NovelToon NovelToon
Saudara Tiri

Saudara Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Keluarga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: ATAKOTA_

menceritakan seorang anak bernama Alfin dirinya selalu di benci bahkan menjadi bahan olok-olokan keluarganya karena dirinya tidak terlalu pintar akhirnya dirinya berjuang mengungkapkan potensinya hingga dirinya menjadi seorang pengusaha kaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATAKOTA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mereka manusia baik

Alfin melangkah pelan di pinggir jalan dengan kaus celana panjang nya, ia terlihat seperti seorang orang yang kebingungan melihat kiri dan kanan seraya mengelus-ngelus perutnya yang sudah sangat perih kelaparan, tak berselang lama matanya, hanya tertuju pada sebuah toko kelontong yang tampak beberapa puluh meter di depan matanya.

"Hmm... Gimana ya? uangku sekarang cuma ada lima ribu rupiah saja, apalagi sekarang nasi bungkus itu lima belas ribuan. gimana ini?" gumam Alfin seraya mengocek sakunya kiri dan kanan.

Menyadari uangnya memang tidak mencukupi Alfin tetap memutuskan untuk mendekati toko tersebut. Disana terlihat banyak orang-orang yang sedang menikmati makanan nya, mereka semua makan begitu lahap seketika membuat Alfin tak kuasa menahan rasa sakit di perutnya sesekali ia terlihat menelan ludah saking nikmatnya melihat orang-orang yang menikmati makanannya.

"Loh nak Alfin ya, tumben sekali keluar dari rumah, ada apa ya?" tanya mbok Asih.

"Sebenarnya Fin mau membeli nasi bungkus mbok, cuma uang Fin hanya ada lima ribu saja. jadi apakah bisa ngak mbok, Alfin cuma beli nasinya saja," ucap Alfin seraya menundukkan kepalanya. Karena merasa sangat malu hanya sanggup membeli bongkahan nasi saja.

"Loh mbok, ngak salah dengar nih. masa anak keluarga kaya Rahim Azkara yang terkenal itu? dengan kompleks perumahannya yang sangat luas, dan anak-anaknya yang terkenal cerdas,tampan rupawan, tajir melintir, kok bisa-bisanya ngemis minta gini sih, yang benar aja kamu?," tanya wanita tua itu kepada Alfin dengan nada tinggi.

"Aaa... anu..Bukan begitu maksudnya mbok! Alfin sebenarnya!, Alfin cuma...Aaa... Mau nanya-nanya saja sih!"

Hehehe!....

tawa Alfin karena merasa panik tanpa sepatah kata apa pun ia berusaha menghindari tempat itu, karena dirinya sangat kawatir apabila rumor buruk tentang dirinya akan tersebar luas di tengah masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi nama baik keluarga mereka.

...****************...

Hari yang sebelumnya cerah kini tampak mulai gelap. menandai waktu siang yang beranjak petang, terlihat dari Awan yang menggumpal menjadi satu di iringi dengan hembusan angin yang bertiup kencang. menjatuhkan butiran demi butiran air hujan yang terlihat semakin deras bercucuran membasahi setiap tempat.

Alfin yang pada saat itu hanya bisa tertunduk lesu. hendak beranjak pulang seketika ia terhenti dari langkahnya. Karena sempat memandangi langit yang sebelumnya cerah kini tampak mendung, menjatuhkan butiran demi butiran hujan yang begitu deras. hingga menuntutnya berteduh pada suatu tempat, tanpa ia sadari tempat itu yang akan merubah hidupnya nanti. yaitu sebuah bengkel usang yang tersimpan banyak cerita Disana.

"Duh gimana nih, hujannya sangat lebat sekali, mana perutku udah keroncongan nih," ucap Alfin sembari memeluk tubuhnya karena merasa sangat kedinginan sekaligus merasa sangat kelaparan.

Dirinya terlihat berusaha menahan hawa dingin yang terasa kian menusuk kulit dengan berbaring menyamping diatas kursi panjang Bengkel tersebut, seraya meringkuk kedinginan memeluk kedua lututnya tanpa ia sadari dirinya malah tertidur pulas pada saat itu juga.

Hujan yang pada saat itu terlihat sangat deras mulai mengguyur semua tempat dengan deraiaan yang sangat memekakkan telinga, hingga pemilik bengkel yang pada saat itu tiba-tiba keluar dengan menyelimuti tubuhnya dengan kain sarung, sembari menyeruput segelas kopi hitam tampak memandang kearah luar rumahnya. Sembari melihat kiri dan kanan. tiba-tiba ia di kaget kan dengan seorang remaja yang tampak meringkuk kedinginan tertidur di kursi panjang sudut bengkelnya. ia terlihat menggigil kedinginan seraya memeluk kedua lututnya se-sekali terdengar melantur tak jelas mengigau.

