Karna sering diberi hukuman, clara merasa benci dengan angga sang dosen. Bahkan sampai berucap jika dia tak ingin memiliki pasangan seperti dosennya, namun siapa sangka orang tua mereka saling kenal, alhasil mereka dijodohkan dan menikah. Akan kah cinta tumbuh dihati Clara setelah terjadi pernikahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu Hari Bersama Sonya
Rintikan air hujan masih terlihat membasahi jalanan, hanya saja kali ini tak sederas tadi. Matahari yang awalnya tertutup gelapnya awan mendung, kini telah bersinar kembali menerangi. Kurang sekitar dua jam lagi menuju waktu magrib, dan udara tak bisa dikatakan panas meskipun matahari masih berpendar. Dingin dingin sejuk, begitulah kondisi udara saat ini mereka rasa. Dua orang dewasa laki laki dan perempuan tampak sedang asik duduk dan mengobrol dengan menikmati sajian makanan yang mereka pesan disebuah restoran mall, mereka tampak senang. Sesekali mereka saling tersenyum saat netra mereka saling beradu pandang, terlukis jelas sinar bahagia dimata mereka.
"kamu ngapain liatin aku kayak gitu" tanya Sonya seraya mengulum senyum salah tingkah.
"kamu cantik" kata virga memuji.
"apa kamu baru menyadari?"
"enggak sih, udah dari dulu aku sadar kalau kamu cantik" lagi virga memuji dengan penuh kejujuran.
"tapi sayang" lagi virga berkata namun sengaja ia jeda.
"sayang kenapa?" tanya Sonya seraya menautkan kedua alisnya.
"kamu bakal jadi milik orang lain" jawab virga dengan tertunduk.
"cckk, kita kan masih bisa bertemu diam diam. Tidak usah khawatir" jawab Sonya mengelus tangan virga dan menggegamnya.
"tapi kan nggak leluasa dan nggak bebas bertemu setiap saat sayang" kata virga yang tampak manyun.
"tapi jujur, aku juga nggak bisa ninggalin dia dan membatalkan pertunangannya ini. Aku sayang sama kamu, tapi aku juga nggak bisa bohong kalau aku juga mencintai Angga" kata Sonya memandang virga penuh dengan kebimbangan.
"apa kamu sungguh nggak bisa memilih dan merelakan antara aku dan Angga?" tanya virga berharap Sonya memutuskan salah satu diantara mereka, dan besar harapan virga untuk Sonya memilihnya.
"aku udah beberapa hari nggak nemuin clara, dan belum mencoba meyakinkan dia kalau itu hanya salah paham, juga sebagai alibiku saja agar dia yakin" kata virga lagi melanjutkan penuturannya.
"itu artinya kamu juga masih mencintai pacarmu itu. Cckk sama saja kamu" decik Sonya lalu melepaskan genggam tangannya dengan virga.
"tapi kamu lebih parah, kamu udah memutuskan untuk ke jenjang yang lebih serius"
"tapi aku nggak suka kalo kamu terus berhubungan dengan dia, aku cemburu"
"ya sama kalo gitu, terus misal putus beneran dan nggak ngejelasin ke clara nanti saat kamu sama Angga apa kamu bisa ngertiin aku"
"kenapa kamu jadi marah sih sama aku? Santai aja keles"
"kamu duluan yang mancing" jawab virga yang mulai kesal dengan Sonya. Menurut virga Sonya sangatlah egois ia hanya memikirkan kebahagiaan dan perasaannya sendiri dibandingkan dia.
Sonya tampak manyun dan cemberut melihat virga seakan marah padanya, berharap virga akan membujuknya, namun sayang virga malah terdiam dan sama kesalnya dengan Sonya. Dengan segala pertimbangan setelah hening beberapa saat Sonya menurunkan gengsinya untuk meminta maaf.
"ya udah lah, ok aku minta maaf. Terserah kamu kalo emang kamu mau menjalin hubungan lagi sama mantanmu itu, tapi kamu tetap sama aku sampek kapanpun" kata Sonya meminta maaf dengan manja dan meraih tangan virga lalu mengarahkan untuk menangkup pipinya.
"males,minta maafnya nggak ikhlas" jawab virga mencoba memancing manjanya Sonya.
