NovelToon NovelToon
Legenda Pedang (Mata Dewa)

Legenda Pedang (Mata Dewa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:27.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Ketika kelahirannya membawa petaka.
Ketika dirinya harus kehilangan kedua orang tuanya.
Ketika dirinya harus tinggal di kekaisaran Zhang untuk menutupi identitasnya.

Malam itu, puluhan orang datang menyergap rumahnya. Pertarungan pecah antara ayah dan ibu Lin Hao dengan orang-orang itu. Demi melindungi Lin Hao kecil, mereka rela sampai mengorbankan nyawa.

Lin Hao kecil memilih untuk melarikan diri. Naas dirinya tetap tertangkap. Namun siapa sangka, perkataan salah seorang dari orang yang menangkapnya itu membuat emosi Lin Hao tak terkontrol. Mata Dewanya bereaksi. Guncangan hebat tercipta. Orang-orang yang menangkapnya itu langsung kehilangan nyawa. Saat ini pedang pemberian ibunya juga menimbulkan reaksi dan memanggil sosok makhluk abadi.

Lantas apa yang terjadi dengan Lin Hao? Mampukah dia membalas dendam atas kematian kedua orang tuanya?
Nantikan kisahnya di Legenda Pedang (Mata Dewa)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 16 ~ Jumlah Yang Semakin Berkurang

Seorang gadis cantik saat ini tengah berjalan mengendap-endap di tengah hutan gelap. Kepalanya tidak berhenti menengok kanan dan kirinya, tampak waspada namun juga mencari keberadaan seseorang.

“Apakah aku akan benar-benar kehilangan jejaknya? Dan jika benar, aku akan sial!” umpatnya. Dia sudah berjalan sangat jauh, bahkan berkas cahaya perkampungan yang seharusnya terlihat menerangi sebagian udara bagian atas kini tidak tampak.

Samar-samar cahaya bulan malam tertutupi oleh sesuatu yang membuat gadis itu segera menoleh ke atas. Dia terperanjat kaget saat melihat banyak sekali bayangan aneh melesat cepat melintas di atasnya. Samar gadis itu menangkap kilatan merah dari sosok-sosok itu. Ini membuatnya yakin akan satu hal, bahwa mereka adalah iblis.

“I-itu benar-benar iblis?” gadis itu yang tidak lain adalah Shi Lin segera berlindung di balik batang pepohonan besar di sampingnya. Dia memantau pergerakan ratusan iblis yang melesat melewatinya.

Ada rasa takut sekaligus merinding di hati gadis itu. Takut akan posisinya diketahui oleh para iblis, nafasnya dihembus sepelan mungkin guna tidak tercium para iblis.

Usahanya berhasil setelah iblis-iblis itu benar-benar melewatinya, dia menghela nafas lega

“Sepertinya iblis-iblis itu menuju Perkampungan. Aku harus segera kembali.” Langkahnya telah terangkat, hendak melangkah sekali, namun segera terhenti dan kembali lagi ke posisi semula kala pikirannya tiba-tiba berubah.

“Aku belum menemukan Saudara Jian. Tidak, aku tidak boleh kembali sebelum menemukan laki-laki itu!” ucapnya dengan memantapkan diri. Lalu kembali melanjutkan perjalanan, mengarah ke arah datangnya para Iblis.

Shi Lin terus melangkah dengan mengawasi sekitar. Hingga dia tiba-tiba saja merasakan ancaman yang datang dari aura kematian yang mengerikan. Gadis itu kesusahan bernafas, dia tidak tahu letak pasti aura ini. Dirinya bahkan tidak mengetahui kalau beberapa meter di hadapannya adalah sebuah lembah, sarang para iblis.

Langkah kaki gadis itu berakhir di sana. Dia tidak berani melangkah lebih jauh. Saat hendak berbalik untuk mencari jalan lain, mendadak pundaknya ditepuk oleh seseorang.

