NovelToon NovelToon
The Worst Villain

The Worst Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:22.3k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Fany, seorang wanita cantik dan anggota mafia ternama, tergeletak sekarat dengan pisau menancap di jantungnya, dipegang oleh tunangannya, Deric.

"Kenapa, Deric?" bisik Fany, menatap dingin pada tunangannya yang mengkhianatinya.

"Maaf, Fany. Ini hanya bisnis," jawab Deric datar.

Ini adalah kehidupan ketujuhnya, dan sekali lagi, Fany mati karena pengkhianatan. Ia selalu ingat setiap kehidupannya: sahabat di kehidupan pertama, keluarga di kedua, kekasih di ketiga, suami di keempat, rekan kerja di kelima, keluarga angkat di keenam, dan kini tunangannya.

Saat kesadarannya memudar, Fany merasakan takdir mempermainkannya. Namun, ia terbangun kembali di kehidupannya yang pertama, kali ini dengan tekad baru.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku lagi," gumam Fany di depan cermin. "Kali ini, aku hanya percaya pada diriku sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Keesokan harinya, setelah bel sekolah berbunyi, Fany segera mengemasi bukunya dan berjalan cepat keluar dari gedung sekolah. Tanpa membuang waktu, dia melangkah dengan penuh tekad menuju kafe tempat dia akan melakukan wawancara kerja part time.

Langit sore yang cerah dan angin sepoi-sepoi tidak mampu mengusir rasa gugup dan harapan yang bercampur di dalam dirinya. Fany menyusuri jalanan kota dengan langkah yang mantap, melewati kerumunan orang dan deretan toko yang ramai. Setiap langkahnya penuh dengan tujuan, membawa dirinya lebih dekat ke kafe yang menjadi harapan barunya untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Setibanya di kafe, Fany berhenti sejenak di depan pintu, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Dia merapikan rambutnya dan memastikan penampilannya rapi sebelum masuk ke dalam kafe. Pintu kaca yang dingin berayun perlahan saat Fany mendorongnya, menyambut aroma kopi segar dan suara riuh pelanggan yang sedang bercengkerama.

Di dalam, seorang barista menyambutnya dengan senyuman ramah dan mengarahkan Fany ke meja tempat wawancara akan dilakukan. Fany duduk dengan tegap, mencoba menampilkan kepercayaan diri meskipun hatinya berdebar kencang.

Fany duduk dengan tegap di kursi kayu yang sedikit berderit, menghadap seorang wanita paruh baya dengan penampilan rapi yang duduk di seberangnya. Wanita itu, yang memperkenalkan dirinya sebagai Mrs. Aria, manajer kafe, tersenyum ramah sambil membolak-balik berkas di tangannya.

"Selamat sore, Fany," sapa Mrs. Aria sambil melihat berkas Fany. "Terima kasih sudah datang untuk wawancara ini."

"Sore, Bu. Terima kasih sudah memberikan kesempatan ini," jawab Fany dengan suara yang berusaha terdengar tenang.

Mrs. Aria tersenyum lagi, lalu memulai wawancara. "Baiklah, mari kita mulai. Bisa ceritakan sedikit tentang diri kamu dan mengapa kamu tertarik bekerja di kafe ini?"

Fany menarik napas sejenak sebelum menjawab, "Nama saya Fany, saya saat ini bersekolah di SMA Saint Peterson. Saya tertarik bekerja di kafe ini karena saya butuh pekerjaan part-time untuk membantu biaya hidup dan pendidikan saya. Selain itu, saya suka suasana kafe dan tertarik untuk belajar lebih banyak tentang kopi dan pelayanan pelanggan."

Mrs. Aria mengangguk, tampak puas dengan jawaban Fany. "Bagus. Lalu, apakah kamu memiliki pengalaman sebelumnya bekerja di kafe atau dalam bidang pelayanan pelanggan?"

"Ya, Bu. Saya pernah bekerja part-time di dua kafe berbeda sebagai barista. Di sana, saya belajar cara membuat berbagai jenis minuman kopi dan melayani pelanggan dengan baik," jawab Fany dengan penuh keyakinan.

