NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31st : Interrelated

Miami, 23 tahun yang lalu.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat dini hari. Derai hujan membasahi setiap jengkal permukaan bumi dengan begitu deras. Dan disertai bunyi menggelegar di langit, menambah kesan bahwa hujan ini akan lama.

Tak hanya itu, kilatan cahaya yang terlihat di langit membuat siapapun enggan untuk keluar dari rumah dan lebih memilih untuk bermalas - malasan di tempat tidur. Namun, tidak dengan dengan sekelompok orang yang saling menyerang.

Terlihat satu pasangan tengah berdiri di pinggir bukit, dengan seseorang menodongkan pistol ke kepala seorang anak laki - laki yang orang itu dekap dengan cukup kuat. Wanita yang merupakan ibu dari anak laki - laki yang menjadi sandera orang itu hanya bisa memohon dengan air mata yang tidak dapat dikendalikan lagi. Serta sang suami yang berusaha bernegosiasi dengan orang di hadapannya itu.

"Kumohon!!! Jangan bunuh putraku!" pekik wanita itu dengan kedua tangan menyatu di depan dada. "Dia tidak bersalah! Kumohon!! Jangan bunuh dia!" titah wanita itu.

"Tommy, please don't do that!!!" seru ayah dari anak laki - laki itu.

"DADDY!!!" pekik sang anak dengan wajah yang ketakutan. 

"Kumohon! Biarkan dia hidup! Dia hanya anak kecil yang tidak mengerti apa - apa!" ketus sang ayah pada pria yang bernama Tommy itu.

"Dengan begitu, jika kalian ingin anak ini tetap hidup. Maka gulingkan tubuh kalian ke sana!!" ujar pria bernama Tommy itu dengan smirknya dan tatapan dingin.

Mendengar itu, pasangan itu saling menatap satu sama lain. Selang beberapa menit keduanya menganggukkan kepalanya dan mengaitkan tangan mereka satu sama lain lalu menutup kedua mata mereka. Setelahnya, mereka menghuyungkan tubuh mereka ke belakang.

"DADDY!!! MOMMY!!! NOOOO..." pekik anak laki - laki itu sambil memberontak dan berusaha melepaskan diri.

Tak jauh dari tempat kejadian itu, ada dua orang pria yang bersembunyi di balik pohon sambil memperhatikan apa yang terjadi. Keduanya merasa menyesal, karena gagal menjaga bos mereka. Hingga salah satu dari mereka memilih mengarahkan snipernya pada pria yang saat ini masih menodongkan pistolnya ke arah anak laki - laki dalam dekapannya.

"Carlos?!" seru pria itu yang sudah siap dengan snipernya. Sementara yang dipanggil hanya menoleh padanya dengan alis terangkat. "Bersiaplah! Kau harus merebut tuan Gary dari tangan si brengsek itu!! Dan aku akan menembaknya!" titahnya lalu disambut anggukan paham dari rekannya itu.

Selang beberapa detik kemudian, terdengar suara rintihan yang keluar dari mulut pria bernama Tommy itu. Sebuah peluru berhasil menembus leher bagian kanannya. Pria itu pun menjatuhkan pistolnya dan memegang lehernya yang mulai mengeluarkan darah. Melihat itu, pria bernama Carlos pun bergerak mendekat ke arah pria itu lalu merampas anak laki - laki itu darinya. Pria bernama Tommy itu hendak melawan, tetapi sebuah peluru kembali menembus perut bagian kanannya. Tanpa membuang waktu, pria bernama Carlos itu menendang pria itu hingga tubuhnya terpental ke pinggir bukit yang menyebabkan pria itu hampir terjatuh ke bawah jika saja satu tangannya tak bertumpu pada sebuah batu yang menancap di tanah. Tak ingin membiarkan pria itu lolos, Carlos pun maju lalu menginjakkan kakinya pada tangan pria itu hingga pegangannya terlepas dari batu itu. Setelahnya, Carlos menggendong anak laki - laki itu dan pergi dari tempat itu bersama dengan rekannya tadi.

"Jack?! Suruh anak buah tuan Spencer untuk mengurus semua jasad mereka!!!" tegas Carlos pada rekannya. "Kita harus membawa tuan Gary pulang terlebih dahulu!"

"Okay!"

🔫🔫🔫

Cahaya matahari menerobos masuk dengan leluasa saat seseorang membuka tirai jendela hingga membuat seorang gadis yang tertidur di sofa menggeliat dan menyipitkan matanya berusaha menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke retinanya. Gadis itu tersentak dan bahkan hampir terjatuh jika saja ia tidak menahan tubuhnya.

