Dendam Dan Cinta Suami Cacat

Tok..tok..

Rere mengetuk pintu, dan tidak ada sahutan di dalam kamar.

"Tuan" panggil Rere.

Hening masih tak ada jawaban.

"Tuan, ini sudah waktunya makan malam" teriak Rere lagi.

Tapi kembali tak mendapatkan jawaban, membuat Rere bingung.

"Apa tidur ya?" gumam Rere bertanya-tanya.

Rere akhirnya memilih turun, dia berniat menunggu Edward di sofa sambil menonton TV.

Saat Rere sedang duduk Bi Ika mendekati, membuat Rere sedikit kaget.

"Bibi ngagetin aja" kata Rere memegang dada nya.

"Tuan belum keluar kamar ya non?" tanya Bi Ika.

Rere menggeleng sebagai jawaban.

"Seperti nya tuan masih belum move on dengan nona Maura" kata bi Ika menebak.

"Maura mantan nya?" tanya Rere.

"Entahlah, saya rasa hubungan keduanya suami istri non apalagi mereka satu kamar" jelas bi Ika.

Membuat Rere kembali teringat pada rasa penasaran nya akan sosok Maura.

Apalagi yang dia lihat sosok Maura begitu memiliki peran untuk kehidupan seorang Edward.

"Jadi mereka menikah?" tanya Rere.

"Mungkin non, karena mereka selalu memanggil nama masing-masing dengan panggilan honey dan baby" jelas bi Ika lagi.

Rere diam, jika Maura dan Edward menikah berarti Edward adalah seorang duda.

"Non kenal tuan Edward dari mana? sudah setahun ini tuan Edward selalu membawa wanita ke rumah ini tapi hanya tinggal satu atau dua malam, setelah itu mereka hilang tanpa kabar" lanjut Bi Ika panjang kali lebar.

Penjelasan bi Ika kali ini membuat Rere diam, apakah Edward akan membuang nya besok mengingat Rere sudah dua malam tinggal di rumah ini.

Jika benar, Rere akan sangat senang sekali. dia tidak perduli Edward tak menepati nya untuk balas dendam pada Andre, dia akan melakukan nya sendiri untuk menghacurkan hidup Andre.

Hoam..

"Bibi sebaik nya tidur saja, biar aku yang akan menunggu tuan" ucap Rere kasihan melihat wanita paruh baya di depan nya terus menguap.

"Terimakasih non, kalau begitu bibi ke kamar dulu. kalau non butuh bantuan panggil bibi saja" balas Bi Ika.

Rere hanya mengangguk, lalu bi Ika pun pergi meninggalkan Rere yang kini tinggal berdua.

Saat sedang sendirian tiba-tiba Rere teringat akan ponsel nya, dia pun pergi ke kamar nya lalu kembali duduk di sofa lagi.

Rere membiarkan TV yang menyala dan memilih bermain ponsel, matanya nampak serius membaca salah satu pesan dari Vanesa.

Vanesa mengirimkan sebuah alamat pada Rere, dan alamat itu adalah alamat rumah Zeck yang Vanesa dapatkan dari salah satu bodyguard Zeck yang dekat dengan Vanesa.

"Lihatlah Zeck, aku akan membuat mu menyesal karena sudah memperbudak wanita demi kepentingan pribadi mu, kau akan melihat kemarahan seorang wanita yang sebenarnya" gumam Rere mengepalkan tangan nya dengan wajah marah nya.

Rere akan mencari tau kelemahan Zeck, setalah itu perlahan membuat Zeck hancur dengan ulah nya sendiri.

****

Tengah malam Edward turun dari kamar nya, dan saat dia sampai di lantai bawah Edward melihat Rere yang sedang duduk di sofa.

Edward mendekati sofa dan dia melihat Rere yang tertidur sambil duduk di sofa, melihat itu Edward berniat memindahkan Rere tapi saat tangan nya menyentuh tangan Rere tiba-tiba saja mata Rere terbuka.

"Tuan" panggil Rere.

Sontak Edward langsung menjauhkan dirinya dari Rere, membuat Rere menaikan sebelah alisnya bingung.