"Bagus, pengalaman itu pasti berguna," kata Mrs. Aria. "Selanjutnya, pekerjaan ini memerlukan fleksibilitas waktu. Apakah kamu bisa bekerja pada malam hari atau akhir pekan?"

"Saya bisa, Bu. Saya siap bekerja pada malam hari dan akhir pekan. Saya sudah terbiasa mengatur waktu antara sekolah dan pekerjaan," jawab Fany dengan yakin.

"Terakhir, bagaimana kamu menangani situasi stres atau pelanggan yang sulit?" tanya Mrs. Aria, matanya menatap Fany dengan penuh perhatian.

Fany berpikir sejenak sebelum menjawab, "Saya berusaha tetap tenang dan sabar. Saya akan mendengarkan keluhan pelanggan dengan baik dan mencari solusi yang bisa membuat mereka puas. Jika situasinya sulit, saya akan meminta bantuan dari rekan kerja atau atasan."

Mrs. Aria tersenyum lebar mendengar jawaban itu. "Bagus sekali, Fany. Kamu tampak sangat dewasa dan bertanggung jawab. Saya rasa itu semua pertanyaan dari saya. Ada yang ingin kamu tanyakan?"

"Apakah ada pelatihan khusus untuk barista pemula di sini, Bu?" tanya Fany.

"Tentu, kami memberikan pelatihan untuk semua staf baru. Kamu akan dibimbing oleh barista berpengalaman kami hingga kamu merasa nyaman dengan tugas-tugasmu," jawab Mrs. Aria.

"Terima kasih, Bu," kata Fany, merasa sedikit lega.

"Baiklah, Fany. Saya akan menghubungi kamu dalam beberapa hari ke depan untuk memberi tahu hasilnya. Terima kasih sudah datang dan menjawab pertanyaan dengan baik," kata Mrs. Aria sambil berdiri dan mengulurkan tangan.

Fany menjabat tangan Mrs. Aria dengan senyum. "Terima kasih, Bu. Saya harap bisa segera bergabung di sini."

Fany melangkah keluar dari kafe, merasakan hembusan angin sore yang sedikit menyegarkan di wajahnya. Wawancara tadi berjalan cukup baik, namun rasa cemas tetap menyelimuti hatinya. Dia mulai berjalan pulang, menempuh perjalanan yang cukup jauh menuju rusunnya. Langit mulai meredup, menunjukkan bahwa malam akan segera tiba.

Jalanan yang dilalui Fany cukup ramai oleh pejalan kaki dan kendaraan yang lalu-lalang. Meski begitu, suasana kota di sore hari memberinya sedikit hiburan. Fany memasang earphone-nya, membiarkan alunan musik menemani langkah-langkahnya yang mantap. Sesekali dia melirik ponselnya, mengecek pesan atau sekadar melihat waktu.

Setelah hampir satu jam berjalan, akhirnya Fany tiba di depan gedung rusunnya yang kumuh. Gedung dengan dinding yang catnya memudar, jalanan yang berlubang, dan lampu lorong yang sering hidup mati, memberikan kesan suram yang sudah biasa bagi Fany. Dia melangkah masuk, menaiki tangga yang berderit menuju lantai empat, tempat rusunnya berada.

Dengan napas sedikit terengah karena lelah, Fany akhirnya tiba di depan pintu rusunnya. Dia membuka pintu dengan kunci yang sedikit macet, lalu masuk ke dalam. Setelah menutup pintu, dia meletakkan tasnya di kursi yang ada di ruang tamu kecilnya dan menghela napas panjang. Akhirnya, dia kembali ke rumahnya, tempat yang meskipun sederhana dan jauh dari kata nyaman, tetap memberikan sedikit kelegaan setelah seharian beraktivitas.

Fany duduk di ruang tamu kecilnya di rusun, sedang sibuk membaca buku untuk tugas sekolahnya. Tiba-tiba, suara ketukan pintu mengganggu keheningan sore itu. Dia mengerutkan kening, tidak terbiasa dengan kunjungan di rusunnya yang kumuh ini. Dengan langkah ragu, Fany berdiri dan melangkah ke arah pintu.

