NovelToon NovelToon
TERLANJUR TERLUKA

TERLANJUR TERLUKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor
Popularitas:148.1k
Nilai: 5
Nama Author: SiswantiPutri

Maya dan Rangga adalah pasangan suami istri yang menjalin pernikahan karena cinta. Menghabiskan waktu dengan kehangatan dan keharmonisan walaupun tanpa adanya anak. tapi itu hanya 'awalnya' sebelum salah satu dari mereka menemukan cinta lain.

Rangga yang mulai jengah dengan hubungan tanpa tujuan perlahan terkecoh dengan hadirnya sosok baru. Pengganti istrinya yang membutuhkan perhatian lebih dari semua orang karena memiliki tubuh yang rapuh. Sosok baru yang merupakan adik kandung istrinya sendiri.

Setelah Maya tersisihkan dari keluarganya, apa pada akhirnya dia juga terbuang dari hati suaminya? Kembali mengalah pada sosok yang menjadi pemenang di hati semua orang sejak kecil!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiswantiPutri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

"Assalamualaikum."

Langkahku terhenti, begitu pun Tasya yang ingin meraih knop pintu setelah pulang dari pemakaman. Aku mundur beberapa langkah, menunduk pelan sambil menjawab salam dari Ustadz Abu yang tiba-tiba muncul.

"Waalaikumsalam."

"Maaf mengganggu waktunya, tapi bisakah saya berbicara denganmu secara pribadi? Ada yang ingin saya sampaikan padamu Maya, hanya beberapa menit saja, tidak lama."

Aku dan Tasya bersitatap.

"Boleh Maya?"

"Kalau begitu aku masuk dulu, Ustadz Abu silahkan bicara dengan Mbak Maya. Tapi mohon jangan berduaan, takut terjadi salah paham oleh tetangga kampung. Saya pamit."

"Tenang saja saya mengerti, jadi bagaimana Maya! Bisa kan kita bicara berdua. Ini penting."

Entah mengapa aku merasa ini berhubungan dengan lamaran yang sudah aku tolak. Bukan karena dia tak baik, justru dia terlalu baik dan pantas mendapatkan wanita lain. Aku tak pantas untuknya, di tambah keadaan tubuh yang tak lagi sempurna karena memiliki kecacatan. Sebelum semuanya terlalu jauh, aku hanya ingin mengantisipasi hati untuk tak jatuh pada lubang yang sama. Tak ingin terluka untuk kedua kalinya seperti kejadian masa lalu.

Terlanjur mencintai hingga dikhianati.

"Maya...!"

"Ah iya, boleh."

"Kalau begitu kita bicara di depan danau saja. Di sana banyak anak kecil yang bermain, kita bisa menjaga jarak dari mereka untuk berbicara. Di tambah kita juga tidak perlu khawatir karena ada mereka di sekeliling kita untuk menghindari fitnah dan salah paham."

"Iya."

Aku tak pernah ada niatan kembali menjalin hubungan, terlebih dengan kondisiku yang sekarang. Tak masalah jika harus sendiri seumur hidup, karena aku pernah di posisi memiliki pasangan tapi merasa di abaikan.

Awalnya pernikahan memanglah indah, tapi keindahan itu tak cukup bertahan lama. Bahkan dengan adanya cinta dari dua pihak tak bisa membuktikan kebersamaan itu akan tetap ada hingga tubuh sudah menua. Keinginan singkat untuk hidup sampai akhir dengan pasangan adalah permintaan simpel tapi tak bisa terwujud oleh beberapa pasangan.

"Silahkan duduk." ujar Ustadz Abu.

"Iya."

Terjadi hening beberapa saat, aku menunduk menatap rumput. Menikmati semilir angin yang berhembus karena banyaknya pepohonan di sekitar. Untuk sesaat aku menikmati ketenangan ini, hingga suara dari samping menyadarkanku jika sekarang aku tak sendiri.

"Apa saya benar-benar tidak ada kesempatan menjadikanmu seorang istri Maya?"

"Maaf..."

"Saya tau kamu belum bisa melupakan almarhum suamimu, tapi saya juga tidak bisa menyembunyikan perasaan ini lebih lama dari orang yang bukan muhrim ku. Saya takut terjadi hal-hal yang tidak di inginkan karena memendam perasaan terlalu jauh. Jadi saya berharap kamu bisa mempertimbangkan ini."

Aku menghela nafas pelan, membuang arah pandangan pada danau yang tampak tenang, di sertai pantulan matahari yang tercipta.

"Mungkin saya salah mengambil langkah karena tiba-tiba melamarmu tanpa pemberitahuan lebih dulu. Kalau kamu masih tidak yakin, kita bisa melakukan ta'aruf lebih dulu. Memastikan kalau kita bisa bersama."

