NovelToon NovelToon
The One Who Give Me Butterflies Feeling

The One Who Give Me Butterflies Feeling

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Cerita cinta dari masa remaja saat SMU hingga dewasa.
Bagaimana proses pendewasaan terbentuk karena mengenal cinta.
Cinta itu seperti permen dengan berbagai rasa, manis, asam, juga rasa mint yang kadang terasa pedas tapi menyegarkan.

Aku membuat cerita ini tidak dalam bentuk panjang, tidak banyak drama dan bertele-tele.
Cerita fiksi yang berdasarkan detail kebenaran.

Semoga kalian menyukainya.
Full of love from me,
Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Aku dan dia

Hubunganku dan Armand sudah berjalan sekitar 1 tahun. Akupun sudah memulai bimbingan skripsiku, sambil mengulang beberapa mata kuliah umum untuk mendongkrak nilaiku.

Malam itu seperti biasa kami mengobrol di kamarku. Armand bercerita kalau dia mendapatkan tawaran untuk pindah ke kantor pusat di Jakarta, dan dia tertarik untuk menerimanya. Jakarta adalah pusat bisnis, dia akan lebih memiliki peluang untuk mengejar karir ke atas. Ya aku memahami hal itu.

"Bagaimana Fann, apa aku boleh menerima tawaran itu?" Tanya Armand.

"Mand kamu tau ceritaku sekilas kenapa aku putus dengan mantanku kan, aku takut kalau kita harus berhubungan jarak jauh, tapi aku tau akan kekanakan sekali kalau aku melarangmu pergi mengejar mimpi".

Armand terdiam sejenak mendengar omonganku. Lalu aku berkata lagi, "Mand bisakah kamu berjanji untuk berkomitmen dengan hubungan kita?"

Armand lalu berkata sambil memegang kedua tanganku, "Aku berjanji Fan, aku akan berkomitmen dengan hubungan ini".

Lalu kupeluk Armand. Armand membalas pelukanku sambil berkata "I love you Fann".

"I love you too Mand".

Lalu kami melanjutkan ngobrol kami tentang hal lain sambil tiduran dan berpegangan tangan, sampai aku tertidur.

Armand pasti selalu akan pindah ke kamarnya untuk tidur, kalaupun dia tertidur saat menungguku tidur, dia pasti akan terbangun entah jam berapa dan kemudian pindah ke kamarnya.

2 Minggu setelah obrolan tentang kepindahannya ke Jakarta, disinilah kami berada sekarang di stasiun kereta. Karena Armand asli Jakarta, maka dia akan tinggal di rumah orangtuanya. Motor Armand pun sudah dikirim ke rumahnya di Jakarta melalui jasa paket antar kota, minggu lalu.

"Fann aku baru bisa ke Bandung bulan depan ya, tunggu gajian dulu".

"Ya, ga apa apa Mand tenang aja, kan kita bisa video call Mand".

Ya keuangan Armand menipis karena persiapan pindah kerja. Armand menjelaskan, dia tidak mau meminjam uang orangtuanya hanya untuk berkencan. Ya, tentu saja aku menyetujuinya, malu rasanya sudah berpenghasilan sendiri tapi masih meminta uang orangtuanya, pacar macam apa aku jika aku masih menuntut untuk bertemu.

"Mand kamu juga hitung hitung dulu, biaya di Jakarta kan lebih besar daripada di Bandung, kalau kamu belum bisa menemuiku bulan depan, masih ada bulan-bulan berikutnya, jangan dipaksakan ya Mand".

"Ya Fann, aku tahu itu".

Armand memelukku singkat sebagai tanda perpisahan kami.

2 Bulan kami tidak bertemu, namun tiap malam Armand masih menungguku tidur melalui video call.

Di suatu hari di Jumat malam saat aku bersiap untuk menunggu video call dari Armand tiba-tiba dia muncul di depan pintu kamarku.

"Surprise" Armand berkata sambil tersenyum lebar.

"Hah kok bisa kamu ada disini?" Kataku sambil bengong.

Lalu Armand masuk untuk bisa memelukku sambil berkata, "Ya bagaimana lagi, kangen berat".

"Terus nanti kamu tidur dimana? Apa kamu punya tumpangan atau tidur di hotel?".

Armand menjawab, "Mmmm... kalau kamar kamu aja bagaimana?".

Yah selama ini memang secara tidak langsung kami sudah tidur bareng kan. Lalu aku mengiyakan pertanyaannya.

Armand meminta ijin untuk mandi ditoiletku.

