NovelToon NovelToon
Menjerat Nyawa Suamiku

Menjerat Nyawa Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Keluarga / Romansa / Dendam Kesumat / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:29k
Nilai: 5
Nama Author: Rossy Dildara

Gisel mendapatkan ide gila dari keluarganya, yaitu untuk memb*nuh Evan—suaminya. Karena dengan begitu, dia akan terbebas dari ikatan pernikahannya.

Mereka bahkan bersedia untuk ikut serta membantu Gisel, dengan berbagai cara.

Apakah Gisel mampu menjalankan rencana tersebut? Yuk, ikuti kisahnya sekarang juga!

Jangan lupa follow Author di NT dan di Instaagram @rossy_dildara, ya! Biar nggak ketinggalan info terbaru. Sarangheo ❣️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 8

Gisel segera keluar dari sana lalu mengambil ponselnya di dalam tas untuk menghubungi Evan. Namun sayang, saat baru saja memanggil, nomor pria itu justru tidak aktif.

"Ish! Kok nggak aktif, sih?" desis Gisel merasa kesal. Tak lama, ponselnya berbunyi. Sebuah panggilan masuk dari Arga tampak pada layar.

"Halo, Pa," ucap Gisel yang langsung mengangkat panggilan.

"Halo, gimana, Sel? Evan sudah mati?"

"Mati gimana, yang ada Evan udah keluar dari rumah sakit, Pa. Mana aku ditinggal lagi," kesal Gisel cemberut.

"Kok cepet amat dia sembuh?" Suara Arga terdengar terkejut. "Perasaan baru sehari dirawat."

"Nggak tau. Udah dulu ya, Pa. Aku mau pulang nyusul Evan dulu."

"Nyusul ke mana?"

"Nyusul Evan, dia udah pulang duluan, Pa. Aku ditinggal di rumah sakit."

"Kok bisa, kamu ditinggal? Tega banget."

"Nggak tau tuh, memang rada gila si Evan. Udah dulu ya, Pa. Aku mau pulang."

"Tunggu dulu, kamu belum ngasih tau Papa alasan rencana kamu gagal semalam."

"Semua ini karena Uminya, Pa. Dia semalam begadang sholawatan terus sampai telingaku panas. Kan aku juga udah bilang sebelumnya ... kalau rencana kita akan sulit, karena ada kehadiran keluarga Evan."

"Oh ya udah, masih ada hari berikutnya. Nanti Papa kabari kamu lagi, ya, kalau Papa dan yang lain sudah mendapatkan ide baru."

"Iya. Ya udah ya, Pa."

Setelah mematikan panggilan, Gisel langsung pulang dengan menggunakan taksi. Menuju hotel tempat kemarin mereka menginap.

Namun, setibanya disana, keterkejutan kembali menghampirinya, sebab ada seorang cleaning servise yang tengah membersihkan kamar yang terlihat kosong itu. Seprei putihnya pun sudah lepas dan tertumpuk menjadi satu dengan sarung bantal dan selimut.

"Mbak ... kenapa kamar ini dibersihkan? Dan ke mana suamiku?" tanya Gisel seraya membuka pintu kamar mandi, berharap ada Evan di sana.

"Penghuni kamar ini sudah check out, Nona, dari sejam yang lalu," jawab perempuan berseragam itu.

"Ish kurang ajar emang si Evan ini!" Emosi Gisel kembali meluap, dia menghentakkan kakinya dengan kasar keluar dari sana. "Check out nggak bilang, pulang pun nggak bilang! Sebenernya dia anggap aku ini istrinya bukan sih??"

Tujuan terakhir Gisel adalah apartemen Evan. Karena yakin, pria itu pasti sekarang ada di sana.

Ting, tong!

Ting, tong!

Di depan pintu, Gisel memencet bel. Sebab pintu itu terkunci saat dia mencoba untuk membukanya.

Ceklek~

Tak lama, pintu itu perlahan dibuka. Namun, seorang pria asing bertubuh gempal yang muncul dari sana.

"Bapak siapa? Kok ada di apartemen suamiku?" tanya Gisel heran.

"Nona yang siapa? Ini apartemenku." Pria itu juga terlihat sama herannya menatap Gisel.

Perempuan itu mundur beberapa langkah dan mengecek sebentar nomor pintu, untuk memastikan apakah dia salah kamar atau tidak. Tapi tidak, nomornya benar dan dia tentu ingat dimana suaminya tinggal.

"Benar kok, ini apartemen suamiku. Dia tinggal di sini, Pak."

"Maaf, Nona, permisi ...." Seorang satpam melangkah mendekat, membuat Gisel menoleh ke arahnya. "Apa Nona mencari Pak Evan, alias suami Anda?"

"Iya. Ke mana dia?"