Aku tak berharap kembali membangun hubungan. Sudah cukup pengalaman menyakitkan yang tak akan terlupa sampai kapan pun. Tapi apa alasan itu pantas aku ucapkan pada Ustadz Abu yang sabar menunggu jawabanku? Aku bingung bagaimana menolak orang sebaik dia.

"Aku bukanlah perempuan baik-baik."

"Baik atau tidaknya bukan kita atau orang lain yang menentukan. Tapi Allah lah yang paling tau semua itu. Kita kadang bingung pada hati kita sendiri, tapi Allah tau apa yang kita butuhkan dari pada apa yang kita inginkan. Jadi sepertinya itu bukanlah alasan."

Aku terdiam beberapa saat, bergelut dengan fikiran seraya meremas jari satu sama lain.

"Saya tidak bisa meyakinkanmu dengan kata-kata. Tapi bisakah kamu memberiku kesempatan untuk memperlihatkan kalau saya serius denganmu. Kita bisa melakukan ta'aruf dengan Nek Asih yang menjadi saksinya. Jika setelah itu kamu masih merasa aku belum cukup baik, maka saya tidak akan meminta lagi. Kamu berhak mendapatkan orang yang lebih baik, tapi sebelum itu izinkan saya membuktikan kesungguhan saya untuk menjadikanmu pendamping hidupku."

Ucapan itu kembali membuatku terdiam, tak mudah memberikan kesempatan padahal aku sendiri tau apa yang terjadi pada tubuhku. Selain Nek Asih dan Tasya, tak ada yang tau luka bakar di tubuh bagian kananku cukup mengerikan. Jika aku saja sempat histeris, bagaimana mungkin Ustadz Abu menerima jika kita bersama di masa depan. Jangan sampai di menyesal menikahiku.

Semua ini bukan tentangku, tapi tentang Ustadz Abu jika ta'aruf ini berhasil. Takut dia kecewa dengan tubuhku yang sudah cacat.

"Maaf, aku tidak bisa." 

"Jadi begitu ya."

"Aku minta maaf, tapi Ustadz Abu layak mendapatkan perempuan yang lebih baik dariku. Bukankah orang tua Ustadz berniat menikahkan Ustadz dengan Aisyah anaknya Pak Hafis. Dia perempuan yang baik."

"Itu sebabnya saya ingin memastikan untuk terakhir kalinya. Saya ingin bertanya padamu karena tidak ingin mengambil keputusan salah. Jujur saya memiliki perasaan untukmu, mungkin saya akan lebih senang jika kamu memberiku kesempatan. Tapi karena kamu menolak, maka tak ada alasan lagi selain menikah dengan Aisyah, dengan niat menjadikan dia istriku karena Allah. Terimakasih sudah mau berbicara denganku." tutur Ustadz Abu.

"Aku yakin itu pilihan yang tepat untuk hidup Ustadz Abu." tak ada lagi suara dari samping. Hingga menit ke lima suara gerakan dari kursi panjang yang kami duduki mulai terasa. 

"Kalau begitu saya pamit." pamit Ustadz Abu.

"Iya."

Sekarang yang tersisa hanya aku, merenung menatap danau luas yang cukup memanjakan mata. Mungkin aku di takdirkan untuk sendiri, kenangan pada masa lalu membuatku yakin jika jalan terbaik hidupku adalah seorang diri. Tanpa ada siapapun yang memberi luka.

Walaupun mantan suamiku bukanlah seorang Ustadz. Tapi dia pernah menjadi sosok malaikat yang berhati lembut dan juga bersikap hangat. Dia pernah memperjuangkan ku untuk hidup bersama. Hanya saja rumah tangga harmonis yang kita jalani tak bertahan seumur hidup. Pada akhirnya kami berpisah karena perselingkuhan yang dia lakukan.

Aku bukannya menyamakan Ustadz Abu dengan Mas Rangga. Hanya saja melihat tutur kata dan ketenangannya, membuatku mengingat mantan suami yang mungkin sudah bahagia saat ini. Bersama sosok yang terlihat dia dambakan lewat ekor matanya.

"Assalamualaikum, boleh numpang duduk?"

Nafasku tercekat, mendengar suara yang tak asing dari sosok yang berdiri di sampingku. Ini sudah sangat lama, tapi suara itu tak pernah bisa ku lupakan barang sedetik pun.

"Maaf Mbak! Saya boleh duduk?"

"I--iya."

"Hari ini cukup panas ya, padahal biasanya gak sepanas ini. Oh iya, Mbak mau es cream buatanku? Gak usah bayar, siapa tau suka terus bisa jadi langganan tiap hari. Gimana Mbak?"

Aku tak bergeming pada tempatku, lututku mati rasa. Bahkan bergerak pun terasa sulit. Kekehan renyah itu membuatku terpaku, sudah sangat lama aku tak mendengar suara tulus dari pria di sampingku. Keberadaannya membuatku kacau, padahal kami sudah tak memiliki hubungan apa-apa lagi sekarang.

