Putri Odeliah seorang gadis cantik berambut putih indah dengan mata merah yang tajam. di kenal sebagai Putri mengerikan yang sangat kejam membuat seluruh rakyat nya membenci diri nya bahkan di akhir hayat nya dia dibunuh di depan seluruh rakyat nya.
kematian nya mendapatkan hukuman dari Dewa yang mengirim dia mengulang waktu ke usia 10 tahun untuk memperbaiki masalah nya agar hidup nya tidak mati tragis.
apakah bisa berjalan lancar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bebekmanisnis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08
Odeliah merasa sangat kesal karena Johan sama sekali tidak mau membantu nya pergi ke Alterio. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?"
"Aku tidak bisa diam saja." Odeliah memutuskan untuk pergi sendiri saja karena meminta izin pun tidak ada yang mengizinkan nya.
Odeliah pergi ke Alterio seorang diri menyamarkan diri nya sebagai gadis biasa dengan pakaian biasa yang tidak mencolok sama sekali. Odeliah tidak ingin dia di lempari baru jika ketahuan dia dari Kerajaan Elmaro, lebih baik seperti ini dari pada berakhir mati lagi di lempari batu.
Suasana kota ini sangat buruk.
Odeliah melihat banyak orang-orang terlantar kelaparan di pinggir jalan dengan pakai lusuh, bahkan banyak anak-anak mengemis meminta makanan pada siapapun yang lewat namun justru mereka di usir karena bau badan mereka seperti sampah busuk.
"Tolong bantu aku. Adik ku belum makan beberapa hari," mohon seorang anak laki-laki berusia seumuran dengan Odeliah.
Odeliah mengeluarkan beberapa koin emas yang sengaja dia bawah. "Belikan makanan yang banyak untuk kalian berdua." setelah memberikan nya Odeliah kembali melanjutkan perjalanan nya.
Odeliah merasa sangat sakit melihat semua orang miskin yang menderita di sepanjang jalan sementara semua di Kerajaan sudah menganggap tidak dapat menyelamatkan kota ini dari kemiskinan.
Mengapa aku bisa tega menutup mata saat aku tahu apa penyebab kota ini mengalami kemiskinan.
Odeliah terus bejalan kaki menyusuri jalan menuju kediaman seseorang di balik kemiskinan kota ini, Odeliah sengaja turun di depan gerbang kota dan tidak melanjutkan memakai kereta kuda karena dia pasti akan sangat mencolok.
"Tolong aku!" panggil seorang wanita paruh baya dengan pakaian rusak dan bau nya sangat tidak enak.
"Ada apa?" tanya Odeliah berusaha mengabaikan bau busuk tubuh wanita itu.
"Anak ku pingsan disana!" ujar nya panik sambil menarik tangan Odeliah.
Odeliah yang pasrah ikut saja kemana wanita itu membawa nya, ternyata wanita itu membawa nya kehadapan beberapa pria besar yang terlihat memiliki niat buruk pada Odeliah, dan disana juga ada seorang gadis berusia sekitar 12 tahunan yang terbaring lemas mengalami banyak luka.
"A-aku sudah membawa nya! tolong kembalikan putri ku!" mohon wanita itu sambil bersujud.
"Tentu saja. ambil saja putri mu yang tidak berharga itu," balas nya kasar sambil menatap Odeliah dengan tatapan menjijikkan.
"Hei Nona kecil! tadi kami melihat mu memberikan koin emas kepada seorang anak laki-laki. kamu pasti dari keluarga bangsawan kan?" tanya dia penasaran dengan Odeliah.
"Entahlah," balas Odeliah ketus.
"Berikan semua koin emas yang kamu bawah!" bentak salah satu dari mereka mengancam sambil mengarahkan pedang ke arah leher Odeliah.
"Tentu saja." Odeliah melemparkan sekantong koin emas ke tanah dan mereka semua langsung berebutan mengambil koin emas itu.
"Koin ini semua milik ku!"
"Ini milik ku!"
Karena mereka semua berebutan pada akhir nya mereka saling membunuh satu sama lain demi mendapatkan koin emas tersebut. Odeliah hanya melihat nya dengan tatapan datar tidak peduli darah mengalir di hadapan nya, sementara wanita itu sedang menangis memeluk Putri nya.
"Sudah selesai?" tanya Odeliah melihat satu-satu pria paruh baya yang bertahan dari semua teman nya yang ingin membunuh demi mendapatkan semua koin emas itu.
"Aku mendapatkan semua koin emas ini!" teriak nya senang.
"Seharusnya kamu berbagi! lihatlah atas keserakahan mu semua nya mati di sekeliling mu," tegur Odeliah dengan nada datar.
"Aku tidak peduli. Aku hanya menginginkan semua koin emas ini!" balas nya dengan bahagia lalu lari pergi dari sana begitu saja.
