NovelToon NovelToon
Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Cinta Terlarang / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Dua bersaudara kakak beradik yang sudah lama memainkan MMORPG menggunakan kapsul DDVR (Deep-Dive Virtual Reality) tiba-tiba berpindah dunia disaat mereka sedang menunggu tutupnya server.

Adik perempuan yang bernama Rena sudah bertahun-tahun menggunakan kapsul DDVR yang sekaligus digunakan sebagai penunjang kehidupan karena dirinya yang mengalami koma akibat kecelakaan di masa lalu, akhirnya bisa mengalami dunia nyata meskipun dengan tubuh yang berbeda dan di dunia yang berbeda pula.

Berbeda dengan kakak laki-lakinya, Reno, yang sudah mempersiapkan pernikahannya sementara semua impiannya hampir sudah tercapai semua kini harus dihadapkan dengan situasi yang berbeda, di dunia dan dengan tubuh yang berbeda, sama sekali tidak memiliki jalan untuk kembali.

Apakah Reno akan mengalah dengan adiknya, Rena, dan hidup di dunia baru sebagai seorang Penakluk? atau dia akan tetap berusaha mencari jalan pulang sementara meninggalkan adiknya di dunia yang asing dan kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#8 – Pengepungan Kelemborr

Kelemborr adalah sebuah kota besar yang dikelilingi benteng tinggi dan tebal setinggi 20 meter dengan ketebalan sampai 3 meter, terkenal akan ketahanannya terhadap banyak invasi dan pengepungan. 

Kotanya yang luas dan terkenal akan kemandiriannya membuat Kelemborr mampu bertahan pengepungan selama bertahun-tahun. Tak sampai disitu, teknologi sihir yang terpasang di setiap menara pengawas juga sudah cukup maju untuk membasmi para penyerang yang mencoba melewati benteng.

Kelemborr tak hanya terkenal akan benteng yang mengelilinginya, namun juga terkenal akan kastil yang berada di dalamnya, sebuah kastil kokoh dan tak tertembus, dengan parit selebar 7 meter dan sedalam 18 meter, tak satupun kastil ini pernah ada yang berani untuk sekadar mengepungnya.

Kelemborr adalah pusat pemerintahan kerajaan Bethelia yang terletak di dalam wilayah Wulfert, sebuah wilayah besar yang sudah turun temurun dikuasai oleh satu keluarga, yaitu rumah Baewulf, keluarga kerajaan Bethelia. Dan Kelemborr sendiri adalah ibukota kerajaan Bethelia.

Kota yang terkenal akan ketangguhannya terhadap invasi, kini dikepung oleh pasukan gabungan yang diprakarsai oleh sang pemberontak yang merupakan seorang bangsawan berpangkat duke (adipati) dari rumah Leofric. Dan sudah berjalan satu minggu sejak pasukan gabungan Leofric yang berjumlah 500 ribu mengepung Kelemborr.

Duke Edward dari rumah Leofric memimpin lima rumah bangsawan lainnya untuk memberontak. Rumah Peredur yang berpangkat marquis, Rumah Geraint yang berpangkat Count, Rumah Aedlewine yang berpangkat Count, Rumah Aelfstan yang berpangkat Viscount, dan yang terakhir adalah Rumah Waermund yang berpangkat Baron. Dan mereka semua adalah Vassal dari rumah Leofric.

Leofric, penguasa selatan, penguasa wilayah Maeynfeld, telah memberontak dan mengepung ibukota, dan hari ini adalah hari ketujuh. Dan begitulah Randall mendapatkan pesan dari prajurit bayangannya, sementara dirinya kini bersama dengan sisa pasukannya yang masih tersisa sekitar 300 ribu pun mulai berjalan menuju ibukota yang jaraknya tiga minggu dari dataran Eorelk.

“Durrand! Kemari kau!” Teriak Randall dari atas kudanya, sementara seorang kesatria mulai memacu kudanya dengan cepat dari belakang untuk menghampirinya.

Kini Durrand memacu kudanya tepat di samping kuda Randall. “Paduka, apakah ada hal yang anda perlukan?”

“Berapa lama lagi kita sampai?” Tanya Randall dengan tatapannya yang tetap fokus menatap ke depan selagi ia terus memacu kuda nya.

“Lima hari lagi, Paduka,” jawab Durrand dengan penuh kepatuhan.

“Tsk, kita akan telat jika begini caranya,” keluh Randall. “Mereka pasti sudah selesai membangun artileri dan sudah mulai mencoba menembus gerbang.”

“Saya yakin para prajurit garnisun mampu menahan mereka, paduka. Anda tidak perlu khawatir.”

“Ya, benar … kamu benar sekali.” Randall mengerutkan keningnya, sedang terus memikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi.

Lalu ditengah pembicaraan itu, seorang berkacamata yang adalah seorang penasihat Raja yang juga merupakan kelahiran rakyat biasa, memacu kudanya dari belakang dan langsung berhenti di sebelah kiri Rajanya.

“Terry? Ada apa?” Tanya Randall sesaat ia menoleh ke kiri.