Dan juga, bagaimana bisa dia ada di desa ini? Sejak kapan dia tinggal di sini? 

"Oh iya, nama saya Rangga. Nama Mbak siapa? Saya baru melihat Mbak hari ini padahal saya sudah 3 bulan tinggal di desa ini jualan."

Mas Rangga, keberadaannya membuatku mengingat sesuatu yang sudah susah payah aku keluarkan dalam memori otak. Aku memang jarang keluar rumah, tapi aku tak menyangka akan di kejutkan oleh keberadaan seseorang setelah memutuskan keluar rumah. 

Rasa sakit itu kembali timbul, apa itu artinya ada kemungkinan aku bertemu dengan Naya juga? Melihat mereka sebagai pasangan suami istri di desa tempatku menjadi pelarian.

Cobaan apalagi ini ya Allah.

"Mbak baik-baik saja?"

Mungkin mereka sudah di takdirkan berada di sekelilingku. Tak membiarkan aku hidup bebas setelah kesakitan masa lalu berusaha aku lupakan. Permainan takdir ternyata masih berhasil membuatku menderita. Tercekik pada masa lalu yang harusnya bisa ku lupakan andai hari ini aku tak melihat wajah Mas Rangga.

Buru-buru aku bangkit dari kursi panjang, berniat pergi dari tempat ini hingga suara itu kembali menghentikan niatku untuk pergi.

"Mata Mbak mengingatkanku pada mantan istriku Maya. Bahkan tahi lalat di bawah mata sebelah kiri pun sama. Apa jangan-jangan kamu Maya istriku ya? Mata kalian juga mirip."

DEG

Bersambung

Instagram: siswantiputri3

Facebook: Siswanti putri

1
Ervina Pratyahastri
Luar biasa
Akbar Razaq
jangan satu ginjal harusnya kamu kasih dua duanya biar sempurna kamu menebus kesalhan.mu pada Maya.😁 heran gaka ada cara lain apa.enak di naya dong
Akbar Razaq
Helahh...masak kalian maya,geral dan kamu menyusul mau bertengkar di alam ghoib?
Akbar Razaq
Yah...ternyata Geral yg nolong Maya sedang depresi berat.
Smoga selamat tp makin panjang nih cerita
Akbar Razaq
keren maya.biarkan tangan Tuhan yg bekerja tinggal tunggu hasil akhirnya.
berusahalah utk ttp bahagia
Akbar Razaq
ini si Naya sdh mao modar saja masih jadi perusak rumahtangga kakaknya padahal darah kakaknya hampir tiap saat mengalir di tubuhnya.paraah...hh.
keluarga toxic pergi saja maya.
Akbar Razaq
Pingin aku geprek tu mulut suami dan adik laknatnya sdh mau terkubur juga masih berbuat dosa metasa jadi korban lagi.
Weni Munadhiroh
mana) anju
Tabina Rubi
lanjut kak
Elok Pratiwi
buruk
aca
g setuju mereka balikan ksih mYa jodoh lain
Jue
Aku harap Tasya tidak terluka seperti Maya kelak , Kerana memutuskan suatu hubungan tanpa berfikir panjang .
Anonymous
rada meragukan hub karel-tasya....ada kisah kah dibalikny...
Jue
Rangga kamu sentuh atau tidak Naya tak ada beza bagi ku kerana kamu tetap pernah curang dan paling menjijikkan sekali dengan adik ipar sendiri yang hukumnya haram bermadu ketika di dunia , Tidak masalah kalau kamu sudah tidak lagi mencintai Maya masa tu kamu boleh aja berterus-terang kemudian bercerai cara baik kenapa harus curang terlebih dahulu ,
Maya telah bahagia Hidup di kampung perangai mu tidak berubah memaksakan kehendak sehingga sanggup memfitnah Maya , Bukannya berubah tapi sikap mu semakin menjijikkan ,
Aku harap setelah Maya dapat harta warisan maka selamanya Maya dan Rangga tidak bertemu lagi atau pun berjodoh kembali , Jodoh Maya biarlah orang lain jauh dari lingkungan manusia-manusia toksik seperti Naya , Ibu mu dan juga Rangga .
Nurhayati
oooh jd CRT na NaYa iRi ma MaYa toh
Chintya Wijaya
bulet thorr alur cerita mu bosen baca ny
Queen kayla
si Rangga benar" menakutkan thor
Mesra Turnip
pengen tak'colok mata si ranggong ini, dulu aja songong, sekarang licik, maaf Thor, geram aku. sungguh outhornya hebat ! sehat dan bahagia slalu ya !
Jue
Tasya sepatutnya fikir dahulu untuk bersama dengan Doktor Karel , Kerana dia sepupu Lastri yang terlalu banyak makan budi dengan keluarga tersebut , Aku takut nanti Tasya makan hati .
Adi Nugroho
kayaknya Rangga sudah tahu keadaan Maya yg sekarang dengan luka bakar yg ada d tubuh Maya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!