“Hey, apa yang kau lakukan di sini?”

Shi Lin yang kaget segera mengarahkan pedang yang dia tarik refleks pada orang itu.

Slash…

Hanya berhasil memotong daun gugur yang sempat lewat. Gadis itu membengis, kembali pedangnya dia arahkan persis mengejar orang tadi.

“Hey … Nona Shi. Ini aku! Berhentilah menyerang!” Suara lelaki itu terdengar meminta penghentian. Namun, Shi Lin masih bergeming, tetap menyerang dengan ganas.

“Nona Shi, sadarlah!” Lelaki tadi yang semula hanya menghindar kini mulai bertindak untuk menyerang balas. Pertarungan terjadi, Shi Lin masih belum sadar, apalagi suasana yang saat itu sangatlah gelap, memungkinkan dirinya untuk tak mengetahui akan siapa yang berada di hadapannya ini.

Pedang terlibas dan disambut oleh pedang pula. Dengkingan pedang terasa pekat di gendang telinga. Bunyi itu tidak hanya terjadi sekali melainkan berapa kali.

Adu pedang itu telah terjadi beberapa saat. Shi Lin menyadari kalau lelaki ini memiliki basis kultivasi setidaknya dua tingkat di atasnya. Meski demikian, Shi Lin tidak gentar. Pertarungan itu berlangsung selama beberapa saat, hingga saat seberkas cahaya bulan yang merembes disela dedaunan pepohonan berhasil memperjelas wajah sosok lawan Shi Lin.

“Saudara Jian?” Shi Lin segera mengambil jarak dan menurunkan pedangnya.

“Hmm!” Jian Lu melirik dengan ekor matanya. “Mengapa kau di sini?”

Shi Lin tidak langsung menjawab. Dia tampak bingung.

“A–aku mengikutimu. Kau sendiri mengapa berada di hutan ini?” Shi Lin balik bertanya balik dengan nada penuh akan interogasi.

“Aku mengikuti Saudara Hao. Tapi sekarang entah kemana perginya laki-laki itu.” Jian Lu berkata jujur. Memang saat Lin Hao beranjak keluar kamar, sebenarnya dia diam-diam membuntuti dan ikut di belakangnya. Awalnya sempat masih bisa diikuti. Namun dia pada akhirnya kehilangan jejak pemuda tersebut.

“Sudah kuduga.” Shi Lin membatin.

“Saudara Hao mungkin masih berada di hutan ini. Mari kita cari dia!” Jian Lu mengangguk. Lagipula dia sebenarnya masih penasaran akan apa yang dilakukan oleh seorang jenius seperti Lin Hao dalam hutan tengah malam seperti ini.

Dengan adanya Jian Lu bersamanya, Shi Lin menjadi sedikit berani. Keduanya terus berjalan hingga tanpa sadar telah memasuki lembah yang merupakan tempat perkumpulan para Iblis.

Shi Lin berjalan sembari memeluk dirinya sendiri. Gadis itu merasa suasana malam ini sangat mencekam, ini mungkin baru kali pertama dia rasakan. Bahkan semakin jauh melangkah, dirinya merasakan rasa dingin yang berbarengan dengan rasa sesak di dadanya.

Jian Lu tiba-tiba saja menarik tangan Shi Lin. Membawanya pada sudut dinding batu yang tidak simetris. Jian Lu bahkan dengan lancang membungkam, mengunci mulut Shi Lin rapat-rapat.

“Mm!” Shi Lin memberontak. Jian Lu yang tersadar segera melepasnya.

“Maafkan aku, Nona,” Jian Lu dengan suara tertahan.

“Dasar lelaki gila. Mengapa kau menutup mulutku?” Gadis itu juga menurunkan intonasi suaranya. Dia sadar, lelaki itu melakukan ini bukan tanpa alasan.

Jian Lu menunjuk ke depan, persis dimana iblis tengah berkumpul dengan mata merah menyalakannya.