Sambil menunggu Armand mandi, aku menonton TV, tapi pikiranku melayang membayangkan aku akan tidur bareng sampai pagi. Ini pertama kalinya bagiku. Lagipula kami sudah tidak bertemu 2 bulan, jadi aku agak sedikit gugup.

Selesai mandi, dia duduk disampingku. Dia bercerita kepergiannya memang mendadak, tadinya dia baru akan mengunjungiku minggu depan, karena dia harus menggantikan temannya yang bagian pengiriman barang memastikan kondisi dan jumlah barang sebelum dibawa ke event di hari Sabtu dan Minggu pagi. Tapi ternyata tugasnya bisa digantikan oleh temannya yang lain, yang memang bagian pengiriman barang. Jadi disinilah dia sekarang berada disampingku. Lalu kami saling bercerita tentang banyak hal lainnya.

"Fann udah malam banget kamu belum ngantuk?".

"Belum" jawabku.

"Yuk kita mulai tidur aja sudah malam, aku matiin lampunya ya" kata Armand.

Lalu kami tiduran sambil berpelukan. Aku bisa merasakan hembusan nafas Armand di ujung rambut kepalaku. Aku juga bisa mendengar detak jantung Armand, saat berpelukan. Ternyata dia juga merasa gugup sama sepertiku. Tangan kiriku memegang dada Armand ingin merasakan detakan jantungnya. Armand lalu memegang tangan kiriku, lalu kami mulai berciuman. Ciuman lembut lalu berubah menjadi lebih mendalam.

Armand membuka kaos bajunya, dan kini hanya mengenakan celana pendek. Dia lalu kembali tidur disampingku dan meletakkan tangan kiriku di dadanya. Kami saling berpandangan untuk sesaat lalu Armand berkata, "I love you Fann, I really do".

Lalu kami kembali berciuman, aku bisa mendengar decakan ciuman kami memenuhi kamarku. Armand mulai membuka kaosku, tetapi tetap memakai celana kami masing-masing. Lalu dia berkata sambil melihatku, "Kamu sungguh cantik Fann".

Kedua tanganku refleks menutup dadaku, malu dilihat seperti itu oleh Armand. Armand lalu memegang tangan kananku, dan mencium tangan kiriku. Setelah itu ia menciumiku. Aku bisa merasakan Armand pun mulai meminta lebih dari sekedar ciuman. Tangan Armand membimbingku kebawah, aku tahu harus melakukan apa disana. Bibirnya mulai menciumi leherku.

"Mand.... jangan gigit leherku" Kataku pelan.

"Mmmm... " Armand hanya bergumam.

Kali ini dia mencium bibirku dengan lebih menuntut lagi, bahkan gigi kami sampai saling beradu.

Armand kembali mulai menciumiku, dan memberikan banyak tanda kepemilikannya. Aku menikmati setiap ciuman yang ia berikan. Armand lalu melakukan pelepasannya, sambil kami berciuman.

Bisa kulihat celana Armand basah.

Armand terlihat berkeringat, lalu dia berbaring sambil memelukku erat, dan mencium keningku. Tidak lama ia bangkit berdiri menuju toilet, untuk membersihkan diri. Setelah itu kami berdua tidur terlelap.

Keesokan harinya kami menghabiskan waktu kami bersama seharian. Membahas tentang masa depan yang kami impikan.

Armand bercerita tentang impiannya, dia ingin mengejar karir yang seperti apa, menikah di umur berapa, dan berharap aku akan selalu ada di masa depannya.

Dimulai dengan impiannya yang terdekat adalah aku mulai bekerja di Jakarta. Ia membantu melihat ulang penyusunan skripsiku, memberiku masukan untuk CV kerja part time, juga memberiku info tentang beberapa pekerjaan.

Armand menganjurkan aku mengisi waktu luangku dengan kerja part time, menurutnya itu akan memberi nilai plus dalam CV saat melamar pekerjaan di perusahaan.

Hari minggu pagi kami sarapan lalu siangnya aku mengantarkan Armand ke stasiun, kami berpelukan singkat, lalu ia berbisik di telingaku,

"I love you".

Aku tersenyum membalas ucapannya.

1
Jayrbr
Jiwa saya terkoyak!
fien: terima kasih kakak 🥰
total 1 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Abis baca cerita ini, bikin aku merasa percaya sama cinta lagi. Terima kasih banget thor!
fien: waahhh seneng banget dengernya. nantikan bab selanjutnya ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!