanku untuk ke depan
"Orang tua kamu mana nak?" tanya MC itu sambil melihat ke kanan dan kiriku, aku menggeleng pelan, mereka tidak ada.
"Kamu datang sendirian?" MC itu tanya lagi, memastikan siapa tau orang tuaku atau kerabat ku akan muncul
"Aku kesini bareng temenku." Aku menunjuk ke arah Keenan
"Itu teman kamu?" MC nya melihat Keenan, seperti ga percaya
"Iya." Aku mengangguk mantap. Akhirnya si MC memanggil Keenan dan kami berdua pun foto bersama di atas panggung waktu itu.
"Sheena! Kamu hebat banget bisa dapet juara satu." Keenan meraba-raba piala yang aku dapat tadi.
"Kamu juga hebat keenan." aku tersenyum melihat Keenan yang senang sekali memegangi piala itu
"Hebat? Aku? Kenapa bisa gitu?" tanya Keenan heran
"Karena kamu sudah mau nemenin aku dari tes sampai pengumuman juara lomba." ucapku tersenyum
"Kalo masalah itu sih, aku pasti bakal nemenin kamu kok. Aku janji. Aku bakal selalu ada saat kamu butuh." ucap Keenan yang tersenyum balik padaku.
Saat itu aku merasa Keenan adalah orang yang paling spesial menurutku, karena disaat aku sendiri dia selalu ada. Selalu setia.
"Emangnya kamu ga dimarahin sama keluargamu?" tanyaku setelah beberapa menit kami diam
"Engga lah, ga ada yang bakal marahin aku." entah kenapa wajah Keenan mulai berubah
"Kamu gapapa?" tanyaku
"Gapapa Sheena, udah kita jajan bareng yok, aku traktir." Keenan menarikku menuju kantin
Keenan. Dia yang selalu sedih ketika aku tanya-tanya tentang keluarganya. Dia cuma berani menceritakan tentang adiknya, Apin. Padahal aku selalu antusias menanti cerita keenan tentang keluarganya, ibunya, ayahnya, semuanya. Dari dulu aku sudah kepo tentang keluarga Keenan, karena setiap ada acara sekolah yang mengundang keluarga, Keenan selalu datang sendiri, atau bahkan datang dengan adik nya yang masih kecil itu. Sebenarnya aku ingin sekali memaksa Keenan bercerita, aku ingin tau alasan Keenan enggan bercerita, tapi aku tidak mau melihat Keenan sedih. Aku tidak mau sama sekali.
Entah kenapa tiba-tiba aku mengingat kejadian itu lagi. Masa SMP ku dengan Keenan.
"Alsha, kamu udah siap belum?" tanya Aline, memecah lamunanku
"Iya, ayo berangkat." aku mengangguk sambil tersenyum ke Aline
Malam ini kami ingin pergi ke Grandfather Coffeeshop, letaknya tidak jauh dari rumah kami, jadi aku dan Aline memutuskan untuk jalan kaki. Kafka yang mengundang kami kesana. Bukan cuma kami, teman sekelas juga dateng semua. Aku dulu pernah cerita kan ke kalian? Kalau Kafka adalah anak yang paling royal, bahkan hampir setiap bulan dia mau traktir teman sekelasnya.
Langkah kami terhenti saat melihat Keenan dan teman-temannya sudah di depan rumah.
"Kalian ngapain kesini?" Aline bertanya lebih dulu
Nevan tersenyum sambil mengangkat satu alisnya, "Mau jemput tuan putri."
"Siapa? Alsha? Gak ya! Alsha bareng gue jalan kaki. Enak aja, udah cantik-cantik gini, pake rok juga masa iya dibonceng pake motor sport." omel Aline
Mereka memperhatikan penampilan kami berdua. Bener yang dikatakan Aline, aku gamau dibonceng pake motor gede itu.
"Sheena? Mau kan dibonceng aku?" tanya Keenan
"GAK MAU. ALSHA MAU JALAN KAKI BARENG GUE." jawab Aline
"Heh bawel. Yang ditanya siapa yang jawab siapa." Kafka mulai bicara
"Bodo amat! Mulut-mulut gue, suka-suka gue lah."
"Mulai dah mulai." Nevan yang dari tadi diam ikut bicara
"Sheena bareng aku ya." ajak Keenan kekeh
"Ee.. aku jalan kaki aja bareng Aline. Makasih banyak tawarannya." Aku tersenyum tipis
"Duh neng Alsha, nanti kalo jalan kaki kelamaan sampenya, cafe nya keburu tutup loh." bujuk Abhi
"Bener tuh, apalagi ini sudah malem, nanti kalo dijalan ada orang yang usil gimana?" Nevan menakut-nakuti kami
"LO YANG USIL.YUK ALSHA, KITA JALAN." Aline menarik tanganku
"Sheena." Keenan turun dari motornya, dia mencegat kami berdua
"Kamu beneran gamau dibonceng aku?" tanya Keenan lagi
"Engga Keenan makasih ya tawarannya, aku gabisa naik motor kamu kalo pakaianku seperti ini." jawabku
"Nah kan? Lo ga denger Keenan?" ucap Aline
"Tapi kalo nanti Sheena gue kenapa-kenapa gimana?"
Lagi dan lagi, kalimat Keenan bikin jantungku berdegup kencang. Apa yang dikatakan Keenan barusan? Sheena gue?
