Ada yang berstatus, tapi tidak saling cinta. Tapi, ada yang saling mencintai, tapi tidak bisa bersama.
Sebaik - baiknya hubungan, akan terasa hampa jika tidak mendapatkan restu dari orang tua.
Kisah Rindu Tak Bertepi, mengisahkan perjuangan cinta Dante dan Elsa. Mereka harus menahan perasaannya masing - masing. Cinta mereka terhalang karena restu dari orang tua Dante. Memiliki banyak perbedaan, itulah yang membuat orang tua Dante enggan menerima Elsa sebagai menantunya. Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ke 2 dari saya, semoga kalian suka...
Happy reading ya... Mmuuacchhh... 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rengsi Hutagaol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 " Pura - Pura Hamil "
" Maafin aku, pa - ma. Aku uda khilaf. "
" Dante, kenapa kamu tega melakukan ini, nak? " ucap mama Dante
" Kenapa bisa kamu melakukan ini? kamu uda buat malu keluarga! " ucap papa Dante.
" Waktu itu aku mabuk, makanya aku ga sadar. "
" Astaga, trus wanita mana yang sudah kamu hamil itu? "
" Dia ada di bawah, namanya Elsa. "
Papa dan mama nya langsung turun untuk melihat Elsa. Dante langsung mengejar mereka.
Begitu melihat kedua orang tua Dante, Elsa langsung berdiri, ia semakin ketakutan.
" Kamu yang nama nya Elsa? " tanya mama Dante.
" I - i - ia , bu. Nama ku Elsa. "
Mama Dante pun menangis.
" Apa benar Dante sudah menghamili mu? " tanya papa Dante.
Elsa terdiam. Lalu ia menganggukkan kepalanya.
" Ia Pak,"
" Astaga Dante? kamu gimana sih? kenapa kamu mau? " bentak mama Dante.
" Kan uda aku bilang ma, waktu itu aku mabuk berat. Aku ga sadar. Dan sekarang aku harus menanggung anak yang didalam rahimnya. " sembari memegang perut Elsa. Elsa pun terkejut ketika Dante mengelus perutnya.
" Pak Dante? " gumam Elsa.
" Mama mohon tinggalkan wanita ini! " pinta mama Dante.
Mendengar ucapan mama Dante, Elsa sangat terkejut. Dugaannya benar, mama nya tidak akan pernah menyukainya.
" Ga ma, aku ga akan meninggalkan dia. Dia uda mengandung anak ku, aku akan menikahinya. "
" Apa kata mu? kamu ga tahu asal asul dia ini siapa? dari keluarga mana? kamu ga tahu kan kalau dia ini ga setara dengan keluarga kita? "
" Aku ga perduli, aku akan tetap menikahinya. "
" Kamu udah buat malu keluarga, sekarang pilih salah satu. Dia atau keluarga mu! "
Dante pun bingung akan ucapan orang tuanya. Ia tidak menyangka, papa nya akan membuat keputusan yang menurutnya sangat konyol.
" Sekarang pilih. Dia atau orang tua mu. Kalau kamu pilih orang tua mu, tinggalkan dia, tapi kalau kamu memilih dia, nama mu tidak akan pernah tercantum di daftar kartu keluarga Panembahan. "
" Kenapa harus gitu, pa? "
" Ya, karena kamu uda buat nama keluarga Penembahan tercemar. Kamu uda buat malu. Apa kata orang - orang kalau Dante, seorang pengusaha kaya raya, uda menghamili wanita yang ga jelas asal usulnya? apa kata orang. Mau kamu buat dimana wajah papa - mama mu ini, Danteeeee? "
Dante dan Elsa pun terdiam. Elsa semakin takut melihat amarah papa Dante. Dante tidak mengira akan sejauh ini. Diam - diam, Elsa menarik baju Dante. Ia ingin mengakhiri ini semua.
" Baik pa - ma, aku akan tetap menikahi Elsa. Aku akan bertanggung jawab atas kehamilannya. "
" Dante, tinggalkan dia, nak! " pinta mama Dante lagi.
" Ga ma, aku mencintainya. "
Dante membawa Elsa pergi dari rumah itu.
" Danteeeeeeeee...! " teriak mama nya. Tapi Dante tidak perduli. Dante menyalakan mesin mobilnya dan membawa Elsa pergi. Elsa menangis.
" Maafin aku ya. Karena aku, kamu harus kena marah sama mama aku! "
" Pak, udahan dong. Bapak akui aja kalau ini semua tidak benar. "
" Ga, aku ga akan mengakhiri ini semua. Rencana ini sudah jauh - jauh hari aku pikirkan. Dan aku ga akan pernah nikah dengan Anisa. "
" Pak, tapi bapak kan bisa jujur kalau bapak itu ga cinta sama bu Anisa. Bapak bisa bilang sama orang tua bapak. "
" Ga, karena sebenarnya aku dan Anisa itu uda di jodohkan dari kita kecil. Papa dan papa nya Anisa itu teman semasa sekolah. Makanya aku ga mau menikah dengan Anisa. Aku kurang suka dengan sifatnya. Terlalu mengekang. "
" Bukan nya bagus gitu, pak? "
" Kamu mau ga dikekang terus? "
Elsa terdiam.
