NovelToon NovelToon
Dicintai Duda Impoten

Dicintai Duda Impoten

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Disfungsi Ereksi
Popularitas:730.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: IAS

" Aku menyukaimu Ran. Aku sungguh-sungguh mencintaimu?"
" Pak, eling pak. Iih ngaco deh Pak Raga."
" Ran, aku serius."
Kieran Sahna Abinawa, ia tidak pernah menyangka akan mendapat ungkapan cinta dari seorang duda.
Duda itu adalah guru sejarah yang dulu mengajarnya di tingkat sekolah menengah atas. Araga Yusuf Satria, pria berusia 36 tahun itu belum lama menjadi duda. Dia diceraikan oleh istrinya karena katanya menderita IMPOTEN.
Jadi bagaiman Ran akan menanggapi perasaan pria yang merupakan mantan guru dan juga pernah menjadi kliennya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DDI 08: Cantik

Hari dimana sidang mediasi di gelar, Dan Raga benar-benar tidak datang. Jadi Ran datang bersama Alif. Hari ini Alif akan jadi asisten Ran. Mahasiswa itu sangat senang. Kesempatan untuk mengikuti jalannya persidangan menjadi hal yang paling luar biasa untuk kegiatan magang.

" Hari ini yang perlu kamu perhatikan adalah apa yang dimau oleh penggugat. Catetin hal-hal pokok. Oke Lif!" ucap Ran memberi perintah kepada Alif.

" Siap Bu!"

Alif terlihat sangat antusias, dan Ran senang akan hal itu. Ia sengaja jika apa yang akan dilakukannya bukan hanya sekedar menyelesaikan pekerjaan tapi juga menjadi ilmu bagi Alif.

Ran dan Alif lebih dulu masuk ke dalam ruang mediasi di pengadilan negeri agama, lalu setelah itu di susul oleh Rena dan Pak Jhony. Ya, karena Ran sudah masuk dalam ikatan pengacara yang dibentuk di negeri ini, ia pun juga menghela pengacara senior tersebut. Mereka berdua bahkan saling berjabat tangan.

" Waah ternyata kamu Ran."

" Hehehe iya Pak Jhony, semoga kita bisa mendapatkan hasil yang baik ya pak."

Ran membalas senyuman Pak Jhony dan kini mereka duduk bersama. Rena melihat sekeliling dan juga ke arah pintu, tapi tidak ada yang muncul juga setelah mereka duduk. Pintu juga sudah di tutup.

" Tergugat?" tanya orang dari pengadilan agama.

" Maaf, klien saya hari ini tidak bisa hadir. Tapi beliau mengatakan kepada saya bahwa persidangan cerai ini sebaiknya tidak lagi mengadakan mediasi untuk kedua atau ketiga kalinya. Klien saya hanya ingin bercerai dengan baik-baik saja." Ran menjalankan secara tenang atas ketidakhadiran Raga.

" Tunggu, saya harus bertemu dengan Raga karena ada hal yang ingin saya sampaikan," ucap Rena cepat. Dia benar-benar merasa ada yang kurang jika tidak bertemu dengan Raga sendiri karena perihal yang ingin dia sampaikan.

" Maaf Nyonya Rena, Anda bisa menyampaikan kepada saya. Saya sudah diberi kuasa penuh oleh Beliau untuk mewakili beliau dalam perceraian ini. Jadi Anda bisa mengatakan apa yang ingin Anda katakan kepada Beliau melalui saya." Ran berkata tegas, karena memang seperti itulah mandat yang ia terima dari kliennya.

Grrrrrttt

Rena mengepalkan tangannya dengan erat. Apa yang sudah ia rencanakan dan harapan tidak sesuai dengan kenyataan sekarang. Tapi dia bertekad bahwa apa yang jadi keinginannya harus terwujud. Jika Raga memang sudah mewakilkan semuanya kepada kuasa hukumnya, maka dia tidak akan sungkan untuk mengatakan semuanya. Rena tidak peduli, yang ada dalam pikirannya saat ini adalah bagaimana mendapatkan 500 juta beserta mobil yang dimiliki oleh Raga sebagai ganti rugi.