Ekhem. Kafka berdehem pelan, ia ikut turun dari motornya
"Kalo masih debat terus kapan mau sampainya? Ini sudah hampir jam 20.00 WIB."
Aku melihat jam tangan, benar yang dikatakan Kafka, ini sudah malam banget.
"Kalo gitu kami mau naik angkot aja." ucapku sambil menunjuk ke angkot yang berhenti di seberang jalan.
"Aku ikut." ucap Keenan, yang membuat teman-temannya terkejut
"Lo serius?" Kafka masih ga percaya
"Motor Lo gimana?" tanya Abhi
"Bukannya Lo itu gak suka naik angkot." ucap Nevan
Aku dan Aline saling melirik satu sama lain, seriusan Keenan ga bisa naik angkot? Kami baru tau itu.
"Motor gue, lu yang bawa." Keenan menyerahkan kunci motornya ke Abhi, "Yuk Sheena." Dia sudah berlari terlebih dulu, menghampiri sopir angkot. Sedangkan kami semua terheran-heran dengan sikap Keenan.
"Keenan bisa ngelakuin apa aja demi orang yang dia suka." ujar Kafka yang membuat jantungku tambah berdegup kencang
Kafka lalu pergi menghampiri teman-temannya, entah apa yang mereka diskusikan, tapi mereka tiba-tiba memarkirkan motor-motornya di depan rumahku.
"Heh. Kalian pada ngapain?" ucap Aline
"Kita mau naik angkot juga bareng kalian." jawab Kafka
Aku dan Aline bertanya-tanya.
"Udah ayo sini, gue bantu seberangin." Kafka membantu kami menyeberangi jalan, sebenarnya aku masih penasaran kenapa Keenan tidak bisa naik angkot, dan kenapa mereka seperti khawatir dengannya.
Keenan mempersilahkan aku duduk.
"Apa aku boleh duduk di samping kamu?" tanya Keenan dengan suara khasnya
Aku mengangguk pelan, gak enak mau nolak. Alhasil dia duduk di sampingku. Sampingku lagi ada Aline. Depan kami ada Abhi, Nevan dan Kafka.
"APA LO LIAT-LIAT!" ucap Aline pada Kafka, mereka duduk berhadapan
"Kepedean banget, siapa juga yang liatin Lo." Kafka memalingkan wajahnya.
"Sheena." panggilan itu mengalihkan perhatian ku dari Aline dan Kafka
"Malam ini kamu cantik sekali." ucap Keenan sambil tersenyum menatapku
Duh, jantungku..
"Makasih." Aku tersipu malu
Akhirnya kami sampai juga, beberapa menit lalu jantungku tidak aman karena duduk sampingan dengan Keenan.
Abhi dan Nevan keluar dulu.
"Yuk Shenaa." Keenan mengulurkan tangannya
"Eh, aku bisa kok Keenan." ucapku sambil berdiri
"Lu diem dulu disini." Kafka menahan Aline untuk keluar angkot
"HEH! NGAPAIN LU NAHAN-NAHAN GUE!" teriak Aline, membuat kami semua menoleh padanya
"Lu gak usah keluar. Disini aja." ujar Kafka meninggalkan Aline
"ALSHA! TUNGGUIN!" teriak Aline menghampiriku, dia melotot ke arah Kafka
Sesampainya di cafe, aku sedikit terkejut. Meskipun jaraknya tidak jauh dari rumah, tapi aku ga pernah ke sini, cuma sering lewat aja. Ternyata suasana cafenya klasik tapi nyaman juga di mata. Terlebih lampu-lampu yang menggantung di halamannya, membuat cafe ini semakin indah di malam hari.
"Pokoknya kita harus duduk barengan." Aline masih memegang erat tanganku
"Kalo duduknya di luar keknya lebih nyaman." tunjuk Aline
Aku setuju, disana lebih baik. Duduk sambil menikmati pemandangan bulan yang cantik.
"Kamu suka ngeliat bulan?" sepertinya Keenan memperhatikan aku yang dari tadi mendongak ke langit
Aku tersenyum, "iya."
"Bulannya cantik banget ya? Sampe ga kedip gitu ngeliatnya." ucap dia lagi
Aku menunduk, sedikit malu.
"Tapi.." ucap Keenan yang membuatku menatapnya
"Tapi apa?" tanyaku penasaran
"Tapi kamu ga kalah cantik malam ini, Sheena." Keenan tersenyum padaku
Aku gak yakin malam ini bisa tidur nyenyak, Keenan dengan kalimat-kalimat manisnya gak pernah gagal membuat pipiku memerah.
Nek, Keenan, dia orang baik.
...BERSAMBUNG...
#alshameyzea
#alsha
#keenan
#aboutme
#fiksiremaja
------
Assalamu'alaikum, Hellow guys!! Bantu support yaa dengan follow, Like ❤️ dan komen di setiap paragraf nya!! Makasiiii!🌷💖
Mari kepoin cerita kami di ig: @_flowvtry
Salam kenal dan selamat membacaa. Semoga betah sampai akhir kisah Alsha! Aamiin.💖
Komen sebanyak-banyaknya yaaa!!!
Eh? Kalian mau kasih saran dan kritikan? Boleh banget!!
Thanks udah mau bacaa bab iniii sampe akhir!!💐
jd pengen baca terus menerus.
ditunggu updatenya kaak