"Tidur di kamar, iler mu sudah mengotori sofa ku" kata Edward dingin.

Lalu melengos pergi ke arah meja makan, Rere yang melihat itu mengikuti Edward dari belakang.

Rere mengusap bibirnya, dan ternyata tidak ada iler yang di maksud oleh Edward, merasa kesal karena di tuduh ileran tentu saja Rere tidak terima.

"Saya tidak tidur sambil membuat pulau tuan" ucap Rere yang tak terima di tuduh ileran saat tidur.

Tapi tak ada sahutan dari Edward yang langsung duduk di meja makan.

Dengan wajah santai nya Edward menatap Rere yang memandang nya dengan tatapan sengit itu.

"Hangatkan semua makanan nya" titah Edward masih dengan nada bicara nya yang dingin.

Hufh..

"Dasar menyebalkan, bisanya hanya memerintah!" Batin Rere dalam hatinya.

Tentu saja untuk protes Rere tak bisa, dia masih takut untuk berbuat terlalu berani karena Rere masih ingat akan obrolan nya dengan Bi Ika yang mengatakan Maura menghilang dari kehidupan Edward.

"Baik tuan" balas Rere sambil menghembuskan nafasnya kasar.

Lalu Rere pun mulai menghangatkan makanan nya, dalam hatinya dia menggerutu karena menurutnya makanan tanpa di hangatkan pun masih enak dan bisa di makan.

Edward melihat Rere yang sedang berkutat di dapur, dia diam sambil memperhatikan Rere dari belakang.

Rere tak memiliki tubuh seperti Maura, mantan istri nya. dan Edward juga bingung kenapa dia membeli Rere dari Zeck sedangkan Edward sudah tidak percaya lagi pada seorang wanita.

"Tuan makanan nya sudah selesai" kata Rere sambil melihat Edward dengan wajah jengkel nya.

Lalu Rere mengambilkan makanan di piring Edward.

"Temani aku makan" kata Edward santai.

"Saya mengantuk tuan" balas Rere pura-pura menguap.

"Tidak menerima alasan" sahut Edward tegas.

Hufh..

Mau tak mau Rere pun akhirnya menemani Edward makan, sesekali Rere menguap karena dia masih mengantuk dan hal itu tak luput dari pandangan Edward yang ternyata makan sambil memperhatikan Rere.

Hingga akhirnya Edward selesai makan, dan Edward malah melihat Rere yang ketiduran di meja makan.

"Astaga, merepotkan saja" ucap Edward menggerutu.

Tapi Edward masih punya rasa kasihan, Edward pun menggendong Rere dengan penuh perjuangan karena langkah kakinya yang tak seimbang.

Hingga akhirnya Edward sampai di kamar yang di tempati Rere, Edward membaringkan Rere di ranjang dan saat dia akan pergi tiba-tiba tangan nya di tahan oleh Rere.

"Aku benci kamu Ndre" Rere mengigau dalam tidurnya.

Ndre?

"Siapa Ndre?" gumam Edward menatap Rere dengan penuh tanda tanya.

Edward melihat Rere yang tidurnya terlihat tak nyenyak berinisiatif untuk menyelimuti tubuh Rere sampai bagian dada nya, dan setelah itu mulai terdengar suara dengkuran khas orang tidur.

Lama Edward menatap Rere, hingga dia mengeluarkan suaranya..

"Mulai saat ini kamu tawanan di sini, kamu yang akan menemani ku kemanapun dan itu akan berlangsung mulai besok dan selamanya" ucap Edward sambil menatap Rere yang tidur tidak ada anggun-anggun nya, bahkan bibir nya pun sedikit terbuka yang membuat Edward geleng-geleng kepala karena baru melihat wanita yang tidur nya tidak anggun.

Hal itu berbeda dengan Maura yang anggun, Rere adalah keterbalikan nya dengan Maura yang cantik dan anggun.

Karena kembali teringat Maura Edward pun seketika mengusap wajahnya kasar, lalu memilih keluar dari kamar nya dengan membawa perasaan nya yang kembali kacau.