" Baiklah kalau memang begitu, tolong sampaikan ini kepada Raga. Saya menginginkan ganti rugi sebanyak 500 juta dan sebuah mobil yang sekarang dipakai oleh dia. Dengan begitu saya tidak akan mengungkapkan di persidangan bahwa dia menderita impoten. Saya akan menyimpannya ini untuk saya sendiri. Tapi jika Raga tidak mau memberikannya, maka saya akan mengungkapkan kepada publik alasan perceraian kami."

" Apa?"

Ran begitu terkejut dengan apa yang baru saja Rena katakan. Ia melirik ke arah Pak Jhony, pria itu hanya mengangguk kecil. Itu sebuah tanda bahwa memang seperti itulah keinginan klien.

Sedangkan Alif, ia juga tidak kalah terkejutnya. Dari kemarin dia bertanya siapa yang menderita impoten, ternyata itu adalah klien saat ini.

Ran mengepalkan tangannya, rupanya ini yang sedari kemarin membuatnya merasa tidak nyaman. Sebuah feeling yang tidak enak ternyata terjawab sudah.

" Ganti rugi? Apa Anda tidak salah?" elak Ran. Dia tidak mungkin membiarkan Raga membayar uang sejumlah itu kepada wanita ini.

" Tentu tidak, bukankah ini semacam penipuan. Sudah tahu dirinya impoten, mengapa tetap bersikukuh menikahi saya. Akhirnya saya harus menyandang status janda. Bukankah reputasi saya juga dipertaruhkan." Rena berkata dengan yakin.

" Gila!"

Ran mengumpat lirih, ia sangat kesal dengan pernyataan dari wanita itu.

***

Sidang mediasi yang hanya mendengarkan sebuah tuntutan dari Rena itu akhirnya berakhir. Dan sudah disepakati bahwa tidak akan mediasi untuk selanjutnya sehingga agenda yang akan datang langsung pada sidang perceraian.

Saat ini Ran langsung mendatangi DIS untuk menemui Raga. Ia sudah tidak tahan lagi untuk menyampaikan apa yang tadi dia dengar. Tapi sebelumnya ia meminta Alif untuk kembali ke kantor dan menyelesaikan berkas laporan untuk hari ini.

" Pak Raga, saya di kantin DIS."

Drap drap drap

Raga yang mendapat pesan dari Ran langsung bergegas menuju ke kantin. Ia bahkan mengacuhkan Tito yang saat ini memanggilnya. Raga hanya melambaikan tangannya ke arah Tito sambil berjalan cepat.

" Ran!"

" Eh, kirain masih ngajar Pak. Duduk Pak, mau pesan minum apa?"

Ran bangkit dari duduknya dan memesan sebuah minuman untuk Raga. Padahal Raga belum mengatakan apa yang dia inginkan tapi Ran sudah memesannya dulu.

" Lho, kok tahu aku suka ini Ran."

" Inget aja, Bapak dulu kalau ke kantin pesennya pasti es kopi hitam."

Ran menjawab sambil nyengir, ia memperlihatkan gigi-gigi putihnya. Raga sekilas memerhatikan mantan muridnya yang saat ini jadi pengacaranya itu. Muridnya dulu yang masih ABG, kini terlihat begitu dewasa. Gadis yang dulu masih suka berlarian di lorong kelas itu kini menjadi wanita dewasa yang jalannya pun begitu anggun.

" Cantik," gumam Raga lirih. Tapi detik selanjutnya ia menggelengkan kepalanya. Saat ini bukan waktunya ia mengagumi kecantikan Ran. Gen Abinawa memang tidak bisa dipungkiri. Bahkan warna mata Ran juga indah. Meskipun tidak seperti ayahnya, tapi warna mata Ran juga tidak banyak dimiliki orang. Warna hitam kebiruan, ya warna mata Ran tidak sepenuhnya hitam. Ada semburat biru yang membuat ia terlihat semakin cantik dan juga bercahaya ketika tengah memandang. Persis sama dengan mata milik kembaran Ran yakni Kaivan.