" Pak, trus kalau nama bapak di hapus dari KK gimana? "
" Biarin aja."
" Astaga, pak! "
Dante dan Elsa terus berjalan. Ntah kemana tujuan mereka.
" Kruuukkkk.... kruuukkkk... kruuukkkk...perut Elsa mulai keroncongan.
" Kamu lapar ya? "
" Ia pak, "
" Ya uda kita cari makan ya! "
Dante membawa Elsa makan di sebuah resto mewah.
" Kita makan disini, pak? "
" Ia, emang kenapa? "
" Mahal, to pak! "
" Lebih sehat, disini tahu! "
" Di emperan juga enak, lho pak! "
" Banyak kumannya! "
" Siapa bilang? "
" Aku"
" Sok tahu, bapak! "
" Uda ah ayok masuk! "
Dante memesan makannya.
" Pak, ini makanan apa, to? "
" Kenapa? "
" Aku ga ngerti! "
" Pesan aja apa yang kamu mau. "
" Bapak pesan apa? "
Dante menunjukkan makanan yang di pesan nya.
" Aku sama'an aja seperti bapak! "
" Yakin? "
" Ia, pak. "
Makanan pun tiba. Elsa kebingungan begitu melihat makanannya.
" Makanan apa ini? " gumam Elsa.
Elsa terus melihat Dante. Dante begitu lahapnya memakan makanannya. Tapi tidak dengan Elsa. Elsa tidak mau makan makanannya.
" Kenapa ga dimakan? "
" Ga pak, uda kenyang! "
" Terserah deh! "
Dante selesai menghabiskan makanannya. Lalu mengajak Elsa keluar dari resto itu.
" Pak, ini sudah malam, bapak ga pulang? dari tadi kita muter - muter terus, pak! '
" Uda ada masalah gini, mana bisa pulang. "
" Trus bapak tidur dimana? "
" Dirumah kamu, "
" Hah? dirumah aku? "
" Ia. Kenapa? "
" Trus kalau ada yang lihat gimana, pak? "
" Serius banget sih kamu. Aku akan tinggal di apartemen aku. Kamu mau ikut? "
" Ga pak, makasih! "
Sudah pukul 23.00 malam. Dante pun mengantarkan Elsa pulang.
" Pak, aku turun disini aja ya, pak! "
" Kenapa disini? "
" Aku tinggal bareng sama Satria, pak. Trus kalau nanti Satria lihat bapak gimana? "
" Oh kamu tinggal bareng Satria? "
" Ia pak. "
Dante langsung mengeluarkan amplop.
" Ini bayaran kamu, makasih banyak ya! "
" Apa ini pak? "
" Aku tahu, kamu butuh biaya kan? "
" Tapi, pak.? "
" Ambillah! "
Elsa mengambil amplop itu.
" Makasih banyak ya, pak! "
Elsa pun turun dari mobil itu. Elsa lupa kalau baju kerjanya tinggal di mobil Dante. Dante pun kembali ke apartemennya.
Ternyata disana Anisa sudah menunggu.
" Anisa? kamu ngapain malam - malam kesini? "
" Aku mau ngomong sama kamu. "
" Apa ga bisa ngomongnya besok pagi? "
" Ga, harus sekarang. "
" Mau ngomong apa? "
" Wanita mana yang sudah kamu hamili? "
Dante tersenyum.
" Kenapa? "
" Tega kamu, mas. Kamu uda mengkhianati cinta kita. "
" Cinta kita? "
" Kamu ga tahu kalau kita itu uda di jodohkan? "
" Aku tahu, tapi aku ga cinta sama kamu. "
" Jahat kamu. Dulu kamu bilang kamu itu cinta sama aku, sekarang malah seperti ini. "
" Nisa, aku itu uda anggap kamu seperti teman aku. Ga lebih! "
" Oh jadi gini balasan kamu? "
" Balasan apa? "
" Aku itu cinta sama kamu, makanya aku kembali ke Jakarta mau bekerja sama kamu, karena aku itu cinta sama kamu ! "
" Tapi aku ga cinta sama kamu, aku ga bisa."
" Tega kamu, mas! " Anisa pun pergi sembari menangis.
Dante tidak perduli Anisa menangis.
****
Mama Dante jatuh sakit. Ia sakit karena memikirkan perbuatan Dante. Mama nya pun harus di rawat di rumah sakit. Farel, adik Dante memberitahukan kalau mama mereka sakit. Dante pun merasa sedih. Tapi demi masa depannya, terpaksa ia harus berbohong.
Pagi itu, Dante tidak masuk kerja. Ia pergi ke rumah sakit. Ternyata disana ada orang tua Anisa. Dante pun mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam ruangan itu.