Odeliah berjalan menghampiri wanita tadi yang menjebak nya namun Odeliah sama sekali tidak marah. "Ini untuk mu, segera pergi ke tabib dan beli lah makanan untuk kalian berdua," ucap Odeliah memberikan sekantong koin emas.
"Kenapa kamu memberikan nya padaku? aku sudah menjebak mu," tanya nya dengan wajah ketakutan.
"Tidak masalah. kamu melakukan nya demi anak mu," balas Odeliah lalu melanjutkan perjalanan nya lagi meninggalkan wanita itu yang terus memandangi nya.
"Aku seperti mengenal wajah nya."
...----------------...
Odeliah tiba di kediaman Dolores sebuah kediaman mewah milik wali kota di tengah kota Alterio. "Rumah ini sangat mencolok bukan?" gumam Odeliah.
"Maaf di larang mengemis di kediaman wali kota. Tolong segera pergi dari sini," usir pengawal yang berjaga di depan gerbang besar tersebut.
"Maaf saya bukan pengemis," ucap Odeliah sambil membuka tudung hitam yang dia pakai memperlihatkan wajahnya yang cantik, rambut putih panjang yang indah dengan mata merah yang sangat tajam.
"Tuan Putri Odeliah!" ujar pengawal panik langsung bertekuk lutut di depan Odeliah.
Wajah Odeliah di ketahui semua orang dan sikap buruk nya yang sangat jahat sudah terkenal di mana-mana membuat siapapun akan tahu siapa dia begitu melihat nya, yang memiliki ciri khas rambut putih panjang dan mata merah tajam.
"Tolong buka gerbang nya," tegas Odeliah.
"Maaf Tuan Putri saya tidak bisa. Tuan tidak mengizinkan siapapun masuk tanpa seizin nya," beritahu pengawal tersebut dengan wajah ketakutan.
Aduh bagaimana ini, apa aku bunuh saja pengawal ini lalu masuk?
Hei apa tidak ada cara yang manusiawi?
Odeliah menghela nafas panjang memikirkan cara agar dia bisa masuk ke kediaman Dolores.
"Biarkan dia masuk!" tegas seseorang dari belakang Odeliah membuat Odeliah sangat terkejut.
"Ayah? Johan?" kaget Odeliah melihat kedua orang itu ada di belakang nya sekarang padahal sebelum Odeliah yakin tidak ada yang mengikuti nya.
"Baik Yang mulia!" balas nya panik langsung membuka gerbang tanpa menolak sama sekali membuat Odeliah sedikit kesal.
Tidak ada waktu untuk menjelaskan nya disini dengan senang hati Odeliah masuk bersama dengan Elvan dan Johan serta beberapa pengawal yang di bawah, inilah yang Odeliah inginkan sejak awal namun tidak mendapat izin tentu saja dia nekat pergi saja sendiri.
Aku akan kena masalah habis masalah ini selesai.
Hidup mu memang penuh masalah.
Kau sama sekali tidak membantu Victoria.
"Selamat datang Yang mulai Raja Elvan, putra mahkota dan Tuan Putri Odeliah!" ucap Riddle panik.
Riddle Dolores adalah wali kota Alterio yang sangat terkenal dengan sifat nya bermuka dia, sangat terlihat ramah di hadapan orang lain membuat siapapun percaya pada sikap baik nya namun yang Odeliah tahu dia hanya seorang pria tua penipu dan serakah yang menginginkan semua harta dia simpan sampai mati.
Riddle mempersilahkan keluarga Kerajaan Elmaro masuk kedalam kediaman nya dengan wajah seperti sangat terpaksa.
"Saya ingin tahu ada apa dengan kedatangan Yang mulai yang sangat mendadak ini?" tanya Riddle keringat dingin.
"Hanya menemani putri manis ku yang sangat nakal pergi keluar seorang diri," balas Elvan dingin sambil menatap sinis Odeliah.
Odeliah menghela nafas panjang. "Saya yang datang ingin menemui Tuan Riddle."
"Kenapa Tuan Putri ingin menemui saya? saya bisa saja yang datang ke Kerajaan langsung tanpa membuat Tuan Putri repot datang kemari," ucap Riddle dengan kata yang sangat manis.
"Saya ingin melihat bagaimana situasi kota ini namun ternyata sangat buruk ya tapi anda seperti nya baik-baik saja ya?" tanya Odeliah dengan nada lembut namun sangat tajam seperti ujung pedang.
"Ah-kota ini memang dalam masalah Tuan Putri. Saya berusaha membuat Kota ini membaik namun keadaan semakin buruk karena bantuan dari Kerajaan sangat kurang," ucap Riddle mulai menyalahkan Kerajaan.
"Dana yang di berikan dan bahan pangan lebih banyak dari jumlah kota lain. Saya tidak yakin itu kurang.."