" Oh Iya Ran, ada apa kok langsung kesini." Raga mengalihkan perhatiannya dan menanyakan apa keperluan Ran mendatanginya.

" Itu, ini soal mediasi tadi Pak. Wanita itu, dia minta ganti rugi 500 juta plus mobil yang Bapak pakai."

" Heh? Keliatan aslinya. Haaah. Bener-bener deh."

Ran mengerutkan alisnya ketika melihat ekspresi Raga yang sama sekali tidak terkejut atas permintaan Rena. Pria itu sekarang mengerti mengapa Rena mengiriminya pesan untuk datang ke sidang mediasi.

" Lalu, apa bapak mau ngasih?"

" Nggak lah, ngapain."

" Tapi dia ngancem pak, mau nyebarin tentang Bapak yang menderita impoten."

Raga menarik satu sudut bibirnya. Ia lalu menggelengkan kepalanya pelan dan tidak menanggapi apa yang baru saja Ran katakan. Sungguh, Ran sedikit bingung. Tapi dia tidak akan memaksa Raga untuk memberikan tanggapannya. Saat ini yang Ran pikirkan adalah mungkin saja Raga syok atas tuntutan ganti rugi yang Rena berikan dan mungkin saja Raga butuh waktu untuk berpikir.

" Baiklah Pak, Ran harus balik ke kantor dulu. Apa ada yang mau dikatakan lagi?"

" Nggak ada Ran. Makasih ya udah langsung kesini buat ngabari. Padahal kan bisa via telepon. Yuk aku anter kamu sampe parkiran."

Ran mengangguk. Mereka berdua berjalan beriringan, sesekali Ran melirik ke arah Raga dan menerka-nerka apa yang sendang pria itu pikirkan. Tapi Ran tidak berani untuk menanyakannya langsung. Dan sampai tempat parkir tidak ada kata yang terucap dari keduanya, hingga Ran berpamitan. Raga mengangguk kecil lalu melambaikan tangannya kepada Ram saat mobil itu mulai pergi menjauh dan menghilang dibalik gerbang.

" Terserah mau dia nyebarin kalau aku impoten, yang jelas aku nggak impoten. Dia masih beraksi dengan sangat baik kok."

TBC

1
Esih Mulyasih
Luar biasa
Baper kusut
baru baca novel author satu ini,,, seruuu, jadi pingin baca novel author yg lainnya
Damar Pawitra IG@anns_indri: Hallo Kak, terimakasih sudah membaca 🤗

Silakan mampir di karya aku yang lainnya juga ya.

Terimakasih
total 1 replies
Pa Muhsid
woy semakin di depan itu mah jargon nya BEBEK
scala sora
arep ngoceh opo meneh?
scala sora
hajar pak ben gk kokean omong
scala sora
maybe...
scala sora
cinta tp gk nafsu, yo susah leh...
💞mom'snya devadhamian💞
luar biasa
💞mom'snya devadhamian💞
iya bener duren mateng...aku mah dong 1 duren mateng kaya gtu thor.. kira kira di keranjang oren ada yang jual ga ya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Hilda Vivo
Kecewa
Hilda Vivo
Buruk
key
Luar biasa
Tarwiyah Nasa
🤣🤣🤣 normal ya Ga si joni
Lilik Setiyowati
Luar biasa
Lilik Setiyowati
Lumayan
Niafitriani Nia
Luar biasa
Shyfa Andira Rahmi
mampusss....
Shyfa Andira Rahmi
mahalininya keluar wkwkwkwk.....
Shyfa Andira Rahmi
kan udah soak duluan kena ulti 🤣🤣🤣
Fajar Ayu Kurniawati
.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!