"Nak bangun nak?" panggil pemilik bengkel tersebut sembari membangunkannya.

Pemilik bengkel di kaget kan dengan suara remaja itu yang terdengar mengigau melantur beberapa kata. Seraya gemeletuk kedinginan, yang seketika beberapa kata yang keluar dari mulutnya, itu sempat menarik perhatiannya.

"Ayah... ibu.. maafkan Alfin.. karena tidak bisa memenuhi harapan kalian, untuk mendapatkan juara tahun ini Alfin berjanji akan berusaha lebih giat lagi," ucap Alfin melantur menggigil kedinginan.

"Astaghfirullah nak,bangun nak! Kamu kenapa bisa seperti ini," tanya pemilik bengkel tersebut yang berusaha membangunkan Alfin dari tidurnya.

Menyadari hal itu seketika Alfin terbangun dari tidurnya sembari melihat kiri dan kanan dengan wajah yang terlihat sangat panik.

"Eeeh maaf pak, maafkan saya,"

Dirinya terlihat hendak berusaha menerobos derasnya hujan, meskipun tubuhnya menggigil karena tak sanggup lagi menopang berat badannya seketika dirinya hampir pingsan di hadapannya. pemilik bengkel tersebut dengan sigap menggenggam tangan Alfin seketika membuatnya terhenti dari langkahnya tampak dari raut wajahnya yang mulai lesu yang sepertinya tak kuat lagi berdiri.

"Pak maafkan saya pak, saya tidak sengaja mampir disini," ucap Alfin yang sudah sangat gemetaran terlihat dari pakaiannya yang sudah membasahi sekujur tubuhnya.

"Sudahlah nak sudah! tenang dulu, saya ini bukan orang jahat. saya sengaja bangunin kamu buat nolongin kamu," ucap pemilik bengkel tersebut dengan senyuman yang lembut terukir indah dari raut wajahnya.

"Tapi pak!"

"Sudah-sudah, kamu keringkan dulu tubuhmu di dalam," ucap pria itu seraya membantu Alfin melangkah pelan memasuki rumahnya yang terlihat sederhana.

"Umi!," Panggil pria itu kepada istrinya.

"Ya Abi," balas istrinya keluar dari kamarnya.

"Astaghfirullah! ini siapa bi kok basah kuyup begini," ucap istrinya yang terlihat sangat kawatir melihat kondisi seorang remaja ini yang terlihat sangat pucat menggigil kedinginan.

"Rin tolong bantu umi ambilkan air panasnya nak, sekalian isikan airnya didalam baskom itu!" ucap wanita itu menyuruh putrinya, seraya dirinya dengan sigap mengambil selimut di dalam kamarnya.

Rin yang pada saat itu, Baru selesai mengaji seketika merasa sangat terkejut, tampak ia mulai kebingungan dengan situasi saat ini?

"Udah jangan panik Rin istighfar nak," ucap umi dan Abi yang baru selesai menyelimuti pria itu, yang terlihat sangat membutuhkan pertolongan.

Berselang Beberapa saat remaja pria itu terlihat mulai merasa tenang, tampak sorot matanya yang sayu memandang kiri dan kanan memastikan siapa saja orang baik yang telah membantunya. di depan matanya tampak 2 orang perempuan berpakaian sopan muslimah yang tersenyum lembut dan di belakangnya tampak seorang pria ber kopiah hitam di sertai janggut di dagunya terlihat senyum kepada Alfin.

"Nama kamu siapa nak," tanya pemilik bengkel tersebut seraya memijit-mijit pundak remaja itu.

"Nama saya Alfin Raymond pak bisa di panggil Alfin," ucap Alfin dengan ragu-ragu.

"Oh Alfin ya, nak Alfin sekarang tinggalnya dimana ya?" tanya pria itu lagi dengan lemah lembut.

"Saya tinggal beberapa meter dari tempat ini pak, di sebuah komplek perumahan Azkara,"

balas Alfin dengan jujur meskipun di dalam hatinya sangat takut dengan keluarga ini. yang menurutnya, akan menyebarkan rumor buruk tentang dirinya karena keluarga mereka sebelumnya selalu saja jadi bahan pembicaraan orang-orang di RT ini.