Shi Lin melebarkan mata penuh akan rasa takut.

***

Perkampungan itu masih penuh oleh pertarungan. Banyak korban berjatuhan sehingga mengurangi jumlah para kultivator di sana. Iblis-iblis pun juga tak kalah banyak yang mati. Tanah seketika penuh akan jasad yang masih segar dengan darah tampak dimana-mana.

Lin Hao melempar keras pedangnya tepat membunuh seekor iblis yang mencoba membunuh salah satu murid Teratai Awan.

Kondisi para kultivator di tempat ini sendiri bisa dikatakan buruk. Mereka telah bertarung dalam waktu yang cukup lama. Mereka yang berada di ranah Petarung telah banyak mengalami luka berat, tidak sedikit yang kehilangan nyawa. Bahkan eksistensi dengan basis kultivasi Ranah Pembentukan Roh pun juga mengalami luka di sejumlah bagian tubuhnya. Ini membuat situasi dalam perkampungan itu masih dikuasai oleh para iblis. Bahkan mereka masih terus berdatangan, menyerang ganas disaat pasokan energi para kultivator menipis.

“Sial, mereka sangat banyak. Jumlah pasukan semakin berkurang jika terus seperti ini, takutnya perkampungan ini akan runtuh bersama orang-orangnya!” ucap Lin Hao.

Kondisi tubuhnya saat ini penuh akan darah iblis yang dibunuh. Dia menyapu pandangannya di sekitar. Tampak beberapa orang kultivator mulai kehabisan energi, mereka tidak bisa lagi melakukan perubahan unsur elemen. Hanya bertarung secara fisik yang mereka andalkan. Namun ini juga merupakan langkah yang tidak sepenuhnya membantu.

Iblis-iblis semakin berada di atas awan-awan. Mereka semakin ganas saja. Bahkan jumlahnya kian bertambah.

“Lou Dou, apakah ada cara instan untuk membunuh mereka sekaligus?” tanya Lin Hao disela pertarungannya bersama lebih dari satu iblis.

Namun, tidak ada jawaban dari alam jiwanya. Lin Hao mengernyit, apa yang terjadi dengan Lou Dou, mengapa dia tidak menjawab?

Lin Hao mencoba untuk berkomunikasi dengan Shin Dou, namun jiwa pedang itu sama tak menjawabnya. Lin Hao bingung, ada masalah apa sebenarnya?

Tak bisa mengandalkan orang lain. Dirinya memang harus berjuang keras. Rekan-rekan seperjalanannya entah sudah berapa orang yang telah mati. Jumlah mereka terus berkurang, Lin Hao tidak yakin saat ini masih ada lebih dari sepuluh orang yang bertarung dari sekte Teratai Awan.

Satu hal yang juga sangat menganggu di pikirannya, bahwa lelaki itu tidak melihat keberadaan Shi Lin dari tadi. Entah apakah gadis itu masih hidup atau tidak, ini membuatnya cukup khawatir. Bagaimana dia akan mempertanggung jawabkannya di depan Patriark?

“Sepertinya hanya bisa menggunakan cara itu!”

1
Sofandsyah
Up..up...yg banyak thoor
Sarip Hidayat
waaah
berman Lase 😎😎😎😎😎
mantull Thor
BaronMhk
semangat lin hao
Maz Tama
menarik alur cerita nya
Jimmy Avolution
up...up...up...
Jimmy Avolution
gaspol thor
Jimmy Avolution
gaskeun
Jimmy Avolution
lanjut
Jumadi 0707
kog pengangkatan murid lin haou gk dibahas tau tau diksh baju gk ada pengenalan gurunya siapa
Huang Albern
good
Sarip Hidayat
waah ujian yg sangat hebat
Jumadi 0707
enak jg mulainya Thor lanjuut
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
berman Lase 😎😎😎😎😎
mantulll boskuu
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!