NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35th : Feel Something's Wrong

Keesokan harinya, semuanya kembali seperti semula. Alya, Audrey maupun Aletta mulai melakukan aktivitas rutin mereka seperti biasa. Saat ini ketiganya sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan. Alya sudah rapi dengan setelan celana bahan dan blazernya yang berwarna biru muda keabu - abuan. Serta turtleneck berwarna putih sebagai innernya. Tak lupa ia mengenakan heels hitam 5cm dan slingbag kesukaannya yang disampirkan di bahu kanan.

Sementara Audrey sudah siap dengan pakaian casualnya. Audrey mengenakan turtleneck berwarna hitam lalu dibalut jaket denim coklat. Serta skinny jeans hitam melekat pas di kakinya, dan boots coklat semata kaki.

Aletta melihat kedua putrinya bergantian dengan tatapan yang sulit diartikan. Tanpa sadar, wanita itu menghela napasnya. Saat sesuatu mulai mengganggu pikirannya. Wanita itu mengkhawatirkan banyak hal dalam hidupnya. Saat ini kekhawatiran itu seakan mendominasi hati dan pikirannya hingga ia sulit mengendalikan apa yang ia rasakan.

Tanpa sepengetahuannya, putri sulungnya sendiri telah curiga padanya dan justru tengah mengawasi gerak - geriknya. Sebenarnya, putri sulungnya telah menyadari jika ada sesuatu yang berusaha sang mommy sembunyikan darinya.

Seperti saat ini, lagi - lagi, Alya menangkap sorot mata Aletta yang terlihat gusar saat menatap ke arahnya.

"Mommy?!" seru Alya.

"Yah?!" sergah Aletta cepat lalu menampilkan senyuman selebar mungkin.

"Are you okay?!" ceplos Alya to the point dengan wajah datarnya.

"I'm very well" bohongnya.

"Tapi, kau tidak terlihat baik, mom!" tandas Alya yang sontak membuat Aletta menatapnya tak percaya. "Sebaiknya, mommy istirahat! Dan jangan pikirkan tentang masalah apapun! Mommy terlihat pucat belakangan ini!" tambahnya lalu bangkit dari kursinya dan beranjak untuk meninggalkan ruang makan.

Namun, saat hendak melangkahkan kakinya, Alya kembali berbalik dan menghampiri sang mommy yang menatapnya heran. Setelah itu, Alya mendekap tubuh Aletta lalu mencium pipi wanita itu. "Istirahatlah! Mommy harus tetap sehat! Aku menyayangimu. Jadi, kumohon jangan sakit!" ucapnya diakhiri sebuah senyuman manis merekah di bibirnya. Melihat itu, Aletta hanya bergeming.

Kemudian, Alya dan Audrey pun meninggalkan Aletta sendiri di ruang makan, yang masih setia menatap punggung mereka yang perlahan menghilang. Selang beberapa menit, Aletta tersenyum kecut diiringi cairan bening yang mulai menetes.

"Maafkan, mommy.. Maafkan, mommy.." gumamnya nyaris tak terdengar.

🔫🔫🔫

Sebuah mobil audi r8 berwarna putih baru saja memasuki pekarangan kampus ternama di Salzburg. Mobil itu berhenti tepat di depan gedung fakultas kedokteran, tempat dimana Audrey menimba ilmu.

"Alya?!" seru Audrey saat Alya baru saja menghentikan mobilnya di parkiran. Sementara yang dipanggil, hanya menoleh tanpa mengatakan apapun.

"Mulai hari ini, aku akan mengikuti semua apapun keputusanmu. Termasuk, menambah pengawasan untukku. Aku tidak akan menolak lagi. Aku janji.." Audrey menghentikan ucapannya sejenak. "Aku minta maaf, jika selama ini, aku selalu menyusahkanmu.. Aku minta maaf, Alya.." sambungnya sembari menggenggam tangan sang kakak begitu erat.

"Itu sudah menjadi tugasku untuk menjaga adikku, bukan? Jadi, kau tidak perlu berkata seperti itu.." jawab Alya lalu meletakkan tangan yang satu diatas tangan Audrey yang tengah menggenggam satu tangannya. "Terima kasih. Karena kau sudah ingin mendengarkan  ucapanku.."

Audrey mengangguk - anggukkan kepalanya semangat lalu tersenyum indah. "Seperti yang kau katakan, itu tugasku juga sebagai adik yang harus mendengarkan nasihat kakakku, bukan?"

Mendengar itu, tak pelak membuat Alya berdecak pelan. "Ckck.. Bisa - bisanya kau memutar balikkan kata - kataku?!"

"Tapi, memang benar seperti itu kan?" cerocos Audrey dengan dahi berkerut.

Karena merasa gemas Alya pun menepuk puncak kepala Audrey. Dan beralih pada pipinya. "Iya, itu memang benar adanya. Sudah dulu.. Kau harus masuk! Sebentar lagi kuliah akan dimulai kan?!" ujar Alya lalu menepuk pelan pipi Audrey. Sementara, sang adik hanya menganggukkan kepalanya paham.