Terry tampak berkeringat, wajahnya juga sudah terlihat pucat. Kemudian dengan nafas yang terengah-engah ia pun mulai berkata, “paduka, mohon maaf atas kelancangan saya. Namun saat ini para infanteri sudah sangat kelelahan dan mengeluh untuk segera beristirahat.”

Randall menghela nafas panjang dan mulai menunduk seakan sedang memikirkan sesuatu. Kemudian ia pun menoleh ke kanan, ke arah Durrand.

“Durrand dari rumah Lancelot,” ucapnya sambil mulai memegang bahunya. “Kamu adalah putra dari mendiang adik perempuanku, putri Marchelia, jadi kamu sekarang aku nobatkan sebagai pangeran mahkota–”

“Paduka, tunggu!” Ucap Durrand mencoba mengelak ucapan Raja nya.

Namun, tatapan Randall sudah begitu tajam dan dipenuhi dengan tekad yang kuat. Hatinya sudah teguh dan tidak dapat digerakkan lagi.

“Untuk tugas pertama mu sebagai pangeran mahkota, Durrand, aku menugaskanmu untuk memimpin seluruh infanteri dan … dan beristirahatlah kalian. Aku dan prajurit kavaleri yang akan mulai mempercepat fase ini untuk menerjang para pemberontak sialan itu.”

“Paduka … apa yang—” ucap Durrand terhenti dan tampak menggigit bibirnya. Matanya yang penuh dengan keraguan kemudian pun berubah menjadi tatapan yang tenang dan stoik. Ia pun membungkuk. “Baik, paduka … serahkan kepada saya.”

Randall tersenyum tenang, sementara angin menghembus jenggotnya yang putih dan sempat menutupi mulutnya yang ingin segera berucap. “Hah! Dasar bocah! Baiklah kalau begitu, Durrand sang kesatria emas, kembalilah ke barisanmu!”

Durand yang hendak membalas pun terhenti sesaat Randall mengangkat tangannya.

“Durrand, sebelum itu …,” ucap Randall dengan penuh ketenangan pada tatapannya, dan mulai meraih barang bawaannya yang ada di pelana kuda. Ia mengeluarkan dua vial pemberian Auriel. “Durrand, ambil lah ini, dan minum yang bening disaat kamu sedang terdesak, dan yang merah saat kamu sekarat.”

“Tunggu, paduka, ini apa?” Tanya Durrand.

“Itu adalah ramuan yang aku pun tidak tahu fungsinya. Namun karena itu diberikan kepadaku oleh yang agung nyonya Auriel, maka aku mempercayainya.”

“.... Entitas yang membantu kita … apakah dia yang telah melerai peperangan antara kita dan Everion? Dan menggunakan kekuatan sucinya kepada prajurit yang—”

“Benar,” potong Randall. “Dan sekarang, kembalilah ke tugas yang sudah kuberikan,” lanjutnya tersenyum bangga. "Dan juga ... Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi ... Akan kukatakan nanti saja, disaat kita sudah memenangkan perang ini."

“Siap, paduka!” Dan Durrand pun memacu kudanya ke belakang dan mulai memerintahkan para komandan infanteri untuk segera mengistirahatkan pasukan mereka.

“Terry,” panggil Randall dengan suara yang tenang. “Kau sudah mendengarnya, semoga kamu bisa menjadi saksinya.”

“Paduka tapi, saya hanyalah rakyat–”

“Tidak ada yang namanya rakyat biasa … kau adalah orang penting dan merupakan penasihat raja. Perkataanmu akan selalu dipercaya. Jadi, kamu mundurlah, dampingi Durrand.”

“Paduka … apa yang anda—”

“Apakah kamu ingin membelot juga dengan menyangkal titahku?” Tanya Randall.

“T-tidak, paduka,” balas Terry tertunduk. “Baiklah kalau begitu, saya akan melaksanakannya.”

Terry pun mundur, memacu kudanya ke barisan belakang dan bergabung dengan pasukan infanteri yang kini dipimpin oleh Durrand.

“Kesatria kavaleri!” Teriak Randall, kemudian mulai memutar kudanya menghadap ke para prajurit kavaleri yang terus berjalan di belakangnya. “Apakah kalian ingin merasakan kehormatan yang tak ada tandingannya?!”

“Yaaaaaa!” para kesatria kavaleri berat bersorak serentak.

“Kalau begitu dengan rahmat dewa api Van-gos! Ikuti aku menuju kejayaan bersama! Pacu kuda kalian secepat mungkin! Ikuti aku menuju kemenangan!” Teriak Randall dan mulai kembali mengarahkan kudanya ke depan dan mulai memacu dengan cepat. Sementara para prajurit kavaleri yang tidak lebih dari 5 ribu unit pun bersorak-sorai dan mulai memacu kudanya dengan cepat mengikuti Randall, Raja mereka.

“Dan dengan rahmat dewa kematian dan dewi kehidupan, yang agung Ouros dan Auriel, aku berjanji akan menghukum mereka para pembelot dengan pedangku sendiri!” Ucap Randall berbisik selagi terus memacu kudanya dengan kecepatan tinggi.

****.

Bersambung ....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!