Laura Charita tidak tau kalo laki laki mabok yang akan melecehkannya adalah bos di tempat dia baru diterima kerja.
Laura bahkan senpat memukul aset laki laki itu walau agak meleset dan menghantamkan vas bunga ke kepalanya hingga dia pingsan.
Ini cerita Erland Alexander, ya, anak dari Rihana dan Alexander Monoarfa. Juga ada cucu cucu Airlangga Wisesa lainnya
Semoga suka....♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Itu dia, kan?
Laura bete banget mendengar puja puji yang tertuju pada sepupunya Maura.
Tantenya tiada hentinya menceritakan apa saja prestasi Maura. Lebih tepatnya mengulang ulangnya.
Neneknya pun tampak senang menanggapinya. Maura memang cucu kesayangannya.
Acara malam ini seakan memang diadakan untuk memuji Maura.
"Oh ya, selamat juga, ya, Laura. Hebat kamu keterima di Merapi Steels," puji suami tantenya, papa Maura tulus. Omnya memang beda dari tantenya. Lebih bijaksana.
"Terima kasih, om."
"Kakek punya cucu cucu yang hebat," puji kakeknya cepat sebelum putri tertuanya mulai membalas dengan nyinyiran.
"Mungkin nanti kita akan bertemu, Laura, karena Kejora Desain akan mengerjakan beberapa projek dari Merapi Steels," ucap Maura terkesan sangat ramah. Sudah biasa.
Dia akan berubah menjadi selembut kapas jika mereka sedang berkumpul bersama keluarga besar. Tapi di luar itu Maura akan bersikap angkuh, sering pura pura ngga kenal jika mereka bertemu di luaran.
"Lakukan yang terbaik, sayang," ucap.neneknya lembut.
"Tentu, nek. Aku sudah memilih anggota tim terbaik. Alisha juga ada di dalam tim."
"Alisha memang bisa dihandalkan," puji Mama Alisha membuat Alsha tersenyum.
"Kalo ada Laura, tim tambah hebat," puji Alisha agar sepupunya lebih sabar dan bisa tahan lama berada di dalam kumpulan keluarga yang membosankan ini.
Laura hanya tersenyum miring.
"Tapi Laura sudah keterima di Merapi Steels. Itu prestasi hebat loh," puji kakeknya membesarkan hati Laura.
"Tapi kenapa harus di Merapi Steels, sih, kalo potensi kamu ada di Kejora desain?" sinis Mama Maura berucap.
"Ngga apa, Ma. Malah bagus. Nanti, kan, bisa bantu kita juga," ucap Maura lembut.
Muak Laura mendengarnya. Alisha pun mencibir sambil memalingkan kepalanya.
"Betul, kalian harus saling mendukung."
Setelah ucapan neneknya, makin banyak lagi ucapan ucapan dari anggota keluarga lainnya yang sudah ngga menarik lagi untuk Laura dengar. Dia bertahan di sini walau bokongnya sudah terasa sangat panas.
Kini dia iseng lagi mencari data laki laki itu medsos populer. Siapa tau ada yang tau kejadian malam itu dan sedang mencari dirinya sebagai pelakunya.
DEG DEGAN. Itulah yang Laura dirasakan . Dia takut dipolisikan jika laki laki itu meninggal dan kasusnya jadi viral.
Dia juga sangat takut kalo nanti akan ada rekaman cctv yang beredar tentangnya. Mamanya bakal tambah mendapat hujatan dari tantenya karena perbuatannya.
Ketika Laura sedang menghembuskan nafas panjangnya secara perlahan, ada riak kaget di daam pelupuk matanya saat menangkap bayangan seseorang yang sedang melintas ngga jauh di depannya.
Laki laki mesum itu?
Dia, kan?
Reflek Laura bangkit dari kursinya.
"Mau kemana, sayang?" bisik mamanya lembut.
"Toilet bentar, ya, mam."
Mamanya menganggukkan kepalanya.
Dia menatap Alisha seakan memberi kode agar sepupunya mengikutinya.
Laura berjalan agak terburu buru karen langkah kaki laki laki mesum itu cepat juga
Dia perlu pastikan kebenarannya, agar jiwa raganya bisa tenang.
Walaupun penerangan di dalam kamar ngga begitu terang, tapi Laura sempat melihat wajah laki laki mesum itu dalam jarak yang sangat dekat.
Dia sangat tampan, dengan rahang simetris dan mata tajam yang kelam.
Posturnya yang tinggi, bahkan dengan high heelsnya pun ngga bisa dia samakan.
"Kamu nyari siapa?" tanya Alisha setelah mereka cukup jauh dari keberadaan kumpulan keluarga mereka.
"Aku melihat dia...." Laura masih mencoba mencari. Tapi Laura yakin kalo laki laki itu memasuki toilet pria. Dia ngga mungkin masuk ke sana.
"Dia siapa?"
Laura menariknya ke arah yang agak menjauh dan cukup terlindungi.
"Ada yang mau aku ceritakan."
Alisha menatapnya serius
Laura mengatur nafasnya.