Saat membuka pintu, Fany melihat lima pria tampan yang mengenakan setelan jas mewah. Mereka berdiri di depannya dengan ekspresi serius, menatap Fany dengan penuh perhatian. Fany memeriksa satu per satu dari mereka, merasa familiar dengan aura kekuasaan yang mereka pancarkan. Mereka bukanlah orang sembarangan; Fany bisa merasakan bahwa mereka memiliki kedudukan atau kekuatan di balik penampilan mewah mereka.

"Apa yang bisa saya bantu?" tanya Fany, mencoba menyembunyikan kebingungannya di balik kerutan keningnya.

Salah satu dari pria itu, yang terlihat sedikit lebih tua dan paling berwibawa di antara mereka, mengangguk ringan. "Kami ingin berbicara dengan Fany Hawthorne. Boleh kami masuk?"

Fany mengerutkan kening mendengar nama "Fany Hawthorne". Ia tahu bahwa nama keluarga Hawthorne adalah sebuah nama bangsawan yang sangat terkenal, tetapi Fany tidak pernah mendengar tentang ada yang terkait dengan keluarganya. Siapa yang mereka cari? Dan mengapa nama yang mereka sebutkan mirip dengan namanya sendiri?

"Maaf, tidak ada Fany Hawthorne di sini," kata Fany dengan hati-hati, mencoba untuk tidak terlalu mengungkapkan kebingungannya.

"Kami ingin bertemu denganmu, putriku," kata seorang pria tua yang dikenal sebagai Alexander Hawthorne. Suara dan kehadiran pria itu menunjukkan kekuasaan dan otoritasnya, membuat Fany merasa sedikit canggung di hadapannya.

Fany menatap mereka dengan mata terbuka lebar, mencoba memproses informasi yang dia dengar. "Putri?" gumamnya pelan dalam hati. Tidak mungkin. Dia adalah anak yatim piatu, dibesarkan di panti asuhan. Bagaimana mungkin ada hubungan apa pun dengan keluarga Hawthorne?

"Saya rasa ada kekeliruan, saya tidak tahu siapa Anda atau mengapa Anda mencari saya," kata Fany menatap Alexander Hawthorne dengan heran.

1
R yuyun Saribanon
ortunya akan jemput fanny setelah jd mayat
Sofi Sofiah
apakah orang yg mmbuat tuduhan palsu itusangat bodoh sehingga Fany yang menjadi sasaran....mau hilang kali ya nywa nya
R yuyun Saribanon
nah ini baru keren
Uswatun hasanah
ayo Fany peranmu kunanti temukan pekaku dan permalukan.. ada yang mau bermain denganmu ternyata... 😒
Uswatun hasanah
apakah ada yang bundir.. ngeri.(moga nggak /baperan).. 🤨
Sofi Sofiah
cerita nya keren...aku maraton baca dari awal tpi rasanya masi kurang
Zeendy Londok
lanjut thor
Uswatun hasanah
masih jadi teka teki ni..
Uswatun hasanah
iri dengki akan menghancurkan dirinya sendiri.. 😌
Uswatun hasanah
wow.. hebat .. suka mengintimidasi ternyata Fany.. gak bakal dibully... 😅
Uswatun hasanah
kehidupan Fany yang sesungguhnya dimulai... nunggu part selanjutnya...
Leha
keren
Leha
Buruk
Uswatun hasanah
ok.. ditunggu partai selanjutnya.. pertemuan... 😉
Uswatun hasanah
kayaknya Fany mati rasa..
queen bee
up terus 👍👍👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩
De Ryanti
orang ma dah nemuin anaknya langsung jemput lah ngapain nunda lama2 kurang apa terpaan hidup fany dr bayi ampe gede gitu...kakek ma bapak nya fany aneh
Uswatun hasanah
setelah kejadian ini Terima mereka Fany.. kamu berhak bahagia..
Alfatih Cell
suka sangat thor.. crazy up 💪💪💪
Rina Yuli
tapi percuma juga Fany dibawa pulang orang dianya gak percaya siapapun bahkan keluarga kandungnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!