"Owalah gitu ya, bapak sebenarnya baru pertama kali pindah di sini, jadi bapak belum terlalu kenal dengan warga di sini. Oh i-ya Ini kenalin Nama bapak Anton dan mereka itu anak dan istri bapak. namanya Ririn dan Fatimah mereka juga yang bantuin Kamu tadi," ucap pria itu dengan senyuman yang sangat teduh diwajahnya.

Alfin yang pada saat itu melihat istri dan anak pemilik bengkel tersebut seketika terkesima dengan kecantikannya. yang terlihat sangat rupawan alim dan Solehah. membuat dirinya seketika terdiam sejenak seperti mengagumi indahnya bunga melati yang baru saja mekar dihadapannya, bibirnya bagaikan buah delima indah merah menyala tersungging indah dari kedua sisi, pandangannya teduh bagikan putri malu berkarisma, disertai dengan sorot mata indah bercahaya bagaikan mutiara di dalam genangan air elok nan mempesona menaklukkan hati siapa saja yang melihatnya.

"Eeeh Maaf pak, ibuk, bapak...eeeh.. Astaga Moh maaf sebelumnya! saya harus pulang dulu! terimakasih atas bantuannya," ucap Alfin yang terlihat terkesima dengan kecantikan anak pemilik bengkel tersebut sampai-sampai dibuatnya hilang akal.

Akan tetapi karena dirinya belum sepenuhnya mempunyai keluarga ini, Alfin merasa sangat bimbang untuk berlama-lama di sini. terlihat dirinya terus memandang ke arah luar jendela demi meyakinkan hatinya kabur dari hadapan mereka. meskipun dirinya sangat berhutang Budi atas kebaikan keluarga ini. Saat hendak mengambil ancang-ancang untuk kabur terdengar!.

Krut...krut...kruuut.

Bunyi suara perut Alfin yang seketika memecah keheningan karena dirinya sangat kelaparan. Terlihat ia membuang pandangannya kearah lain karena merasa sangat malu dengan keluarga ini. terlihat dari pipinya yang tampak memerah. Keluarga pak Anton tampak tersenyum memandangi remaja itu baik itu umi dan Abi kecil Rin yang sepertinya tak sanggup lagi menahan gelak tawa saat melihat raut wajah malu Alfin dihadapannya.

"Hmm maaf pak, maafkan saya," ucap Alfin tertunduk malu.

"Ngak apa kok Fin, tandanya kamu sudah mau mendingan," ucap pria itu sembari mengusap-usap punggung Alfin yang seketika membuatnya teringat dengan sang kakak yang selalu saja menyemangati dikala dirinya terkena masalah.

"Umi siapkan makanan yang banyak jamu tamu kita," ucap pria itu memuliakan tamunya.

"Ngak usah pak, saya tidak mau ngerepotin keluarga pak," ucap Alfin yang berusaha keras menolak tawaran itu.

"Sudah nak, kamu tentang dulu saja," ucap pria itu seraya berusaha menenangkan Alfin yang terlihat sangat panik terlihat jelas dari sorot matanya.

"Oh i-ya Rin masuk saja kedalam kamar, kasihan Alfin malu kalau di lihat begini," ucap Abi, Seraya menegur putrinya untuk menjaga pandangannya terhadap lawan jenis.

"Ya Abi, Rin masuk dulu," ucap Rin yang terlihat sedikit merasa lucu dengan tingkah aneh pria itu.

Alfin yang tidak ada pilihan lain, selain hendak menyantap hidangan yang ada di hadapannya dengan sigap.

"Eeeh Tunggu!," ucap pria itu yang membuat Alfin seketika terhenti sejenak untuk tidak memasukan makanan di mulutnya.

"Astaghfirullah Fin ingat! sebelum makan, sebagai seorang muslim kamu harus tau apa terlebih dahulu," ucap pak Anton.

"Astaga maafkan saya pak," ucap Alfin yang terlihat selalu meminta maaf.

Pak Anton, terus memandangi Alfin yang Sepertinya terlihat memiliki masalah dengan anggota keluarganya. Karena sebelum membangun remaja ini dirinya sempat mendengarkan anak ini melantur beberapa kata yang berhubungan dengan keluarganya.

"Nggak papa kok nak, lanjutkan saja," ucap pria itu dengan senyuman diwajahnya.