"sayang.... aku minta maaf, sayangku yang ganteng maksimal" kata Sonya membujuk dan merayu virga, seketika virga luluh dan tersenyum mendengar perkataan Sonya.
Senyum merekapun terkembang lagi. Mereka menikmati hidangan yang mereka pesan, sesekali mereka melakukan hal romantis. Seperti saling menyuapi atau sekedar mengelap bibir yang terkena makanan menggunakan tisu. Seharian ini sonya dan virga jalan berdua, seperti menikmati dan memanfaatkan waktu untuk berduaan dan berpacaran.
"udah mau malem, kita pulang yok. Aku anter kamu pulang" ajak virga untuk pulang kepada Sonya.
"aku masih kangen tau sama kamu, nanti aja deh" tolak Sonya sambil bergelayut manja dilengan virga.
"sayang, kita udah seharian berdua masak kangennya belum sembuh sih"
"memang kamu udah ilang kangennyaa?" tanya Sony ketus.
"bukan hilang, tapi sedikit terbayarkan" kata virga dengan senyum yang terkembang sambil mengelus pipi Sonya.
"besok kita ketemu lagi ya" ujar virga lagi.
Sonya pun akhirnya setuju dengan virga, dan ia segera merapihkan beberapa barangnya yang ada di meja dan memasukkannya kedalam tas jinjingnya. Sebelum pulang virga mengantar Sonya pulang, namun tidak sampai depan rumah tentunya. Karna virga membonceng Sonya menggunakan motor, takut orang tua Sonya curiga karna bukan Angga calon suaminya yang mengantar pulang.
Sementara Angga dirumahnya tampak melamun didepan teras rumahnya. Duduk sendiri dengan ditemani secangkir kopi dan beberapa cemilan buatan calon mama mertuanya. Angga melamun bukan memikirkan Sonya, melainkan fikirannya malah dipenuhi oleh nama clara. Yang baginya adalah mahasiswi terunik yang pernah ia temui didunia perkuliahan, bayangan dalam benaknya menampilkan berbagai tingkah centil dan kekonyolan serta kata katanya yang mengundang gelak tawa. Beberapa kejadian yang ia alami saat menghukum clara, dan memanggilnya keruangan dosen untuk menemuinya.
*OMG bapak, saya itu cuma telat satu menit doang loh pak*
*satu menit bagi saya sangat berharga*
*tapi kan bapak tau sendiri gimana kondisi kota jakarta, semacet apa. Lagian saya ini juga cewe, saya bangun pagi harus ngumpulin nyawa dulu, baru mandi, habis mandi saya juga harus milih outfit yang cocok buat dipake hari ini, abis itu saya harus hairdrayeran dulu, catokan dulu, bikin alis, make up, lipstikan dulu biar nggak pucat* clara panjang lebar menjelaskan dengan nada yang menggebu-gebu bahkan sampai tidak ada titik komanya.
Angga yang mendengarkan penuturan clara hanya bisa menutup telinganya, sebab suara clara yang begitu melengking-lengking memekakan telinga.
*sudah ngocehnya? Ini masih pagi tapi suaramu sudah mengalahkan toa masjid*
*dih bapak, masak suara saya ini sudah merdu cetar membahana, ulama syalala lala, disamain sama toa masjid sih pak*
Disaat Angga mengingat kembali beberapa kejadian ia bertemu dan berkomunikasi bersama clara, tiba tiba lamunannya dibuyarkan oleh ibu dan ayahnya yang baru datang.
"eh kakak, ngapain magrib magrib ngelamun diteras sendirian. Mana sambil senyum senyum lagi, mikirin apa sih? " tegur sang mama dengan menepuk lengan anaknya itu sedikit keras, karna memang tadi ditemui secara halus Angga tidak menyahut.
" eh mama, biasalah, namanya juga lagi jatuh cinta" kata Angga sambil berdiri menyalami papa dan mamanya.
"kamu pasti lagi mikirin Sonya ya" terka sang papa seraya tersenyum sambil menepuk bahu anaknya itu.
Angga hanya tersenyum dan menggapai tengkuknya yang tak gatal. Mendengar perkataan sang papa ia baru menyadari, seharian ini ia tak saling bertemu atau hanya bertukar kabar sedikitpun dengan calon istrinya itu.
"iya juga ya, Sonya seharian ini nggak ngabarin sama sekali" gua Angga