"Kamu tau kenapa aku minta cepat pulang dari club?"
"Ya. Sebenarnya ada apa?" Alisha mulai menunjukkan ketertarikannya. Dia memang sudah menunggu Laura menceritakannya.
"Sebenarnya waktu itu, saat aku sedang berjalan di lorong setelah dari toilet, tamgan ku di tariknya masuk ke kamarnya."
Mata Alisha membesar.
"Trus? Kenapa kamu malah nyari penyakit kalo memang dia ada di sini?" Saking paniknya Alisha membawanya pergi dari sana.
"Sebentar, Sha. Aku harus pastikan apakah memang dia atau bukan?" Laura mencoba menahan geretan tangan Alisha. Dia belum yakin dengan penglihatannya tadi. Terlalu cepat.
"Kamu ngga diapa apakan?" tanya Alisha panik dan tarikan tangannya terhenti, karena berontakan Laura
Laura menggigit bibir bawahnya.
"La laki laki itu sedang mabok. Dia memaksa dan berhasil mencium bibirku. Tapi aku melawan. Akhirnya kepalanya kupukul dengan vas bunga," jelas Laura perlahan dengan suara bergetar.
Mulut Alisha ternganga mendengarnya.
Kejadiannya pasti sangat menegangkan. Harusnya dia ada di sana untuk membantu Laura lepas dari laki laki itu, umpatnya penuh sesal.
"Kepalanya berdarah, dia pingsan. Aku langsung kabur. Tapi aku takut dia meninggal dan melaporkan aku ke polisi. Tapi Syukurlah sepertinya dia selamat," cerita Laura dengan perasaan lega walaupun rasa takut masih membayang di wajahnya.
Berbeda dengan wajah tercekat Alisha.
"Ka kamu serius?"
"Tentu saja. Tapi mana dia, ya. Kok, ngga keluar keluar dari toilet. Dia sakit perut?" decihnya ngga sabar sambil memandang orang orang yang sedang keluar dari toilet pria.
Jatung Alisha masih berdebaran ngga menentu. Bahaya kalo ada rekaman cctv yang beredar dengan wajah sepupunya sebagai tersangka.
"Sepertinya dia sudah pergi." kesal Laura karena menyadari para laki laki yang keluar dari toilet, adalah mereka yang mengantri. Dan laki laki itu ngga terlihat lagi. Mungkin saat Alisha menariknya hingga fokusnya berkurang.
"Laura, ini masalah besar," sentak Alisha pelan penuh tekanan.
"Aku tau. Karena itu aku stres beberapa hari ini. Kamu tau, aku selalu mantau medsos, nyari di mbah gugel, apa ada orang mati d club. Tapi nihil," jelas Laura ngga kalah pelannya.
Alisha hanya bisa mengangguk anggukkan kepalanya.
"Satu satunya cara kita harus lihat rekaman cctv di club itu." Alisha memberikan solusi yang ngga mungkin juga mereka lakukan. Mereka ngga kenal dengan pemilik club. Lagian mereka bukan siapa siapa. Belum tentu juga mereka diijinkan. Sudah pasti pihak sekuriti juga ngga akan mau memperlihatkan pada mereka.
"Nggak mungkinlah. Malah kita akan langsung dicurigai," kilah Laura cepat. Itu malah yang dia takutkan.
"Harusnya kamu langsung cerita." Alisha jadi kesal. Ini bukan masalah kecil. Jantungnya sampai sekarang masih berdetak ngga normal.
"Aku, kan, terguncang, Sha. Bayangin aja, tiba tiba dicium sama digr e pe sama orang yang ngga dikenal," sungut Laura membela diri.
"Iya, sih. Tampan, nggak? Kalo tampan kasian juga dipukul sampai pingsan," senyum jahil Alisha mulai terkembang.
Laura mendengus kesal.
Heran, harusnya sepupunya bersyukur karena dia berhasil menyelamatkan kehormatannya. Bukan membahas ketampanannya.
"Sudah, kita balik. Mama Maura nanti bisa banyak tanya kalo kita kelamaan perginya," pungkas Alisha ketika Laura ngga mau menjawab pertanyaannya malah menampilkan wajah sewotnya.
Oh iya.
Laura pun menurut. Kasian nanti mamanya dicerca banyak pertanyaan.
"
Aq suka dengan keputusan Pak Bagas untuk segera menceraikan Melda, apapun nanti hasil tes DNA antara pak Bagas & Maura, yg pasti Melda harus di kasih faham kalau seorang istri tuh harus bisa menjaga marwahnya, mungkin memang dari dulu Melda itu suka berzina,makanya ketahuan karna sudah kenyang,
biar kapok apalagi itu si nenek " biar langsung struk setelah sadar nanti anak kesayangan di cerai dan cucu kebanggaan nya masuk penjara karna berbuat kriminal,
malah pacaran setelah menikah lbh baik
Daan Sangat2 setujuuu si Sundel Maura mendekam lama di penjara...bukan di lecehkan itu tapi senjata makan tuan 😂😂😂