"Setelah Alfin menyantap hidangan tersebut terlihat Alfin hendak mencuci piring kotor yang telah ia gunakan,"

"Saya cuci piringnya ya pak," ucap Alfin yang tidak memiliki apapun untuk membalas kebaikan keluarga itu selain hanya bisa membantunya mencuci piring.

"Sudah duduk saja nak Alfin, itu nanti istri bapak yang bersihkan. Sekarang saya pribadi ingin bertanya kepada kamu! Kamu harus menjawab dengan jujur, kamu sebenarnya ada masalah apa nak Alfin saat ini?" tanya pria itu.

"Eh!.. saya baik-baik saja pak! saya cuma terjebak hujan saja tadi," ucap Alfin yang tidak berani sepenuhnya menjelaskan bagaimana perlakuan buruk keluarganya sampai-sampai membuatnya tersiksa seperti ini.

"Nak, kamu tidak boleh berbohong sama siapapun yang telah membantu kamu," ucap pria itu sembari mengingatkan Alfin.

Karena tidak ada pilihan lain Alfin terpaksa berkata jujur seraya meneteskan air matanya. Ia menceritakan bagaimana latar belakang keluarganya dan bagaimana ia sampai-sampai berada di sini. Setelah mengetahui semua permasalahan remaja ini seketika pak Anton terdiam sejenak memandangi istrinya karena merasa sangat miris atas perlakuan kasar keluarga remaja ini.

"Sepertinya nak Alfin harus mendapatkan pertolongan dari para warga, karena apa yang telah dilakukan oleh orang tuamu itu merupakan suatu kezaliman yang tercela dan ada jalur hukumnya. Ucap pria itu dengan tegas.

Mohon pak jangan pidanakan orang tua saya pak, mereka hanya khilaf mengambil keputusan ini," ucap Alfin yang berusaha melindungi keluarganya, meskipun dirinya selalu saja mendapatkan perlakuan kasar dari kedua orang tuanya.

1
Protocetus
Mampir ya ke novelku Bola Kok dalam Saku
ATAKOTA_: ok kak😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Ceritanya bagus, ngeri jg. Bs jd pembelajaran utk kita klo di luaran sana ada org2x kejam dan keji yg begitu tega terhadap anak2x. Anak2x butuh perlindungan dr org2x dewasa. Kita hrs selalu berdoa dan memohon perlindungan ALLAH.
Ita Xiaomi: Sama2x kk.
ATAKOTA_: terimakasih untuk dukungannya ya 😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Cepat bantu anak-anak tersebut jgn sampai jatuh korban. Gunakan semua peralatan lengkap dan canggih utk penyelamatan. Jgn sampai terlambat. Kasihan anak2x. Keji sekali mereka. Baru ini aku baca org yg begitu keji dan kejam terhadap anak2x. Ngeri.
Aulia Rahmatul Hasanah
Ya Allah lindungi alfin dan doni🥺🥺
Ita Xiaomi
Pak polisi penjahatnya malah lepas. Ndak punya helikopter ya pak utk ngejar? Aku jd mengharap ada hero lain yg bs nangkap tuh Rian. Kasihan anak2x yg jd korban.
Ita Xiaomi
Ndak kuat bacanya. Moga Doni dan Alfin selamat. Kasihan mereka dah banyak menderita. Segera lah mereka berdua bahagia.
piyo lika pelicia
wah cerita yang bagus
NoComent🇮🇩🇮🇩
/Facepalm/salah ternyata Kat Ibu.. ralat , komenku yg di atas. kalau nama boleh pake kapital
NoComent🇮🇩🇮🇩
setelah tanda koma harusnya huruf kecil tapi kalo pake titik pake kapital.
ATAKOTA_: terimakasih banyak atas sarannya 🙏 maklum pemula 😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Moga hingga dewasa mereka berdua tetap bersama. Mereka sukses, sehat dan bahagia.
Ita Xiaomi
Jahat sekali.
Alhamdulillah di tempat tinggal ku org2x nya ndak spt ini.
Ita Xiaomi
Ditunggu kelanjutannya kk. Semangat berkarya. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama kk.
Insyaa ALLAH.
ATAKOTA_: terimakasih banyak mohon terus dukungannya ya😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Aku klo dah baca tentang anak2x yg teraniaya ndak kuat rasanya😭😭😭
Ita Xiaomi
Lah si emak sibuk mengutuk. Gmn hidup anak jd berkah klo disumpahi melulu.
Ryohei Sasagawa
Gak kuat nahan tawa
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
Kaede Fuyou
Pulang kerja langsung baca cerita, seru banget!
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!