"Astaga! Bagaimana bisa aku tertidur disini?!" ceplosnya dengan ekspresi terkejut yang tercetak di wajahnya. Dengan cepat, gadis itu merogoh sakunya dan melihat ponselnya. Dan benar saja, banyak sekali panggilan yang masuk dari nomor sang daddy.

"Selamat pagi, nona Alya!" ucap seorang pelayan yang berdiri tak jauh darinya sontak membuat gadis itu tersentak dengan ponsel yang hampir terjatuh jika ia tidak cepat menangkapnya kembali.

"Astaga! Kau membuatku terkejut!" ucap gadis itu sambil menggenggam ponselnya dan mengelus dadanya dengan salah satu tangannya yang kosong.

"Nona Alya, ingin sarapan apa? Biar kami siapkan!" tanya pelayan itu dengan senyuman yang sopan merekah di wajahnya.

"Sarapan? Ahh... Tidak perlu!" elak Alya sambil tersenyum kikuk.

"Ini sudah waktunya sarapan. Dan nona Alya harus makan sesuatu" jawab pelayan itu berusaha membujuk Alya.

"Tapi..--"

"Tidak masalah, kami bisa menyiapkan dan membawanya kesini, jika anda mau" jelas pelayan itu.

"Tapi, sungguh tidak apa - apa?!" ucap Alya ragu.

"Yah, nona. Anda adalah tamu di rumah ini, jadi kami harus memperlakukan anda sebaik mungkin" tukas pelayan itu.

"Mm.. Baiklah" kata Alya akhirnya.

"Anda ingin makan apa?" tanya pelayan itu lagi.

"Apa saja" tukasnya cepat.

"Baiklah, kalo begitu saya permisi dulu" pamit pelayan itu.

Selang beberapa menit, pintu kamar kembali terbuka dan menampakkan seorang pria paruh baya yang sudah rapi dengan setelan tuxedonya. Pria paruh baya itu melangkah ke arahnya lalu duduk di sofa yang berbeda darinya.

"Selamat pagi, tuan" sapa Alya dengan kepala menunduk.

"Kau tidak perlu seperti itu.."

"Bagaimana pun kau adalah seseorang yang lebih tua.." tukas Alya. Sedangkan pria paruh baya itu hanya tersenyum menanggapi pernyataan gadis itu.

"Terima kasih, karena sudah datang mengunjungi Mark" seru pria paruh baya itu dengan senyuman indah mengembang di sudut bibirnya.

"Iya" Alya tertegun sejenak. "Tuan, maaf sebelumnya. Tapi, apa saya boleh bertanya sesuatu padamu?!" tanya Alya dengan harap - harap cemas.

"Silahkan!"

"Apa tuan tahu, apa yang terjadi pada Mark?!" ujar Alya sarkastik.

"Apa maksudmu?"

"Saya tidak akan memaksa tuan untuk menjawabnya. Tapi, saya janji apapun itu, saya tidak akan membiarkannya. Karena bagaimana pun, Mark hanyalah korban yang tidak tahu apa - apa soal masalah ini"

"Alya?! Apa kau mengetahui sesuatu tentang kami?!" sergah pria paruh baya itu was - was.

"Yah, saya cukup tahu itu" jawab Alya dengan tatapan yang tak terbaca.

"Siapa kau sebenarnya?" ceplos pria paruh baya itu.

"Saya. Adalah Alya Mackenzie Armstrong putri sulung dari Jack Armstrong, ketua Dark Knight.." jawab Alya dengan penuh percaya diri.

"Kau?! Putri dari Jack Armstrong?"

"Yah."

"Jika kau datang kesini hanya untuk membalas dendam, sebaiknya kau pergi. Karena aku tidak akan membiarkan itu"

"Tidak! Bukan itu maksud kedatanganku!" tukas Alya. "Maksud kedatangan ku kesini, untuk membantu kalian terlepas dari ancaman Carlos!"

"Apa yang bisa kau lakukan?!"

"Membalaskan apa yang sudah mereka perbuat pada kami, terutama pada daddyku. Mereka harus merasakan apa yang selama ini kami rasakan!" tegas Alya dengan kilatan amarah yang terlihat dari maniknya. "Entah anda sudah mengetahui atau belum. Yang pasti, apa yang dialami oleh putramu adalah salah satu dari ulah mereka!"

"Kau---"

Tok... Tok... Tok...

Keduanya pun teralihkan dan melihat kedatangan seorang pelayan sambil membawa nampan berisi sarapan.  Melihat itu, pria paruh baya itu pun beranjak dari tempatnya lalu meninggalkan ruangan itu dengan berbagai spekulasi yang bermunculan di pikirannya.

Jadi ini, alasan Mark ingin tahu tentang kedua kelompok itu. Dan tentang gadis yang ingin ia lindungi, jadi Alya-lah gadis yang ia maksud.

💢💢💢

1
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
Nanaia
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!