Langit Jakarta yang kelabu seolah mencerminkan hidup keluarga Rahman. Di rumah petak sempit itu, Rahman, pemuda 17 tahun yang kurus namun bermata tajam, mengemasi barang-barangnya. Di sudut ruangan, ibunya, Bu Fatimah, terisak pelan. Ayah Rahman, Pak Hasan, hanya bisa mengusap punggung istrinya dengan tatapan sendu. Adik Rahman, Riko, merangkul kaki ibunya, wajahnya penuh tanya.
"Nak, jaga diri baik-baik di sana. Ibu hanya bisa berdoa untukmu," Bu Fatimah memeluk Rahman erat.
Rahman mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Ibu, Ayah, doakan Rahman. Rahman akan berusaha keras di sana."
Keesokan harinya, Rahman berangkat ke bandara dengan bekal seadanya dan tekad membara. Tujuannya: Spanyol, negeri yang jauh di seberang benua. Di sana, ia akan bergabung dengan akademi sepak bola CD Leganés B, sebuah klub kecil yang tak banyak dikenal di pinggiran Madrid.
Kehidupan di Spanyol tidak mudah bagi Rahman. Selain harus beradaptasi dengan budaya dan bahasa yang asing, ia juga harus bersaing dengan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RenSan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Pesawat yang membawa rombongan CD Leganés mendarat di Bandara Adolfo Suárez Madrid–Barajas. Rahman menatap keluar jendela, menyaksikan gemerlap lampu kota Madrid yang menyambutnya. Ia merasakan semangat baru, siap menghadapi tantangan di musim kompetisi 2022-23.
Segunda División, kasta kedua sepak bola Spanyol, bukanlah panggung yang mudah. Persaingan ketat, setiap tim berambisi untuk promosi ke La Liga. Namun, Rahman tidak gentar. Ia telah membuktikan kualitasnya di pra-musim, dan ia yakin bisa bersaing dengan pemain-pemain terbaik di divisi ini.
Setibanya di klub, Rahman langsung disambut oleh rekan-rekan setimnya. Mereka telah mendengar tentang penampilan impresif Rahman di pra-musim, dan mereka antusias menyambut kehadiran pemain muda berbakat dari Indonesia ini.
Rahman masih mengenakan nomor punggung 27. Nomor 7, yang merupakan nomor favoritnya, masih dikenakan oleh pemain senior di tim utama. Namun, Rahman tidak terlalu mempermasalahkannya. Baginya, yang terpenting adalah memberikan kontribusi terbaik bagi tim.
Pelatih Mauricio Pellegrino memanggil Rahman ke kantornya. "Rahman, saya senang dengan perkembanganmu selama pra-musim. Kau telah menunjukkan potensi besar, dan saya yakin kau bisa menjadi pemain penting bagi tim ini," ujar Pellegrino.
"Terima kasih, Señor," jawab Rahman dengan rendah hati. "Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu tim meraih kemenangan."
Pellegrino mengangguk puas. Ia lalu menjelaskan rencana tim untuk musim ini. CD Leganés menargetkan promosi ke La Liga, dan mereka akan berjuang keras untuk mencapai tujuan tersebut.
Rahman mendengarkan dengan seksama. Ia tahu bahwa ini adalah kesempatan emas baginya untuk menunjukkan kemampuannya di level yang lebih tinggi. Ia bertekad untuk memberikan segalanya di lapangan, untuk membantu CD Leganés meraih promosi ke La Liga.
**********
Musim kompetisi 2022-23 Segunda División resmi dimulai. CD Leganés akan menghadapi lawan-lawan tangguh seperti Alavés, Eibar, Levante, dan Sporting de Gijón. Rahman siap menghadapi tantangan ini. Ia akan membuktikan bahwa ia adalah Mimpi dari Timur yang siap menaklukkan Segunda División.
Jumat, 12 Agustus 2022, Estadio Municipal de Butarque menjadi saksi bisu laga pembuka Segunda División musim 2022-23. CD Leganés menjamu Deportivo Alavés, tim kuat yang baru saja terdegradasi dari La Liga. Atmosfer stadion begitu hidup, dipenuhi sorak-sorai ribuan penggemar yang haus akan sepak bola kompetitif setelah jeda musim panas.
Rahman duduk di bangku cadangan, jantungnya berdebar kencang. Meskipun tidak masuk dalam starting eleven, ia tetap merasa gugup dan bersemangat. Ini adalah debutnya di Segunda División, liga yang dikenal dengan intensitas dan persaingan yang tinggi.
Pelatih Mauricio Pellegrino memilih formasi 4-2-3-1, dengan José Arnaiz sebagai ujung tombak serangan. Di lini tengah, Rubén Pérez dan Recio bertugas sebagai double pivot, sementara Fede Vico, Dani Raba, dan Naim García menjadi trio gelandang serang.
Babak pertama berjalan dengan tempo cepat. Kedua tim saling jual beli serangan, namun belum ada gol yang tercipta. Alavés tampil disiplin dalam bertahan, sementara Leganés kesulitan menembus pertahanan rapat lawan.
Pellegrino mengamati jalannya pertandingan dengan seksama. Ia melihat bahwa timnya membutuhkan tambahan kreativitas di lini serang. Di menit ke-60, ia memutuskan untuk melakukan pergantian pemain.
"Rahman, pemanasan!" teriak Pellegrino.
Rahman segera bangkit dari bangku cadangan, adrenalinnya terpacu. Ia melakukan pemanasan dengan penuh semangat, siap untuk memberikan kontribusi bagi timnya.
Lima menit kemudian, Pellegrino memanggilnya lagi. "Rahman, masuk!"
Rahman berlari memasuki lapangan, menggantikan Naim García yang terlihat kelelahan. Ia langsung menempati posisi sayap kanan, berusaha memberikan energi baru bagi serangan Leganés.
Rahman mendapatkan beberapa sentuhan bola, namun belum bisa menciptakan peluang berbahaya. Alavés masih bermain solid dalam bertahan.
Hingga peluit akhir dibunyikan, skor tetap imbang 0-0. Leganés gagal meraih poin penuh di laga pembuka, namun Rahman merasa puas dengan penampilannya. Ia telah menunjukkan bahwa ia bisa bersaing di level Segunda División.
Bersambung...
nanti musim depan duet sama Mas Rohim
/Grin/