NovelToon NovelToon
Sang Pelindung (Volume 1)

Sang Pelindung (Volume 1)

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Sistem / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lotzer

Pada Volume pertama novel ini menceritakan tentang seorang pria biasa yang tewas ditembak oleh sekelompok preman karena berusaha melawan mereka.

Setelah Pria itu tewas dia dipanggil oleh seorang dewi, karena sang Dewi itu merasa terharu karena pria itu tewas dengan cara yang mulia dia memberikan kesempatan kedua kepada pria itu untuk hidup.

Karena tekadnya yang mulia itu sang dewi memberi pria itu sebuah kekuatan sebelum pria itu bereinkarnasi ke dunia yang berbeda, lalu setelahnya sang dewi mereinkarnasi jiwa pria itu ke tubuh seorang bayi yang baru lahir dari pasangan bangsawan yang memiliki tingkat terendah.

Dan dari sinilah kisah pria itu kembali dimulai.

CATATAN : PROSES REVISI BARU SAMPAI BAB 2

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lotzer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tembok Perbatasan

Setelah sampai di tembok perbatasan Melvil, Alaric, Alyva, dan kedua prajurit yang mengawal mereka turun dari kuda mereka masing-masing sambil disambut oleh beberapa prajurit yang terlihat sedang berbaris untuk menyambut kedatangan pemimpin desa Verlaten yaitu Baron Melvil di tembok perbatasan itu.

Tembok dengan ujung runcing yang terbuat dari batang kayu itu terlihat membentang sejauh mata memandang mengelilingi desa Verlaten, dan terlihat juga ada dua menara pengawas yang cukup tinggi berada di dalam tembok perbatasan yang tepatnya berada di samping gerbang.

Pada menara pengawas itu juga terlihat ada dua prajurit yang sedang bersiaga di setiap menaranya, tepat di tengah-tengah menara pengawas itu juga terdapat sebuah lonceng besar yang berguna untuk memberi sinyal kepada warga dan para prajurit jika sewaktu-waktu ada ancaman yang datang dari luar tembok perbatasan.

Pada tembok perbatasan yang terbuat dari kayu ini terdapat empat pintu gerbang dan masing-masing berada di sebelah utara, timur, selatan, dan barat.

Di Pintu gerbang sebelah Utara terdapat sebuah jalan yang mengarah langsung ke kota Buitenzorg.

Di pintu gerbang sebelah Timur terdapat sebuah jalan yang mengarah langsung ke desa Cumbria.

Di pintu gerbang sebelah Barat terdapat sebuah jalan yang mengarah langsung ke desa Avon.

Sedangkan di pintu gerbang sebelah Selatan mengarah langsung ke area terluar kerajaan Northumbria yang merupakan sebuah hutan yang sangat luas yang dimana di dalamnya menjadi tempat tinggal beberapa hewan buas dan juga monster yang mengerikan.

Hal ini menjadikan desa Verlaten yang dipimpin oleh Baron Melvil menjadi salah satu desa terluar di Kerajaan Northumbria, dan sebenarnya semua desa yang berada di Kerajaan Northumbria semuanya berada di bagian terluar Kerajaan.

Sebagai gambaran, bagian tengah Kerajaan Northumbria adalah ibukota Kerajaan yang dikelilingi atau dilindungi oleh lima ibukota provinsi, lalu pada masing-masing ibukota provinsi itu dilindungi oleh tiga kota, dan dari masing-masing kota itu dilindungi oleh tiga desa, dan hal inilah yang menjadi penyebab desa-desa di Kerajaan Northumbria menjadi bagian terluar Kerajaan.

Jika sewaktu-waktu terjadi penyerangan pada Kerajaan Northumbria oleh pihak luar semua desa yang berada di Kerajaan Northumbria yang akan menjadi garis depan.

Walaupun semua desa yang berada di Kerajaan Northumbria akan menjadi garis depan jika terjadi peperangan, pertahanan di desa-desa Northumbria masih terlihat sangat lemah.

Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Alaric setelah sampai di tembok perbatasan dan melihat langsung kondisinya.

"Kondisi pertahanan di tembok perbatasan ini terlihat cukup parah sebagai garis depan sama persis seperti yang tertulis dalam beberapa buku yang selama ini aku baca secara diam-diam di ruang kerja Melvil" Ucap Alaric dari dalam hatinya sambil dibantu salah satu pengawalnya turun dari kudanya.

Terlihat seorang prajurit pria berbadan besar, berambut dan bermata hitam dan memiliki luka goresan di pipinya sedang berjalan dengan gagah menghampiri Melvil dengan mengenakan zirah besi dan terlihat juga sebuah pedang panjang yang menggantung di pinggangnya.

"Selamat datang di tembok perbatasan Kesatria Melvil, Baron Alyva, Baron Alaric, dan kedua Sersan" Ucap prajurit itu dengan suaranya yang terdengar gagah sambil menundukkan kepalanya ke Melvil sambil diikuti oleh para prajurit lain yang sedang berbaris.

"Terima kasih atas sambutannya kapten Miles" Ucap Melvil sambil menjabat tangan Prajurit itu yang ternyata adalah seorang kapten yang bernama Miles, di Kerajaan Northumbria pasukan militer mereka memiliki gelarnya tersendiri yaitu dari yang terendah Prajurit, kopral, Sersan, Kapten, dan Kesatria.

"Kenapa mereka memanggil ayah dengan sebutan Kesatria sedangkan mereka memanggil kita dengan sebutan Baron" Tanya Alyva kepada Alaric dengan perasaan bingung.

"Entahlah" Jawab Alaric dengan singkat.