"Pak Evan sudah pindah dari sini, Nona. Seluruh barang-barangnya bahkan sudah diangkut dari sejam yang lalu."

"APA?!" Gisel membulatkan matanya. Entah sudah berapa kali dia terkejut, dan sebalnya mengapa jawaban mereka selalu sama. Yakni 'sejam yang lalu.'

Secepat itukah Evan pergi dari tempat-tempat itu, dan mengapa bisa dalam waktu yang bersamaan?

"Apa-apaan si Evan ini? Ada apa dengannya? Apa dia sengaja menghindariku?" Gisel benar-benar tak mengerti dengan apa yang terjadi. Rasanya aneh, mengapa juga Evan bersikap seperti itu.

Rasa frustasi Gisel pun semakin menjadi, tatkala nomor Evan kembali tidak aktif saat dia kembali mencoba menghubunginya.

Gisel jadi bingung harus ke mana lagi, karena kali ini dia mendapatkan jalan buntu. Rumah Abang-Abangnya Evan dia tidak tahu, begitu pun dengan nomornya.

Tidak mungkin juga Gisel pergi ke rumah Mbah Yahya untuk menanyakan keberadaan Evan. Karena itu sama saja cari mati. Yang ada Gisel mendapatkan semburan lagi.

Akhirnya, tak ada pilihan lain. Gisel memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya saja. Sebab dia juga harus mengganti pakaian, untuk mulai masuk mengajar lagi.

Sekarang Gisel sudah naik pangkat, yang dulunya mengajar anak TK, sekarang menjadi mengajar anak SD, sebagai guru matematika. Tapi sebagain anak muridnya pun hampir dari TK lulusan kemarin.

*

*

Setelah hampir seminggu absen mengajar, Gisel merasa kehilangan konsentrasinya. Pikirannya terus menerus dipenuhi oleh Evan. Gisel masih merasa bingung dengan alasan yang membuat pria itu tiba-tiba meninggalkannya tanpa penjelasan.

Namun, saat Gisel kembali ke sekolah dan memulai kembali tugas mengajarnya, dia disambut dengan kejutan yang menakjubkan. Buket-buket bunga dan kado-kado indah memenuhi meja kerjanya. Semua itu adalah ungkapan apresiasi dari murid-muridnya dan rekan-rekan seprofesinya atas pernikahannya.

Hal ini membuktikan bahwa Gisel sangat dihormati dan disayangi di sekolah. Meskipun terkenal sebagai guru yang suka bergosip, Gisel selalu berusaha menjaga citranya yang baik di depan semua orang.

"Bu Gisel ... Kok Ibu bengong?" Seorang murid laki-laki berjalan menghampiri Gisel, yang tengah duduk melamun di teras kelas dengan beberapa tumpukan kado dan buket bunga di sampingnya.

"Eh!" Gisel tersentak, lalu menoleh sambil tersenyum. "Kamu kok belum pulang, Rob? Bukannya sudah bel pulang, ya, dari tadi?"

"Robert lagi nunggu jemputan. Ibu sendiri kenapa belum pulang?" Perlahan, bocah bernama Robert itu duduk di samping Gisel.

"Oh, Ibu juga lagi nunggu jemputan. Nggak tau nih adik Ibu bilangnya mau jemput tapi nggak sampai-sampai." Gisel menatap ke arah jam tangannya, yang menunjukkan pukul 11.55. Sebelumnya, dia memang sudah mengirim pesan kepada Arya untuk minta dijemput.

"Kok dijemputnya sama adik Ibu? Kenapa nggak sama suami Ibu?"

"Suami Ibu lagi kerja."

"Bukannya ini jam makan siang ya, Bu? Memangnya suami Ibu kerjanya nggak ada istirahatnya?"

"Ada, tapi ...." Ucapan Gisel seketika terhenti, saat sebuah mobil sedan berwarna hitam memasuki halaman sekolah.

Tak lama kemudian, seseorang keluar dari sana. Dan memanggil Robert, tapi wajah orang itu tampak begitu familiar menurut Gisel. Seperti salah satu anggota keluarga Evan.

"Dek Robert, ayok!" serunya lalu membukakan pintu belakang mobil.

"Iya, Om!" Robert menyahut, segera dia mencium punggung tangan Gisel dan mengucapkan salam. "Assalamualaikum, Bu. Robert duluan, ya!"

"Walaikum salam," jawab Gisel. Melihat anak muridnya itu masuk ke dalam mobil, Gisel langsung berlari menghampiri pria yang menjemputnya itu. Karena masih merasa penasaran. "Kamu ini anaknya Bang Soni, kan? Bener nggak sih?"

Pria itu langsung memerhatikan Gisel sejenak, dan beberapa saat kemudian dia terlihat sedikit terkejut, sebab baru sadar.

