Seorang wanita yang harus berurusan dengan seorang pria yang selama ini dia benci. Bahkan pria itu menganggu kehidupan hingga dengan beraninya, pria itu berani mendekati dirinya. Dan menjadi hal yang mengkagetkan jika mana pria itu seorang duda. Apakah wanita itu menerima cinta dari seorang duda itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Puncak kemarahan Lukita
Sore hari
Akhirnya Damian pulang bersama asistennya, selama didalam mobil Damian masih fokus dengan laptop didepannya. Damian sampai juga dirumahnya.
Baru saja dia melewati ruang tamu, suasana diruang tamu sudah ramai dengan mereka yang duduk menunggu kedatangan dirinya.
"Papa." sapa Damian.
"Ada sesuatu yang ingin papa tanyakan padamu." jawab tuan Hardian pada putranya,Damian pun duduk disamping papanya. Sedangkan diruangan itu ada mama Soraya dan adik perempuan Keyla.
"Mamamu sudah menceritakan semuanya yang terjadi dikantormu tadi siang. Papa hanya minta tolong padamu bawa wanita itu kesini." perintah tuan Hardian pada putranya.
Sontak saja Damian diliputi rasa bingung, bagaimana dia harus membawa wanita itu. Sedangkan dia tak memiliki hubungan apa-apa dengan wanita itu.
"Tapi pa."
" Sudahlah kak, apa sih susahnya mengenalkan calon istri kakak pada kami semua." ucap Keyla yang diam-diam penasaran.
"Kamu!"
"Apa yang adikmu katakan memang benar, kamu harus mengenalkan pada kami semua. Besok malam mama tunggu kamu dan wanita itu, kamu jangan banyak alasan." ucap mama Soraya mulai memperingati putranya.
Damian tidak bisa berkutik lagi, keluarga memaksanya untuk membawa wanita itu lagi. Damian pun langsung bangkit dari tempat duduknya.
"Kamu mau kemana lagi?" tanya mama Soraya yang nampak begitu kesal dengan putranya.
"Damian mau ke kamar ma." jawab Damian yang masih menunjukkan ekpresi kesalnya.
Damian langsung pergi meninggalkan mereka yang masih bertahan di ruang tamu.
"Lihat itu putramu, dia sudah berani seperti itu. Diumurnya yang tak muda lagi dia masih seperti itu."
"Maklum saja ma, kakak kan seorang duda. Jadi jiwanya masih muda ma." ucap Keyla yang mengakui memang seperti itu sifat dari kakaknya.
Mama Soraya hanya menggelengkan kepala saat putrinya yang berkata seperti itu tentang kakaknya.
Sontak saja seluruh keluarga kaget dengan kabar yang dimana mama Soraya mengabarkan pada mereka semua. Apalagi yang mereka tahu jika Damian sudah lama menduda dan kabar tentang Damian mendekati sorang wanita membuat seluruh keluarga antusias.
Berbeda dengan Damian yang harus bagaimana menjelaskan semuanya pada keluarganya. Apalagi semuanya sudah terlanjur terjadi.
"Mau tak mau aku harus mencari wanita itu lagi." batin Damian terdiam didepan jendela kamarnya sembari terdiam menatap suasana diluar rumahnya.
Ditempat lain
Lukita baru saja bangun tidur siangnya, dia pun bergegas untuk segera beres-beres kamar setelah itu dia mandi.
Setelah Lukita selesai mandi, dia dikaget oleh beberapa temannya yang berkumpul sedang menikmati makanan diruang tengah.
"Baru nonggol kamu, cepetan kesini ayo kita makan sama-sama." ternyata medeka sedang menikmati es buah yang dibeli oleh mereka.
"Sore -sore minum air dingin kalian." ucap Lukita yang ikutan juga duduk diantara mereka.
Sesang asyiknya mereka menikmati es buah, tiba-tiba terdengar suara keributan diluar.
"Kamu dengar tidak, tadi kayaknya ada suara teriakan." ucap salah satu dari mereka.
Mereka pun berdiri menuju arah luar area pakiran. Mereka semua menuju arah itu, medeka semua melihat jika salah satu teman mereka ribut dengan seorang pria.
"Dasar wanita bodoh." ucap pria itu yang nampak begitu marah, hingga pria itu ingin memukul wanita itu.
Tapi dengan cepat Lukita menghadang pria itu. Tangan pria itu langsung ditangkap oleh Lukita.
"Kamu siapa, jangan ikut campur urusanku." ucap pria itu, dengan cepat Lukita menendang pria itu hingga terjatuh.
"Mbak Nia masuk saja, biar aku yang menangani pria ini." jawab Lukita yang merasakan kasihan dengan kondisi mbak Nia saat itu.
"Tapi luk."
"Sudahlah mbak, mbak Nia masuk ke dalam sama anak-anak lainnya." jawab Lukita yang sudah kesal dengan pria satu ini.
Akhirnya mbak Nia masuk kedalam, hanya ada beberapa anak kost lainnya yang masih bertahan diluar dan Lukita yang masih berdiri dihadapan pria.
"Asal kamu tahu, apa yang kamu lakukan sudah keterlaluan." ucap Lukita yang berbicara santai.
"Terserah aku, aku pacarnya."
"Hanya pacar doang, kalau kamu suaminya mungkin mbak Nia sudah tak akan bertahan menghadapimu." ucap Lukita yang langsung saja memukul pria itu hingga tanpa aba-aba Lukita membanting pria itu hingga pria itu kesakitan.
"Ahhhkkkk."
"Apa masih kurang?" tanya Lukita dengan senyuman sinisnya.
Pria itu terlihat benar-benar marah hingga pria itu mengeluarkan sesuatu pada kantong celananya.
Pria itu mengeluarkan pisau lipat, dengan cepat Lukita dapat menangkisnya hingga lukita berhasil. Kini Lukita menendang pria itu hingga terjatuh ditanah, tanpa pria sadari Lukita mengambil balik pisau lipat itu hingga lari menuju pria itu dengan tatapan dingin seakan dia cepat ingin menyerang pria yang tadi dia hajar ditempat itu.