"Kalau begitu, aku keluar dulu! Bye! See you" pamit Audrey lalu mendaratkan bibirnya di pipi kanan sang kakak, hingga membuat Alya tersentak.

Sedetik kemudian, gadis itu sudah keluar dari mobil dan berjalan menyusuri koridor fakultasnya. Tanpa menunggu lama, Alya pun kembali melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan kampus itu.

Alya melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tujuannya saat ini adalah kantor. Kalau boleh jujur, disaat seperti ini Alya sedikit kesulitan jika harus dihadapkan oleh berkas - berkas kontrak dan sebagainya. Otaknya bahkan kesulitan untuk bisa berpikir jernih. Alya benar - benar merasa jika otaknya sudah overload sejak dirinya merasa ada sesuatu besar yang harus diungkap. Dan Alya sangat yakin jika sesuatu itulah yang menjadi alasan dibalik semua kejadian yang menimpa keluarganya. Alya menopang kepalanya dengan satu tangan kiri yang bertumpu pada pintu mobil.

"Jika memang itu alasannya... Tapi... Darimana aku harus memulainya? Haishh..."

Alya mengeratkan genggamannya pada setir mobil. Dan menghentikan mobilnya saat lampu lalu lintas berubah merah. Alya tertegun sesaat, hingga tanpa ia sadari lampu sudah berubah hijau, dan membuat mobil - mobil yang berada di belakangnya membunyikan klakson memberikan tanda untuk Alya melajukan mobilnya. Alya yang tersentak pun menginjakkan kakinya pada pedal gas.

Tak butuh waktu lama, Alya pun memasuki pekarangan kantornya dan memarkirkan mobil miliknya di parkiran bertuliskan "Direktor". Untuk beberapa saat, Alya memakukan pandangan ke arah papan besi bertuliskan "Präsident Direktor (Presiden Direktur)", tempat dimana sang daddy biasanya memarkirkan mobilnya.

"Dimana pun daddy berada saat ini. Alya harap, daddy baik - baik saja..."

🔫🔫🔫

Di lain sisi, ada Audrey yang tengah fokus membaca setiap barisan tulisan pada buku yang membahas tentang bagian - bagian tubuh. Audrey membenarkan kacamata pada hidungnya, yang sedikit turun tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun. Tiba - tiba sebuah tangan terulur, menyodorkan sekotak susu kacang hijau. Menyadari itu, Audrey menoleh dan melihat siapa sang pemilik tangan itu.

"Brody?!" seru Audrey dengan alis yang berkerut.

"Hello! Long time no see, yeah?!" timpal orang itu sambil tersenyum kikuk. "Ini untukmu!" ucapnya lagi sambil menggerakkan tangannya di depan wajah Audrey yang masih memegang sekotak susu.

"Oh.. Mmh.. Danke" ujar Audrey terbatah lalu mengambil alih kotak susu itu dari tangan Brody.

Setelah itu, Brody pun mendudukan bokongnya di samping kanan Audrey yang kebetulan masih kosong. Audrey yang sempat kembali fokus pada bukunya pun, teralihkan perhatiannya dengan kehadiran pria itu. Audrey menolehkan wajahnya melihat pria itu.

"Brody?!" panggilnya pelan namun terdengar oleh sang pemilik nama.

"Yah!"

"Kenapa kau tidak terlihat beberapa hari belakangan ini?! Apa ada sesuatu yang terjadi?!" tanya Audrey dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Mm.. Iya. Belakangan ini ada masalah yang sering terjadi di keluargaku" jawabnya dengan wajah memelas.

"Seperti itu rupanya.." tukas Audrey sambil manggut - manggut paham. "Tapi, semuanya baik - baik saja kan?!" tanyanya lagi.

"Yah. Semuanya sudah lebih baik" jawab Brody. Semuanya akan baik - baik saja, jika aku menyingkirkanmu. Lanjutnya dalam hati.

"Bagus, kalau begitu"

"Apa ada sesuatu yang terjadi selama aku tidak ada?!" Brody balik bertanya.

Ada. Seseorang menculikku. Dan wanita gila itu nyaris membunuhku. Batin Audrey.

"Tidak ada!"

"Aku senang mendengarnya. Itu tandanya kau baik - baik saja"

"Hm.."

Sedetik kemudian pun, keduanya sama - sama terdiam dan sibuk dengan pikiran mereka masing - masing.

"Brody?! Jika kau mungkin membutuhkan teman untuk mendengar ceritamu, kapan pun kau mau kau bisa cerita padaku.." ujar Audrey tiba - tiba diakhiri sebuah senyuman yang terlihat tulus.

"Emm.. Okay" jawabnya kikuk.

Tak lama kemudian, seorang dosen pun masuk ke dalam ruangan dan memulai kuliah mereka.

💢💢💢

1
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
Nanaia
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!