"Ya Allah, maaf Mbak. Eh maksudku Tante. Tante ini Gisel, kan? Istrinya Om Evan?"

"Iya. Tapi nggak usah panggil aku Tante juga kali. Memangnya aku udah Tante-Tante, apa? Kamu sama aku aja masih tuaan kamu kemana-mana!" kesal Gisel dengan mata yang sedikit melotot. Tak terima dipanggil Tante, meskipun jelas pria di depannya ini keponakan suaminya.

"Maaf, tapi 'kan Tante ini sudah jadi istrinya Om Evan. Jadi ya meskipun aku seumuran dengan Om Evan, tetap saja Tante aku panggil Tante."

"Ah ya udah deh, terserah kamu saja!" kesal Gisel tak peduli. Segera dia menyodorkan ponselnya ke arah pria itu. "Sekarang tolong berikan aku nomor Umi. Kamu pasti punya, kan?"

Gisel teringat, bahwa Umi mertuanya itu ingin tinggal bersama setelah Evan keluar dari rumah sakit. Jadi otomatis, wanita itu pasti sedang bersama Evan sekarang. Dan setelah menghubunginya, Gisel bisa tahu kemana perginya Evan.

...jangan dikasih, Bang, biarin aja si Gisel kebingungan nyari🤭...

1
Ana
aku sih setuju aja gimana kak Rossy, aku ngikutin in sya Allah, pokoknya semangat ya kak💪 cuma bisa kasih dukungan sama do'a aja semoga sukses karya nya, berhasil, banyak peminat yang baca
Eva Karmita
aku selalu setia mendukung mu beb semangat 💪🤗
IG: @rossy_dildara: terima kak 😍🥺
total 1 replies
Fri5
tetap semangat ya kak 💪💪👍
IG: @rossy_dildara: terima kak 😍🥺
total 1 replies
Kinara Widya
iya s kak klo sdh nulis...sdh mikir gak d gaji rasanya percuma ...sdh capek segala ibaratnya sia sia perjuangan kak Rossy......tetep semangat ya kak...aku selalu dukung kakak...moga yg lagi d cita2kan segera terwujud kita semua mendoakan kakak....🥰🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪💪
IG: @rossy_dildara: terima kasih atas pengertiannya, kak 🥺🙏
total 1 replies
Anik Trisubekti
tetap semangat kak @IG: @rossy_dildara , semoga apa yg dicita citakan bisa segera terwujud 🤲
IG: @rossy_dildara: amiinn... terima kasih banyak kak ❣️🙏
total 1 replies
Yasfi Khoirul
thor Napa belum up
Dwy Widya
semangat terus Thor💪cerita mu top ada air matanya ada lucu juga seneng q nya
Mujiati Qu
tp kan kasian gisel kayaknya dia udah mulai menyukai evan.
Ana
bang evan kamu kuat💪 semangat bang, keputusan mu sudah benar
jadikan ini sebuah pelajaran berharga didalam kehidupan bang evan, ternyata berumah tangga itu butuh ketulusan hati, cinta dan kepercayaan, jika didasari dengan kebohongan apalagi sampai ingin melenyapkan itu sudah keterlaluan
buat kak Rossy semangat 💪, jujur aku suka ceritanya kak, seru buatku, malah selalu nunggu up tiap hari
Anik Trisubekti
Semoga ada keajaiban ya kak ros 🤲
ouhya
jangan ditamatin, up aja lagi sampe 100++ karena ini cerita bagus dan kemungkinan bisa kayak cerita si citra.
alurnya itu unik dan bikin penasaran cuman pas up pendek banget thor🥲
fee2
gimana ya keluarga gisel pasti bahagia tapi gisel gimana bimbang antara cinta dan gak.... ayo bang evan semangat jangan patah hati lama lama ya banyak yang sayang dan mendukung bang evan....
ajiu jiu
jgn donq Thor, cerita ny bgs gitu .....
Yesi Marsela
sabar kak author 🥺
sabar bang Evan masih ada Risma yang setia menunggu
jangan cepat ditamatin 😭
Kinara Widya
semoga d bab 40 JD bab terbaik ...biar lanjut terus...tetep semangat kak rossy
Eva Karmita
ya Allah semoga cerita babang Evan bisa lolos seperti cerita Aa Steven, om Rama dan om Jojon 🤲🥺 sedihnya jgn cepat ditamatkan otor masih suka dgn cerita mereka 🙏🥺
Kinara Widya
nunggu2dari tadi....akhirnya up juga kak Rossy...untuk Gisel terima kenyataan sajalah...
Bandar Jayalampung
nah Lo skrg klo Lo memang cinta Ama Evan brjuang Gisel gantian
Bandar Jayalampung
up LG yg banyak ya thor
ajiu jiu
mana kamu Thor, koq blm up ....lelah aku bolak-balik 😌😌😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!