Karena tembok perbatasan adalah wilayah militer mereka memiliki peraturannya tersendiri yang cukup berbeda dari wilayah pada umumnya, di sini mereka lebih memprioritaskan untuk menyebut orang lain sesuai dengan gelar militernya dibandingkan dengan gelar sosialnya.

Di sini Melvil disebut kesatria karena Melvil memanglah seorang kesatria dan sekaligus seorang Baron, sedangkan Alyva dan Alaric disebut Baron karena mereka sendiri tidak memiliki gelar di kemiliteran.

"Sepertinya kakak kecilku ini kurang literasi, aku harap dia bisa mempelajarinya sendiri karena aku sedang malas menjelaskannya, untung saja sebelum berangkat ke sini aku telah membaca beberapa buku tentang militer di ruang kerja Melvil secara diam-diam, jadinya aku tidak merasa bingung tentang hal ini dan aku juga sudah memahami sedikit tentang mereka" Ucap Melvil dalam hatinya.

Setelah sambutan itu Miles, Melvil, Alyva, Alaric dan kedua Sersan itu berjalan ke sebuah bangunan yang berada tepat di samping salah satu menara pengawas yang berada di sebelah pintu gerbang tembok perbatasan.

Setelah memasuki bangunan itu mereka memasuki sebuah ruangan besar yang sepertinya adalah ruang komando dan terlihat juga ada dua rak buku di sisi kiri dan kanan ruangan itu beserta buku-bukunya yang terlihat sudah tertata rapih.

Dan pada bagian tengah ruangan tersebut terdapat dua meja panjang beserta dengan beberapa kursi, dan di ujung tengah-tengah meja panjang itu terdapat sebuah meja berukuran sedang dengan sebuah kursi yang sepertinya itu adalah meja khusus untuk Melvil.

"Alyva, Alaric, sepertinya ayah akan mulai sibuk di ruangan ini, sebaiknya kalian berkomunikasi dengan para prajurit yang berada di luar untuk mendapatkan beberapa informasi tentang bulan monster sekaligus belajar tentang hal-hal militer bersama dengan para prajurit itu" Ucap Melvil sambil mengusap kepala Alyva dan Alaric.

"Baik ayah" Ucap serentak Alyva dan Alaric sambil berjalan keluar dari ruangan itu sambil ditemani kedua orang Sersan.

"Aku akan berkeliling di sekitar tembok perbatasan ini sambil mengobrol dengan beberapa prajurit untuk mendapatkan informasi, apa kamu mau ikut denganku?" Ajak Alyva kepada Alaric.

"Tidak, aku akan menunggu ayah keluar dari ruang itu sambil duduk-duduk di sekitar area ini" Jawab Alaric menolak ajakan Alyva.

"Baiklah, lagipula aku tidak bisa memaksamu" Ucap Alyva sambil berjalan meninggalkan Alaric bersama satu orang Sersan yang ditugaskan untuk menjaga Alaric, dan Alyva juga berjalan pergi sambil ditemani oleh satu orang Sersan yang ditugaskan untuk menjaganya.

Setelah melihat Alyva pergi Alaric berjalan dengan ditemani satu orang Sersan menuju ke kursi panjang yang letaknya terlihat tidak jauh dari bangunan tempat Melvil berada, setelah sampai di kursi panjang itu Alaric langsung duduk di kursi itu.

"Sebaiknya kamu juga duduk di sebelahku sersan" Ajak Alaric kepada sersan itu yang terlihat sedang berdiri tegak di depan Alaric sambil mengawasi sekitar.

Setelah mendengar perintah dari Alaric sersan itu langsung duduk di sebelah Alaric tanpa mengucapkan apa-apa.

"Sepertinya kamu tidak banyak bicara ya sersan?, aku ingin bertanya sesuatu kepadamu tapi sebaiknya kamu melepaskan helm itu terlebih dahulu karena aku merasa tidak nyaman jika harus berbicara dengan seseorang tanpa melihat wajahnya" Ucap Alaric kepada sersan yang sedang duduk di sampingnya itu.

Setelah Alaric mengucapkan itu sang sersan langsung melepas helm besi yang selama ini terlihat selalu dipakai olehnya, dan saat helm besi itu dibuka terlihat sebuah rambut berwarna hitam sepanjang pundak terurai keluar dari helm besi itu, dan setelah helm besi itu terbuka sepenuhnya terlihat wajah sang sersan yang sebenarnya adalah seorang wanita yang terlihat cukup cantik namun juga terlihat cukup tegas.

1
Aegis Aetna
iya bener masa boong
Aegis Aetna
iya lu udah mati, malah nanya.
Aegis Aetna
iya bang, mending ke isekai aja sh kalo kata gw mah
Aisyah Suyuti
seru
MR: Terima kasih Kak, mohon maaf jika masih terdapat banyak kata-kata atau kalimat yang masih sulit untuk dipahami /Pray/
total 1 replies
Jackie chen
Ini chapter terbaik sih menurut gw
MR: Gk main film?
total 1 replies
Vemas Ardian
crot😭 astaghfirullah
MR: Serigala : aku crot...
total 1 replies
Agung M
Di awal agak ngebosenin tapi makin kesini makin menarik ceritanya
MR: Terima kasih telah membaca /Pray/
total 1 replies
Agung M
Lanjut Thor
MR: Ditunggu ya ka, Terima kasih /Pray/
total 1 replies
Yoihoi Yoi
Tapi itu malam
MR: segera bang
Hioshi: revisi ulang
total 3 replies
MR
Terima kasih telah membaca /Coffee/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!